Anda di halaman 1dari 14

METODE

PELAKSANAAN

PEKERJAAN PEMBANGUNAN SEKOLAH TK


TAHAP LANJUTAN

DI PT. PIM
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : PEMBANGUNAN SEKOLAH TK TAHAP LANJUTAN
Lokasi : PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
Tahun : 2019

A. URAIAN UMUM PEKERJAAN :


Pekerjaan yang dilaksanakan ini adalah “Pembangunan Sekolah TK
Tahap Lanjutan”. Tempat dan lokasi pekerjaan di PT. Pupuk Iskandar
Muda, Dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat beberapa item kerja sebagai
berikut :

I. PEMBANGUNAN RUANG DEPAN (LOBBY) TK


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
C. PEKERJAAN BETON BERTULANG
D. PEKERJAAN PASANGAN & PELASTERAN
E. PEKERJAAN LANTAI
F. PEKERJAAN ATAP, LISPLANK, & PLAFOND
G. PEKERJAAN KOSEN PINTU, JENDELA & KUNCI
H. PEKERJAAN PENGECATAN & RAILING PEMBATAS
I. PEKERJAAN SANITAIR
II. PEMBANGUNAN SELASAR PENGHUBUNG
A. PEKERJAAN TANAH
B. PEKERJAAN BETON BERTULANG
C. PEKERJAAN PASANGAN & PELASTERAN
D. PEKERJAAN LANTAI
E. PEKERJAAN ATAP, LISPLANK, & PLAFOND
F. PEKERJAAN PENGECATAN & RAILING PEMBATAS

B. URAIAN KHUSUS METODE KERJA


Dalam pelekasanaan pekerjaan terlebih dahulu harus menguasai
metode kerja dan teknik dalam bekerja sehingga hasil pekerjaan dapat
memenuhi spesifikasi dan kuantitas kerja sesuai yang tertera dalam kontrak,
dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan target 2T yaitu Tepat Waktu dan
Tepat Mutu. Adapun penjelasan metode pelaksanaan pekerjaan sesuai
urutan item kerja yang tertera pada RAB sebagai berikut :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
 Uraian Pekerjaan
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaaan awal dalam satu
pekerjaan.
 Lingkup Pekerjaan
Tahapan kerja dilakukan sesuai dengan yang tertera pada Rab
dan memenuhi spesifikasi dan kuantitas yang tercantum RAB
dan dilaksanakan sesuai yang tertera pada gambar kerja.
Adapun Item pekerjaan yang terdapat pada pekerjaan persiapan
sebagai berikut :
1. Pembersihan lahan
2. Pemasangan Bowplank

B. Pekerjaan Tanah Dan Pondasi


1. Galian Tanah
Menentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan
pengukuran terhadap ukuran dan elevasi galian tanah. Serta
Memberikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu
sesuai dengan petunjuk pada gambar kerja. Pelaksanaan galian
tanah dilakukan menggunakan cangkul dan belincong.
Penggalian tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang
sudah dipasang sebelumnya. Lakukan penggalian tanah ini
hingga mencapai ukuran lebar dan kedalaman sesuai
perencanaan.

2. Urugan Pasir Bawah Lantai


 Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test
tanah (jika diperlukan) dan atas persetujuan Direksi. Dipilih
pasir yang baik secara teknis,bebas dari akar, bahan-bahan
organis, barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapat
persetujuan Direksi dengan ukuran ketebalan 5 cm di bawah
lantai.
 Gambar Kerja.

