Anda di halaman 1dari 21

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI

DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK 5)
NAMA NIM
SERLI MARGARETTHA BR GINTING 4183131942
SHELLA JULIA RANI HULU 418
SUCI SETIA CRISE MANULLANG 418
TRISNA YULINA 418

KELAS : PENDIDIKAN KIMIA D 2018


DOSEN PENGAMPUH : Drs. SRI WIRATMA, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan bimbingan dan
petunjuk- Nya dapat diselesaikan tugas makalah ini. Tugas ini bertujuan sebagai salah satu
tugas perkuliahan Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam tugas ini masih banyak terdapat
kekurangannya baik menyangkut isi maupun penulisan, kekurangan- kekurangan tersebut
terutama disebabkan kelemahan dan keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan penulis
sendiri. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan teguran,
saran dan kritik yang konstruktif kekurangan-kekurangan tersebut dapat diminimalisir
sedemikian mungkin sehingga tugas ini dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi
pembaca.
Dengan kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terimakasih kepada dosen
pembimbing Ilmu Sosial Budaya Dasar. Demikianlah, mudah-mudahan tugas ini memberikan
manfaat kepada kita. Amin.

Medan, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
C. Tujuan ………………………………………………………………………...
D. Manfaat………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Manusia, Sains, Teknologi dan Seni…………………………………………


B. Hakikat dan Makna Sains, Teknologi dan Seni Bagi Manusia………………
C. Dampak Penyalahgunaan Ipteks Bagi Kehidupan…………………………..
D. Problematika Pemanfaatan Ipteks di Indonesia…………………………….
E. Sejarah Konstitusi……………………………………………………………7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………20
B. Saran………………………………………………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..22

Iv
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan


makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Dikatakan paling sempurna karena manusia dibekali akal
sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah
akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akal juga
sebagai alat untuk berfikir, berhitung dan berkreasi sehingga kerjasama antara keduanya
sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
Manusia dapat mempelajari sains dari alam semesta yang dimulai dengan bertanya
kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam. Dari pertanyaan itulah
kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan secara empiris sehingga dari
pengujian empiris tersebut diperoleh informasi yang valid dan dapat dipercaya. Sains dan
hasilnya dapat dirasakan dalam semua aspek kehidupan manusia. Untuk itu sains harus
menjadi bagian internal dari sistem pendidikan nasional supaya para siswa menjadi warga
negara dan masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa kini.
Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan segala aktifitas yang berkaitan
dengan efisien waktu dan tenaga. Namun sayangnya sekarang ini tidak semua teknologi
dapat membantu pekerjaan manusia, justru adapula teknologi yang malah membantu menjadi
bumerang akibat salah dalam memanfaatkannya.
Konsep pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar
antara manusia dengan sesama secara beradab, di mana pihak kesatu secara terarah
membimbing perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak kedua secara manusiawi
yaitu orang perorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari manusia?
2. Apa itu pengertian dari ilmu pengetahuan/sains?
3. Apa itu pengertian dari teknologi?
4. Apa itu pengertian seni?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian manusia
2. Untuk mengetahui pengertian ilmu pengetahuan/sains
3. Untuk mengetahui pengertian teknologi
4. Untuk mengetahui pengertian seni

D. Manfaat
1. Mengetahui pengertian manusia
2. Mengetahui pengertian ilmu pengetahuan/sains
3. Mengetahui pengertian teknologi
4. Mengetahui pengertian seni
BAB II PEMBAHASAN

