Anda di halaman 1dari 11

RESUME ERUPTIO DIFFICILIS

Disusun oleh :
Khusein Nova Pramana 22010118220196

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
GIGI IMPAKSI (ERUPTIO DIFFICILIS)

Definisi

Gigi impaksi (Eruptio Difficilis) adalah gigi yang tidak dapat erupsi ke posisi fungsional
normalnya, karena itu dikategorikan sebagai patologik dan membutuhkan perawatan. Tidak
semua gigi yang tidak erupsi adalah gigi impaksi, gigi yang disebut impaksi apabila gigi
tersebut gagal untuk bererupsi secara keseluruhan kedalam kavitas oral dalam jangka waktu
perkembangan yang diharapkan.

Gambar 1. Gigi impaksi

Etiologi

Gradual evolutionary reduction dari pada besarnya tulang mandibula dan maksila dari
manusia, sehingga tulang rahang menjadi kecil untuk memberi tempat gigi molar tiga. Hal ini
dapat disebabkan oleh:
 Congenital agenesis gigi molar tiga
 Rudimentair gigi molar tiga
 Malformasi gigi geligi lain
Panjangnya jarak yang harus ditempuh oleh gigi dari tempat pertumbuhannya ke oklusi
normal. Penyebab dibagi 2 :
a. Sistemik
Prenatal causes; Heredity, Miscegenation
Postnatal causes; semua kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan anak;
Ricketsia, congenital syphilis, endocrine dysfunction, anemia, tuberculosis, malnutrition
b. Lokal
Misalnya retensi gigi susu yang lama, cleft lip & palate, malposisi gigi geraham.

Klasifikasi
A. Klasifikasi molar tiga bawah
1. Klasifikasi berdasarkan hubungan antara gigi molar tiga bawah dengan ramus
mandibula dan permukaan distal gigi molar dua
Kelas I : Ukuran mesiodistal molar ketiga lebih kecil dibandingkan dengan jarak
antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula
Kelas II : Ukuran mesiodistal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak antara
distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula
Kelas III : Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus mandibula

Gambar 2. Kelas I, Kelas II, Kelas III

2. Klasifikasi berdasarkan dalamnya molar tiga bawah impaksi di dalam rahang


Posisi A : Bagian tertinggi dari molar tiga bawah impaksi sama dengan oklusal plane
gigi molar dua bawah
Posisi B : Bagian tertinggi dari molar tiga bawah impaksi terletak di bawah oklusal
plane molar dua bawah, di atas cervical line molar dua bawah
Posisi C : Molar tiga bawah impaksi terletak di bawah cervical line gigi molar dua
bawah
Gambar 3. Posisi A, B, C

3. Klasifikasi berdasarkan sumbu panjang/axis dari molar tiga bawah impaksi dengan
sumbu panjang molar dua bawah
Vertikal posItion : Gigi impaksi normal/tegak/vertikal
Horizontal position : Gigi impaksi datar/tertidur/horisontal
Inverted position : Gigi impaksi terbalik
Mesioangular position : Condong/miring ke mesial
Distoangular position : Condong/miring ke distal
Buccoangular position : Condong/miring ke bukal
Linguoangular position : Condong/miring ke lingual

B. Klasifikasi molar tiga maksila


Berdasarkan dalamnya gigi molar tiga atas yang impaksi :
Kelas A : Bagian terendah mahkota gigi impaksi molar tiga atas terletak dan/atau di atas
garis oklusal dari gigi molar dua atas
Kelas B : Bagian terendah mahkota gigi impaksi molar tiga atas di antara garis oklusal
dan garis servikal gigi molar dua atas
Kelas C : Bagian terendah mahkota gigi impaksi molar tiga atas terletak pada/di atas
garis servikal gigi molar dua atas

Diagnosis
Diagnosis gigi impaksi didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan
radiografi. Untuk gigi impaksi sebagian (Partially eruption teeth) dideteksi dengan
pemeriksaan klinis. Untuk gigi impaksi penuh/total (Deeply embeded teeth) dideteksi dengan
pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan radiografi gigi impaksi sebaiknya dilakukan dari dua
arah/jurusan proyeksi yang saling tegak lurus untuk melihat dengan jelas letak dan posisinya
terhadap jaringan sekitar. Teknik foto yang dapat digunakan antara lain :
 Periapikalfoto
 Oklusalfoto
 Eislerfoto(untukrahangbawah)
 Water’s foto(untukrahangatas)
 Straigtlateral skull foto
 Panoramic foto

Gambar 4. Panoramic radiograph


Gambar 5. Oclusal radiograph

Gambar 6. Water’s radiograph


Terapi

Terapi dimaksudkan untuk:


 Membawa gigi impaksi agar dapat erupsi ke dalam lengkung geliginya yang normal
sehingga gigi tersebut dapat berfungsi sebagai alat kunyah yang baik, misalnya dengan
cara:
 Surgical eruption and positioning of teeth baik dengan/tanpa perawatan ortodontik
 Transplantation and replantation of teeth dimana dalam hal ini gigi impaksi dapat
berfungsi sebagai alat kunyah
 Mengambil gigi impaksi dari dalam socketnya sebab gigi tersebut dipandang merugikan
bila tidak dikeluarkan dari dalam socketnya (terutama gigi impaksi sebagian).