3. Batu Kosong Asstamping


Proses pelaksanaan pasangan batu kosong asstamping ini
mengikuti gambar detil. Pekerjaan ini dilakukan secara
manual dengan menggunakan peralatan kerja/tukang
Resiko K3 pada pelaksanaan ini adalah sesak napas akibas
semen dan terluka karena alat kerja, maka dalam
pelaksanaannya pekerjaan harus menggunakan sarung
tangan, masker, sepatu boot dan helm pengaman untuk
menghindar dari hal yang tidak diinginkan dan memasang
tanda rambu-rambu peringatan untuk mengetahui
dilaksanakan proyek untuk menghindari kecelakaan saat
bekerja dalam pekerjaan ini

4. Pasangan Pondasi Batu Kali


Sebelum dilakukan pasangan batu bata, batu kali dipasang
dengan urutan sebagai berikut :
- Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
- Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi
25 cm dari permukaan urugan pasir.
- Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
- Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan
(aanstamping) dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam
celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar
batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut
dengan air.
- Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu
kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan
bidang luar pasangan tersebut rata.
Dalam pelaksanaannya pekerjaan harus menggunakan sarung
tangan, sepatu boot dan helm pengaman untuk menghindar
dari hal yang tidak diinginkan dan memasang tanda
pengaman/rambu-rambu untuk mengetahui dilaksanakan
proyek untuk menghindari kecelakaan saat bekerja dalam
pekerjaan ini

5. Urugan Kembali Tanah Bekas Galian


- Tanah yang digunakan untuk pengurugan merupakan
tanah bekas galian dan tanah tersebut harus memenuhi
syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis,
barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Direksi lapangan.
- Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20 cm dengan
ketebalan + 40 cm dalam keadaan padat, kemudian
dibasahi dan dipadatkan. Direksi dapat memerintahkan
pengurugan melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan
tanah akibat konsolidasi.

6. Urugan Tanah
 Material Timbunan didatangkan.
 Timbunan Tanah dilaksanakan sesuai dengan garis rencana
dan tingkatan yang tertera dalam gambar rencana.
 Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis sehingga
kepadatannya dapat semaksimal mungkin.
 Pemadatan timbunan tanah menggunakan Vibrator Roller
secara merata diseluruh areal timbunan.

C. PEKERJAAN BETON BERTULANG


Pekerjaan beton bertulang dikerjakan setelah pekerjaan
pondasi selesai dan disetujui oleh direksi/pengawas lapangan,
sesuai dengan perencanaan pekerjaan tersebut :
1. Beton Bertulang Sloof, 18/25 cm
2. Beton Bertulang Balok Latei 13/15 Cm
3. Beton Bertulang Kolom K.1, 18/25 cm
4. Beton Bertulang Kolom K.2, 13/18 cm
5. Beton Bertulang Kolom Praktis, 13/13 cm
6. Beton Bertulang Ring Balk, 15/20 cm
7. Beton Bertulang Sloof Ramp (Pondasi Ramp & tempat
Wudhu). 18/25 Cm

Metode Pelaksanaan :
a. Fabrikasi Penulangan
 Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan
tempat yang cukup luas untuk menaruh, memotong
besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai
dengan gambar yang telah disetujui.
 Besi  beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan
diameter (spesifikasi) disesuaikan dengan gambar
kerja  dan RKS.
 Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai
gambar kerja.
 Rangkai besi beton dengan menggunakan kawat beton.
 Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai
dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan
dipasang.
 Untuk kolom, pembesian tulangan dikerjakan lebih
dahulu baru setelah itu dilanjutkan dengan
pemasangan bekesting.
 Untuk balok, plat lantai, plat lantai dan tangga
bekesting dikerjakan dahulu baru setelah itu dilanjutan
dengan pembesian tulangan.
 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti
peraturan dan petunjuk-petunjuk di gambar dan RKS
kualitas maupun kuantitas. Serta sudah disetujui oleh
pengguna anggaran dan pengawas.
 Drwing (dokumentasi)

b. Fabrikasi Bekisting
 Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk
memudahkan pengukuran dan mempercepat
pelaksanaannya, karena angkutan bekesting menjadi
dekat.
 Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah
permukaan tanah, maka bekesting dapat menggunakan
multiplek.
 Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas
permukaan tanah seperti : kolom, balok, plat lantai dan
tangga  menggunakan bahan dari multiplek dan
perkuatan menggunakan balok/kaso dan alat perancah
schafolding

 Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan


ukuran gambar kerja.
 Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area
struktur yang akan dicor dengan perkuatan
balok/kaso dan schaffolding.
 Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat
kebocoran.-    Pasangan bekesting harus rapih,
siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton
dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.