A.    MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI


Pengertian Manusia, Sains, Teknologi dan Seni
1.      Manusia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan
makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna karena manusia dibekali akal
sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal.
Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akal juga sebagai
alat untuk berfikir, berhitung dan berkreasi sehingga kerjasama antara keduanya sangat
diperlukan dalam kehidupan manusia.
2.      Sains
Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan
alamiah dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari suatu sistem
serta penjelasan tentang pola laku sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem
alami maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan
dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Kita dapat mempelajari sains dari alam semesta yang
dimulai dengan bertanya kepada alam atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang alam.
Dari pertanyaan itulah kemudian muncul sebuah hipotesis yang akan diajukan secara empiris
sehingga dari pengujian empiris tersebut diperoleh informasi yang valid dan dapat dipercaya.
Sains dan hasilnya dapat dirasakan dalam semua aspek kehidupan manusia. Untuk itu sains harus
menjadi bagian internal dari sistem pendidikan nasional supaya para siswa menjadi warga negara
dan masyarakat yang sadar akan pentingnya sains di era masa kini. Namun pada kenyataanya
sains tidak selamanya berjalan dengan baik dalam memberikan manfaat kepada umat manusia,
karena sains dapat berakibat buruk jika dipersalahgunakan.
Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis dan
bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Menurut Medawar (1984) Sains (dari istilah Inggris Science)
berasal dari kata: sienz, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians. Kata
dasar yang diambil dari kata scientia yang berarti knowledge (ilmu). Tetapi, tidak semua ilmu itu
boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah: ilmu yang dapat diuji (hasil dari
pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya yang dikembangkan secara bersistem dengan
kaidah-kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang
dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori. Menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia, sains adalah: “Ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan
kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (missal:fisika, kimia, biologi)”.
Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang diartikan sebagai
salah satu cabang ilmu yang mengkaji tentang sekumpulan pernyataan atau fakta-fakta dengan
cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum yang melandasi peradaban dunia
modern. Sains merupakan satu proses untuk mencari dan menemui sesuatu kebenaran melalui
pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakikat makhluk, untuk menerangkan hukum-hukum
alam.
3.      Teknologi
Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan
ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan sistem-sistem ciptaan tersebut.
Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan segala aktifitas yang berkaitan dengan
efisien waktu dan tenaga. Penciptaan teknologi ini didorong oleh ciri otomatisme dari fenomena
teknik kehidupan masa kini yang menginginkan segala sesuatu menjadi lebih cepat dan mudah,
sama dengan sains, penggunaan teknologi dan hasilnya juga memberikan kontribusi yang besar
dari kesejahteraan hidup manusia disegala aspek kihidupan. Namun sayangnya sekarang ini tidak
semua teknologi dapat membantu pekerjaan manusia, justru adapula teknologi yang malah
membantu menjadi bumerang akibat salah dalam memanfaatkannya. Oleh karena itu dalam
memanfaatkan teknologi haruslah didasari dengan moral dan etika yang baik serta
tanggungjawab sosial yang beradab.
Contoh-contoh teknologi:
1)      Teknologi komunikasi
Suatu sistem yang memungkinkan kita dapat berkomunikasi dengan siapapun, kapanpun dan
dimanapun tidak terbatas pada tempat, jarak dan waktu. Misal: internet, handphone, bairless, dll.
2)      Teknologi informasi
Suatu sistem yang memudahkan kita untuk memperoleh berbagai macam info yang dibutuhkan
secara praktis dan dalam waktu yang relative singkat. Misal: internet, tv.
3)      Bioteknologi
Suatu teknologi yang mampu memanipulasi proses alami secara dramatis. Misal: cloning pada
hewan dan tumbuhan.
Istilah teknologi barasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne berarti seni
kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah technikos yang berarti seseorang yang memilki
keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin
tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu
menjadi teknik. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau
pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau
membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan
metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan
manusia.” Pengertian teknologi secara umum adalah:
1)        Proses yang meningkatkan nilai tambah
2)        Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
3)        Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan
Pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan
merangkum suatu rangkaian sarana, proses dan ide di samping alat-alat dan mesin-mesin.
Perluasan arti berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi
sebagai sarana dan aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau menangani
lingkungannya. Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian
bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Demikianlah teknologi
adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah
bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunanaan berbagai sarana yang tersedia untuk
mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
4.      Seni
Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk social. Sedangkan menurut Kamus
B.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi
kehalusannya, keindahannya), seperti tari, lukis, ukir. Maka konsep pendidikan yang
memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar antara manusia dengan sesama secara
beradab, di mana pihak kesatu secara terarah membimbing perkembangan kemampuan dan
kepribadian pihak kedua secara manusiawi yaitu orang perorang. Oleh karena itu, budi
bahasapun adalah suatu seni.

