Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOMATERIAL I

BAHAN SEMEN

Kelompok 2
Kelas D
Disusun Oleh :
1. M. Rayhan Mulyaharja 6. Nabila Maharani Putri Husen
(2019-11-101) (2019-11-106)

2. Muhasanah Ayu Nurfitria 7. Nabilah Khairunnisa Sudrajat


(2019-11-102) (2019-11-107)

3. Muniarti Yulia Tasliani 8. Nada Rizky Fetiastuti


(2019-11-103) (2019-11-108)

4. Mutia Syaharani Irawan 9. Nadhira Rivazka


(2019-11-104) (2019-11-109)

5. Nabila Dafa Nur Adiba 10. Nadila Puspita Sari


(2019-11-105) (2019-11-110)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini sebagai pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya sehingga
terbentuklah makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bahan semen. Kami juga menyadari bahwa
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun. 
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang mata kuliah
biomaterial topik bahan semen ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

  
Jakarta, 30 Maret 2020 

Penyusun 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi Bahan Semen Kedokteran Gigi........................................................3
2.2 Komposisi Bahan Semen pada Bidang Kedokteran Gigi...............................4
2.2.1 Semen Zinc Oxyde Eugenol....................................................................4
2.2.2 Semen Zinc Phosphate.............................................................................4
2.2.3 Semen Zinc Polycarboxylate...................................................................5
2.2.4 Semen Glass Ionomer..............................................................................5
2.2.5 Semen Silikat...........................................................................................6
2.2.6 Resin Modified Glass Ionomer Cement..................................................7
2.2.7 Semen Ionomer Kaca dengan Modifikasi Logam (Cermet)....................7
2.3 Cara Pembuatan dan Manipulasi Bahan Semen pada Bidang Kedokteran
Gigi.......................................................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan untuk
restoratif. Semen juga berfungsi sebagai perekat pada logam dan juga
sebagai luting, basis, liner dan Varnis.2
Semen kedokteran gigi diklasifikasikan berdasarkan kegunaanya
yaitu seng fosfat,  seng oksida
eugenol, polikarboksilat, silikat, silikofosfat, ionomer kaca, ionomer kaca
modifikasi logam, resin, dan kalsium hidroksida.3
 Semen kedokteran gigi memiliki syarat-syarat secara umum,
diantaranya adalah sebagai berikut::
1) Semen yang digunakan di kedokteran gigi harus tidak
beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan yang
lain, agar kondisi kesehatan atau oral hygiene tetap terjaga
meskipun sedang melakukan perawatan.
2) Solubility rendah atau sifat kelarutannya rendah sehingga
tidak mudah larut dalam larutan saliva.
3) Aplikasinya harus mudah agar memudahkan operator untuk
mengaplikasikannya ke operator dan harus cepat mengeras.
4) Melindungi pulpa dari:
a. Rangsangan termis
b. Rangsangan kimia
c. Rangsangan galvanis
5) Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, akrilik,
alloy, tetapi tidak lengket pada alat kedokteran gigi.
6) Bakteriostatik, menghambat pertumbuhan bakteri.
7) Tidak mengurangi sensitivitas dentin.3
8) Sifat rheological yaitu Kekentalan yang rendah (sesuai
dengan kebutuhan) dan ketebalan selapis tipis (Film
thickness).
9) Radiopaq.

1.2 Rumusan Masalah 


1. Apa yang dimaksud bahan semen kedokteran gigi?
2. Apa saja komposisi bahan semen pada bidang kedokteran gigi?
3. Bagaimana cara pembuatan dan manipulasi bahan semen pada
bidang kedokteran gigi?

