Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN DASAR

“ HIPERKALEMIA & HIPOKALEMIA ”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Nama anggota :
1. Ismi Anggraini Imron 1408118
2. Muhammad Abimayu 1408126
3. Novita Purnama Ningsih 1408128
4. Siti Amaliah Said 1408141

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPAOUDANG


MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2014 - 2015

1
KATA PENGANTAR
PujiSyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah matakuliah Keperawatan Dasar ini tepat pada waktunya.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebabitu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi panyempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan limpah terimakasih kepada semua pihak yang turut serta
dalam penyelesaian makalah ini.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
C. Metode Penulisan………………………………………………………………………….5
D. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..5
E. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Hiperkalemia……………………………………………………………………..6
B. Etiologi…………………………………………………………………………………….6
C. Patofisiologi……………………………………………………………………………….7
D. Manifestasi Klinik…………………………………………………………………………8
E. Komplikasi Hiperkalemia…………………………………………………………………8
F. Pemeriksaan Diagnostik…………………………………………………………………..9
G. Penatalaksanaan…………………………………………………………………………...9
H. Pengobatan……………………………………………………………………………….10
I. Definisi Hipokalemia…………………………………………………………………….12
J. Etiologi…………………………………………………………………………………...12
K. Patofisiologi……………………………………………………………………………...12
L. Manifestasi Klinik………………………………………………………………………..14
M. Pemeriksaan Diagnostik………………………………………………………………….14
N. Penatalaksanaan………………………………………………………………………….14
O. Pengobatan……………………………………………………………………………….16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………17
B. Saran …………………………………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kalium adalah penting untuk fungsi normal dari otot,jantung,dan saraf.hal ini memainkan
peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos (seperti otot yang ditemukan di saluran
pencernaan) dan otot rangka (otot-otot ekskremitas dan dada),serta otot-otot jantung.hal ini juga
penting untuk transmisi normal sinyal listrik seluruh sistem saraf dalam tubuh.

Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal listrik.kedua
kadar kalium darah rendah (hipokalemia) dan kadar kalium darah tinggi (hiperkalemia) dapat
menyebabkan ritme jantung abnormal.

Hiperkalemia adalah umum,hal itu didiagnosis pada sampai dengan 8% dari pasien rawat
inap di AS untungnya,kebanyakan pasien memiliki hiperkalemia ringan (yang biasanya
ditoleransi dengan baik).namun,kondisi yang menyebabkan hiperkalemia ringan bahkan harus
diobati untuk mencegah perkembangan ke hiperkalemia yang lebih parah.tingkat yang sangat
tinggi kalium dalam darah (hiperkalemia berat) dapat menyebabkan serangan jantung dan
kematian.bila tidak dikenali dan diobati dengan benar,hasil hiperkalemia berat dalam tingkat
kematian sekitar 67%.

B.Rumusan Masalah

1. apakah yang dimaksud dengan hiperkalemia dan hipokalemia ?

2. apa penyebab seseorang dapat menderita hiperkalemia dan hipokalemia

3. bagaimana patofisiologi hiperkalemia dan hipokalemia ?

4. bagaimana manifestasi klinis penderita hiperkalemia dan hipokalemia ?

5. bagaimana pemeriksaan diagnostik pada penderita hiperkalemia dan hipokalemia ?

6. bagaimana penatalaksanaan medis penderita hiperkalemia dan hipokalemia ?

4
C.Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul “hipekalemia
dan hipokalemia” ini adalah berdasarkan metode literature (pustaka) dan mengintisarikan buku-
buku pustaka.

D.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini dibedakan menjadi dua yakni :

1. Tujuan umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami penyakit
hiperkalemia dan hipokalemia,sehingga mampu membuat asuhan keperawatan pada
penderita hiperkalemia dan hipokalemia.
2. Tujuan khusus
Tujuan penelitian ini secara khusus adalah mahasiswa mampu memahami penyakit
hiperkalemia dan hipokalemia,mahasiswa mampu membuat asuhan pada klien penderita
hiperkalemia dan hipokalemia.