B.     HAKIKAT DAN MAKNA SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI BAGI MANUSIA


Selama perjalanan sejarah, umat manusia sudah berhasil menciptakan berbagai ragam
kebudayaan. Berbagai macam atau ragam kebudayaan, tersaebut hanya meliputi tujuh buah
kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang selalu
Vada pada pokok kebudayaan. masyarakat yang ada dibelahan dunia ini. Menurut Kluchkhon
sebagaimana dikutip Koenjaraningrat (1996), bahwa ketujuh unsur pokok kebudayaan tersebut
meliputi peralatan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian hidup (ekonomi), sistem
kemasyarakatan (organisasi sosial), sistem bahasa, kesenian (seni), sistem pengetahua ( ilmu
pengetahuan/sains), serta sistem kepercayaan (religi).
Ketujuh unsur budaya tersebut merupakan unsur-unsur budaya pokok yang pasti ada atau
kita ketemukan apabila kita meneliti atau mempelajari setiap kehidupan masyarakat mana pun di
dunia ini. Karena ada pada setiap kehidupan masyarakat didunia, maka ketujuh unsur pokok dari
kebudayaan yang ada di dunia itu sering kali dikatakan sebagai unsur – unsur budaya yang
bersifat universal, atau unsur-unsur kebudayaan universal.
Ilmu pengetahuan (sains), peralatan hidup (teknologi), serta kesenian (seni), atau yang
disingkat Ipteks, termasuk bagian dari unsur-unsur pokok dari kebudayaan universal tersebut.
Maka dapat dipastikan Ipteks akan kita jumpai pada setiap kehidupan masyarakat manusia
dimana pun berada, baik yang telah maju, sedang berkembang, sampai pada masyarakat yang
masih sangat rendah tingkat peradabannya. Bahkan, pada kehidupan masyarakat purba atau pada
zaman prasejarah sekalipun, ketujuh unsur-unsur budaya universal tersebu telah ada, termasuk
Ipteks, meskipun tentunya pada tingkatan yang sangat sederhana atau primitif sekali.
Salah satu bukti bahwa pada zaman purba telah muncul ketujuh unsur-unsur budaya
universal adalah pada zaman itu manusia telah mengenal adanya peralatan hidup atau teknologi
berupa alat-alat sederhana yang terbuat dari batu maupan dari tulang yang diginakan untuk
mencari makanan (berburu, meramu makanan, atau bercocok tanam secara sederhana atau
berladang). Kemudian, pada saat itu manusia purba juga telah mengenal adanya sistem
kepercayaan yang sekaligus menunjukkan adanya nilai seni serta sistem mata pencaharian hidup
manusia purba, yakni sebagaimana terpotret pada gambar gambar mistis berupa lukisan telapak
tanganserta lukisan babi rusa yang terkena panah pada bagian perutnya, yang ditemukan di gua-
gua tempat tinggal mereka. Pad zaman purba, ternyata juga telah dikenal adanya sistem
pengetahuan dalam pelayaran yang menggunakan sandaran pengetahuan pada perbintangan.
Demikianlah pada masa-masa sesudahnya, pelan tetapi pasti Ipteks terus berkembang
semakin maju sejalan dengan kemajuan penalaran yang telah dicapai oleh umat manusia.
Bahkan, kini Ipteks yang pada awal perkembangannya berasal dari embrio filsafat, sekarang
pertumbuhannya telah bercabang-cabang menjadi puluhan, bahkan ratusan disiplin ilmu ataupun
teknologi yang masing-masing memiliki karakteristik serta dasar keilmiahannya sendiri-sendiri.
Salah satu fungsi utama ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk sarana bagi
kehidupan manusia, yakni untuk membantu manusia agar aktivitas kehidupannya menjadi lebih
mudah, lancar, efisien, dan efektif,sehingga kehidupannya menjadi lebih bermakna dan
produktif. Oleh karena itu, khususnya dalam ilmu antropologi, istilah atau pengertian ilmu
pengetahuan sering dipakai untuk merujuk pada keterkaitan antar manusia, lingkungan, dan
kebudayaan. Hal ini dikarenakan dalam berinteraksi menghadapi lingkungannya, manusia mau
tidak mau pasti akan berusaha menggunakan sarana-sarana berupa pengetahuan yang dimiliki
serta menciptakan peralatan hidup untuk membantu kehidupannya. Dengan demikian, Iptek bagi
manusia selalu berkaitan dengan usaha manusia untuk menciptakan taraf kehidupannya yang
lebih baik.
