Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH GEOGRAFI

POSISI STRATEGIS INDONESIA

SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

Disusun Oleh

Kelompok 1 :

1. Abdul Syakroni
2. Dieta Natasya
3. Fedrico Adhikarya
4. Ismi Agustin P.S
5. Fahri Akbar
6. M. Reza Umari
7. Rieke Amanda Putri
8. Tiara Maydar

Guru Pembimbing : Neni Marni, S.Pd.

PEMERINTAH PROVINSI SUMATRA SELATAN


SMA NEGERI 1 INDRALAYA UTARA
TAHUN AJARAN 2017/2018

KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan  dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Posisi Strategis Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari Ibu Neni Marni, S.Pd. sehingga
kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
maritim Indonesia berbasis kelautan, yang kami sajikan berdasarkan resensi dari
berbagai sumber informasi dan berita. Makalah ini di susun oleh kami dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari
luar. Namun,dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu,  kepada
guru pembimbing  kami  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan
makalah  kami  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.

Indralaya Utara, 18 Agustus 2017

Penyusun
MATERI BAB I
POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI
POROS MARITIM DUNIA

A. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Indonesia


1. Letak Wilayah Indonesia
Letak merupakan tempat dimana wilayah itu berada. Letak memiliki
ciri-ciri yaitu, sebagai berikut :
1) Tidak pernah sama persis
2) Tidak pernah bersinggungan atau berhimpitan.

Sebagaimana kita ketahui, Indonesia secara astronomis terletak pada


6ºLU- 11ºLS dan antara 95º BT- 141ºBT. Letak secara astronomis berarti
letak berdasarkan garis lintang dan bujur. Garis lintang merupakan garis
khayal pada peta atau globe yang sejajar dengan khatulistiwa. Garis
khatulistiwa membelah bumi menjadi dua belahan utara dan belahan selatan.
Garis khatulistiwa atau garis equator atau garis lini adalah garis lintang 0°.
Garis lintang dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang
disebut iklim matahari. Dan Garis bujur adalah Garis bujur adalah garis
khayal pada peta atau globe yang menghubungkan kutub utara dan selatan
bumi. Bumi dibagi menjadi 180° garis bujur timur (BT) dan 180° garis
bujur barat (BB). Perhitungan garis bujur 0° dimulai dari Kota Greenwich
dekat Kota London. Garis bujur dipergunakan untuk menentukan waktu
suatu daerah.

Indonesia terletak pada daerah tropis dengan suhu rata-rata 27°C atau
antara 18°C-33°C. Hal ini, tentu saja akibat pengaruh dari garis lintang,
Indonesia menjadi Negara beriklim tropis, dengan curah hujan yang tinggi,
menerima penyinaran matahari sepanjang tahun, dan banyak penguapan
sehingga kelembapan udara tinggi. Namun, wilayah yang sangat menerima
dampak disaat kemarau tinggi yaitu Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku atau
dengan kata lain bagian timur Indonesia (selain Papua). Hal ini, dikarenakan
daerah tersebut merupakan pulau-pulau dengan daratan yang kecil sehingga,
ketika kemarau cadangan air tanah sedikit akibat kurangnya infiltrasi ketika
hujan. Sementara itu, hujan masih turun ketika musim kemarau, hal ini
terjadi pada wilayah pesisir barat sumatera, Bengkulu, Jawa barat. Hujan
yang turun ini merupakan hujan Zenit, merupakan suatu proses hujan yang
berdasarkan atas pengembangan dari udara yang dipanasi, jadi akan terus
naik dimana pada waktu naik temperature akan turun sampai suatu saat
terjadi kondensasi, maka timbul hujan.

a. Secara Astronomis
Letak negara Indonesia jika dilihat dari letak astronomis atau posisi
koordnatnya adalah antara 95° BT – 141° BT dan 6° LU - 110° LS.
Indonesia kalau dilihat dari letaknya maka termasuk dalam wilayah tropis.
Batas wilayah tropis adalah 23, 5° LU - 23,5° LS.

b. Secara Geografis
Adapun letak geografis indonesia terletak di antara 2 benua yaitu
benua asia dan benua australia. Kemudian juga terletak diantara 2
samudera yaitu samudera pasifik dan samudera hindia.

c. Secara Geologis
Posisi Indonesia juga bisa dilihat dari letak geologis yaitu berada di
jalur pertemuan 3 lempeng antara lain Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik,
dan Lempeng Hindia. Dengan posisi tersebut maka akan membuat
Indonesia mempunyai banyak gunung berapi. Keuntungan letak geologi
Indonesia adalah berbagai macam potensi dari sumber energi dan mineral.

2. Luas Wilayah Indonesia


Untuk apakah kita mengetahui luas suatu Negara itu?? Apa
pentingnya? Jawabnya tentu saja penting. Manfaat mengetahui luas suatu
Negara yaitu untuk mengetahui batas, keamanan, kesejahteraan (potensi
SDA dan SDM). Karena semakin luas suatu Negara, potensi nya lebih
baik. Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana pencapaian suatu
bangsa. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah
1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Dan dengan batas-
batas sebagai berikut :

Utara   : Pulau Rando 6°LU-95°BT , Pulau Sekating 5° LU, dan Pulau


Miangas 4°30’LU

Barat   : masih berbatasan dengan Pulau Rondo

Selatan : Pemana (Selatan pulau Roti) 11°LS -123°BT

Timur  : Wilayah DAS Fly di Papua 141°BT

Menurut Badan Informasi Geospasial (BIG) luas wilayah daratan


Indonesia adalah 1.922.570 km2 dan luas perairan seluas 3.257.483 km2.
Apabila kita bandingkan dengan wilayah lainnya, maka luas wilayah
Indonesia (daratan dan lautan) adalah kurang lebih sama dengan Eropa
atau hampir sama dengan Amerika Serikat atau Australia. Indonesia
mempunyai daratan yang terdiri dari 13.466 pulau sehingga membuat
bangsa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar
di dunia. Sehingga dengan banyaknya pulau yang ada, akan membuat
garis pantai sangat besar yaitu mencapai 99.030 km2.

3. Batas –Batas Wilayah Indonesia


Indonesia harus mempunyai batas-batas wilayah yang jelas dan
dapat membedakan dengan wilayah lain. Batas wilayah diperlukan
untuk keperluan pengelolaan, pengawasan, dan perlindungan Negara.
Batas terbagi dua, batas politik dan batas fisik.
a. Batas Politik, dilandaskan berdasarkan :
a) Kesepakatan 1824 antara Beanda dan Kerjaan Inggris , dalam
membagi wilayah kekuasaan
b) Keputusan Pengadilan tetap Internasional tahun 1928
c) Ordonasi 1939 (Teritorial ZEE en Maritimr Kringen Ordonantie),
pembagian wilayah laut berdasarkan Laut Teritorial dan Laut
Pedalaman
d) Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 tentang lebar wilayah laut
dinyatakan 12 mil
e) UU No. 7 tahun 1976 tentang pengesahan penyatuan Timor Timur
ke NKRI.
f) Konvensi Hukum Laut Internasional Tahun 1982, membagi jenis
batas laut berdasarkan batas laut territorial, Batas Landas Kontinen,
dan ZEE.

b. Batas Fisik
Merupakan batas wilayah indonesia berdasarkan daratan dan
perairan.  Dan batas Negara Indonesia yaitu :
a) Utara   : Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782
km, Singapura, Filipina, dan Laut Cina Selatan
b) Selatan: Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia
c) Barat   : Samudra Indonesia
d) Timur  : Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820
km, Timor Leste, dan Samudra Pasifik