E.Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini baik bagi rumah sakit,pendidikan,masyarakat,adalah :

1. Bagi mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan informasi yang dapat menambah wawasan dalam
bidang kesehatan khususnya yang berhubungan dengan hiperkalemia dan hipokalemia
serta bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang hiperkalemia dan
hipokalemia.
2. Bagi rumah sakit
Memberikan informasi,sumbangan pemikiran serta bahan pertimbangan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien penderita hiperkalemia dan hipokalemia.
3. Bagi institusi pendidikan
Merupakan umpan balik terhadap penerapan teori secara terpadu oleh mahasiswa dan akan
berguna untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.Hiperkalemia

A. Definisi Hiperkalemia

Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
kalium darah lebih dari 5 mEq / L.

Hiperkalemia adalah suatu kondisi dimana terlalu banyak kalium dalam darah.sebagian
besar kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalm sel dan organ.hanya jumlah kecil beredar
dalam aliran darah.kalium membantu sel-sel saraf dan otot,termasuk fungsi,jantung.ginjal
biasanya mempertahankan tingkat kalium dalam darah,namun jika anda memiliki penyakit
ginjal-penyebab paling umum dari hiperkalemia-kadar kalium dapat membangun.obat atau diet
juga dapat mempengaruhi jumlah kalium dalam darah.hiperkalemia dapat mengancam kehidupan
dan harus segera diobati.

B. Etiologi

1. pengambilan darah vena yang buruk–lisisseldarah–ion keluar sel

2. ekskresi tidak memadai :

- GGA dan GGK

- Gagal ginjal komplit maupun sebagian,bisa menyebabkan hiperkalemia berat.


Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari
makanan yang kaya akan kalium.

- Insufisiensi adrenal

- Hipoaldosteronisme

- Penyakit Addison

Dimana kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang


pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup.penyakit Addison dan penderita

6
AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal semakin sering menyebabkan
hiperkalemia.

- Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan


baik.penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang
menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal,seperti triamterene,diuretic hemat kalium
(spironolacton) dan ACE inhibitor.
3. berpindahnya ion K dari ICF ke ECF
- asidosis metabolik (pada gagal ginjal)
- kerusakan jaringan (luka bakar luas,cedera remuk berat,perdarahan internal)
- asupan yang berlebihan :
1. pemberian cepat larutan infus IV yang mengandung ion K
2. pemberian cepat transfusi darah yang disimpan
3. makan pengganti garam pada pasien gagal ginjal
4.terlalu banyak asam dalam darah,seperti yang kadang-kadang terlihat pada
diabetes
5.tinggi kalium (pisang,jeruk,tomat,diet tinggi protein,pengganti garam,suplemen
kalium) diet
4. hiperkalemia dapat juga terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba
dilepaskan dari cadangannya didalam sel.
Hal ini bisa terjadi bila :
- sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)
- terjadi luka bakar hebat
- overdosis kokain
Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal
untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.

C. Patofisiologi

hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan


baik.mungkin penyebabnya paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang
menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal,seperti triamterene,spironolactone,dan ACE
inhibitor.hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit Addison,dimana kelenjar adrenal

7
tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam
jumlah cukup.

Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal
semakin sering menyebabkan hiperkalemia.gagal ginjal komplit maupun sebagian,bisa
menyebabkan hiperkalemia berat.

Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari
makanan yang kaya akan kalium.hiperkalemia dapat juga terjadi akibat sejumlah besar kalium
tiba-tiba dilepaskann dari cadangannya didalam sel.hal ini bisa terjadi bila :

1. Sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi dengan cedera tergilas) terjadi
luka bakar hebat.
2. Overdosis kokain.
Banyaknya kalium yang masuk kedalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal
untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.

