Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STANDARISASI BAHAN OBAT ALAM

“STANDARISASI ESKTRAK DARI HERBA TEMPUYUNG


(Sonchus arvensis L.)”

OLEH :

NAMA : ALMA DWI PERTIWI CHOERUNNISA


NIM : O1A117004
KELAS :A
DOSEN : YAMIN, S.Pd., M.Sc

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah Swt atas tersusunnya makalah ini. Tujuan
penyusunan makalah ini adalah sebagai bahan materi serta untuk memenuhi tugas
mata kuliah STANDARISASI NAHAM OBAT ALAM. Makalah ilmiah ini telah
penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Disadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu


diharapkan kritik dan saran dari dosen sebagai penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Manfaat Herba Tempuyung (Sonchus Arvensis L.)


B. Proses Standarisasi
C. Parameter Standar Ekstrak
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan hayati
terbesar kedua setelah Brazil, dan mempunyai banyak tumbuhan berkhasiat
obat. Keanekaragaman ini merupakan modal potensial untuk pengembangan
obat baru. Obat yang sedang dikembangkan adalah obat-obat yang mempunyai
berbagai aktivitas seperti asam urat dan peluruh air seni atau diuretik.
Tempuyung merupakan salah satu obat herbal yang mempunyai
aktivitas sebagai diuretik. Tempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan
tanaman liar yang banyak tumbuh di Jawa dan Sumatra. Daun tempuyung
dapat berkhasiat sebagai obat diuretik. Aktivitas tempuyung sebagai obat asam
urat ditunjukkan pada pemberian infusa daun tempuyung 10% secara in vitro
pada pH 6,2 pada tikus yang menderita asam urat dapat menurunkan kadar
asam urat setelah 24 jam pemberian. Selain itu ekstrak tempuyung juga
menunjukkan aktivitas Glutation Peroxsidase pada konsentrasi 1,22378 IU/mL.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka di buatlah makalah ini
dengan judul “STANDARISASI ESKTRAK DARI HERBA TEMPUYUNG
(Sonchus arvensis L.)” dengan menetapankan beberapa parameter spesifik dan
non spesifik terhadap ekstrak air herba tempuyung (Sonchus arvensis).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di kembangkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana manfaat herba tempuyung bagi masyarakat ?
2. Bagaimana proses standarisasi ekstrak tempuyung (Sonchus arvensis L.) ?
3. Bagaimana penetapan parameter standar ekstrak dari herba tempuyung
(Sonchus arvensis L.) ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui manfaat herba tempuyung bagi masyarakat !
2. Mengetahui proses standarisasi ekstrak tempuyung (Sonchus arvensis L.) !
3. Menetapkan parameter standar ekstrak dari herba tempuyung (Sonchus
arvensis L.) !
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Manfaat Herba Tempuyung (Sonchus arvensis L.)


Tempuyung merupakan salah satu tanaman obat yang tumbuh liar,
Tempuyung digunakan sebagai salah satu obat herbal yang mempunyai
aktivitas sebagai diuretik, daun tempuyung dapat berkhasiat sebagai obat
diuretik. Budi daya tempuyung dapat dilakukan di dalam pot, polybag, atau
lahan dengan menggunakan bahan organik yang dicampur dengan puing
bangunan atau pasir serta batu yang diberi banyak kapur. Tempuyung sebagai
salah satu jenis tanaman obat potensial yang menggunakan seluruh bagiannya
untuk pengobatan. Tempuyung tumbuh liar di tempat terbuka yang terkena
sinar matahari atau sedikit terlindung dan pada tanah yang agak lembab, seperti
pinggir parit, pinggir jalan, sela-sela batu, tebing dan tembok miring (Gatari
dan maya, 2014).