Negara Indonesia berbatasan langsung dengan 10 negara


tetangga baik yang berbatasan darat maupun lautnya yaitu dengan
negara Malaysia, Papua New Guinea (PNG), dan Timor Leste,
sedangkan batas lautnya dengan negara India, Singapura, Vietnam,
Thailand, Malaysia, Filipina, Palau, Papua New Guinea, Australia,
dan Timor-Leste.
Batas wilayah negara Indonesia dapat juga dilihat dari posisinya,
yaitu:
 Untuk sebelah utara, wiayah Indonesia berbatasan dengan
wilayah negara Malaysia, Singapura, Palau, Filipina, dan Laut
Cina Selatan.
 Untuk sebelah barat, wilayah Indonesia berbatasan dengan
Samudra Hindia.
 Untuk sebelah selatan, wilayah Indonesia berbatasan dengan
negara Timor Leste, Australia, dan Samudra Hindia.
 Sedangkan sebelah timur, wilayah Indonesia berbatasan dengan
negara Papua Nugini dan Samudra Pasifik.

B. Karakteristik di Wilayah Indonesia


1. Karakteristik di Wilayah Daratan
Karakteristik di wilayah daratan merupakan bagian dari permukaan
bumi yang tidak digenangi air dan berbentuk padat. Wilayah daratan di
Indonesia memiliki tanah yang subur sehingga menyebabkan curah hujan
yang teratur dan banyaknya gunung berapi sehingga dimanfaatkan sebagai
tempat berpijak dan sumber kehidupan manusia
Karakteristik yang masuk dalam wilayah daratan yaitu, sebagai berikut:
a. Dataran tinggi
Dataran tinggi (disebut juga plateau atau plato) adalah
dataran yang luas terletak pada ketinggian 300-600 meter di atas
permukaan laut. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau
dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan
segar.Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi.

Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas,


yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya.Daerah pada
dataran tinggi memiliki udara yang sejuk dengan pemandangan
yang indah sehingga menyebabkan banyak orang mendirikan
rumah-rumah atau vila sebagai tempat istirahat. Selain itu, dataran
tinggi banyak dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan seperti teh,
kopi, bunga, sayuran dan sebagainya serta sebagai tempat
pariwisata dan tempat peristirahatan.

b. Dataran rendah
Dataran rendah merupakan wilayah dataran yang relatif datar,
luas dan memiliki ketinggian kurang dari 200 meter di atas
permukaan laut. Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan
daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk
yang sangat beragam.
Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian,
perkebunan, peternakan, kegiatan, industri, dan sentra-sentra
bisnis.
Lokasi yang datar, menyebabkan pengembangan daerah
dapat dilakukan seluas mungkin.Pembangunan jalan raya dan jalan
tol serta kelengkapan saran transportasi ini telah mendorong daerah
dataran rendah menjadi pusat ekonomi penduduk.Kemudahan
transportasi dan banyaknya pusat-pusat kegiatan di daerah dataran
rendah menarik penduduk untuk menetap disana.
Oleh karena, itu penduduknya semakin bertambah dan
kebutuhan tempat tinggal serta tempat usaha juga
meningkat.Lahan-lahan seperti sawah dan hutan sebagai
penyangga keseimbangan alam semakin berkurang digantikan oleh
tumbuhnya bangunan bertingkat.
Hal ini banyak menimbulkan permasalahan, seperti daerah
resapan air berkurang yang mengakibatkan banjir pada saat musim
hujan dan kekeringan pada saat musim kemarau.Pada umumnya,
daerah dataran rendah terdapat banyak aliran sungai dan keadaan
udaranya panas.Dataran rendah di wilayah Indonesia membentang
luas di sepanjang Pulau Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Jawa,
Bali, Papua, Nusa Tenggara serta pulau-pulau kecil.

Penduduk kota yang menetap di dataran rendah


memanfaatkan daerahnya sebagai tempat tinggal. Dataran rendah
dimanfaatkan sebagai tempat perkebunan tebu atau kelapa, lahan
pertanian, industri dan pemukiman. Contohnya:

1) Pegunungan

Pegunungan adalah kumpulan atau gugusan beberapa


gunung besar dan kecil yang Memanjang dan sambung
menyambung.

2) Gunung

Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas


wilayah sekitarnya.

3) Pantai

Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari


pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Pantai menjadi
pembatas antara wilayah perairan dan daratan.

4) Tanjung

Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, atau daratan


yang dikelilingi oleh laut di ketiga sisinya. Tanjung yang luas
disebut Semenanjung.

5) Delta

Delta sungai atau kuala adalah endapan di muara sungai


yang terletak di lautan terbuka, pantai, atau danau.

2. Karakteristik Di Wilayah Perairan


Karakteristik di wilayah perairan merupakan bagian dari permukaan
bumi yang digenangi air.Wilayah Indonesia memiliki perairan yang sangat
luas yaitu dua pertiga bagian dari keseluruhan luas wilayah negara.
Karakteristik yang termasuk dalam wilayah perairan yaitu, sebagai
berikut :
1) Danau
Danau merupakan permukaan bumi berupa cekungan di darat
yang sangat luas dan digenangi oleh air yang dikelilingi
daratan.Danau yang terbentuk berasal dari letusan gunung berapi
yang biasa disebut sebagai danau vulkanik.Danau tektonik yaitu
danau yang terbentuk disebabkan adanya pergeseran muka bumi.
Dan danau buatan yaitu danau yang sengaja dibuat oleh
manusia dengan cara membendung aliran sungai dan danau buatan
biasanya sering disebut sebagai waduk. Serta danau alam
merupakan danau yang terbentuk oleh peristiwa alam yaitu
diantara letusan gunung api, pelarutan batuan kapur oleh air hujan
dan gerakan kulit bumi.
Danau dimanfaatkan sebagai tempat pengairan sawah, tempat
memelihara dan penangkapan ikan, tempat persediaan air, dan
objek wisata.

Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi :

a) Danau tektonik yaitu, danau yang terbentuk akibat penurunan


muka bumi karena pergeseran / patahan lapisan bumi.
b) Danau vulkanik yaitu, danau yang terbentuk akibat aktivitas
vulkanisme / gunung berapi.
c) Danau tektovulkanik yaitu, danau yang terbentuk akibat
percampuran aktivitas tektonisme dan vulkanisme.
d) Danau bendungan alami yaitu, danau yang terbentuk akibat
lembah sungai terbendung oleh aliran lava saat erupsi terjadi.
e) Danau karst yaitu, danau yang terbentuk akibat pelarutan
tanah kapur.
f) Danau glasial yaitu, danau yang terbentuk akibat mencairnya
es / keringnya daerah es yang kemudian terisi air.
g) Danau buatan yaitu, danau yang terbentuk akibat aktivitas
manusia.

2) Sungai
Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang rendah
dan aliran air yang mengalir dari dataran tinggi menuju dataran
rendah dan bermuara di laut. Sungai pada bagian awal berukuran
kecil yang bermula dari daerah pegunungan. Sedangkan yang
mengalir ke tempat yang lebih rendah akhirnya bermuara di
danau/laut.
Semakin dekat ke arah laut, maka semakin melebar. Sungai
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat memelihara ikan dan
digunakan untuk irigasi mengairi sawah.
Selain itu, sebagai sarana transportasi yang menghubungkan
antar daerah, sumber tenaga listrik, perikanan, olahraga, dan
rekreasi serta digunakan untuk pengangkutan kayu hasil
penebangan dan pasar terapung.