 Untuk kolom sebaiknya dibuatkan sepatu kolom dengan


besi beton atau besi plat siku untuk menjaga agar
kolom tetap tegak lurus dan siku.
 Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke
dalam bekesting.
 Pasang beton decking atau beton tahu secara merata
dan sesuai kebutuhan.
 Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti
peraturan dan petunjuk-petunjuk di gambar dan RKS
kualitas maupun kuantitas. Serta sudah disetujui oleh
pengguna anggaran dan pengawas.
 Foto kerja (dokumentasi)

c. Beton
 Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi
menyetujui untuk pengecoran beton yang dinyatakan
dalam permohonan pelaksanaan kerja.

 Periksa kekuatan acuan yang sudah dipasang


/difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan
diperiksa benar dan disahkan oleh konsultan/direksi
untuk pekerjaan selanjutnya.
 Pasang sparing pipa-pipa mekanikal dan elektrikal 
yang melintas area pengecoran.
 Bersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran
dari kotoran dan sampah.
 Tuang beton ke dalam area pengecoran, pada saat
pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan
dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan tidak
ada sarang tawon.
 Hindarkan terjadinya beton setting akibat area yang
akan dicor belum siap.
 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti
peraturan dan petunjuk-petunjuk di gambar dan RKS
kualitas maupun kuantitas. Serta sudah disetujui oleh
pengguna anggaran dan pengawas.
 Foto kerja (dokumentasi)

D. PEKERJAAN PASANGAN DAN PELASTERAN


Pasangan dinding dan plasteran dikerjakan setelah
pekerjaan sloof dan kolom selesai dan disetujui oleh
direksi/pengawas lapangan, sesuai dengan perencanaan
pekerjaan tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1. Pasangan Batu Bata 1:4
2. Plesteran 1:4

Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan dan plasteran sebagai


berikut :
a. Pasangan Batu Bata.
 Ukuran batu bata yang digukan sesuai dimensi
peraturan yang berlaku atau SNI.
 Batu Bata yang digunakan memiliki nilai kuat tekan
sebesar 30 Kg/cm2.
 Pemasangan batu bata harus dibenang untuk
mendapatkan kelurusan atau kerapian tanpa terjadi
lengkung.
 Pemasangan bata dilaksanakan oleh tukang yang
benar-benar paham baca gambar dan memiliki skill
dalam pemasangan yang memadai.
 Campuran pemasangan bata terdapat 2 variasi dan
berbeda tempat pemasangan sesuai dengan RKS (1Pc :
3Ps dan 1Pc : 2Ps)
 Hasil pekerjaan pemasangan harus mendapatkan
persetujuan pengawas.

b. Pekerjaan Plasteran dan Acian


 Ketebalan plasteran sesuai dengan perencanaan dan
mengikuti spesifikasi pada RKS.
 Pemasangan plasteran harus dibenang untuk
mendapatkan kelurusan atau kerapian tanpa terjadi
lengkung.
 Pemasangan plasteran dilaksanakan oleh tukang
yang benar-benar paham baca gambar dan memiliki
skill dalam pemasangan yang memadai.
 Campuran pemasangan plasteran terdapat 2 variasi
dan berbeda tempat pemasangan sesuai dengan RKS
(1Pc : 4Ps dan 1Pc : 2Ps)

E. PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan lantai dikerjakan setelah pekerjaan pasangan selesai
dikerjakan dan disetujui oleh direksi/pengawas lapangan, sesuai
dengan perenanaan pekerjaan tersebut, dalam pelaksanaan
pekerjaan meliputi :
1. Lantai Granit 60x60 cm
2. Lantai Keramik dan Dinding Keramik 30x30 cm (KM/WC)
3. Lantai Keramik Rump Depan dan Belakang (Motif Batu Alam
Kasar)
4. Keramik Motif Batu Alam (Pintu Utama)
Pemasangan granit dan keramik dilakukan oleh tukang ahli,
pemasangannya harus rapi dan nad nya harus segaris.
Resiko K3 pada pelaksanaan ini adalah sesak napas karena abu
potongan keramik dan terluka karena alat kerja dan bahan, maka
dalam pelaksanaannya pekerja harus menggunakan sarung
tangan,sepatu safety dan helm pengaman untuk menghindar dari
hal yang tidak diinginkan.