Gambar 1.1 Tanaman Tempuyung


1. Klasifikasi tempuyung
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monokotiledone
Family : Asteraceae
Spesies : Sonchus arvensis L.
2. Nama lain dari tanaman tempuyung
Nama daerah dari tempuyung adalah lempung, jombang, galibug,
rayana (Sunda), tempuyung (Jawa). Niu she tou (Cina), laitron des champ
(Prancis), show thistle (Inggris).
3. Kandungan kimia
Daun Sonchus arvensis mengandung senyawa Lipida (diasil
galaktosilgliserol; monoasilgalaktosil gliserol dan diasil digalaktosil
gliserol); golongan flavonoid; flavon (apigenin-7-glikosida; luteolin
7glukosida; luteolin-7-glukoronida; luteolin-7-rutinosida; aeskuletin (suatu
golongan senyawa kumarin).

B. Proses standarisasi
Standarisasi adalah serangkaian parameter, prosedur dan cara
pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma mutu
kefarmasian, mutu dalam arti memenuhi syarat standar (kimia, biologi, dan
farmasi), termasuk jaminan (batas-batas) stabilitas sebagai produk kefarmasian
umumnya.
Persyaratan mutu ekstrak terdiri dari berbagai parameter standar umum
dan parameter standar spesifik. Pengertian standardisasi juga berarti proses
menjamin bahwa produk akhir obat (obat, ekstrak atau produk ekstrak)
mempunyai nilai parameter tertentu yang konstan dan ditetapkan (dirancang
dalam formula) terlebih dahulu.
Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan
liar, kandungan kimianya tidak dijamin selalu konstan karena adanya variabel
bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umur dan cara) panen, serta proses pasca
panen dan preparasi akhir. Variasi senyawa kandungan dalam produk hasil
panen tumbuhan obat (invivo) disebabkan beberapa aspek diantaranya aspek
genetik (bibit), lingkungan (tempat tumbuh dan iklim), rekayasa agronomi
(fertilizer dan perlakuan selama masa tumbuh), serta panen (waktu dan paska
panen).

C. Parameter standar ekstrak


Parameter-parameter standar ekstrak di bagi menjadi dua yakni
parameter non spesifik dan parameter spesifik. Penetapan Parameter non
spesifik ekstrak secara umum dilakukan terhadap kadar air, kadar abu total,
kadar abu tidak larut asam, dan cemaran mikroba dalam ekstrak. Organoleptis
ekstrak dan simplisia bertujuan sebagai pengenalan awal yang sederhana
seobyektif mungkin menggunakan panca indera dengan mendiskripsikan
bentuk, warna, bau, dan rasa.
1. Parameter non spesifik
a. Kadar air
Parameter kadar air merupakan pengukuran kandungan air yang berada
di dalam bahan. Penetapan parameter dilakukan dengan cara yang tepat
yaitu titrasi, destilasi atau gravimetri. Tujuan dari parameter ini adalah
memberikan batasan maksimal atau rentang tentang besarnya
kandungan air di dalam bahan.
b. Kadar abu
Bahan yang dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan
turunannya terdekstruksi dan menguap. Sehingga tinggal unsur mineral
dan organik. Tujuan dari parameter ini adalah memberikan gambaran
kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal
sampai terbentuknya ekstrak.
c. Kadar abu tidak larut asam
Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu pada penetapan kadar abu
yang tidak larut dalam asam ketika dilarutkan dengan pelarut asam.
d. Cemaran logam berat
Parameter cemaran logam berat adalah menetukan kandungan logam
berat secara spektroskopi serapan atom atau lainnya yang lebih valid.
Tujuan dari parameter ini adalah untuk memberikan jaminan bahwa
ekstrak tidak mengandung logam berat tertentu (Hg, Pb, Cu dll.)
melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya (toksik) bagi
kesehatan.
e. Cemaran aflatoksin
Parameter cemaran aflatoksin merupakan parameter yang menetukan
adanya aflatoksin dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Tujuan dari parameter ini adalah memberikan jaminan bahwa ekstrak
tidak mengandung cemaran jamur melebihi batas yang ditetapkan
karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan aflotoksin yang
berbahaya bagi kesehatan.
f. Cemaran mikroba
Parameter cemaran mikroba digunakan untuk menentukan (identifikasi)
adanya mikroba yang patogen secara analisis. Tujuan dari parameter ini
adalah untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak mengandung
mikroba patogen dan tidak mengandung mikroba nonpatogen melebihi
batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan
berbahaya (toksik) bagi kesehatan.