3) Laut
Laut merupakan bagian permukaan bumi yang luas,
digenangi air yang dalam dan paling rendah. Laut menghubungkan
antar pulau yang satu dengan pulau lainnya.
Wilayah Indonesia sekitar dua pertiganya merupakan lautan,
namun, kondisinya kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan
ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Untuk
landas kontinen negara kita berhak atas segala kekayaan alam yang
terdapat di laut sampai dengan kedalaman 200 meter.
Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis dasar lurus dan
perbatasan laut zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari
garis dasar laut. Kedalaman laut di wilayah Indonesia berbeda-
beda, ada yang dalam maupun dangkal. Biasanya mencapai 1.000
meter atau lebih. Air laut rasanya asin karena mengandung garam.
Di dalam laut terdapat banyak kehidupan antara lain tumbuhan
laut, kerang dan beragam jenis ikan yang dapat diolah menjadi
makanan dan obat-obatan.

Beberapa manfaat laut bagi manusia adalah :

a) Tempat rekreasi dan hiburan


b) Tempat hidup sumber makanan kita, seperti ikan, cumi-cumi,
udang, rumput laut, dll.
c) Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb.
d) Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laut, dll.
e) Tempat barang tambang berada, misalnya tambang minyak
bumi lepas pantai.
f) Salah satu sumber air minum (tetapi harus melalui proses
desalinasi dahulu)
g) Sebagai jalur transportasi air
h) Sebagai tempat cadangan air bumi
i) Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan
j) Laut merupakan penyumbang terjadinya hujan dan pengatur
iklim
k) Air laut dapat diolah menjadi garam.

4) Rawa
Rawa adalah tanah yang rendah (umumnya di daerah pantai)
dan digenangi air, biasanya banyak terdapat tumbuhan air. Rawa
terbentuk secara alami, genangannya dapat bersifat musiman
ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan.Indonesia
memiliki lebih dari 23 juta ha rawa. Ada tiga jenis rawa :
a) Hutan rawa air tawar, memiliki permukaan tanah yang kaya
akan mineral. Biasanya ditumbuhi hutan lebat.
b) Hutan rawa gambut, terbentuk dari sisa-sisa hewan dan
tumbuhan yang proses penguraiannya sangat lambat sehingga
tanah gambut memiliki kandungan bahan organik yang sangat
tinggi.
c) Rawa tanpa hutan, merupakan bagian dari ekosistem rawa
hutan. Namun, hanya ditumbuhi tumbuhan kecil seperti semak
dan rumput liar.
Peran dan manfaat hutan rawa yaitu,sebagai berikut :
 Sumber cadangan air, dapat menyerap dan menyimpan
kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan mengeluarkan
cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering.
 Mencegah terjadinya banjir.
 Mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai
 Sumber energi
 Sumber makanan nabati maupun hewani

5) Teluk

Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan


dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya. Oleh karena letaknya
yang strategis, teluk banyak dimanfaatkan sebagai pelabuhan.

Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan biasanya


keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.
Karena Indonesia memiliki puluhan ribu pulau, maka di
Indonesia banyak sekali terdapat teluk.Teluk adalah laut yang
menjorok ke darat. Teluk kebalikan dengan tanjung

6) Selat
Selat merupakan perairan/laut sempit yang berada di antara
dua pulau.Kedalamannya berkisar antara 200-1.000 meter.Negara
Indonesia dikenal sebagai Negara Maritim karena memiliki
wilayah laut yang terbentang luas.
Letak Indonesia yang dibatasi oleh lautan yang menjadi
jarak antara pulau yang satu dengan lainnya.Selat dimanfaatkan
sebagai jalur angkutan antar pulau.Alat angkutan yang biasa
digunakan adalah kapal feri yang termasuk kapal penumpang.

7) Samudera

Samudera merupakan perairan yang luasnya melebihi luas


laut dan memiliki kedalaman lebih dari 1.000 meter. Wilayah
Indonesia diapit oleh dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia. Manfaat samudera menyebabkan iklim yang
menguntungkan yaitu tidak terlalu panas pada siang hari dan tidak
terlalu dingin pada malam hari.

C. Perkembagan Jalur Transportasi  dan Perdagangan Internasional di


Indonesia
1. Perkembagan Jalur Transportasi  di Indonesia
a. Transportasi Air
Berawal dari pelayaran pada masa Kerajaan Bahari (Sriwijaya)
dan Majapahit yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho, pelayaran
Portugis-Spanyol, dan pelayaran VOC pada abad ke-16, Laksamana
Cheng Ho melakukan pelayaran dari Tiongkok ke Samudra Hindia
melewati Kep. Indonesia Bagian Barat, sampai ke Timur Tengah dan
Pantai Timur Afrika dengan tujuan ekspedisi laut yang banyak
menginspirasi dalam pelayaran Spanyol dan Portugis dalam bidang
perkapalan.
Pelayaran Cheng Ho di Nusantara diawali Kerajaan Samudra
Pasai, dan dilanjutkan ke Pelabuhan Palembang, P.Bangka, Pelabuhan
Sunda Kelapa, dan Pelabuhan Muara Jati. Ia memimpin armada
perdagangan dan menyebarkan agama islam di Nusantara, Malaysia, dan
Brunei.
Sementara VOC berhasil merebut pelabuhan dan melakukan
monopoli perdagangan serta melarang pribumi melakukan pelayaran di
Perairan Nusantara, VOC mendominasi dunia maritim Nusantara selama
±2 abad.
Di Indonesia, sebagai negara bahari, perahu dan kapal
merupakan alat transportasi dan komunikasi penting sejak awal
peradaban Nusantara. Tak heran, alat transportasi yang paling banyak
ragamnya di Indonesia adalah perahu dan kapal. Setiap daerah berpantai
di Indonesia memiliki jenis perahu tradisional dengan bentuk dan
ornamen khas. Misalnya, Pinisi dari Makasar, Sope dari Jakarta, Alut
Pasa dari Kalimantan Timur, Lancang Kuning dari Riau, Gelati dari
Perairan Bali, dan Kora-kora dari Maluku.
Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Kalimantan, jalur
penghubung utama antarwilayah adalah sungai. Transportasi utama yang
ban yak digunakan adalah perahu. Mulai dari perahu kecil yang disebut
kelotok atau ketingting yang bisa memuat 10 penumpang, hingga bus air
berupa perahu panjang (long boat) yang bisa mengangkut puluhan
penumpang.