1.3 Tujuan Penulisan 


Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas biomaterial topik 5
tentang ‘Bahan Semen pada Bidang Kedokteran Gigi’ serta bertujuan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang definisi,
komposisi, cara pembuatan dan manipulasi bahan semen kedokteran
gigi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bahan Semen Kedokteran Gigi


Dental cement atau semen kedokteran gigi adalah bahan yang
diatur secara intraoral dan biasanya digunakan untuk menggabungkan gigi
dan prostesis. Semen diklasifikasikan menurut komponen reaksi kimia
utamanya. Setiap semen harus dinilai biokompatibilitasnya,
keamanannya, dan efektivitasnya. Idealnya semen tidak menyebabkan
kerusakan pada gigi, memiliki sifat fisik yang sesuai untuk penggunaan
yang dimaksudkan, dan memberikan sifat pasif atau aktif (bioaktif). Pada
akhirnya, tubuh seharusnya tidak mengenali semen sebagai benda asing,
sehingga penyembuhan jaringan yang terkena dapat dimulai sesegera
mungkin.3

Banyak jenis semen gigi disediakan dalam bentuk bubuk dan


cairan atau sebagai dua pasta, sehingga pencampuran memulai reaksi
kimia. Cairan biasanya bersifat asam (donor proton), dan bubuk bersifat
basa (alkali), biasanya terdiri dari kaca atau logam oksida. Reaksi antara
bubuk dan cairan biasanya merupakan reaksi asam-basa, meskipun MTA
mengalami reaksi hidrasi. Semen resin tidak bergantung pada reaksi
asam-basa tetapi diatur melalui polimerisasi yang diaktifkan oleh cahaya
atau bahan kimia. Ketika dicampur, semen mengeras (atau set) dalam
waktu yang wajar. Semen yang set cukup kuat untuk digunakan sebagai
dasar perlindungan pulpa, sebagai bahan restorasi untuk restorasi
sementara atau permanen, atau sebagai luting agent.3

Banyak macam viskositas semen tersedia dalam kedokteran gigi,


mulai dari konsistensi seperti pasta hingga bentuk yang mudah sekali
mengalir. Untuk penyemenan suatu alat, luting agent harus menunjukkan
viskositas yang cukup rendah untuk mengalir dengan mudah di sepanjang
antarmuka antara jaringan keras dan prostesis tetap, dan juga harus mampu
membasahi kedua permukaan untuk mempertahankan prostesis pada
tempatnya. Untuk bubur kertas yang mungkin teriritasi atau rusak akibat
proses karies atau rongga yang disiapkan, lapisan pelindung mungkin
diperlukan, seperti rongga pernis, liner, atau bahan dasar yang mengalir
dan dipasang di dalam rongga yang disiapkan. Untuk memasang tiang di
saluran akar, diperlukan semen yang lebih kental. Untuk root-tip filling,
diperlukan pasta kental yang tidak larut dari puncak akar. Dalam
ortodontik, semen harus memiliki perekat dan memiliki viskositas yang
cukup rendah untuk menempatkan pita dan cukup tinggi agar bracket tidak
lepas.3

2.2 Komposisi Bahan Semen pada Bidang Kedokteran Gigi


2.2.1 Semen Zinc Oxyde Eugenol

Zinc Oxyde Eugenol (konvensional) terdiri dari bubuk Zinc Oxyde


dan cairannya berupa eugenol. Terkadang ada bahan tambahan seperti
polimer (metil akrilat), alumina, dan cairannya berupa EBA dimana
penambahannya berfungsi untuk meningkatkkan durabilitas dan kekuatan,
tetapi menyebabkan penurunan daya tensile dan daya larut. Zinc Asetat
dan Asam asetat dalam jumlah hingga 1%, dipergunakan sebagai
akselerator untuk reaksi setting.1

2.2.2 Semen Zinc Phosphate

Bubuk : Konstitusi utama adalah Zinc Oksida, Magnesium oksida


+ 10 %, Oksida lain/garam logam (misal Fluorida) dalam jumlah kecil.1

Cairan : Berupa larutan asalmfosfor dalam air (sekitar 30%-


40% air). Juga sering terdapat Zinc atau Alumunium Fosfat yang
terbentuk dari larutnya zinc oksida dan atau Alumunium hidroksida di
dalam cairan.1
2.2.3 Semen Zinc Polycarboxylate

Semen zinc polycarboxylate adalah sistem bubuk-cairan.


Cairannya adalah larutan air dari asam poliakrilat atau kopolimer dari
asam akrilik dengan asam karboksilat yang tidak jenuh. Bubuknya
mengandung seng oksida dengan sejumlah magnesium oksida. Oksida-
oksida lainnya lainnya, misalnya bismuth dan alumunium juga dapat
ditambahkan. Bubuk ini juga mengandung sejumlah kecil stannous
fluoride, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat
manipulasi. Unsur ini merupakan bahan penambah yang penting karena
juga meningkatkan kekuatan.1

2.2.4 Semen Glass Ionomer

Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat.


