DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail., M.Si
Disusun Oleh:
Elisa Juliana (170384202021)
Virus corona merupakan virus yang pertama kali muncul dari kota Wuhan, China
pada akhir Desember 2019. Diduga virus ini berasal dari hewan kelewar dan setelah
ditelusuri, orang-orang yang terinfeksi virus ini merupakan orang-orang yang
memiliki riwayat telah mengunjungi pasar basah makanan laut dan hewan lokal di
Wuhan, China. Serta kebiasaan masyarakat wuhan yang memakan makanan cepat
saji.
Manusia merupakan mahluk sosial yang memungkinkan saling berinteraksi
secara langsung sehingga tingkat penyebaran virus tersebut semakin pesat. Seperti
dilansir dari kompas.com, Hingga senin (30 maret 2020) pagi, data real time yang
dikumpulkan oleh John Hopkins CSSE, angka kasus positif penderita virus corona
sebanyak 722.196 kasus di dunia. Sementara di Indonesia tercatat 1.285 kasus,
dengan rincian 1.107 orang dalam perawatan, 64 sembuh, dan 114 orang meninggal
dunia. Tentu menjadi masalah yang serius bagi masyarakat Indonesia.
Sektor pariwisata ini dampaknya dapat dirasakan secara langsung dan dapat
dilihat dengan bertambahnya pendapatan nasional. Namun, seiring berjalannya
waktu virus corona ini menyebar dengan sangat cepat dan membuat semuanya
berubah. memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada perekonomian
Indonesia.
Saat ini, sektor pariwisata mengalami kelesuan dengan dibuktikan bahwa
daya beli menurun secara drastis karena berkurangnya pengunjung, baik turis lokal
maupun turis mancanegara yang secara otomatis dapat menurunkan pendapatan dan
devisa dari hasil sektor pariwisata.
Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020, yang
mengatakan bahwa akan diadakan penundaan terhadap segala kegiatan pada setiap
sektor yang ada di luar negeri maupun di dalam negeri untuk mengurangi
penyebaran virus corona. Termasuk sektor pariwisata. Yang menyebabkan
lumpuhnya sektor pariwisata dan pengangguran semakin bertambah. Karena,
pariwisata juga merupakan wadah dalam pemberian lapangan pekerjaan bagi
masyarakat di Indonesia.
Menurut buku BULETIN (laporan keuangan akhir tahun Q2-Q4 2018 & Q1
– Q4 2019 Saham-saham 2nd Line Undervalue 9-20 March 2020: Kombinasi
Fundamental & Technical Analysis) yang dikarang oleh Buddy Setianto, Kepala
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan
memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan mengalami perlambatan
sekitar 0,23%, jika perekonomian China melemah satu persen akibat virus corona.