b. Transportasi Darat
Dalam bidang perhubungan darat, peranan jalan raya sebagai
media lalu-lintas semakin penting. Untuk itu, pemerintah telah
mengarahkan pembangunan transportasi pada upaya rehabilitasi dan
pemeliharaan jalan raya yang sudah ada. Pembangunan jalan raya yang
baru dilakukan untuk membuka daerah-daerah yang terisolasi guna
menghubungkan ke pusat-pusat industri di berbagai daerah di seluruh
wilayah Indonesia.        
Sampai tahun 1988 jalan raya yang sudah dibangun pemerintah
sudah mencapai sepanjang 42.982 km. Selama tahun 1990-an perhatian
difokuskan pada pembangunan jalan raya di daerah-daerah pusat
produksi dan jalan raya yang menghubungkan ke daerah-daerah tempat
pemasaran hasil industri. Pada tahun 1993/1994, 152 km jalan raya di
bangun di wilayah Irian Jaya (Papua), di daerah Sulawesi sepanjang 46
km, di daerah Kalimantan sepanjang 248 km, dan di daerah Maluku
sepanjang 23 km.
Pembangunan sarana angkutan juga dilakukan dengan
menggunakan kereta api. Pembanguan jalur kereta api pertama di
Indonesia yang dibangun pada masa colonial Belanda, terdapat di Pulau
Jawa. Jalur rel yang dibangun untuk pertama kali itu menghubungkan
Desa Kamijen dengan Desa Tanjung ( Semarang Jawa Tengah )
sepanjang 25 kilometer. Pembangunan rel kereta api  ini ditandai dengan
pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J
Baron Sloet van Den Beele (  17 Juni 1864 ).
Pembangunan jalur rel kereta api ini merupakan prakarsa dari
perusahaan kereta api Hindia Belanda, Naamlooze Venootschap
Nederlandsch Indische Spoorwe Maatschappij ( NV NISM )yang
dipimpin oleh Ir. J. p. de Bordes. Jalur kereta api ini dibuka untuk umum
tanggal 10 Agustus 1867. Jalur kereta api yang pertama dilanjutkan
hingga sampai Yogyakarta dan Solo. Keberhasilan pembangunan jalur
kereta api di Pulau Jawa ini, dilanjutkan pada daerah-daerah lainnya di
Indonesia, seperti pembangunan  jalur kereta api di Pulau Sumatera dan
Sulawesi, namun di Pulau Kalimantan belum berhasil dibangun jalur
kereta api.
Di Sumatera, pembangunan jalur kereta api dilakukan di
Sumatera Selatan (1914), Sumatera barat(1891), Sumatera Utara (1886),
Aceh (1874). Pada Tahun 1922 di Sulawesi Selatan juga telah di bangun
jalur kereta api sepanjang 47 kilometer yang menghubungkan Makasar
dengan Takalar. Jalur Makassar-Takalarini mulai dioprasikan tanggal 1
Juli 1923. Selanjutnya dibangun jalur Makassar-Maros (namun belum
selesai). Sementara itu, di Pulau Kalimantan belum sempat dibangun
jalur kereta api, tetapi studi kelayakan telah dilakukan sepanjang 22
kilometer antar Pontianak-Sambas. Hingga tahun 1939, jalur kereta api
yang telah dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda di Indonesia
mencapai panjang 6.811. Namun hingga tahun 1950, jalur kereta api itu
menyusut menjadi 5.910 kilometer. Penyusutan ini terjadi lebih dari 901
kilometer  jalur kereta api itu hilang. Hilangnya jalur kereta api ini
diduga dibongkar oleh pasukan Jepang dan diangkut ke Myanmar untuk
pembangunan jalur kereta api di sana. Pada masa pendudukan Jepang,
pembangunan jalur kereta api dilakukan antara bayah-Cikara (Banten)
sepanjang 83 kilometer, kemudian dilakukan pembangunan jalur Muaro-
Pakanbaru sepanjang 22 kilometer. Pembangunan jalur kereta api yang
dilakukan pada masa kedudukan Jepang ini mengerahkan tenaga
romusha atau pekerja paksa dan banyak menelan korban.
Setelah Indonesia merdeka (17 agustus 1945), karyawan kereta
api yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api ( AMKS )
mengambil-alih perusahaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa
bersejarah ini terjadi tanggal 28 September 1945 dan kemudian
diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia. Hari pentingdengan
pembentukan Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI).
 Sejak Indonesia merdeka, perkembangan perkeretaapian di
Indonesia semakin bertambah pesat, walaupun telah berkali-kali
mengalami perubahan nama perusahaan yang mengolanya seperti
menjadi Perusahaan Negara kereta api (PNKA, 25 Mei 1963),selanjutnya
menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, 15 September 1971),
dan tanggal 2 Januari  diubah namanya menjadi Perusahaan Umum
Kereta Api ( PERUMKA ).
Untuk mempersingkat waktu dan mempercepat jarak tempuh,
maka Perumka dengan persetujuan pemerintak Republik Indonesia
mengoperasikan kereta cepat. Oleh karena itu, pada bulan Agustus 1995
penggunakan kereta api cepat yang dinamakan Argo Bromodan Argo
Gede telah diresmikan oleh Presiden Soeharto. Untuk menanggapi
kebutuhan akan kereta api yang semakin tinggi, Perumka yang pada
tanggal 1 Juni 1999 menjadi PT (Persero) Kereta Api Indonesia
meluncurkan kereta api penumpang yang baru sperti Dwipangga,
Mahesa, dan Sancaka.
Di Pulau Jawa, yang menjadi pusat perkembangan peradaban
Nusantara sejak abad ke-4, jalur perhubungan yang berkembang adalah
jalur darat. Kuda banyak dipakai untuk bepergian karena kekuatan dan
kecepatannya. Alat transportasi yang berkembang pun menggunakan jasa
kuda, misalnya, kereta kuda yang kemudian berkembang menjadi andong
atau delman. Sedangkan untuk mengangkut barang, selain menggunakan
jasa kuda, juga ada pedati yang ditarik sapi atau kerbau.
Awal masuknya transportasi darat modern di Indonesia dimulai
pada masa pendudukan Belanda, di pusat pemerintahannya saat itu yang
berada di Batavia atau Jakarta. Pemerintah Belanda membangun jalur
kereta api dengan rute Batavia-Buitenzorg (Bogor), tahun 1873.
Sedangkan alat transportasi yang digunakan di dalam kota adalah trem
yang digerakkan oleh mesin uap. Trem merupakan angkutan massal
pertama yang ada di Jakarta. Pada 1910, Jakarta sudah mempunyai
jaringan trem. Tahun 1960-an, Presiden Sukarno memerintahkan
penghapusan trem karena dianggap tidak cocok lagi untuk kota sebesar
Jakarta. Trem pun digantikan bus-bus besar.
Untuk transportasi jarak dekat, ada oplet dan becak. Ada pula
bemo yang mulai dipakai sejak tahun 1962. Tahun 1970-an, muncul
helicak dan bajaj. Meski sudah dilarang beroperasi, kita masih bisa
menemukan beberapa jenis alat transportasi ini. Saat ini, alat transportasi
darat yang biasa dimanfaatkan masyarakat adalah bus dan kereta listrik.
Pemerintah pun berusaha mengembangkan transportasi massal yang
modern dan murah seperti bus TransJakarta.
Di masa depan, rencananya, akan ada monorel yang lebih cepat
dan canggih.Meski sarana transportasi sudah semakin canggih, alat
transportasi tradisional seperti andong atau delman masih banyak kita
temui. Misalnya, di Yogyakarta.

c. Transportasi Udara
Sejarah transportasi udara di Indonesia terkait dengan sejarah
kemerdekaan. Untuk kemudahan transportasi, pada 1948, mantan
presiden Soekarno membeli dua pesawat tipe DC-3 dari Singapura.
Pembelian pesawat tersebut didanai para pengusaha asal Aceh. Wilayah
Aceh kala itu merupakan bagian Indonesia yang belum tersentuh
Belanda.
Sebagai bentuk penghargaan kepada Aceh, dua pesawat tersebut
dinamai RI-001 Seulawah Agam dan RI-002 Seulawah Inong. Pesawat
tersebut melakukan penerbangan pertama pada 26 Januari 1949 dengan
rute penerbangan Calcutta-Rangoon. Kedua pesawat tersebut menjadi
cikal bakal perusahaan penerbangan pertama tanah air yaitu Garuda
Indonesia.Industri penerbangan nasional dirintis tahun 1946 di
Yogyakarta oleh tim Angkatan Udara Republik Indonesia yang
dipelopori Wiweko Soepono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan J.
Sumarsono. Salah satu hasil rancangannya adalah pesawat Si Kumbang
yang melakukan penerbangan pertama pada 1 Agustus 1954.