Dalam definisi lain (terutama berdasarkan kajian filsafat ilmu) istilah Iptek
(ilmu,pengetahuan, dan teknologi) juga sering dibedakan secara terpisah atau sendiri-sendiri,
karena masing-masing dari ketiga istilah itu dianggap memiliki bobot keilmiahan yang berbeda-
beda. Menurut pengertian ini, pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri
tiap orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, sekolah atau
tidak sekolah, sudah pasti dianggap memiliki pengetahuan. Pengetahuan dapat dikembangkan
manusia karena dua hal. Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat mengomunikasikan
informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, manusia
mempunyai kemampuan berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang merupakan kemampuan
menalar. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan.
Namun begitu, yang namanya pengetahuan sifatnya acak, dan bagi kita (manusia),
pengetahuan tersebut sangat potensial. Hanya saja, dalam kehidupan yang makin berkembang,
kompleks, serta penuh pantangan ini, pengetahuan yang sifatnya acak tersebut nilai
fungsionalnya tidak sampai mencapai tingkatan yang optimum guna menghadapi tantangan serta
memecahkan masalah yang makin rumit. Oleh karena itu, pengetahuan yang sifatnya acak tadi
perlu ditingkatkan derajat atau bobot keilmiahannya sehingga berubah menjadi ilmu. Dengan
demikian, pengetahuan yang bersifat acak serta terbuka itu dengan melalui proses yang cukup
anjang, dapat diorganisasikan dan disusun menjadi bidang bidang seperti filsafat, humaniora,
serta ilmu.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan ilmu. Ilmu itu sendiri secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua buah golongan besar, yakni ilmu eksak dan noneksak, atau ilmu
pengetahuan alam (IPA ) serta ilmu pengetahuan sosial (IPS ). Jika dilihat dari ciri-cirinya serta
dibandingkan dengan pengetahuan yang acak dan terbuka lainnya, terletak pada adanya unsur
sistematika, obkek kajian, ruang lingkup kajian, serta metode yang diterapkan serta
dikembangkannya. Jadi, ilmu sesungguhnya merupakan pengetahuan yang sudah mencapai taraf
tertentu yang telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian, dan metode pembahasan akan
kajian tersebut.
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol oleh
setiap orang yang ingin mengetahuinya. Berpijak dari pengertian ini, maka ilmu memiliki
kandungan unsur-unsur pokok sebagai berikut.
1.        Berisi pengetahuan (knowledge)
2.        Tersusun secara sistematis.
3.        Menggunakan penalaran.
4.        Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan
pengetahuan, maka pemanfaatan benda, alat, senjata, dan hewan, menjadi lebh mudah serta
terarah guna mencapai hasil atau apa yang diinginkannya. Apalagi setelah pengetahuan itu
tersusun menjadi sebuah ilmu (ilmu pengetahuan), maka fungsi dan penerapannya dalam rangka
memanfaatkan sebuah benda, alat, senjata, atau hewan tadi akan menjadi lebih baik lagi.
Sementara itu, lebih khusus lagi jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan tadi diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka untuk menampilkan sesuatu, maka akan
menghasilkan kemampuan apa yang kemudian disebut teknologi. Oleh karena itu, sebagaimana
dikatakan Brown (1980), bahwa teknologi pada hakikatnya merupakan penerapan pengetahuan
oleh manusia guna mengerjakan suatu tugas yang dikehendakinya. Dengan kata lain, teknologi
pada hakikatnya merupakan penerapan praktis pengetahuan untuk mengerjakan sesuatu yang kita
inginkan. Pengertian senada juga pernah ditegaskan oleh Marwah Daud Ibrahim, yang
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya adalah suatu jawaban sistematis atas kata
atau pertanyaan “mengapa”, sedangkan teknologi adalah jawaban praktis dari pertanyaan
“bagaimana”. Selanjutnya, dengan teknologi itu orang lalu dapat memanfaatkan gejala alam,
bahkan bisa mengubahnya.
Sebenarnya masih banyak lagi definisi lain yang dibuat oleh para ahli tentang ilmu,
