Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUMBUH KEMBANG

DENTOMAKSILOFASIAL II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
JARINGAN LUNAK WAJAH

Kelompok 2
Kelas D
Fasilitator: Samson Peter Louis Alfredo, drg., Sp.Ort
Disusun Oleh :
1. M. Rayhan Mulyaharja 6. Nabila Maharani Putri Husen (2019-11-
(2019-11-101) 106)

2. Muhasanah Ayu Nurfitria 7. Nabilah Khairunnisa Sudrajat (2019-11-


(2019-11-102) 107)

3. Muniarti Yulia Tasliani 8. Nada Rizky Fetiastuti


(2019-11-103) (2019-11-108)

4. Mutia Syaharani Irawan 9. Nadhira Rivazka


(2019-11-104) (2019-11-109)

5. Nabila Dafa Nur Adiba 10. Nadila Puspita Sari


(2019-11-105) (2019-11-110)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya sehingga terbentuklah makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Lunak Wajah. Kami juga menyadari
bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. 
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang mata Tumbuh Kembang
Dentomaksilofasial II dengan topik Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Lunak Wajah
ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

   Jakarta, Oktober 2020 

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tanda-Tanda Penuaan pada Jaringan Lunak di Wajah
2.1.1 Kualitas Jaringan Lunak di Wajah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penuaan merupakan suatu proses degeneratif yang melibatkan semua organ,
salah satunya melibatkan kulit. Penuaan atau aging adalah suatu proses
menghilangnya kemampuan suatu jaringan secara perlahan untuk memperbaiki dan
mempertahankan struktur serta fungsi secara normal atau fisiologis. Salah satu organ
terluar dari tubuh manusia yang mengalami penuaan adalah kulit terlebih kulit pada
wajah. Kulit adalah pembungku yang elastic yang melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan. Kulit adalah organ yang esensial dan vital yang merupakan cerminan
kesehatan setiap individu. Kulit memiliki beberapa lapisan yang sangat kompleks,
karena itu salah satu fungsi dari kulit adalah sebagai proteksi. Peran kulit dalam
kehidupan manusia memiliki arti yang sangat penting. Selain organ yang paling luar
dan sebagai pelindung organ dalam, kulit juga mempunyai nilai estetika.
Bertambahnya usia akan menyebabkan terjadi penurunan fungsi organ tubuh
dan perubahan fisik baik tingkat seluler, organ maupun sistem karena proses penuaan.
Menjadi tua adalah proses yang secara alami dialami oleh setiap makhluk hidup.
Proses penuaan pada setiap orang berbeda-beda, pada umumnya terjadi setelah
pertumbuhan dan perkembangan sudah mencapai puncak. Biasanya dimulai di usia
25-30 an tahun dan gejalanya terlihat jelas pada usia 50an tahun keatas. Proses menua
terjadi baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik proses menua terjadi pada semua
sel, jaringan maupun organ yang ada di seluruh tubuh manusia.
Penuaan yang paling tampak secara kasat mata adalah penuaan kulit. Penuaan
kulit adalah perubahan pada kulit akibat bertambahnya usia dan berkurangnya fungsi
kulit secara fisiologis karena faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dialami selama
perjalanan hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan intrinsik adalah umur,
genetik, rasial dan hormonal sedangkan penuaan ekstrinsik terjadi akibat faktor-faktor
dari luar misalnya penyakit sistemik, stress, merokok, penggunaan alcohol, nutrisi
yang buruk dan pajanan sinar matahari. Dan yang paling sering menyebabkan
penuaan kulit adalah pajanan sinar matahari yang terlalu lama dan sering.
Penuaan kulit biasanya ditandai dengan kondisi kulit yang kering (xerosis),
bersisik, kasar, dan noda hitam (flek) disertai dengan munculnya kerutan-kerutan pada
kulit. Perubahan fisik dapat dihambat dengan menggunakan obat atau menghindari
faktor-faktor pencetus terjadinya penuaan. Untuk bisa mencegah terjadinya penuaan
yang lebih cepat diperlukan pengetahuan tentang penuaan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Tumbuh Kembang
Dentomaksilofasial II tentang Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Lunak
Wajah serta bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Kualitas
Jaringan Lunak di Wajah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tanda-Tanda Penuaan pada Jaringan Lunak di Wajah


Penuaan terjadi dengan mengubah kulit melalui dua proses dasar yang
berbeda: intrinsik dan ekstrinsik. Penuaan intrinsik tidak bisa dihindari, tidak di luar
kendali, dan mencerminkan latar belakang genetik subjek. Penuaan ekstrinsik
terutama disebabkan oleh paparan sinar matahari tetapi juga oleh merokok,
penggunaan alkohol yang berlebihan, dan nutrisi yang buruk, sehingga dalam
beberapa hal dapat dicegah.
Dalam analisis klinis wajah, saat berkomunikasi dengan pasien, sangat penting
untuk membedakan antara kualitas kulit, yang terdiri dari warna kulit, tekstur, warna,
elastisitas, lesi berpigmen, dan kuantitas serta perpindahan kulit dan lainnya.
Clinical Facial Analysis. 2005. Penulis Fabio Meneghini, Chapter 10, Hal: 148-149.
Berlin/Heidelberg: Springer-Verlag.