Perkembangan Sistem Transportasi di Indonesia terbilang


sudah mengelami kemajuan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun,
baik Transportasi darat, Udara, Laut dan sungai. Hal ini terlihat dengan
hadirnya fasilitas-fasilitas pendukung yang terus disempurnakan. seperti
Jalan dan Jembatan, Pelabuhan, Bandara Udara, Terminal, Stasiun, Rel
Kereta dan lain sebagainya.

Di Harapkan dengan kebutuhan Transportasi yang meningkat


juga disesuaikan dengan pengembangan Teknologi dibidang transportasi,
sehingga masalah-masalah Transportasi di Indonesia bisa diminimalisir.
Misalnya masalah kemaceta, kecelakaan lalu lintas darat, laut, dan udara.

2. Perdagangan Internasional di Indonesia


Diplomasi ekonomi kini menjadi salah satu prioritas dalam
politik luar negeri Indonesia. terutama sejak pemerintahan terakhir (era
Presiden Joko Widodo). Presiden Indonesia menyampaikan bahwa
seluruh duta besar RI harus berperan sebagai salesman, dengan porsi 90
persen aspek ekonomi dan hanya 10 persen untuk aspek politik (Susilo,
2014). Jokowi menginginkan akses pasar-pasar luar negeri diperluas
sehingga dapat mendorong volume ekspor Indonesia. Diharapkan dengan
berkembangnya ekspor Indonesia, maka pada akhirnya dapat membantu
mendorong perekonomian dalam negeri termasuk mensejahterakan
seluruh masyarakat Indonesia.
Diplomasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan ekonomi
menjadi bagian yang semakin penting dalam politik luar negeri di
berbagai negara, dan salah satu bagian dari diplomasi ekonomi ini adalah
diplomasi perdagangan. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu
variabel penting pertumbuhan ekonomi di suatu perekonomian; tidak
mengherankan bahwa seluruh negara berupaya keras untuk mendorong
kerjasama perdagangan dengan tujuan mendorong pertumbuhan
ekonomi. Mudahnya tujuan tersebut dapat dicapai dengan mendorong
ekspor dalam negeri dan mengurangi volume impor sebagaimana
dipahami oleh para ekonom beraliran merkantilis.
Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan
Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan
perekonomian di suatu negara dan dapat menjadi rujukan untuk
mengukur kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan tingkat
pendapatan (income). Maka semakin meningkat ekspor suatu negara,
pendapatan masyarakatakan meningkat pula. Namun demikian, di era
perekonomian terbuka saat ini maka pada saat bersamaan pula arus impor
juga akan meningkat yang dimana dalam pengukuran pertumbuhan
ekonomi, meningkatnya nilai impor akan berdampak terhadap penurunan
PDB. Maka dari itu, liberalisasi perdagangan suatu negara di satu sisi
akan mendorong peningkatan nilai perdagangan, namun disisi lain akan
mempengaruhi neraca perdagangannya.

D. Potensi dan Pengolahan Sumber Daya Kelautan di Indonesia


Disampaikan oleh Tridoyo Kusumastanto, bahwa dalam menangani isu-
isu kelautan diperlukan perencanaan langkah-langkah strategis termasuk
mengetahui potensi-potensi yang sudah dimiliki oleh Indonesia.
 Potensi-potensi Sumber Daya Kelautan di Indonesia
1. Potensi Fisik
Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi
fisik, terdiri dari : Perairan Nusantara seluas 2.8 juta km2, Laut Teritorial
seluas 0.3 juta km2. Perairan Nasional seluas 3,1 juta km2, Luas Daratan
sekitar 1,9 juta km2, Luas Wilayah Nasional 5,0 juta km2, luas ZEE
(Exlusive Economic Zone) sekitar 3,0 juta km2, Panjang garis pantai
lebih dari 81.000 km dan jumlah pulau lebih dari 18.000 pulau.
Potensi Pembangunan Potensi Wilayah pesisir dan laut Indonesia
dipandang dari segi Pembangunan adalah sebagai berikut:
a) Sumber daya yang dapat diperbaharui seperti;
Perikanan (Tangkap, Budidaya, dan Pascapanen), Hutan mangrove,
Terumbu karang, Industri Bioteknologi Kelautan dan Pulau-pulau kecil.
b) Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti;
Minyak bumi dan Gas, Bahan tambang dan mineral lainnya serta
Harta Karun.Energi Kelautan seperti; Pasang-surut, Gelombang, Angin,
OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).Jasa-jasa Lingkungan
seperti; Pariwisata, Perhubungan dan Kepelabuhanan serta Penampung
(Penetralisir) limbah.
Potensi Sumberdaya Pulih (Renewable Resource)
Potensi wilayah pesisir dan lautan lndonesia dipandang dari segi
Perikanan meliputi; Perikanan Laut (Tuna/Cakalang, Udang, Demersal,
Pelagis Kecil, dan lainnya) sekitar 4.948.824 ton/tahun, dengan taksiran
nilai US$ 15.105.011.400, Mariculture (rumput laut, ikan, dan kerang-
kerangan serta Mutiara sebanyak 528.403 ton/tahun, dengan taksiran
nilai US$ 567.080.000, Perairan Umum 356.020 ton/tahun, dengan
taksiran nilai US$ 1.068.060.000, Budidaya Tambak 1.000.000
ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 10.000.000.000, Budidaya Air
Tawar 1.039,100 ton/tahun, dengan taksiran nilai US$ 5.195.500.000,
dan Potensi Bioteknologi Kelautan tiap tahun sebesar US$
40.000.000.000, secara total potensi Sumberdaya Perikanan Indonesia
senilai US$ 71.935.651.400 dan yang baru sempat digali sekitar US$
17.620.302.800 atau 24,5 %. Potensi tersebut belum termasuk hutan
mangrove, terumbu karang serta energi terbarukan serta jasa seperti
transportasi, pariwisata bahari yang memiliki peluang besar untuk
dikembangkan.
Potensi Sumberdaya Tidak Pulih (Non Renewable Resource)
Pesisir dari Laut Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas, mineral
dan bahan tambang yang besar. Dari hasil penelitian BPPT (1998) dari
60 cekungan minyak yang terkandung dalam alam Indonesia, sekitar 70
persen atau sekitar 40 cekungan terdapat di laut. Dari 40 cekungan itu 10
cekungan telah diteliti secara intensif, 11 baru diteliti sebagian,
sedangkan 29 belum terjamah. Diperkirakan ke-40 cekungan itu
berpotensi menghasilkan 106,2 miliar barel setara minyak, namun baru
16,7 miliar barel yang diketahui dengan pasti, 7,5 miliar barel di
antaranya sudah dieksploitasi.
Sedangkan sisanya sebesar 89,5 miliar barel berupa kekayaan yang
belum terjamah. Cadangan minyak yang belum terjamah itu diperkirakan
57,3 miliar barel terkandung di lepas pantai, yang lebih dari separuhnya
atau sekitar 32,8 miliar barel terdapat di laut dalam. Sementara itu untuk
sumberdaya gas bumi, cadangan yang dimiliki Indonesia sampai dengan
tahun 1998 mencapai 136,5 Triliun Kaki Kubik (TKK). Cadangan ini
mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 1955 yang hanya sebesar
123,6 Triliun Kaki Kubik.
Sedangkan Potensi kekayaan tambang dasar laut seperti aluminium,
mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt, biji besi non titanium,
vanadium, dan lain sebagainya yang sampai sekarang belum
teridentifikasi dengan baik sehingga diperlukan teknologi yang maju
untuk mengembangkan potensi tersebut.