teknologi, serta seni yang dibuat oleh para ahli. Berbagai defenisi itu telah diberikan oleh para
filsuf, ilmuwan serta budayawan, yang mana masing masing seolah membuat defensi sesuai
dengan apa yang mereka kehendaki. Misalnya saja yang paling sederhana mengatakan bahwa
sains atau ilmu pengetahuan yang sistematis. Sedangkan pengertian yang lebih luas dikatakan
bahwa yang disebut sainsadalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui
suatu proses pengkajian dan dapat diterima secara rasio. Jadi, dalam pengertian yang lebih luas
ini sains dikatakanya sebagai suatu himpunan rasionalitas kolektif insani. Seacara etimologis,
kata sains sendiri berasala dari bahasa Latin, yaitu scire, yang berarti mengetahui atau belajar.
Sedangkan sebagaimana sudah kita pahami bersama bahwa kata sains sendiri dalam pengertian
atau terjemahan bahasa Indonesia berarti ilmu pengetahuan.
Sebagaimana juga pernah disinggung sebelumnya, jika dilihat dari segi filsafat ilmu
antara pengetahuan dan sains adalah berbeda (memilki makna berbeda). Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui oleh manusia melalui tangkapan panca indera, intuisi, serta firasat,
sedangkan ilmu pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistemisasi, serta
diinterprestasikan sehingga menghasilkan kebenaran yang objektif, sudah teruji kebenarannya,
serta dapat diulang secara imiah. Dalam sudut pandang filsafat imu, istilah sains juga telah
dipahami oleh masyarakat Indonesia menjadi suatu istilah baku, yaitu ilmu pengetahuan.
Lalu, timbul pertanyaan kapanatu bilamana kira-kira suatu pngetahuan itu dapat
dikategorikan sebagai suatu ilmu (sains/ilmu pengetahuan). Dalam kajian filasafat ilmu, suatu
pengetahuan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu apabila memenuhi tiga kriteria pokok sebagai
berikut.
1.             Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan telah memiliki objek
studi/kajian yang jelas. Dalam hal ini, bahwa yang nama nya objek suatu studi itu haruslah yang
jelas, artinya dapat diindentifikasikan, dapat diberi batasan, serta dapat diuraikan sifat nya yang
esensial. Objek studi suatu ilmu itu sendiri terdapat dua macam, yaitu objek material serta objek
formal.
2.             Adanya aspek epistemologi, yang artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan telah
memiliki metode kerja yang lebih jelas. Dalam hal ini terdapat tiga metode kerja suatu bidang
studi, yaitu deduksi, induksi, serta eduksi.
3.             Adanya aspek aksiologi, yang artinya bahwa bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai
guna. Misalnya, bidang studi tersebut dapat menunjukkan adanya nilai teoritis, hukum,
generalisasi, kecenderungan umum, konsep, serta kesimpulan yang logis, sistematis, dan
koheren. Selain itu, bahwa dalam teori serta konsep tersebut tidak menunjukkan adanya
kerancuan, perentangan kontradiktif diantara satu sama lainnya.
Dalam filsafat ilmu, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Oleh
karena itu, ada seseorang yang hanya mendalami bidang ilmu tertentu dalam masyarakat, yang
kemudian disebut sebagai spesialis, dan ada pula seseorang yang banyak tahu dalam bidang
ilmu, namun tidak sampai mendalam, atau yang kemudian disebut generalis. Namun, karena
keterbatasan manusia maka sangat jarang ditemukan adanya seseorang dalam masyarakat yang
menguasai beberapa ilmu secara mendalam.
Setelah kita mengetahui tentang pengertian sains (ilmu pengetahuan) dan teknologi,
kemudian perbedaan serta hubungannya masing-masing, lalu muncul pertanyaan lagi, yaitu
bagaimana hubungannya dengan seni dalam kehidupan manusia ? Nah, untuk dapat menjawab
pertanyaan ini, berikut akan kita uraikan sedikit tentang bagaimana keterkaitan di antara unsur-
unsur Ipteks itu dalam kaitannya dengan kehidupan manusia di alam semesta ini.
Dalam pemikiran Barat, sains memiliki tiga karakteristik pokok, yaitu bersifat obyektif,