Walaupun memiliki karakteristik yang sama dengan silikat tetapi
perbandingan alumina-silikat lebih tinggi pada semen silikat.1

KOMPOSISI PERSEN BERAT

Silica 29,0%

Alumina 16,6%

Calcium Fluorida 34,3%

Alumunium Fluorida 5,3%

Sodium Fluorida 5,0%

Alumunium Fosfat 9,8%


Cairan yang digunakan semen glass ionomer adalah larutan
dari asam poliakrilat dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini
cukup kental cenderung membentuk gel setelah beberapa waktu. Pada
sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat dalah dalam bentuk
kopolimer dengan asam itikonik, maleic atau asam trikarbalik. Asam-asam
ini cenderung menambah reaktivitas dari cairan, mengurangi kekentalan
dan mengurangi kecenderungan membentuk gel. Asam tartaric juga
terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik manipulasi dan
meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan. Terlihat
peningktan yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan
semen yang tidak mengandung asam tartic.1

KOMPOSISI PERSEN BERAT

Poly (asam akrilik - asam itikonik) 47,5%

Air 47,5%

Asam tartarik 5,0%

2.2.5 Semen Silikat

Powder : Bubuk semennya adalah kaca yang terdiri dari silica


(SiO2); alumina (Al2O3); senyawa flourida, seperti NaF, dan
Na3AlF6; dan beberapa garam kalsium, seperti Ca(H2PO4)H2O
dan CaO. Bahan-bahan ini dipanaskan sampai suhu 1400 oC sampai
terbentuk kaca. Tujuan senyawa flouride adalah untuk menurunkan
temperature pencampuran dari kaca.1

Cairan : Cairannya adalah larutan dari asam fosfor dengan garam-


garam dapur. Ketika bubuk dan cairan dicampur , permukaan partikel
bubuk terpajan asam, dan melepaskan ion-ion Ca2+, Al3+, dan F-.
ion-ion logam berpresipitasi sebagai fosfat yang membentuk matriks
semen dengan sisipan garam-garam fluoride.2

Secara estetis awalnya restorasi silikat mempunyai estetis sangat


baik dan dapat menyamai warna gigi apabila pemilihan bahan dilakukan
dengan tepat. Setelah beberapa lama silikat dapat mengalami staining
terutama bila permukaan telah menjadi kasar oleh karena abrasi atau
erosi.1

2.2.6 Resin Modified Glass Ionomer Cement

Serbuk self cured resin modified glass ionomer cement


berisi sebuah radiopaque, fluoroaluminosilicate glass dan sebuah
microencapsulated potassium persulfate dan ascorbic acid catalyst
system. Cairannya adalah sebuah larutan aquaeous asam
polycarboxylic dimodifikasi dengan golongan pendant methacrylate.
Ini juga mengandung 2- hydroxyethylmethacrylate (HEMA) dan asam
tartar. Semen self cured yang lain mengandung sebuah campuran
fluoroaluminosilicate dan borosilicate glass pada serbuknya. Cairannya
adalah monomer complex berisi golongan asam carboxylic yang
dapat mengalami reaksi asam basa dengan golongan glass dan vinyl yang
akan polimerisasi ketika reaksi kimia aktif. Suatu light cured resin
modified glass ionomer cement mengandung fluoroaluminosilicate
glass pada serbuk dan kopolimer acrylic dan asam maleic, HEMA, air,
camphorquinone dan sebuah activator pada cairan.1