2. Parameter spesifik
a. Identitas ekstrak
1) Diskripsi tata nama antara lain : nama ekstrak, nama latin, bagian
tumbuhan yang digunakan dan nama Indonesia tumbuhan.
2) Senyawa identitas artinya senyawa tertentu yang menjadi petunjuk
spesifik dengan metode tertentu. Tujuannya yaitu memberikan
identitas obyektif dari nama dan spesifik dari senyawa identitas.
b. Organoleptik ekstrak
Parameter ini meliputi penggunaan panca indra dalam mendeskripsikan
bentuk, warna, bau, dan rasa. Tujuannya yaitu pengenalan awal yang
sederhana dan seobyektif mungkin.
c. Parameter senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
Parameter senyawa terlarut yaitu melarutkan ekstrak dengan pelarut
(alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah solute yang identik dengan
jumlah senyawa kandungan secara gravimetri. Dalam hal tertentu dapat
diukur senyawa terlarut dalam pelarut lain misalnya heksana,
diklorometan, metanol. Tujuannya yaitu memberikan gambaran awal
jumlah senyawa kandungan.
d. Uji kandungan kimia ekstrak
Parameter uji kandungan kimia untuk menetukan kandungan kimia
yang terkandung dalam sampel ekstrak herba tempuyung.

Penetapan beberapa parameter standardisasi ini bertujuan untuk


menentukan kualitas ekstrak yang mempuyai standar (kimia, biologi, dan
farmasi) serta batas-batas aman dari ekstrak air herba tempuyung sebagai
produk bahan obat alam yang bermutu dan aman.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasakan rumusan masalah makalah ini maka dapat disimpulkan
1. Tempuyung merupakan salah satu tanaman obat yang tumbuh liar,
Tempuyung digunakan sebagai salah satu obat herbal yang mempunyai
aktivitas sebagai diuretik, daun tempuyung dapat berkhasiat sebagai obat
diuretik.
2. Standardisasi dilakukan sebagai proses menjamin bahwa produk akhir obat
(obat, ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai nilai parameter tertentu
yang konstan dan ditetapkan (dirancang dalam formula) terlebih dahulu.
3. Parameter standar ekstrak terbagi dua yakni parameter spesifik dan non
spesifik, dimana parameter standar ini bertujuan untuk menentukan kualitas
ekstrak yang mempuyai standar (kimia, biologi, dan farmasi) serta batas-
batas aman dari ekstrak air herba tempuyung sebagai produk bahan obat
alam yang bermutu dan aman.

DAFTAR PUSTAKA
Gatari D.D Dan Maya M., 2014., Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Tempuyung
(Sonchus Arvensis L.) Dengan Komposisi Media Tanam Yang Berbeda.,
J. Hort. Indonesia 5(1):47-55.

Syariful A, Ahmad K, Muhammad Y, Alfred T, Nurlina I, Dan Ramadanil M., 2013.,


STANDARISASI EKSTRAK ETIL ASETAT KAYU SANREGO
(Lunasia amara Blanco)., Online Jurnal of Natural Science, Vol.2(3): 1-
8

Zainab, Nanik S, Dan, Anisaningrum., 2016., PENETAPAN PARAMETER


STANDARDISASINON SPESIFIK DAN SPESIFIK EKSTRAK DAUN
PACAR KUKU (Lawsonia inermis L.)., Media Farmasi Vol. 13 No. 2:
212-226

Anda mungkin juga menyukai