netral, serta bebas nilai. Karakteristik sebuah ilmu pengetahuan bersifat obyektif dan netral itu
sudah jelas, namun apakah benar bahwa sains itu juga harus bebas nilai ? tampaknya disinilah
permulaan yang akan kita bahas didalam menghubungkan antara pengetahuan, sains, teknologi,
serta seni dalam kehidupan manusia. Menurut sebagian ahli, bahwa sekalipun diakui berpijak
dari sistem nilai, namun sains tetap bebas dari pertimbangan-pertimbangan nilai. Akan tetapi,
mereka mengakui bahwa sains tetap berpijak pada sistem nilai. Karena dalam pandangan
mereka, hubungan langsug diantara fakta dan bukan fakta, sedangkan pertimbangan-
pertimbangan nilai menurut mereka bukanlah wewenang dari sains. Namun perlu juga diketahui
bahwa fakta itu sangat tergantung pada sains, dan tergantung pula pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh para ilmuwan sendiri, karena memang dialah yang menentukan fakta mana saja
yang lebih relevan dan apa saja yang dapat dikatakan sebagai fakta ilmiah.
Jadi, dalam pengertian tersebut bahwa fakta itu jelas sangat tergantung pada jiwa
seseorang dalam memilih pertanyaan yang diformulasikan dan yang tergabung dalam aksioma
serta pemilihan aksioma tadi. Jadi, bukanlah pilihan pertanyaan dan aksioma terlepas dari pilihan
serta pertimbangan nilai nilai ? meskipun memang benar dikatakan bahwa nilai itu tidak akan
bisa langsung keluar dari fakta, namun sebuah fakta hanya akan menjadi relevan dan signifikan
apabila melalui sebuah sistem niali. Karena disini yang dikatakan fakta hanya akan timbul karena
daya sains yang bersifat objektif dan tanpa pamrih.
Sedangkan pada sisi lainnya, dikatakan bahwa meskipun teori pada sains juga dibangun
diatas fakta, tetapi laporan tentang fakta itu sendiri juga tidak luput dari interprestasi. Oleh
karena itu, dikatakan bahwa sains terbentuk karena adanya pertemuan dua orde pengalaman,
yakni orde observasi dan orde konsepsional. Orde observasi didasarkan pada hasil observasi
fakta, sedangkan orde konsepsi didasarkan pada hasil pemahaman manusia mengenai alam
semesta, karena itu sifatnya menjadi sangat subjektif. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
sains, tidak bisa bebas dari nilai-nilai. Jadi, sesuai dengan sifat sains itu sendiri yang
kebenaranya bersifat tidak mutlak.
Sedangkan berbicara masalah teknologi, dimana istilah teknologi itu sendiri sebenarnya
sudah mengandung pengertian sains dan teknik atau engineering, sebab produk teknologi
tidaklah mungkin ada tanpa didasari adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari sains.
Walaupun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik objektif dan netral, namun dalam
kenyataannya teknologi tidak bisa netral seluruhnya karena memerlukan juga sentuhan estetika
yang bersifat objektif.
Pada titik ini kita berbicara tentang seni. Seni berasal dari bahasa Latin, yaitu ars yang
berarti kemahiran. Secara etimologis, seni (art) diformulasikan sebagai suatu kemahiran dalam
membuat barang atau mengerjakan sesuatu. Pengertian seni merupakan kebalikan dari alam,
yaitu sebagai hasil campur tangan (sentuhan) manusia. Seni merupakan pengolahan budi
manusia secara tekun untuk mengubah suatu benda bagi kepentingan rohani dan jasmani
manusia. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang hasil ekspresi tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni dan keindahan yang tercipta merupakan dua sisi yang
tidak bisa dipisahkan. Dengan seni, cipta dan karya manusia, termasuk teknologi, di dalamnya
mendapat sentuhan keindahan atau estetika.
Dari uraian di atas, seni diartikan sebagai kegiatan manusia (human activity), yaitu proses
kegiatan manusia dalam menciptakan benda-benda yang bernilai estetik. Jadi, dengan sentuhan
seni, teknologi sebagai hasil karya ilmu pengetahuan manusia tidak sekadar menjadi alat, tetapi
juga bernilai indah. Contohnya, pesawat terbang sebagai karya teknologi tidak hanya
berkembaang dari sisi kualitas, kemampuan mesin, dan ketahanannya, tetapi juga berkembang