2.2.7 Semen Ionomer Kaca dengan Modifikasi Logam (Cermet)

Semen ionomer kaca kurang kuat dan karenanya, tidak dapat


menahan tekanan kunyah yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap
keausan penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti
komposit dan keramik. Semen ionomer kaca telah dimodifiasi dengan
mengikutkan partikel-partikel logam sebagai bahan pengisi sebagai
usaha untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap fraktur, dan
ketahanan terhadap keausan. Ada dua metode modifikasi yang telah
dilakukan. Metode yang pertama adalah mencampur bubuk logam campur
amalgam yang berpartikel sferis dengan bubuk ionomer kaca tipe II.
Semen ini disebut sebagai gabungan logam campur perak. Metode kedua
adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan
menggunakan pemanasan yang tinggi. Semen ini sering disebut sebagai
cermet. Mikrograf skening elektron dari bubuk cermet. Menunjukkan
partikel-partikel bubuk perak melekat ke permukaan dari partikel - partikel
bubuk semen.Semen dengan modifikasi logam berdasarkan salah satu dari
kedua sistem ini sudah tersedia di pasaran.1

2.3 Cara Pembuatan dan Manipulasi Bahan Semen pada Bidang Kedokteran Gigi
● Manipulasi GIC (Glass Ionomer Cement)
GIC terdiri dalam dua bentuk yaitu bentuk powder dan
liquid. Alat yang digunakan untuk manipulasi GIC yaitu paper pad
atau glass slab. GIC bentuk cairan diteteskan pada paper pad atan
glass slab, selanjutnya bentuk powder dibagi menjadi dua bagian,
bagian 1 dicampur ke dalam cairan dengan waktu pencampuran
selama kurang lebih 10 detik, sebelum dicampur bubuk bagian
kedua. Bubuk bagian kedua dicampur dengan campuran yang tadi
selama kurang lebih 20 detik. Setelah itu GIC di set di dalam mulut
dengan waktu total working time dari tahap awal kurang lebih 7
menit.
● Resin Modified GIC
Resin Modified Glass Ionomer Cement (GIC) terdiri dalam
dua bentuk yaitı bentuk powder dan liquid. Bentuk powder dibagi
menjadi dua bagian dan tahap pencampuran sama dengan GIC,
namun setelah satu persatu bubuk tercampur dengan cairan dan
diaplikasikan ke dalam crown, lalu diaplikasikan ke gigi, disinari
dengan light cured selama kurang lebih 5 detik untuk tahap
pengerasan. Last cement set selama kırang lebih 5 menit.
● Kompomer
Pada manipulasi kompomer, jaringan gigi diberi etsa asam
terlebih dahulu setelah itu melakukan aplikasi bonding-agent dan
pemakaian pasta kompomer selama kurang lebih 90 detik, setelah
90 detik kompomer akan berubulı menjadi gel. Ketika kompomer
memasuki fase menjadi gel, segera lakukan penyinaran untuk
proses pengerasan.
● Kalsium Hidroksida
Kalsium hidroksida terdiri dalam bentuk cair, bubuk, dan
pasta. Padu manipulasi kalsium hidroksida, zat ini harus dicampur
dengan larutan anestetik, air, gliserin, medikamen intrakanal atau
metil selulosa hingga menjadi campuran pasta tebal untuk
mempermudah peletakan dalam saluran akar. Diletakan dalam
saluran akar dengan menggunakan pemampat atau jarum lentulo
dengan putaran berlawanan arah dengan jarum jam.
Gambar 1: Tabel komponen dan reaksi semen kedokteran gigi. Anusavice, K.J., Shen, C.
& Rawls, H.R., 2013. Phillips’ Science of Dental Materials. 12th Ed., Missouri: Elsevier
Saunders.

 Semen Seng Fosfat

1. Siapkan 3-6 tetes cairan dan bubuk ke glass plate dengan


perbandingan rasio bubuk banding cairan 3:1. Semakin tinggi
rasio semakin baik sifat-sifatnya.
2. Campur bubuk dengan cairan. Campur bubuk sedikit demi
sedikit. Untuk memperoleh konsistensi yang diinginkan, suatu
aturan yang baik untuk diikuti adalah mengaduk selama 15
detik setelah setiap kali menambahkan bubuk. Penyelesaian
pengadukan biasanya membutuhkan waktu selama 1,5 menit.
Konsistensi sebenarnya bervariasi sesuai dengan tujuan
penggunaan semen. Untuk penggunaan sebagai basis harus
mencapai konsistensi seperti pasta.4