D.Manifestasi Klinik

a. neuromaskuler :

- kelemahan otot yaitu paralisis flasid pada tungkai bawah lalu kebadan dan lengan

- parestesia wajah,lidah,kaki,dan tangan

b. saluran cerna :

mual,diare,kolik usus

c. ginjal :

- oliguria

- anuria

E. Komplikasi Hiperkalemia

dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

8
a. Komplikasi akut
1. Komplikasi metabolik
- Ketoasidosis diabetic
- Koma hiperlikemik hiperismoler non ketotik
- Hipoglikemia
- Asidosis lactate
2. Infeksi berat
b. Komplikasi kronik
1. Komplikasi vaskuler
- Makrovaskuler : PJK,stroke,pembuluh darah perifer
- Mikrovaskuler : retinopati,nefropati
2. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik,neuropati otonomik gastroporesis,diare diabetic,buli-
buli neurogenik,impotensi,gangguan reflex kardiovaskuler.

F. Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.menyatakan tipe atau
sumber distrimia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.

Elektrokardiogram untuk mencari perubahan EKG yang khas (hiperkalemia : gelombang T


tinggi,interval PR memanjang,blok jantung lengkap,dana systole atrial,hipokalemia : gelombang
T mendatar atau terbalik,gelombang U,dan segmen ST menunjukkan “sagging”)

c. foto dada : dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan


disfungsi ventrikel atau katup.
d. Scan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan iskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
e. Tes stress latihan : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan distritmia.
f. Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium,kalsium dan magnesium dapat
menyebabkan distritmia.

9
g.
h. Pemeriksaan obat : dapat menyatakan toksisitas obat jantung,adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat contoh digitalis,quinidin.
i. GDA/nadi oksimetri : hipoksemia dapat menyebabkan / mengeksaserbasi distritmia.

G. Penatalaksanaan

Atasi penyebab utamanya,apabila kadar kalium kurang 2,5 mmol/L atau < 3 mmol/L
pada pasien dengan resiko aritmia (misalnya pada pasien pasca infark miokard),diberikan kalium
klorida IV (intra vena) sebagai infuse dengan kecepatan tidak melebihi 20 mmol/jam pada
konsentrasi yang tidak melebihi 40 mmol/jam,karena kalium yang pekat dapat merusak
perifer,apabila kadar kalium diantara 2,5 dan 3,5 mmol/L,berikan terapi penggantian oral
(kecuali apabila pasien dalam keadaan puasa atau muntah-muntah ) dengan dosis 80-120
mmol/hari yang terbagi dalam beberapa dosis.

Pada hiperkalemia ringan (kalium < 6 mmol/L ), asupan kalium melalui oral atau intra
vena perlu dibatasi. Hiperkalemia berat  (kalium > 6,5 mmol/L) atau perubahan EKG
hiperkalemik) merupakan suatu kegawatdaruratan medis. Pasien perlu mendapat kalsium
glukonat intravena yang dapat menstabilkan miokardium. Tindakan untuk mengurangi kadar
kalium diperlukan, yaitu dengan pemberian glukosa bersama insulin Intravena (50 mL berisi 50
% glukosa 1 unit Insulin dengan masa kerja pendek), resin pengikut kalium, kalium resonium,
dan dialisis mungkin diperlukan.
H. Pengobatan
Obat-obatan yang mengobati hiperkalemia dimaksudkan untuk menstabilkan fungsi
jantung, meningkatkan pergerakan kalium dari aliran darah kembali ke dalam sel, dan
mendorong ekskresi kalium yang berlebih. Hemodialisis adalah alat yang paling dapat
diandalkan untuk menghilangkan kalium dari tubuh pada pasien dengan gagal ginjal.
Obat berkaitan Hiperkalemia
1. Kalsium Klorida atau glukonat - meminimalkan efek dari hiperkalemia pada jantung.
2. Kalsium Klorida atau glukonat - meminimalkan efek dari hiperkalemia pada jantung.
3. Agonis beta - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel
4. Diuretik - menyebabkan ekskresi kalium dari ginjal

10
5. Resin Binding - mempromosikan dan pertukaran kalium natrium dalam sistem
pencernaan
6.   Insulin - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel

Pelengkap dan Alternatif Terapi

Terapi alternatif dapat memberikan dukungan bersamaan dan membantu mengobati penyebab
yang mendasari setelah kondisi Anda telah stabil. Pastikan penyedia medis anda informasi
mengenai terapi alternatif atau suplemen Anda mungkin menggunakan.
Nutrisi
Berikut ini dapat membantu mengurangi gizi gejala:
1. Hilangkan alergen makanan yang dicurigai, seperti susu (susu, keju, dan es krim),
gandum (gluten), kedelai, jagung, pengawet, dan bahan kimia tambahan makanan.
2.   Hindari makanan yang mengandung jumlah tinggi kalium, termasuk pisang, lentil,
kacang-kacangan, buah persik, kentang, salmon, tomat, semangka.
3.   Hindari makanan olahan, seperti roti putih, pasta, dan gula.
4.     Makan lebih sedikit daging merah dan daging lebih ramping, ikan air dingin, atau
kacang-kacangan untuk protein. Batasi asupan daging olahan, seperti makanan cepat dan
daging makan siang.
5. Gunakan minyak goreng sehat, seperti minyak zaitun atau minyak sayur.
6. Mengurangi atau menghilangkan trans-fatty acid, ditemukan barang komersial panggang
seperti kue, kerupuk, kue, kentang goreng, bawang cincin, donat, makanan olahan, dan
margarin.
7. Hindari alkohol dan tembakau. Bicaralah dengan dokter Anda sebelum menggunakan
produk yang mengandung produk kafein, seperti teh dan minuman ringan. Kafein
dampak beberapa kondisi dan obat-obatan.
8. Minum lebih banyak air. Dehidrasi dapat membuat hiperkalemia buruk.
9. Latihan, jika mungkin, menit 30 hari, 5 hari seminggu.
10. Hindari mengkudu (Morinda citrifolia) jus, yang tinggi kalium.

11
2. HIPOKALEMIA
A. Definisi
Kalium merupakan salah satu dari banyak elektrolit dalam tubuh Anda. Hal ini
ditemukan di dalam sel. Tingkat normal kalium sangat penting untuk pemeliharaan jantung, dan
fungsi sistem saraf.
Hipokalemia adalah ketidakseimbangan elektrolit dan diindikasikan oleh tingkat rendah
kalium dalam darah. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5-5,3 mEq / L. 
B. Etiologi
Penyebab lain hipokalemia meliputi: 
1.         Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tubuh Anda. 
2.         Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat menyebabkan
hipokalemia. Obat yang umum termasuk diuretik loop (seperti Furosemide). Obat lain
termasuk steroid, licorice, kadang-kadang aspirin, dan antibiotik tertentu. 
3.         Ginjal (ginjal) disfungsi - ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena suatu kondisi yang
disebut Asidosis Tubular Ginjal (RTA). Ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak
kalium. Obat yang menyebabkan RTA termasuk Cisplatin dan Amfoterisin B.
4.         Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare, atau berkeringat. 
5.         Endokrin atau hormonal masalah (seperti tingkat aldosteron meningkat) - aldosteron adalah
hormon yang mengatur kadar potasium. Penyakit tertentu dari sistem endokrin, seperti
aldosteronisme, atau sindrom Cushing, dapat menyebabkan kehilangan kalium. 
6.         Miskin diet asupan kalium
(Price & Wilson, 2006)
Adapun penyebab lain dari timbulnya penyakit hipokalemia : muntah berulang-ulang, diare
kronik, hilang melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-obat diuretik).
(Ilmu Faal, Segi Praktis, hal 209)

C. Patofisiologi
Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Kenyataannya 98 % dari simpanan tubuh
(3000-4000 mEq) berada didalam sel dan 2 % sisanya (kira-kira 70 mEq) terutama dalam pada
kompetemen ECF. Kadar kalium serum normal adalah 3,5-5,5 mEq/L dan sangat berlawanan
dengan kadar di dalam sel yang sekitar 160 mEq/L. Kalium merupakan bagian terbesar dari zat