Kontraindikasi ekstraksi gigi impaksi


1. Usia ekstrim : tulang menjadi sangat terkalsifikasi, kurang fleksibel, sulit
dibengkokkan dalam proses ekstraksi gigi
2. Imunokompromise
3. Kemungkinan terjadinya kerusakan berlebih pada struktur disekitarnya

Komplikasi

1. Perikoronitis
Pada gigi impaksi parsial disertai jaringan lunak yang banyak melingkupi sisi oklusal
dan aksial, pasien seringkali mengalami pericoronitis. Pericoronitis merupakan suatu
infeksi pada jaringan lunak disekitar crown dari gigi yang impaksi dan disebabkan
oleh flora oral normal. Penyebabnya antara lain :
a) Penurunan daya tahan tubuh.
b) Dapat timbul sekunder dari trauma minor dari gigi molar III maksila. Jaringan
lunak yang menutupi permukaan oklusal dari gigi molar III yang mengalami
erupsi parsial (disebut juga operkulum) yang dapat mengalami trauma dan
menjadi bengkak. Dapat diatasi dengan pencabutan gigi molar III.
c) Makanan yang terperangkap dibawah operkulum, di kantong dibawah operkulum
dan gigi yang impaksi, kantung ini tidak dapat dibersihkan sehingga bakteri
menginvasi dan terjadi pericoronitis
d) Streptococcus dan bakteri anaerob (bakteri yang memang menempati sulcus
ginggivalis) menyebabkan pericoronitis

Gambar 7. Perikoronitis
Pericoronitis dapat berupa infeksi ringan hingga infeksi berat yang membutuhkan
perawatan, terapi perikoronitis antara lain :
 Pericoronitis ringan : terlokalisir dalam bentuk edema dan rasa nyeri. Dapat
dilakukan irigasi ringan dan kuretase oleh dokter gigi dan juga irigasi di rumah
 Pericoronitis berat disertai pembengkakan jaringan lokal : disebabkan oleh
trauma dari gigi molar III maksila, dokter gigi dapat mempertimbangkan
dilakukannya pencabutan gigi molar III dan irigasi lokal
 Untuk pasien dengan pembengkakan lokal dan nyeri, pembengkakan wajah
ringan, trimus ringan sekunder dari inflamasi yang meluas ke muskulus
mastikasi, dan demam derajat ringan. Dokter gigi dapat mempertimbangkan
pemberian antibiotik disertai irigasi dan ekstraksi (penisilin adalah antibiotik
pilihan).
 Gigi molar III mandibula tidak boleh dilakukan ekstraksi hingga tanda dan
gejala pericoronitis telah sembuh komplit. Insidensi komplikasi postoperatif
dapat meningkat apabila dilakukan ekstraksi saat infeksi aktif

2. Karies gigi
Saat gigi molar III impaksi total atau parsial, bakteri penyebab karies gigi dapat
terpapar pada aspek distal gigi molar II dan juga molar III.

Gambar 8. Karies gigi


3. Penyakit periodontal
Gigi yang erupsi berdekatan dengan gigi impaksi rentan mengalami penyakit
periodontal seiring dengan penurunan jumlah tulang pada aspek distal pada molar II,
disertai dengan kantung periodontal dalam pada aspek distal molar II
4. Resorpsi radix
Gigi yang impaksi dapat menyebabkan tekanan yang cukup pada radix dari gigi
disebelahnya menyebabkan resorpsi radix.
Gambar 9. Resorpsi radix

5. Pain of unexplained origin


Gigi yang impaksi dapat menyebabkan nyeri di daerah retro molar tanpa penyebab
yang jelas.
6. Kista dan tumor odontogenik
Folikel dental dapat mengalami degenerasi kistik dan menjadi kista dentigerios atau
keratokista. Sedangkan meloblastoma dapat berkembang dari epitel pada folikel
dental.
7. Fraktur rahang
Gigi molar III yang impaksi menempati ruang yang seharusnya berisi tulang, sehingga
melemahkan mandibula dan rentan mengalami fraktur
Gambar 10. Fraktur rahang

Anda mungkin juga menyukai