 Zinc Oksida Eugenol

1. Bubuk dalam jumlah secukupnya dan beberapa teets eugenol


diletakkan pada gelas plate
2. Bubuk dan larutan eugenol diaduk sampai mencapai tekstur
seperti pasta kental
3. Pasta yang tercampur akan dapat dipegang tanpa melekat pada
jari
4. kemudian masukkan adonan ke dalam kavitas.5

 Semen Silikat

Ada dua metode pemanipulasian semen ini yaitu dengan metode


pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian mekanis
Pemanipulasian manual.6

1. Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml


2. Tempat pencampuran bubuk dengan cairan
menggunakan glass slab yang tebal dan dingin, juga
menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt
chromium
3. Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar selama 1
menit. Bubuk dicampurkan ke dalam cairan sedikit
demi sedikit untuk mendapatkan konsistensi yang
diinginkan dan baik.6

a. Pemanipulasian mekanis
1. Dengan menggunakan alat amalgamator.
2. Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan
cairan dalam satu wadah dan terpisah dengan sekat.
Sekat ini dapat hancur dengan adanya tekanan dari
amalgamator
3. Waktu pencampuran dapat disesuaikan dengan
keinginan dan juga pada pencampuran dapat terjadi
panas yang mengakibatkan waktu kerja berkurang.6

 Semen Silikofosfat

Pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silika


dan semen seng fosfat, dimana ada dua metode pemanipulasian semen
ini yaitu dengan metode pemanipulasian manual dan metode
pemanipulasian mekanis.6

a. Pemanipulasian manual

1. Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml.


2. Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan
glass slab yang tebal dan dingin, juaga menggunakan
spatula dari bahan plastik atau cobalt chromium.
3. Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular)
selama 1 menit.
4. Bubuk dicampurkan ke dalam cairan sedikit demi sedikit
untuk mendapatkan konsistensi yang diinginkan dan baik.

b. Pemanipulasian mekanis

1. Dengan menggunakan alat amalgamator.


2. Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan
dalam satu wadah dan terpisah dengan sekat.
3. Sekat ini dapat hancur denag adanya tekanan dari
amalgamator.
4. Waktu pencampuran dapat di sesuaikan dengan keinginan dan
juga pada seng oksida eugenol pencampuran terjadi panas yang
mengakibatkan waktu kerja berkurang.6
BAB III

PENUTUP

Dalam bab terakhir ini akan diajukan sebagai penutup dari seluruh uraian
laporan mengenai masalah-masalah yang telah dibahas dalam bab-bab
sebelumnya. Selanjutnya dalam bab ini juga, dengan segala keterbatasan yang ada
pada tim penulis akan disampaikan beberapa kesimpulan mengenai bahan semen
kedokteran gigi.

3.1 Kesimpulan
Semen kedokteran gigi adalah bahan yang diatur secara intraoral
dan biasanya digunakan untuk menggabungkan gigi dan prostesis. Semen
diklasifikasikan menurut komponen reaksi kimia utamanya. Banyak jenis
semen kedokteran gigi disediakan dalam bentuk bubuk (powder) dan
cairan (liquid) atau sebagai two pastes, sehingga pencampuran akan
memulai reaksi kimia. Cairan biasanya bersifat asam (donor proton), dan
bubuk bersifat basa (alkali). Reaksi antara bubuk dan cairan biasanya
merupakan reaksi asam-basa. Masing-masing semenpun memiliki
komposisi, cara pembuatan, dan manipulasi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

1. Phillips, W. Ralph. 1991. Science Of Dental Materias. Philadelphia USA :


W.B Saunders Company.
2. Kadariani. 2001. Semen Basis Sebagai Insulator Terhadap Thermal Shock
di Bawah Restorasi Logam  [Skripsi]. Medan. FKG-USU.
3. Anusavice, K.J., Shen, C. & Rawls, H.R., 2013. Phillips’ Science of
Dental Materials. 12th Ed., Missouri: Elsevier Saunders.
4. Craig R., Powers J.M. 2002. Restorative Dental Materials 11th Ed. St
Louis: Mosby.
5. Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta: Balai Pustaka.
6. O'Brien W.J. 2008. Dental Materials and Their Selection 4th Ed. Michigan:
Quintessence.

Anda mungkin juga menyukai