2. Potensi Geopolitis
Indonesia memiliki posisi strategis, antar benua yang
menghubungkan negaranegara ekonomi maju, posisi geopolitis strategis
tersebut memberikan peluang Indonesia sebagai jalur ekonomi, misalnya
beberapa selat strategis jalur perekonomian dunia berada di wilayah
NKRI yakni Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar
dan Selat Ombai-Wetar.
Potensi geopolitis ini dapat digunakan Indonesia sebagai kekuatan
Indonesia dalam percaturan politik dan ekonomi antar bangsa.

3. Potensi Sumber Daya Manusia


Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi
SDM adalah sekitar 60 % penduduk Indonesia bermukim di wilayah
pesisir, sehingga pusat kegiatan perekonomian seperti: Perdagangan,
Perikanan tangkap, Perikanan Budidaya, Pertambangan, Transportasi
laut, dan Pariwisata bahari. Potensi penduduk yang berada menyebar di
pulau-pulau merupakan aset yang strategis untuk peningkatan aktivitas
ekonomi antar pulau sekaligus pertahanan keamanan negara.
Perlu kita ingat, bahwa sebagian besar kerajaan masa lampau yang
ada di wilayah Nusantara adalah berbasis perdagangan yang notabene
berskala Internasional. Dengan data yang disampaikan tridoyo
kusumastanto, dimana 60 % masyarakat Indonesia tinggal diwilayah
pesisir, yang bisa dimaksimalkan dalam upaya pengelolaan sumberdaya
kelautan.
Pada poin ini berkaitan dengan peran pemerintah dalam
memberikan stimulasi dan memimpin mayarakat pesisir untuk
memaksimalkan setiap potensi yang ada diwilayah pesisir.
Beberapa poin yang disampaikan oleh Tridoyo Kusumastanto
diatas dapat dijadikan peta awal dalam melakukan perencanaan
pengelolaan sumberdaya kelautan yang ada di Indonesia. Dimana setiap
poin ada beberapa aspek yang harus dipenuhi, dimana masing-masing
poin tersebut saling menunjang satu sama lain, berjalan sinergis,
sehingga apa yang menjadi target akan terlaksana dan membuahkan hasil
yang optimal. Aspek-aspek tersebut adalah :
Potensi fisik dan Geopolitik dengan luasan wilayah yang sudah
diketahui dengan jelas maka dibutuhkan kerjasama antar instansi yang
bersangkutan dengan kewilayahan tersebut. Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pariwisata, dan TNI
angkatan laut hendaknya melakukan kerjasama dan membuat sebuah
proposal plan yang lebih jelas, dalam menangani potensi fisik dan
geopolitik.

4. Potensi Pembangunan
Pada poin ini, mencakup juga potensi sumberdaya pulih dan
sumberdaya tak pulih. Setelah pendataan potensi kelautan yang ada
dengan jelas maka kita dapat merencanakan beberapa pola
pengembangan pembangunan potensi di dua bidang itu, dengan terarah
sehingga kita dapat memprediksi hasil yang memuaskan. Tetapi yang
perlu digarisbawahi disini adalah perlunya evaluasi dalam jangka waktu
tertentu.
 Pengolahan Sumber Daya Kelautan di Indonesia

Sistem pengolahan ruang laut dan sumberdaya kelautan


dilaksanakan dengan tujuan antara lain:

1) Memetakan permasalahan terkait dengan sistem pengelolaan ruang


laut dan sumberdaya kelautan di Indonesia yang berpotensi korupsi,
2) Merumuskan saran perbaikan untuk mengatasi permasalahan terkait
dengan pengelolaan ruang laut dan sumberdaya kelautan Indonesia,
3) Memantau perumusan tindak lanjut terhadap saran perbaikan dalam
rangka mengatasi permasalahan pengelolaan ruang laut dan
sumberdaya kelautan di Indonesia.

 Kajian difokuskan pada hal berikut:

1) Penetapan batas wilayah laut Indonesia yakni batas laut teritorial, zona
tambahan dan zona ekonomi eksklusif,
2) Pengelolaan tata ruang laut Indonesia, termasuk pemanfaatan wilayah
pesisir dan pulau - pulau kecil,
3) Pengelolaan sumberdaya kelautan Indonesia, khususnya berkaitan
dengan sumberdaya perikanan.

Terhadap ketiga hal tersebut, kajian mencakup aspek regulasi,


ketatalaksanaan dan kelembagaan.

1) Aspek regulasi, yang dikaji khususnya terkait dengan UU No. 32


tahun 2014 tentang Kelautan, UU No. 27 tahun 2007 sebagaimana
telah diubah oleh UU No. 1 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, UU No. 30 tahun 2004
sebagaimana telah diubah oleh UU No. 45 tahun 2010 tentang
Perikanan, serta UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran,
2) Aspek ketatalaksanaan, yang dikaji adalah pelaksanaan perizinan di
perikanan tangkap, pengelolaan PNBP dari perikanan tangkap,
pengelolaan tata ruang pesisir dan pulau-pulau kecil, perizinan
reklamasi pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pemberian hibah dan
bantuan sosial,
3) Aspek kelembagaan, yang dikaji adalah kelembagaan pada tiga unit
eselon I di Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni Direktorat
Jenderal Perikanan Tangkap, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil, serta Direktorat Jenderal Pengawasan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan.
E. Luas dan Batas Teritorial
Indonesia terletak di 6° lintang utara sampai 11° lintang selatan dan 95°
sampai 141° bujur timur.Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG),
luas daratan Indonesia 1.910.931,32 km2 dan luas lautan 3.544.743,9 km2.
Dengan demikian luas,keseluruhan wilayah Indonesia adalah 5.455.675,22
km2.
1. Luas Tiap-Tiap Pulau/Kepulauan
Sebanyak 13.466 pulau yang ada tersebut baru sekitar 6.044 buah pulau
yang telah diberi nama, dengan lima pulau besar yang namanya sudah
sangat dikenal, yaitu Kalimantan, Papua, Sumatera, Sulawesi, dan Jawa.
Tabel 3.1 Data luas pulau besar di Indonesia.

No. Nama Pulau Luas


1. Kalimantan 544.150,07 km2
2. Maluku-Papua 494.956,85 km2
3. Sumatera 480.793,28 km2
4. Sulawesi 188.522,36 km2
5. Jawa 129.438,28 km2
6. Bali-NTB-NTT 73.070,48 km2

Luas wilayah Indonesia adalah 1.910.931,32 km2 dihuni oleh sekitar


237.641.326 jiwa pada tahun 2010 (BPS).