2.1.1 Kualitas Jaringan Lunak di Wajah


Perubahan maturasi mempengaruhi jaringan lunak dan keras wajah dan
rahang. Dengan perubahan jangka panjang yang lebih besar pada jaringan
lunak. Ada efek penting pada gigi, struktur pendukungnya, dan oklusi gigi itu
sendiri, serta perubahan hubungan rahang seiring dengan pertumbuhan yang
lambat dalam kehidupan dewasa.
Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4 th ed. St Louis: Mosby
Elsevier; 2007. Hal 119-122.

Perubahan Jaringan Lunak Wajah


Sebuah konsep penting adalah bahwa perubahan pada jaringan lunak
wajah tidak hanya berlanjut seiring dengan penuaan, tetapi juga jauh lebih
besar daripada perubahan pada jaringan keras wajah dan rahang. Perubahan
yang paling penting bagi ortodontis adalah bibir, dan jaringan lunak wajah
lainnya, kendur ke bawah karena penuaan (Gambar 1). Hasilnya adalah
penurunan paparan gigi seri atas, dan peningkatan paparan gigi seri bawah,
baik saat istirahat maupun saat tersenyum (Gambar 2 dan 3). Dengan
bertambahnya usia, bibir juga semakin menipis, dengan tampilan lebih sedikit
vermilion (Gambar 4). Pemikiran yang sama berlaku untuk dimana gigi harus
ditempatkan untuk menopang bibir pada remaja: jika bibir tidak terlalu
menonjol saat perawatan berakhir pada masa remaja, kemungkinan besar akan
tampak terlalu tipis di tahun-tahun mendatang. Hal ini harus diingat saat
pencabutan gigi seri yang menonjol direncanakan.
Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4 th ed. St Louis: Mosby
Elsevier; 2007. Hal 119-122.

Gambar 1: Paparan gigi seri rahang atas saat tersenyum pada (A) usia 15 dan (B) usia 25 Karakteristik
penting dari penuaan wajah adalah gerakan ke bawah dari bibir relatif terhadap gigi, sehingga gigi seri
rahang atas secara progresif mengalami penurunan eksposur dari waktu ke waktu setelah pertumbuhan
remaja lengkap. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4 th ed. St Louis: Mosby
Elsevier; 2007. Hal 119-122.
Gambar 2: Dengan bertambahnya usia, baik pria maupun wanita menunjukkan lebih sedikit gigi seri
atas dan lebih banyak gigi seri bawah, sehingga tampilan gigi seri atas adalah karakteristik awet muda.
Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4 th ed. St Louis: Mosby Elsevier; 2007.
Hal 119-122.

Gambar 3: Paparan gigi seri saat tersenyum (A) setelah perawatan ortodontik selesai pada usia 30, dan
(B) 20 tahun kemudian, pada usia 50. Perhatikan bahwa gerakan ke bawah dari jaringan lunak wajah terus
berlanjut, sehingga gigi seri bawah terlihat lebih menonjol dengan bertambahnya usia. Proffit WR, Fields
HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4 th ed. St Louis: Mosby Elsevier; 2007. Hal 119-122.

Gambar 4: Penurunan kepenuhan bibir merupakan tanda penuaan yang jelas A. Usia 20 B. Usia 40. C.
Usia 70. Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4 th ed. St Louis: Mosby
Elsevier; 2007. Hal 119-122.
Warna Kulit, Tekstur Wajah, Elastisitas Wajah, dan Pigmentasi
Dalam analisis klinis wajah, saat berkomunikasi dengan pasien, sangat penting
untuk membedakan antara kualitas kulit, yang terdiri dari warna kulit, tekstur, warna,
elastisitas, lesi berpigmen, dan kuantitas serta perpindahan kulit dan lainnya.
Asesmen terhadap kulit dan jaringan lunak memerlukan inspeksi visual dan
manual. Warna kulit, elastisitas, ptosis, pigmentasi, dinamika, dan bekas luka harus
ditunjukkan dan didiskusikan dengan pasien. Setiap lesi berpigmen atau bekas luka
juga harus didokumentasikan dengan beberapa foto (diambil pada jarak yang berbeda
dan kejadian cahaya yang bervariasi), menggunakan penggaris, untuk menilai
perubahannya seiring waktu.
Untuk mendokumentasikan lebih lanjut dan mencatat ciri-ciri jaringan lunak
wajah, disarankan menggunakan metode langkah-langkah yang tetap yang dilaporkan
dalam daftar pemeriksaan analisis jaringan lunak wajah, di mana setiap parameter
yang dipertimbangkan harus dinilai dengan menggunakan skala progresif.
Parameter pertama yang dipertimbangkan adalah fototipe kulit dengan
memanfaatkan klasifikasi Fitzpatrick yang membagi tipe kulit berdasarkan warna dan
reaksinya terhadap paparan musim panas pertama.

