Oleh:
KELOMPOK 4
WAHYU
NURHIDAYANTI
HALIMA.A
NURWINDA SYAHRUNI
Puji dan syukur yang tak terhingga ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dikemas dalam judul “HIPOMAGNESEMIA
& HIPERMAGNESEMIA”.
Penulis juga menyadari bahwa terselesainya makalah ini atas bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, dari hati yang tulus penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dengan caranya masing-masing dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka usul dan
saran yang membangun sangat di harapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.Keseimba
ngan cairan dan elektrolit didalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis
.Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut ) dan zat tertentu (zat terlarut ). Elektrolit adal
ah zat kimia yang menghasilkan partikel partikel muatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intra
vena dan distribusi keseluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elekrolit kedalam keseluruh bagian tubuh. Keseimbanga
n cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Hipomagnesemia adalah konsentrasi magnesium kurang da
ri 1,8 mg/dl.Dapat terjadi akibat penurunan asupan terkait dengan gizi buruk atau
konsumsi alkohol kronis, atau akibat malabsorpsi magnesium diusus terkait dengan laksatif atau diare.
Magnesium adalah kation divalen intraseluler yang paling banyak. Kandungan magnesium total
pada laki-laki normal adalah 12, 4 mmol (0,3 g) per ikilogam berat badan. Dari kandungan ini, 1
persennya adalah ekstraseluler, 31 persen intraseluler, dan 67 persen berada pada tulang. Magnesium
serum berkisar antara 0,8 dan 1,2 mmol/L (2 dan 3 mg/dL). Dari kandungan ini, konsentrasi tidak
terikat yang dapat berdifusi sekitar 0,6 mmol/L (1,4 mg/dL). Magnesium terdapat dalam dua bentuk
dalam sel, satunya dalam larutan yang seimbang dengan bentuk yang dapat berdifusi dalam plasma dan
jumlah yang lebih besar yang terikat pada komponen organik.
Asupan magnesium yang ideal untuk orang dewasa adalah 15 sampai 20 mmol/hari (36 sampai 48
mg/hari). Makanan yang kaya akan magnesium antara lain adalah biji padi-padian dan kacang-
kacangan. Daging segar, ikan, dan sebagian besar buah segar relatif mengandung sedikit magnesium
(Horne dan Swearingen, 2001).
B. Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
1. Hipomagnesemia
Hipomagnesemia adalah konsentrasi magnesium kurang dari 1,8 mg/dl. Dapat terjadi
akibat penurunan asupan terkait.dengan gizi buruk atau konsumsi alkohol kronis, atau akibat
malabsorpsi magnesium diusua terkait dengan laksatif.atau diare. Higesti kalsium yang berlebih
an dapat merusak absorpsi magnesium diusus karena kalsium dan.magnesium bersaing mendap
atkan tempat transpor yang sama.
2. Hipermagnesemia
Hipermagnesemia adalah kadar magnesium >2,5 mEq/L yang terjadi hampir secara
khusus pada individu dengan gagal ginjal yang mengalami peningkatan magnesium, misalnya
menggunakan obat yang mengandung magnesium (Horne dan Swearingen, 2001).
B. PENYEBAB
1. Hipomagnesemia
Penyakit dimana terjadi hipomagnesemia adalah kompleks dan biasanya merupakan akibat dari
gangguan nutrisi dan metabolisme.
Penyebab tersering dari hipomagnesemia adalah asupan yang kurang, yang berhubungan denga
n kelaparan atau kelainan penyerapan diusus dan pengeluaran yang berlebihan oleh ginjal.
Hipomagnesemia juga sering terjadi pada orang – orang yang mengonsumsi alkohol dalam jum
lah yang banyak atau yang mengalami diare terus menerus dalam waktu yang lama.
Kadar aldosteron, hormon anti dioretik atau hormone tiroid yang tinggi dapat menyebabkan hip
omagnesemia karena terjadi pembuangan yang berlebihan oleh ginjal.
Penggunaan dioretik, obat anti jamur ampotericin B atau obat anti kanker cislatin dapat juga me
nyebabkan hipomagnesemia .
Hipomagnesemia terjadi akibat pembuangan yang berlebihan baik lewat saluran cerna maupun
ginjal. Pembuangan Mg lewat saluran cerna biasanya disebabkan oba fomitus, diare, sindromm
alabsorpsi dan reseksi usus.