2. Bentuk Wilayah Indonesia


Wilayah Indonesia terdiri atas pulau besar dan kecil yang membuat
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.Berdasarkan
proses pembentukannya, pulau-pulau di Indonesia dapat dikelompokkan
ke dalam beberapa jenis. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Pulau kontinental, yaitu pulau-pulau yang pada mulanya merupakan
satu kesatuan dengan sebuah benua.Pulau baru terbentuk setelah
peristiwa naiknya permukaan laut karena es di kutub utara dan selatan
mencair.Contoh pulau kontinental adalah Jawa, Sumatera ,dan
Kalimantan. Pulau-pulau tersebut pada mulanya merupakan satu
daratan dengan benua Asia.
b. Pulau oseanis, yaitu pulau yang terbentuk atau terletak di tengah lautan
dan sama sekali tidak berhubungan dengan suatu benua, walaupun
mungkin letaknya berdekatan. Pulau oseanis ini dapat terbentuk karena
adanya letusan gunung berapi dan dapat pula terbentuk karena kegiatan
binatang karang membuat rumahnya. Pulau oseanis, misalnya Pulau
Krakatau di Selat Sunda, Pulau Ternate, Pulau Tidore dan Kepulauan
Sangihe, sedangkan Pulau Karang (atol) banyak terdapat di Laut Jawa.
c. Pulau orogenetik, yaitu pulau yang terjadi karena adanya tenaga yang
mendorong suatu tempat, sehingga menyebabkan timbulnya sebuah
pulau di permukaan laut. Contohnya beberapa pulau di Kepulauan
Maluku.

3. Batas-Batas Daerah Wilayah Indonesia

Batas negara Indonesia dengan tetangga dapat dibedakan menjadi


dua jenis, yaitu batas laut dan batas darat.

a. Batas Laut

Berdasarkan konvensi hukum laut internasional yang disepakati


oleh PBB pada tahun 1982, batas negara Republik Indonesia dengan
negara-negara lain terdiri atas jenis sebagai berikut.

1. Batas Tetorial

Batas tetorial ialah batas yang ditarik dari sebuah garis


dasar dengan jarak 12 mil ke luar ke arah laut lepas. Garis dasar
ialah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung
pulau Indonesia mempunyai hak kedaulatan penuh di wilayah
ini termasuk segala sumber kekayaan yang ada di sekitarnya
menjadi milik Indonesia. Negara lain dapat berlayar di wilayah
ini atas izin dari pemerintah Indonesia

2. Batas Landas Kontinen

Landas kontinen adalah dasar laut yang merupakan


kelanjutan dari sebuah Benua. Lautan yang ada di atasnya
adalah lautan yang dangkal dengan kedalaman tidak lebih dari
150 m. Bagian Kepulauan Indonesia terletak pada dua landas
kontinen, yang satu bersambung dengan kontinen (benua) Asia
dan yang satunya lagi bersambung dengan kontinen (benua)
Australia. Jarak batas landas kontinen dari garis dasar paling
jauh adalah 200 mil. Jika ada dua negara atau lebih menguasai
lautan yang ada di atas landas kontinen, batas antara negara-
negara itu ditentukan dengan cara menarik sama jauhnya dari
garis dasar negara masing-masing contohnya adalah sebagai
berikut.

 Batas landas kontinen antara negara Indonesia dengan negara


Malaysia ditetapkan di Selat Malaka sebelah selatan.
 Batas landas kontinen antara negara Indonesia dengan
Thailand ditetapkan di Selat Malaka sebelah utara.

3. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Batas Zona Ekonomi Eksklusif adalah batas negara yang


ditarik 200 mil dari garis dasar ke arah laut lepas (laut bebas)
saat air surut. Setiap negara yang berada di wilayah ZEE berhak
dan memperoleh kesempatan pertama dalam memanfaatkan
segala sumber daya alam yang ada di sekitarnya dengan tidak
melupakan kewajibannya untuk menghormati lalu lintas damai
di lautan itu. Segala sumber daya hayati maupun sumber daya
alam lainnya yang berada di bawah permukaan laut, dasar laut,
dan dibawah laut menjadi "hak eksklusif" Negara Republik
Indonesia. oleh karenanya, segala kegiatan eksplorasi,
eksploitasi, serta penelitian di ZEE harus mendapat izin terlebih
dahulu dari Pemerintah Indonesia, sedangkan lalu lintas laut
maupum udara dan pemasangan kabel telepon di bawah laut
diperkenankan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum laut
internasional.

b. Batas Daratan

Negara Indonesia memiliki batas di daratan dengan tiga negara


tetangga, yaitu sebagai berikut.

1) Wilayah Papua berbatasan dengan negara Papua Nugini yang


dibatasi oleh garis 141°bujur timur.
2) Wilayah Kalimantan berbatasan dengan negara Brunei
Darussalam dan Malaysia Timur.
3) Wilayah Nusa Tenggara Timur berbatasan dengan negara Timor
Leste.

Tabel 3.2 Perbatasan Indonesia dengan Negara Tetangga

Batas daratan Batas Lautan

Indonesia-Malaysia Indonesia-Malaysia
Indonesia-Timor Leste Indonesia-Singapura
Indonesia-Papua Nugini Indonesia-Filipina
Indonesia-Australia

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa batas wilayah


negara Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Selatan, Malaysia, Laut Sulawesi, dan Samudera Pasifik.
2) Sebelah timur berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Papua
Nugini.
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Timor Leste, Laut Arafuru
(antara Papua dan Australia), dan Samudera Hindia.
4) Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia (Indonesia).

F. Potensi Fisik dan Sosial Wilayah Indonesia


1. Potensi Fisik Wilayah Indonesia

Letak geografis adalah letak suatu wilayah atau negara berdasarkan


posisinya dipermukaan bumi. Bersarkan letak geografis, Indonesia terletak
dibenua asia dan australia, abtara samudra hindia san samudra fasifik. Jadi,
kepulauan indonesia dikelilingi oleh beberapa benua dan samudra. Dampak
yang ditimbulkan letak geografis indonesia adalah sebagai berikut.

a) Kondisi udara di indonesia memiliki kelembapan tinggi. Keadaan


tersebut menyebabkan kepulauan indonesia cocok untuk pertanian,
perkebunan, dan kehutanan.
b) Penduduk indonesia banyak hidup dari kekayaan laut, misalnya:
1) Nelayan, petani rumput laut, pengusaha mutiara.
2) Komuditas hasil laut

Ciri-ciri alam indonesia yang berhubungan dengan pertanian.

a. Iklim
Negara indonesia memiliki tiga ciri iklim yang berbeda-beda
pengaruhnya, yakni:

1) Iklim tropis
Suhu udara rata-rata tinggi sepanjang tahun dan tidak terdapat
perbedaan musim, seperti di daerah sedang dan daerah dingin.
2) Iklim laut
Pengaruh laut sangat dominan dan bersifat memiliki banyak hujan
dengan perbedaan suhu tidak begitu besar. Iklim ini mempengaruhi
kehidupan manusia, misalnya pakaian, bentuk rumah, corak
pertanian dan pelayaran.