Tipe Kulit Warna Reaksi terhadap Sinar


Matahari

I Sangat Putih atau terdapat Selalu terbakar


frekel

II Putih Biasanya terbakar

III Kuning langsat Terkadang terbakar

IV Coklat Jarang terbakar

V Coklat gelap Sangat jarang terbakar

VI Hitam Tidak pernah terbakar


Tabel 1. Klasifikasi Fitzpatrick. Meneghini F, Biondi P. Clinical facial analysis: Elements,
principles, and techniques. 2nd ed. Berlin, Germany: Springer; 2012.

Parameter kedua yang dipertimbangkan adalah struktur rhytid dengan dan


tanpa ekspresi, memanfaatkan klasifikasi Glogau (Tabel 5.2).
Derajat Progresif Photodamage Atribut Khas

Tipe I: Tanpa kerutan (no wrinkles) Usia 20-30


Photoaging awal, perubahan pigmentasi
ringan, tak ada keratoses

Tipe II: Kerutan ketika bergerak Usia 30-40


(wrinkles in motion)
Photoaging awal-sedang, lentigo senilis
awal, palpable keratosis namun belum
terlihat, garis senyum paralel (parallel
smile lines) mulai muncul pada lateral
mulut

Tipe III: Kerutan saat Istirahat Usia 50 keatas


(wrinkles at rest)
Photoaging berat, dyschromia jelas,
telangiektasia, keratosis dapat terlihat,
garis senyum paralel (parallel smile
lines) mulai muncul pada lateral mulut

Tipe IV: Only wrinkles Usia 60 keatas


Photoaging parah, kulit kuning-abu-abu,
tidak ada kulit yang normal, prior skin
malignancies
Tabel 2. Klasifikasi Glogau. Meneghini F, Biondi P. Clinical facial analysis: Elements, principles, and
techniques. 2nd ed. Berlin, Germany: Springer; 2012.

Parameter ketiga menggunakan facial skeletonization-fullness of the face.


Skalanya berkisar dari tingkat I hingga tingkat V. Penting untuk mengecualikan
beberapa regio, seperti regio nasal, yang mungkin memiliki tingkat skeletonization
yang berbeda dibandingkan dengan bagian wajah lainnya (Tabel 5.3).
Parameter keempat yang dipertimbangkan adalah tingkat kelonggaran jaringan
lunak (soft tissue laxicity grade) atau kisaran mobilitas pasif kulit di atas struktur
tulang dan otot yang mendasari dan berhubungan dengan derajat ptosis yang
ditampilkan. Skala berkisar dari kelas I hingga kelas V. Beberapa regio wajah, seperti
canthus medialis, sebaiknya tidak dimasukkan dalam evaluasi umum ini (Tabel 5.4).
Parameter kelima yang dipertimbangkan adalah tingkat mobilitas spontan aktif
karena kontraksi otot wajah yang ditunjukkan oleh pasien selama percakapan. Skala
berkisar dari tingkat I hingga tingkat V. Evaluasi ini sangat penting di regio orbital
dan perioral karena peran fungsional dan estetika yang dimainkan oleh otot-otot ini
(Tabel 5.5).
Penilaian sistematis dari selubung jaringan lunak dasar ini dapat
mengungkapkan banyak masalah yang sebelumnya tidak terdeteksi yang dapat
menyebabkan hasil estetika akhir yang kurang ideal dari perawatan kami.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penuaan terjadi dengan mengubah kulit melalui dua proses dasar yang
berbeda: intrinsik dan ekstrinsik. Dalam analisis klinis wajah, saat berkomunikasi
dengan pasien, sangat penting untuk membedakan antara kualitas kulit, yang terdiri
dari warna kulit, tekstur, warna, elastisitas, lesi berpigmen, dan kuantitas serta
perpindahan kulit dan lainnya.
Sebuah konsep penting adalah bahwa perubahan pada jaringan lunak wajah
tidak hanya berlanjut seiring dengan penuaan, tetapi juga jauh lebih besar daripada
perubahan pada jaringan keras wajah dan rahang. Hasilnya adalah penurunan paparan
gigi seri atas, dan peningkatan paparan gigi seri bawah, baik saat istirahat maupun
saat tersenyum. Dengan bertambahnya usia, bibir juga semakin menipis, dengan
tampilan lebih sedikit vermilion. Pemikiran yang sama berlaku untuk dimana gigi
harus ditempatkan untuk menopang bibir pada remaja: jika bibir tidak terlalu
menonjol saat perawatan berakhir pada masa remaja, kemungkinan besar akan tampak
terlalu tipis di tahun-tahun mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Meneghini, F. 2005. Clinical Facial Analysis, Chapter 10, Hal: 148-149. Berlin/Heidelberg:
Springer-Verlag.
Proffit WR, Fields HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 4 th ed. St Louis: Mosby
Elsevier; 2007. Hal 119-122.

Anda mungkin juga menyukai