12
terlarut intrasel, sehingga berperan penting dalam menahan cairan di dalam sel dan
mempertahankan volume sel. Kalium ECF, meskipun hanya merupakan bagian kecil dari kalium
total, tetapi sangat berpengaruh dalam fungsi neuromuskular. Perbedaan kadar kalium dalam
kompartemen ICF dan ECF dipertahankan oleh suatu pompa Na-K aktif yang terdapat
dimembran sel.
Rasio kadar kalium ICF terhadap ECF adalah penentuan utama potensial membran sel
pada jaringan yang dapat tereksitasi, seperti otot jantung dan otot rangka. Potensial membran
istirahat mempersiapkan pembentukan potensial aksi yang penting untuk fungsi saraf dan otot
yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih rendah dibandingkan kadar di dalam sel, sehingga
sedikit perubahan pada kompartemen ECF akan mengubah rasio kalium secara bermakna.
Sebaliknya, hanya perubahan kalium ICF dalam jumlah besar yang dapat mengubah rasio ini
secara bermakna. Salah satu akibat dari hal ini adalah efek toksik dari hiperkalemia berat yang
dapat dikurangi kegawatannya dengan meingnduksi pemindahan kalium dari ECF ke ICF. Selain
berperan penting dalam mempertahankan fungsi nueromuskular yang normal, kalium adalah
suatu kofaktor yang penting dalam sejumlah proses metabolik.
Homeostasis kalium tubuh dipengaruhi oleh distribusi kalium antara ECF dan ICF, juga
keseimbangan antara asupan dan pengeluaran. Beberapa faktor hormonal dan nonhormonal juga
berperan penting dalam pengaturan ini, termasuk aldostreon, katekolamin, insulin, dan variabel
asam-basa.
Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian adalah sekitar 50-100 mEq. Sehabis
makan, semua kalium diabsorpsi akan masuk kedalam sel dalam beberapa menit, setelah itu
ekskresi kalium yang terutama terjadi melalui ginjal akan berlangsung beberapa jam. Sebagian
kecil (<20%) akan diekskresikan melalui keringat dan feses. Dari saat perpindahan kalium
kedalam sel setelah makan sampai terjadinya ekskresi kalium melalui ginjal merupakan
rangkaian mekanisme yang penting untuk mencegah hiperkalemia yang berbahaya. Ekskresi
kalium melalui ginjal dipengaruhi oleh aldosteron, natrium tubulus distal dan laju pengeluaran
urine. Sekresi aldosteron dirangsang oleh jumlah natrium yang mencapai tubulus distal dan
peningkatan kalium serum diatas normal, dan tertekan bila kadarnya menurun. Sebagian besar
kalium yang di filtrasikan oleh gromerulus akan di reabsorpsi pada tubulus proksimal.
Aldosteron yang meningkat menyebabkan lebih banyak kalium yang terekskresi kedalam tubulus
distal sebagai penukaran bagi reabsorpsi natrium atau H+. Kalium yang terekskresi akan

13
diekskresikan dalam urine. Sekresi kalium dalam tubulus distal juga bergantung pada arus
pengaliran, sehingga peningkatan jumlah cairan yang terbentuk pada tubulus distal (poliuria)
juga akan meningkatkan sekresi kalium.
Keseimbangan asam basa dan pengaruh hormon mempengaruhi distribusi kalium antara
ECF dan ICF. Asidosis cenderung untuk memindahkan kalium keluar dari sel, sedangkan
alkalosis cenderung memindahkan dari ECF ke ICF. Tingkat pemindahan ini akan meingkat jika
terjadi gangguan metabolisme asam-basa, dan lebih berat pada alkalosis dibandingkan dengan
asidosis. Beberapa hormon juga berpengaruh terhadap pemindahan kalium antara ICF dan ECF.
Insulin dan Epinefrin merangsang perpindahan kalium ke dalam sel. Sebaliknya, agonis alfa-
adrenergik menghambat masuknya kalium kedalam sel. Hal ini berperan penting dalam klinik
untuk menangani ketoasidosis diabetik. (Price & Wilson, edisi 6, hal 341)
D. Manifestasi klinik
a CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam menghilang.
b Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut)
c Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual mmuntah.
d Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.
e Ginjal; poliuria,nokturia.
(Price & Wilson, 2006, hal 344)