2. Hipermagnesemia
Orang yang sehat dapat mengekskresikan sampai 60 mg setiap hari. Jadi
hipermagnesemia bukanlah masalah klinis yang umum, tetapi dapat terlihat pada gagal ginjal,
tenggelam di dalam air asin, memakan magnesium atau sebagai terapi medis.
Hipermagnesemia ringan umumnya tejadi dalam gagal ginjal lakatif serta antacid yang
mengandung magnesium dapat menghasilkan gejala-gejala dalam pasien ini.
C. GEJALA KLINIS
1. Hipomagnesemia
Tanda tanda:
Hampir selalu terjadi bersamaan hipokalemia dan hipokalesmia.Hiperiritabilitas,tetati, kram tun
gkai, dan kaki, tanda chvostek dan trousseun.posititif, konfusi delusi dan serangan kejang semu
anya disebabkan oleh perubahan pada.hantaran neuromuskuler.Aritmia , vasodilatasi, dan hipot
ensi akibat peningkatan aliran natrium kedalam atau efek.ketidakseimbangan kalsium dan kaliu
m yang terjadi bersamaan.
Gejala yang sering dialami :
Mual
Kehilangan napsu makan
Muntah
Mengantuk
Kelemahan
Perubahan kepribadian
Kejang otak
Gemetaran
Jika hipomagnesemia terjadi bersamaan dengan hipokalsemia keadaan hipomagnesemia harus
diobati terlebih dahulu sebelum mengobati hipokalsemia .
2. Hipermagnesemia
Tanda-tanda
- Mual
- Muntah
- Wajah kemerahan
- Sensasi panas
- Perubahan fungsi mental
- Mengantuk
- koma
D. PENGOBATAN
1. Hipomagnesemia
Jika timbul gejala atau konsentrasi magnesium sangat rendah (kurang dari 1 mEq/L
darah ),diberikan magnesium per.oral maupun melalui suntikan diotot ( intramuscular ) atau pe
mbuluh balik (intravena).Dalam mengatasi hipomagnesemia penyakit dasar harus segera diatasi
. Pada keadaan.hipomagnesemia berat ( <1 mmol/L dalam serum ) atau hipomagnesemia simto
matik dengan kelainan neuromuscular,.atau manifestasi neurologis, aritmia jantung, maka penal
ataksanaannya diberikan dengan pemberian dua gram.magnesium sulfat ( mgso4) dalam 100 ml
dekstrosa 5% dalam waktu 5 sampai 10 menit. Bisa diulangi sampai total.10 gram dalam 6 jam
berikutnya.
2. Hipermagnesemia
Pada penderita hipermagnesemia berat diberikan kalsium glukonas intravena dan alat
bantu system pernafasan dan sirkulasi. Obat-obat yg mengandung magnesium yg harus
dihindari.
-Antasida
- aludrox
- camalox
- Do-gel
- Gaviscon
- Mylanta
- Riopan
- Simeco
- Tempo
- magnesium sitrat
PENUTUP
3. . KESIMPULAN
Diagnosis gangguan keseimbangan elektrolit ditegakan berdasarkan temuan klinis.dan hasil
laboratorium dengan nilai diatas atau dibawah normal. Penalataksanaan gangguan keseimbangan
elektrolit mencakup koreksi elektrolit dan mengatasi penyakit yang mendasarinya.Pemahaman terh
adap.patofisiologi gangguan keseimbangan elektrolit dan non elektrolit. Magnesemia akan menunt
un para klimisi untuk.menentukan diagnosis dan penyebab gangguan tersebut sehingga penatalaksa
an dapat diberikan secara tepat.
4. SARAN
Diperlukan pemahaman yang baik terhadap gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan
non elektrolit magnesemia,sehingga dapat menegakan diagnosis dengan cepat dan tepat dan pada
akhirnya dapat memberikan penanganan.yang tepat dan cepat pula .
DAFTAR PUSAKA
Kowalak, Jenifer P.2011.patofisiologi ( professional guide to pathophysiology):Jakarta.buku kedoktera
n EGC
March 2010;cited:November 2010]available from:http//www.emedicine.com
Kowalak, Jenifer P.2011.patofisiologi ( professional guide to pathophysiology):Jakarta.buku kedoktera
n EGC
March 2010;cited:November 2010]available from:http//www.emedicine.com