F. PEKERJAAN ATAP, LISPLANK, & PLAFOND


Pekerjaan atap dan plafond dikerjakan setelah pekerjaan sloof
dan kolom, dinding bata dan balok selesai dan disetujui oleh
direksi/pengawas lapangan, sesuai dengan perencanaan pekerjaan
tersebut, dalam pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1. Rangka Kuda-kuda Baja Rngan SN1-TASO C75.35.0,75 + Atap
Spandek 0,30 mm dan Rabung 0,30 mm (Terpasang)
2. Lisplank Papan
3. Plafond PVC (Terpasang)

Metode Pelaksannaya :
 Kuda-Kuda Baja Ringan Dan Atap Spandex Siap Terpasang
 Pemasangan rangka kuda-kuda baja ringan harus benar
sesuai gambar kerja dan memenuhi spesifikasi
 Atap dipasang secara rapi menggunakan Atap Spandex
 Overlapping antara spandex harus terpasang rapi tanpa
terlihat terpisah.
 Agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan
persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan
 Mencegah pengeboran yang salah yang bisa mengakibatkan
kebocoran, apabila ada harus ditutup segera dengan silikon
dan diberitahukan kepada pengawas lapangan.
 Listplank dipasang setelah pekerjaan atap selesai.

Pemasangan Plafond
 Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah
pemasangan rangka pada bagian tepi untuk memperoleh titik
tetap plafond.
 Dilanjutkan pemasangan rangka pembagi yang digantung ke
plat beton  denganmenggunakan paku beton/penggantung.
Perkuatan antara rangka dengan menggunakan sekrup
gypsum.
 Penempatan jarak rangka maksimum berjarak 60 cm.
 Setalah semua rangka terpasang, lakukan perataan (leveling)
dengan menggunakan tarikan benang, setelah itu
penggantung bisa dimatikan.

G. PEKERJAAN KOSEN PINTU, JENDELA DAN KUNCI


Pekerjaan Pintu Dan Jendela Meliputi :
1. Kayu Kosen Pintu & Jendela
2. Pintu Utama Kaca, (Lengkap Terpasang)
3. Daun Pintu Panel Luar (Daun 2), (Terpasang)
4. Daun Pintu Panel Luar (Daun 1), (Terpasang)
5. Daun Pitu KM/WC (Fiber), (Terpasang)
6. Daun Jendela, J.4 (Terpasang)
7. Daun Jendela, J.2 (Terpasang)
8. Daun Jendela, J.l (Terpasang)
9. Engsel Pintu, (Terpasang)
10. Engsel Jendela , (Terpasang)
11. Hak Angin, (Terpasang)
12. Hendel Pintu 2 Stang, (Terpasang) Grendel Jendela, (Terpasang)

Pekerjaan pemasangan pintu dan jendela meliputi


pengadaan bahan kusen dan daun pintu jendela, pemasangan
kusen dan perapihan.
Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding,
dipasang rangka yang disebut kusen, kusen yang digunakan
adalah terbuat dari kayu.  
 Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman
dan mudah dijangkau.
 Pengajaun jenis material bahan yang digunakan kepada
direksi.
 Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen
terhadap as bouwplank untuk menentukan kedudukan kusen.
 Pasang angkur pada kusen secukupnya.
 Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu
yaitu 2 meter dari tinggi bouwplank.
 Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan
menggunakan unting-unting.
 Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
 Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga
kedudukan menjadi kokoh.
 Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai
pada tempatnya, ketinggian dan ketegakan dari kusen.
 Bersihkan tempat sekelilingnya
 Semua kunci yang dipakai untuk daun pintu kayu untuk
ruang-ruangmaupun daun pintu kamar mandi memakai
merk Solid atau yangsetara dengan merk solid.
 Engsel untuk daun pintu menggunakan engsel Solid
atau setara Soliddengan tipe disesuaikan ukuran berat daun
pintu.
 Engsel daun jendela jungkit memakai engsel Solid atau
setara Soliddengan ukuran disesuaikan dengan berat daun
jendela dan sesuaidengan spesifkasi teknisnya.
 Pengunci untuk daun jendela memakai merk Solid atau setara 
Solid.
 Engsel encasement menggunakan Dekson atau setara
Dekson;sedangkan seperti yang sudah disebut handle, kunci,
engsel pintu,engsel jendela, handle jendela, hak angina,
grendel, grendel tanamdan lainnya memakai merk Solid
atau setara Solid.