semakin estetik, baik dalam hal bangunan bodi, model, interior pesawat, warna, dan sebagainya.
Selain itu, seni juga berarti hasil karya seni itu sendiri. Pesawat adalah teknologi hasil karya dan
juga hasil seni dari manusia.
Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia untuk memahami gejala dan fakta alam, lalu
melestarikan pengetahuan tersebut secara konsepsional dan sistematis. Sedangkan teknologi
adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan dan
kesejahteraan. Karena hubungan tersebut, maka perkembangan ilmu pengetahuan selalu terkait
dengan perkembangan teknologi, demikiann pula sebaliknya.
Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagaikan pohon
tak berakar (science without technology has no fruit, technology without science has no root).
Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan nonfakta pada manusia, ia tidak mampu
mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi, fungsi sains di sini
hanyalah mengoordinasikan semua pengalaman manusia dan menempatkannya ke dalam suatu
sistem yang logis, sedangkan fungsi seni sebagai pemberi persepsi mengenai suatu keberaturan
dalam hidup dengan menempatkan suatu keberaturan padanya. Tujuan sains dan teknologi
adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan seni memberi
sentuhan estetik sebagai hasil budaya yang indah dari manusia.
C.    DAMPAK PENYALAHGUNAAN IPTEKS BAGI KEHIDUPAN
Konsekwensi negative yang tidak diharapkan dari pembangunan ilmu pengetahuan dan
teknologi menghasilkan reaksi romantis yang mengajak kembali kea lam yang berbeda. Sebuah
restorasi atas kemurnian alam yang tidak terkontaminasi dan teralienasi oleh intervensi manusia.
Semua sikap terhadap ala mini mewakili pola dominasi hirarkis dan penaklukan, dominasi
melalui pemilikan dan control, ataupun melalui pencemaran nama baik, eksploitasi serta identitas
dengan memelihara alam sebagai surga untuk banyak orang.
·         Reduksionisme
Ilmu pengetahuan yang modern memiliki dasar pijakan pada reduksionisme. Reduksionisme
merupakan suatu keyakinan dalam ilmu pengetahuan yang mereduksi kemampuan manusia yang
menolak kemungkinan adanya cara produksi pengetahuan lain maupun pengetahuan orang lain.
·         Rekayasa Teknologi
Penerapan IPTEK dalam rekayasa pertanian berupa revolusi hijau, rekayasa kelautan berupa
revolusi biru, industrialisasi, merupakan bukti kemampuan manusia dalam mengembangkan
daya dukung lingkungan alam.
·         Dilema determinisme.
Bagi para praktisi teknologi, fungsi teknologi tidak perlu dipertanyakan lagi.Teknologi
diciptakan untuk membantu mengatasi keterbatasan fisik manusia.Dia berperan sebagai media
untuk mencapai kepuasaan material.
·         Fenomenologi teknologi
Fenomenologi adalah kendaraan untuk mencari jawabannya.Studi fenomenologi teknologi
mengeksplorasi pengalaman manusia dan secara spesifik menjelaskan bagaimana struktur
pengalaman yang bersifat multidimensi tersebut tersusun.
·         Bentukan sosial teknologi
Prinsip-prinsip dalam fenomenologi teknologi tidak menjadi barang eksklusif dalam studi
filsafat.Jika kita menilik secara saksama, fenomenologi menjadi dasar metodologi studi sosial
teknologi, khususnya sosiologi teknologi dalam memahami relasi antara teknologi dan
masyarakat.
·         Kekuasaan dalam konfigurasi
Relasi kekuasaan dan teknologi adalah sebuah tema besar dalam studi sosial teknologi.
Setidaknya tiga kasus menarik bisa kita amati dalam domain ini untuk melihat bagaimana
kekuasaan dan teknologi saling bereproduksi satu sama lain.
·         Budaya dan teknologi
Mendekati kekuasaan melalui budaya dalam teknologi mengantarkan kita ke konsep konstruksi
budaya. Konstruksi budaya tersusun melalui proses interpretasi-reinterpretasi dan produksi-
reproduksi simbol, identitas, dan makna di dalam masyarakat. Aliran dari keluaran proses ini lalu
ditransformasikan ke dalam artefak teknologi.
D.    PROBLEMATIKA PEMANFAATAN IPTEKS DI INDONESIA
Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia terkait dengan pemanfaatan Ipteks ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut (RPJMN 2004-2009):
1.      Rendahnya kemampuan Iptek nasional dalam menghadapi perkembangan global. Hal ini
ditunjukkan dengan Indeks Pencapaian Teknologi (IPT) dalam lapaoran UNDP tahun 2001
menunjukkan tingkat pencapaian teknologi Indonesia masih berada pada urutan ke-60 dari 72
negara.
2.      Rendahnya kontribusi Ipteks nasional di sektor produksi. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh
kurangnya efisiensi dan rendahnya produktivitas, serta minimnya kandungan teknologi dalam
kegiatan ekspor.
3.      Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek yang menjembatani interaksi antara kapasitas
penyedia Iptek dengan kebutuhan pengguna, Masalah ini dapat dilihat dari belum tertatanya
infrastruktur Iptek, antara lain institusi yang menngolah dan menerjemahkan hasil
pengembangan Iptek menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam
sistem produksi.
4.      Lemahnya sinergi kebijakan Iptek, sehingga kegiatan Iptek belum sanggup memberikan hasil
yang signifikan.
5.      Masih terbatasnya sumber daya Iptek, yang tercermin dari rendahnya kualitas SDM dan
kesenjangan pendidikan di bidang Iptek. Rasio tenaga peneliti Indonesia pada tahun 2001 adalah
4,7 peneliti per 10.000 penduduk, jauh lebih kecil dibandingkan Jepang sebesar 70,7.
6.      Belum berkembangnya budaya Iptek di kalangan masyarakat. Budaya bangsa secara umum
masih belum mencerminkan nilai-nilai Iptek yang mempunyai penalaran objektif, rasional, maju,
unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka
menciptakan daripada sekedar memakai, lebih suka membuat dari sekadar membeli, serta lebih
suka belajar dan berkreasi daripada sekedar menggunakan teknologi yang ada.
7.      Belum optimalnya peran Iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup. Kemajuan
Iptek berakibat pula pada munculnya permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain
disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
8.      Masih lemahnya peran Iptek dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam. Wilayah
Indonesia dalam konteks ilmu kebumian global merupakan wilayah yang rawan bencana.
Banyaknya korban akibat bencana alam merupakan indikator bahwa pembangunan Indonesia
belum berwawasan bencana. Kemampuan Iptek nasional belum optimal dalam memberiakn
antisipasi dan solusi strategis terhadap berbagai permasalahan bencana alam, seperti pemanasan
global, anomali iklim, kebakaran hutan, banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Manusia dikatakan paling sempurna karena manusia dibekali akal sekaligus nafsu.
Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi yang paling berperan adalah akal. Akal
ini bertujuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, akal juga
sebagai alat untuk berfikir, berhitung dan berkreasi sehingga kerjasama antara
keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.
2. Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis dan
bukan hanya kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan.
3. Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam
pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan sistem-
sistem ciptaan tersebut.
4. Seni adalah produk social. Sedangkan menurut Kamus B.Indonesia, seni adalah
keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya), seperti tari, lukis, ukir.

Saran
Dengan mempelajari makalah ini diharapkan pembaca bisa menjadikan bacaan ini
sebagai sarana dan sumberb yang relevan dan juga sebagai bahan bacaan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
http://ayumuassaris.blogspot.co.id/2014/06/ilmu-sosial-dan-budaya-dasar-manusia.html.
 https://mafiabajigur.wordpress.com/2015/05/31/hakikat-dan-makna-sains-teknologi-dan-seni-
bagi-manusia/

Tim Dosen ISBD Unimed. 2015. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Percetakan Unimed. Medan.

Anda mungkin juga menyukai