Anda di halaman 1dari 9

Oleh :

Alma Dwi Pertiwi Choerunnisa


(O1A117004)

(Kelas A 2017)
01

REVIEW
JURNAL
02
Sesewanua
(Clerodendron squamatum Vahl.)

Sesewanua (Clerodendron squamatum Vahl.)


secara empiris telah digunakan oleh
masyarakat di beberapa daerah di Sulawesi
Utara khususnya diwilayah Minahasa untuk
mengobati demam, patah tulang, dan penurun
bengkak. Daun sesewanua mengandung
flavonoid dan alkaloid yang dapat berpotensi
sebagai antioksidan.
Prosedur Kerja

PENGAMBILAN
SAMPEL Sampel diambil dari daerah Malalayang, Manado.
Bahan yang digunakan adalah bagian daun
sesewanua.

IDENTIFIKASI Identifikasi tanaman dilakukan di laboratorium taksonomi tanaman,


TANAMAN jurusan biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam,
universitas sam ratulangi, Manado

PREPARASI
SAMPEL Daun sesewanua dicuci pada air kran yang mengalir untuk
menghilangkan kotoran yang menempel, kemuadian ditiriskan lalu di
rajang menjadi potongan kecil, kemuadian di keringkan di udara
terbuka.
Cawan porselen dikeringkan dalam oven pada suhu 40°C. Setelah
dingin berat cawan ditimbang, sampel daun sesewanua ditimbang
Uji kadar air

sebanyak 2 gram dan dimasukkan kedalam cawan. Cawan yang


berisi sampel dimasukkan kedalam oven pada suhu 40°C selama 3
jam.

Note :
Berdasarkan hasil pengujian kadar air kedua jurnal, menunjukkan hasil yang sama. Dimana di
peroleh hasil uji kadar air yakni 4,68 %. Hasil yang di peroleh sudah baik karena simplisia yang
baik memiliki kadar air <10%
Ekstraksi

Ekstraksi daun sesewanua dilakukan dengan cara


maserasi menggunakan pelarut etanol, etil asetat, dan Note :
Pelarut yang digunakan dalam penelitian
N heksan. Ditimbang sebanyak 200 gram simplisia kedua jurnal ini adalah etanol, etil asetat
lalu ditambahkan pelarut 800 ml hingga simplisia dan N heksan. Tujuan penggunaan tiga
terendam seluruhnya. Ekstraksi dilakukan selama pelarut dengan polaritas yang berbeda
3×24 jam terlindung dari cahaya, pengadukan adalah untuk mengetahui rendemen dan
mendapatkan senyawa aktif dari daun
dilakukan setiap 24 jam. Pada hari ke 2 dan 3, pelarut sesewanua berdasarkan tingkat
disaring sehingga di peroleh filtrat. Filtrat kemudian kepolarannya.
di evaporasi dengan rotari evaporator sehingga di
peroleh ekstrak kental.

Note :
Ekstrasi daun sesewanua dalam penelitian ini menggunakan metode maserasi, hal ini dikarena kandungan antioksidan merupakan
senyawa yang tidak tahan panas sehingga metode maserasi yang merupakan ekstraksi secara dingin akan lebih optimal dalam
mengekstraksi senyawa antioksidan.
Skrining fitokimia

Sebanyak 2 gram serbuk daun sesewanua dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian diekstraksi
dengan pelarut metanol sebanyak 10 ml. Setelah sampel mengendap, sampel disaring dengan
menggunakan kertas saring dan filtrat yang di peroleh di pindahkan ke tabung reaksi yang lain untuk di
lakukan pengujian fitokimia.

SKRINING
FITOKIMIA

Uji flavonoid
Uji Fenolik
HCl pekat + Mg → positif
+ berwarna biru kehitaman
H2SO4 2 N → positif
NaOH 10% → positif

Uji alkaloid
Reagen wagner → positif
Standarisasi ekstrak Standarisai ekstrak tidak lain adalah serangkaian
parameter yang dibutuhkan sehingga ekstrak persyaratan
kefarmasian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Senyawa identitas ekstrak,
SPESIFIK skrining fitokimia,
organoleptik
PARAMETER

NON Cemaran aflatoksin, cemaran


SPESIFIK mikroba, kadar air, kadar abu

Note :
Berdasarkan percobaan dari kedua jurnal menunjukan bahwa, kedua jurnal tersebut mengacu
pada kedua parameter spesifik dan non spesifik. dimana penetapan parameter spesifik ekstrak
secara umum dilakukan terhadap pengujian skrining fitokimia dan pada parameter non
spesifik ditandai dengan pengujian kadar air, berdasarkan hasil uji parameter kadar air
ekstrak, di peroleh kadar air senilai 4,68%.

Anda mungkin juga menyukai