H. PEKERJAAN PENGECATAN DAN RAILING PEMBATAS


Pekerjaan Pengecatan Meliputi :
1. Cat Mengkilap Kusen, Daun Pintu & Jendela
2. Cat Dinding Dalam, (Merk Setara Sigma, Interior)
3. Cat Dinding Luar, (Merk Setara Sigma. Eksterior)
4. Railing Pembatas (Lengkap cat + Terpasang),Hollow 40x20 Cm

Pekerjaan pengecatan di lakukan setelah pekerjaan plesteran


selesai.
Pengecatan kusen dan daun pintu/jendela
 Permukaan yang tidak rata harus digosok dan didumpul
terlebuh dahulu untuk menghasilkan permukan yang rata
mengguankan dupul kayu..
 Cat yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang terdapat
pada RKS
 warna yang digunakan sesuai dengan ketentuan dan
persetujuan pengawas dan owner
 Lapisan cat dilakukan secara berlapis dari cat dasar hingga
cat finish.

Pengecatan Dinding Tembok


 Permukaan dinding yang tidak rata harus digosok dan
didumpul terlebuh dahulu untuk menghasilkan permukan
yang rata.
 Cat yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang terdapat
pada RKS
 warna yang digunakan sesuai dengan ketentuan dan
persetujuan pengawas dan owner
 Lapisan cat dilakukan secara berlapis dari cat dasar hingga
cat finish

Railing Pembatas
Pekerjan ini dilakukan oleh tenaga terampil. Pengerjaannya
harus rapi dan sesuai dengan gambar dan disetujui oleh
direksi/pengawas lapangan.
Resiko K3 pada pelaksanaan ini adalah Luka karena terkena
besi pada saat pemasangan, maka dalam pelaksanaannya
pekerja harus menggunakan sarung tangan,sepatu safety
dan helm pengaman.

I. PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan sanitasi adalah pekerjaan yang di kerjakan sebelum
pekerjaan finishing tetapi unutuk pekerjaan sumur bor dangkal di
kerjakan selama I (satu) minggu dimulai pada minggu ke 2 (dua)
bulan ke I (satu) dan untuk pekerjaan lain di kerjakan beriringan
sesuai kebutuhan yang harus dikerjakan. Pekerjaan ini meliputi :
- Closed Duduk Keramik (Terpasang)
- Kran Air + Shock Drat dalam + Pipa PVC Air Bersih,
(Terpasang)
- Pemasangan Instalasi Air Bersih + Pipa 3/4", (Terpasang)
- Bak Mandi Fiber, (Terpasang)
- Cincin Sumur untuk Septictank Resapan + Penutup
Septictank + Pipa PVC 3 Inci (Instalasi Air Kotor + Ebow +
dll), (Terpasang)
1. Instalasi air bersih.
Metode pelaksanaan pekerjaan untuk instalasi air bersih
adapun sebagai berikut :