E. Pemeriksaan Diagnostik
1.    Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L.
2.    Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L.
3.    Glukosa serum : agak tinggi.
4.    Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L.
5.    Osmolalitas urine : menurun.
6.    GDA : pH dan bikarbonat meningkat (Alkalosit metabolik).
(Doenges 2002, hal 1049).
F. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan penyakit hipokalemia yang paling baik adalah pencegahan. Berikut
adalah contoh-contoh penatalaksanaannya : 

14
a.         Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L.
b.        Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari (contoh
makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat, kacang-kacangan,
dan kentang).
c.         Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus.
d.        Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dapat diberikan melalui jalur
sentral bahkan pada hipokalemia yang sangat berat, dianjurkan bahwa pemberian kalium tidak
lebih dari 20-40 mEq/jam ( diencerkan secukupnya) : pada situasi semacam ini pasien harus
dipantua melalui elektrokardigram (EKG) dan diobservasi dengan ketat terhadap tanda-tanda lain
seperti perubahan pada kekuatan otot.
(Brunner & Suddarth, 2002, hal 260).
e.         Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai berikut :
a. Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati dapat menimbulkan otot
menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat menimbulkan kelumpuhan.
b. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam pengobatan kekuarangan kalium
tidak berhati-hati yang memungkinkan terlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh
darah.(Ilmu Gizi, 1991, hal 99)
f.         Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia yaitu :
1.      Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan hipokalemia terutama
bila mendapat obat digitalis. 
2.      Ileus paralitik.
3.      Kelemahan otot sampai kuadriplegia.
4.      Hipotensi ortostatik.
5.      Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus distal.
6.      Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.
7.      pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.
8.      Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L. 
(Ilmu penyakit Dalam, 2001, hal.308) 

15
G. Pengobatan
1.        Pemberian K melalui oral atau Intravena untuk penderita berat.
2.        Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral karena lebih mudah.
3.        Pemberian 40-60 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L, sedangkan
pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5 mEq/L. Bila ada
intoksikasi digitalis, aritmia, atau kadar K serum Bila kadar kalium dalam serum > 3
mEq/L, koreksi K cukup per oral.
4.        Monitor
kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian secara
intravena.
5.        Pemberian K intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang besar
dengan kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali disertai aritmia atau kelumpuhan otot
pernafasan, diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20
mEq dalam 100 cc NaCl isotonik.
6.        Acetazolamide untuk mencegah serangan.
7.        Triamterene atau spironolactone apabila acetazolamide tidak memberikan efek pada orang
tertentu.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
- Hiperkalemia dan hipokalemia menunjukkan kadar kalium serum yang lebih
tinggi atau lebih rendah dari nilai batas laboratorium yang normal. kondisi
yang menyebabkan hiperkalemia atau hipokalemia  ringan bahkan harus
diobati untuk mencegah perkembangan ke hiperkalemia dan hipokalemia yang
lebih parah.
-  Kalium merupakan kation utama didalam sel-sel dan terdapat dalam
konsentrasi yang rendah didalam cairan ekstraseluler. Fungsi kalium adalah
mempertahankan keseimbangan air, keseimbangan asam basa, dan transmisi
syaraf. Hiperkalemia dapat menyebabkan aritmia jantung sedangkan
hipokalemia dapat menyebabkan asidosis intrasel
B. Saran
- Semoga makalah ini dapat diterima dan dapat memberikan informasi untuk
para pembacanya. Dengan penuh harapan dari penulis bahwa makalah ini
masih begitu jauh dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritikan dan masukan yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

17

Anda mungkin juga menyukai