3) Iklim muson
Dipengaruhi oleh angin muson dengan sifat setiap setengah tahun
berganti(setengah tahun basah dan setengah tahun kering).Indonesia
terletak diantara benua asia dan australia.
Pada bulan oktober sampai april angin muson berat dari benua asia
bertiup ke benua australia. Angin tersebut melintasi lautan yang luas
sehingga mendapatkan hujan di indonesia. Sebaliknya pada bulan-
bulan april sampai oktober bertiup angin muson timur dari benua
autralia ke benua asia.
Pada musim hujan aktivitas pertanian di indonesia sangat sibuk.
Angin ini kering karena melintasi lautan yang luas, sehingga
mendatangkan kemarau.

b. Angin
Angin ialah udara yang bergerak dari tempat yang bertekanan
maksimum tinggi ketempat yang bertekanan udara rendah. Arah
angin beubah-ubah, oleh karena itu angin diberi nama menurut
arahnya.

1) Angin muson barat dan muson timur


Bulan oktober sampai april bertiup angin muson barat laut
dari asia ke australia. Angin tersebut melintasi lautan yang luas.
Sehingga menghasilkan hujan di indonesia. Sebaliknya pada
bulan april-oktober betiup angin muson timur dari australia ke
asia. Angin ini bersifat kering tidak melintasi lautan yang luas dan
mendatangkan musim kemarau.

2) Angin katulistiwa
Angin katulistiwa adalah angin yang naik didaerah
katulistiwa akibat pemanasan matahari. Angin ini menyebabkan
timbulnya hujan didaerah katulistiwa yang disebut hujan
katulistiwa (hujan zenital).

3) Angin darat dan angin laut


Pada malam hari berhembus angin darat, yaitu angin yag
bersal dari darat menuju laut. Sebaliknya, pada siang hari bertiup
angin laut, yaitu angin yang berasal dari laut ke darat. Angin laut
dan angin darat sangat berguna bagi para nelayan untuk
menangkap ikan.

4) Angin lembah dan angin gunug


Angin lembah yaitu, angin yang berasal dari lembah
kegunung. Sebaliknya, angin gunung adalah angin yang berasal
dari gunung ke lembah.

5) Angin Fohn
Angin Fohn adalah angin yang turun dari pegunungan yang
bersifat panas serta kering. Di daerah Deli, angin fohn disebut
dengan angin Bahorok, karena berasal dari lembah Bahorok.
Angin ini bertiup si Samudra Hindia pasa bulan Juli-September,
kemudian naik ke bukit barisan bagian barat dan menurunkan
hujan.

c. Curah hujan
Angin yang bertiup melewati lautan yang luas banyak
mengandung uap air, kemudian turun sebagai hujan. Di daerah
indonesia banyak turun hujan. Curah hujan rata-rata lebih dari
2.000 mm per tahun. Adapun curah hujan yang kurang dari 1.000
mm terdapat di daerah bayangan hujan(utara pegunungan Ijen,
pantai timur laut sumbawa, dan lembah palu).
Faktor-faktor yang menyebabkan curah hujan di indonesia :
1) Adanya angin laut yang mendaki gunung. Uap air yang menjadi
awan terkena udara dingin di atas gunung beubah menjadi
hujan. Hal ini dinamakan hujan naik pegunungan atau hujan
frontal.
2) Indonesia terletak di daerah katulistiwa. Akibat kuatnya sinar
matahari menyebabkan uap air laut naik menjadi awan
kemudian beubah menjadi hujan, hujan ini dinamkan hujan
katulistiwa.
3) Bertiupnya angin muson barat yang banyak membawa uap air.

d. Bentang alam
Bentuk-bentuk yang tampak dipermukaan bumi,seperti
dataran, gunung, pegunungan, sungai, dan sebagainya dinamakan
bentang alam. Kepulauan indonesia terdapat banyak gunung dan
juga dataran rendah. Gunung terdiri dari puncak(bagian atas),
lereng(tengah), dan kaki(bagian bawah). Lereng gunung yang
kemiringannya 40’ dinamakan landai, jika kemiringannya lebih
dari 45’ dinamkan curam, sedangkan jika kemiringan lereng 90’
disebut tegak dinding.

e. Tanah
Tanah merupakan sumber yang penting bagi kehidupan
manusia. Bahan-bahan pokok makanan manusia tumbuh langsung
dari tanah. Begitu pula hewan yang dagingnya dikonsumsi oleh
manusia, memakan tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut.
Di dalam tanah tersimpan pula bahan-bahan galian atau
bahan tambang, misalnya minyak bumi, timah, aluminium,
tembaga, besi, batu bara, dan lain-lain. Adapun jenis tanah yang
terdapat di indonesia yaitu, tanah humus, tanah aluvial, tanah
vulkanik, tanah regosol, tanah gambut, tanah laterit, tanah litosol,
dan tanah kapur.

2. Potensi Sosial Wilayah Indonesia


Kekayaan sumber daya alam indonesia merupakan karunia Tuhan
Yang Maha Esa, begitu pun dengan kekayaan sumber daya manusia.
Indonesia adalah salah satu negara dan bangsa terbesar didunia ini yang
memiliki potensi luar biasa baik secara fisik maupun sosial. Berikut ini
merupakan pembahasan potensi sosial masyarakat indonesia dalam berbagai
sudut pandang.

a. Jumlah Penduduk
Penduduk indonesia berdasarkan sensus badan pusat (BPS) tahun
2010 yaitu 237.556.363 jiwa, dengan jumlah penduduk laki laki
sebanyak 119.507.580 jiwa, sedangkan penduduk perempuan jumlahnya
118.048.783 jiwa.

Persentase jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun ) di


indonesia diperkirakan mencapai 70% dari total jumlah penduduk
indonesia. Hal ini merupakan sebuah otensi bagi bangsa indonesia yang
harus diarahkan pada peningkatan kualitan sumber daya manusia, guna
mendukung pembangunan manusia indonesia seutuhnya pada berbagai
aspek kehidupan serta agar mampu bersaing secara global.

b. Keragaman Suku, Bahasa, dan Nilai Budaya


Letak Geografis indonesia yang diapit dua benua dan dua samudra
juga dapat memengaruhi keberadaan suku bangsa dan bahasa yang
berkembang di indonesia.

Letak indonesia yang strategis merupakan faktor penting bagi


indonesia dalam menjalin hubungan kerjasama dengan bangsa dan
negara lain. Kondidi tersebut pula yang menjadi salah satu penyebab
adanya interaksi budaya yang saling memengaruhi.

Dari berbagai penelitian yang dilakukan, di Indonesia diperkirakan


terdapat kurang lebih 1340 suku bangsa dan 726 bahasa daerah.

c. Mata Pencaharian Penduduk


Kondisi geografis indonesia yanag sebagian besar wilayahnya
memiliki potensi tanah yang subur, hal ini terutama terkait dengan
keberadaan banyak gunung berapi. Indonesia dikenal sebagai negara
agraris, yaitu sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Selain bertani, kondisi geografis indonesia yang berbentuk
kepulauan dan banyak memiliki potensi laut yang kaya akan ikan, juga
melatar belakangi mata pencaharian.

d. Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk suatu negara dapat memengaruhi maju atau
tidaknya sebuah negara. Suatu negara dapat dikatakan sebagai negara
maju apabila memiliki penduduk dengan kualiatas SDM yang unggul.
Suatu negara dengan kekayaan alam yang melimpa namun tidak
diimbangi dengan kualitas SDM yang unggul akan sulit memposisikan
negaranya menjadi sebuah negara maju.

Secara umum, kualitas penduduk suatu negara dapat dicermati dalam


bidang pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan. Untuk menilai
kesejahteraan penduduk, pendapatan perkapita digunakan sebagai salah
satu tolak ukurnya.

Anda mungkin juga menyukai