 Sambungan pipa digunakan cara sambung ulir,flange atau


victaulic sesuai dengan ukuran masing –
masing.Penyambungan dengan ulir harus terlebih    dahulu
dilapisi dengan red lead cement.
 Pada bagian – bagian khusus,digunakan sambungan
flanged dilas,dimana penyambungan dengan
menggunakan flange ini perlu dilengkapi dengan ring type
gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan
sambungan tersebut.
 Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi
harus ditutup dengan doop/plug atau blind – flanged.
 Pipa – pipa harus diberikan gantungan,pipa tegak didalam
shaft harus diklem pada jarak setiap 2m juga pada setiap
percabangan dan belokan.pengurungan pipa – pipa ini
dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui pengawas.
 Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam
diharuskan diberi pelindung dengan lead meni,untuk yang
ditanam di tanah ditambah lapisan pelindung water
proofing harus dilakukan sebaik-baiknya,sehingga tidak
ada bagian permukaan pipa dan fitting yang tidak terkena
water proofing.
 pipa yang melintas jalan harus dilindungi beton/ubin dan
diurug dengan pasir,kedalaman pipa minimal 80 cm dari
permukaan bawah pasangan batu pondasi jalan.
 Pipa – pipa distribusi sebelum disambungkan ke fitures
harus ditest terlebih dahulu dengan tekanan uji Hydrostatik
sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya (working
pressure ) dimana dalam waktu minimum 1x 24 jam
(disesuaikan dengan instruksi pengawas )tidak boleh
mengalami penurunan tekanan/mengalami kebocoran.
 Instalasi yang hasil testnya tidak baik,segera
diperbaiki.Biaya pengetesan,alat-alat yang diperlukan dan
biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong.
 Pipa- pipa yang menembus lantai,dinding beton harus
dibuatkan sleeve/sparing dari pipa PVC dan diberi perapat.
 Pipa-pipa yang ada diatas langit-langit,shaft dan pada
tempat-tempat yang terlihat harus dicat abu-abu,pipa air
bersih dinding tak apa pipa udara dengan bahan cat yang
baik.
 Sebelum air bersih dipakai,maka air yang ada dalam pipa
dibuang dulu,kemudian sistem pemipaan diisi dengan
larutan yang mengandung 50mg/1 chlor dan didiamkan
selama 24 jam.Setelah 24 jam sistem dibilas dengan air
bersih.

2. Instalasi air kotor


Metode pelaksanaan pekerjaan untuk instalasi air kotor
adapun sebagai berikut :
 Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan
terhadap tekanan 10 bar, penyambungan pipa
menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah
bocor.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja)
beserta gate valve,  fitting dan accessories lainnya  sesuai 
dengan tanda yang sudah dibuat.
 Pasangan clean out dan accessories lainnya.
 Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton
menggunakan besi siku dan pipa diikat pada besi siku
supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
 Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan
pada saat dinding belum diplester + aci. Pipa yang ditanam
di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat
menerima beban air.
 Untuk  pipa  yang  melintasi  lantai   terutama  lantai 
dasar,  maka kedalaman  pipa harus cukup, minimal 50 cm
supaya tidak mudah pecah.
 Pipa  yang  akan  disambung,  bagian ujungnya harus
dibersihkan  dengan  ampelas supaya sambungan dapat
lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang
cukup kuat agar sambungan tidak kendor akibat beban air
hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol.

3. Pekerjaan kran 3/4 “


Metode pemasangan
 Hal yang pertama adalah sebelum kita mamasang kran
pastikan bahwa instalasi tembok dan pipa sudah benar-
benar selesai dikerjakan hal ini untuk menghidari Kran
anda rusak oleh benturan dan goresan.
 Hal yang kedua adalah pastikan air yang akan dialirkan
sudah besih dari kotoran maupun sisa material bangunan.
Biasa dilakukan dengan mengalirkan air ke intalasi pipa
beberapa saat. Hal ini berfungsi untuk menjamin
kebersihan air serta menghidari kran anda tersumbat.
 Hal yang ketiga adalah pastikan Kran yang akan anda
pasang memiliki tipe drat yang sama. Pada umumnya
adalah tipe drat PT1/2 atau PJ1/2. Bila ternyata beda dan
anda sudah terlanjur membeli Kran tersebut anda bisa
menggunakan Joint atau Connector yang dua dratnya
sesuai dengan unjung kran dan ujung pipa.
Aceh Utara, 30 Agustus 2019
PT. RIANTY SEJAHTERA
UTAMA

SAIFUDDIN
Direktur

Anda mungkin juga menyukai