Anda di halaman 1dari 3

MENYIKAPI COBAAN, MUSIBAH DAN BENCANA YANG DIBERIKAN ALLAH

Allah ( ‫)سبحانه وتعالى‬, berfirman dalam Surat Al-Ankabut ayat 2 :

َ ‫ب ال َّناسُ أَنْ ُي ْت َر ُكوا أَنْ َيقُولُوا آ َم َّنا َو ُه ْم ال ُي ْف َت ُن‬


‫ون‬ َ ِ‫أَ َحس‬

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami Telah
beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?".

Allah ( ‫)سبحانه وتعالى‬, berfirman dalam Surat Ali 'Imran ayat 186 :

‫لَ ُت ْبلَوُ نَّ فِي أَمْ َوالِ ُك ْم َوأَ ْنفُسِ ُك ْم‬

"Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu".

Selanjutnya Allah ( ‫)سبحانه وتعالى‬, berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 155 :

‫ين‬ َّ ٰ ‫ت ۗ َو َب ِّش ِر ٱل‬


َ ‫ص ِب ِر‬ ِ ‫ٱلث َم ٰ َر‬ ِ ُ‫ص م َِّن ٱأْل َمْ ٰ َو ِل َوٱأْل َنف‬
َّ ‫س َو‬ ٍ ‫ُوع َو َن ْق‬ ْ ْ ُ
ِ ‫َولَ َن ْبل َو َّن ُكم ِب َشىْ ٍء م َِّن ٱل َخ ْوفِ َوٱلج‬

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar".

Mengkaji ayat tersebut, akan dipahami bahwa Allah ( ‫)سبحانه وتعالى‬, memberi tiga jenis ujian bagi
hamba-Nya.

Ujian pertama, Allah memberikan rasa takut. "Setiap insan, apa pun agama, suku dan rasnya
pasti memiliki rasa takut. Rasa takut itu tidak bisa diganggu gugat dan bagian dari fitrah
insaniah. Ketakutan ada sebagai mesin penggerak yang akan menarik seseorang pada sebuah
kekuatan pelindung Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.

Ujian kedua, Allah SWT mewarnai kehidupan setiap insan di dunia ini dengan kelaparan. Rasa
lapar dan haus sebuah kenikmatan yang selalu bersamaan, lapar adalah sebuah kondisi fitrah
manusia untuk tercukupinya suatu kebutuhan yang mendasar. Bisa dalam bentuk kebutuhan
makanan, ketenangan, kedamaian ataupun kesehatan.
Hal itu ada agar kita ingat dengan kondisi bahwa manusia adalah mahluk yang terbatas
kemampuannya ketika menghadapi musibah yang besar, sebuah kondisi dimana saat kita
merasa berat untuk menanggungnya. Dalam titik terendah tersebut, pengharapan akan
keselamatan, pertolongan dan kekuatan hanya kita gantungkan kepada Allah ( ‫)سبحانه وتعالى‬.

Ujian ketiga, Allah SWT memberikan beragam kekurangan baik dari segi harta, nyawa dan
kenikmatan lainnya. Kekurangan terwujud demi meminimalisir rasa kesombongan insan yang
selalu menginginkan segala hal. "Dengan kekurangan, insan dapat menundukan nafsu dan
dirinya sehingga akan meminta pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah yang Maha
kuasa atas segala sesuatu.
semua ujian dan cobaan itu ada sesungguhnya demi meningkatkan keimanan dan ketakwaan
setiap insan kepada Allah.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir
Universitas Islam Madinah menyampaikan bahwa

1 ). Ridho atas takdir-taqdir yang tidak disenangi adalah hal yang sangat dianjurkan, dan sabar
atasnya adalah kewajiban, Hasan al-Bashri mengatakan : "keridhoan itu mulia, tetapi kesabaran
adalah sandaran yang lebih utama bagi seorang mukmin".

2 ). Tatkala kamu menjadikan al-Qur'an sebagai tafsir segala kejadian yang harus dihadapi
dalam kehidupan ini; akan nampak dihadapanmu bahwasanya musibah-musibah itu berganti
sejak kejadiannya menjadi kebaikan yang senantiasa menjadi penuntunmu dalam kebaikan dan
sabar yang indah.
Tadabburilah ayat ini dan ayat setelahnya, agar kamu mengetahui manhaj yang tiada
tandingnya yang Allah anugerahkan secara khusus kepada orang-orang beriman :

{ ‫ُون‬ َ َ‫ِين إِ َذا أ‬


َ ‫صا َب ْت ُه ْم مُصِ ي َب ٌة َقالُوا إِ َّنا هَّلِل ِ َوإِ َّنا إِلَ ْي ِه َرا ِجع‬ َ ‫} الَّذ‬

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raaji’uun".

Keadaan orang-orang yang bersabar yaitu ketika mereka tertimpa musibah mereka
mengatakan “Sesungguhnya kami milik Allah”, maka dengan kehendakNya Dia menimpakan
ujian karena kami adalah hamba dan milikNya. “Dan hanya kepadaNya lah kami kembali”
dengan kematian, maka tidak ada rasa gundah gulana, yang ada hanya menerima hukumNya
dan ridha dengan takdirNya.

Keutamaan mengucap kalimat istirja’ “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’uun”. Dalam hadits shahih
disebutkan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda : “Ketika seorang hamba tertimpa
musibah, kemudian dia mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’uun, Allahumma’ jurniiy fii
mushiibatiy wakhlif liy khairan minhaa” kecuali Allah akan memberikan pahala atas musibahnya
dan mengganti untuknya yang lebih baik.” (HR Muslim)

Juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫اب مِن مُّصِ ي َب ٍة إِاَّل ِبإِ ْذ ِن اللَّـ ِه ۗ َو َمن ي ُْؤمِن ِباللَّـ ِه َي ْه ِد َق ْل َب ُه‬
َ ‫ص‬َ َ‫َما أ‬

“Tidak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan Allah akan memberi petunjuk kepada
hatinya.” (QS. At-Thaghabun[64]: 11)
Beliau Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

ُ ‫ِط َفلَ ُه الس ََّخ‬


‫ط‬ َ ِّ‫إِنَّ عِ َظ َم ْال َج َزا ِء َم َع عِ َظ ِم ْال َباَل ِء َوإِنَّ هَّللا َ إِ َذا أَ َحبَّ َق ْومًا ا ْب َتاَل ُه ْم َف َمنْ َرضِ َي َفلَ ُه الر‬
َ ‫ضا َو َمنْ َسخ‬

Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila


Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu,
maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan
kemurkaan-Nya. (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Mâjah)

Oleh karena itu seyogyanya dan seharusnya kita mengetahui bahwasanya kenikmatan dunia
pasti dicampuri dengan kesakitan, kebahagiaannya tercampur dengan kesedihan,
kesehatannya tercampur dengan penyakit, kekayaannya tercampur dengan kemiskinan. Dan
seorang hamba pasti diuji di kehidupan dunia ini. Akan tetapi segala urusannya dan segala
ujiannya akan berakhir dengan kebaikan dan kemuliaan sebagaimana sabda Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam:

َ ‫ص َب َر َف َك‬
‫ان‬ َ َ‫ َوإِنْ أ‬،ُ‫ان َخيْراً لَه‬
َ ‫صا َب ْت ُه‬
َ ‫ضرَّ ا ُء‬ َ َ‫ إِنْ أ‬:‫ْس َذل َِك ألِ َح ٍد إِالَّ ْللم ُْؤمِن‬
َ ‫صا َب ْت ُه َسرَّ ا ُء َش َك َر َف َك‬ َ ‫ َولَي‬،ٌ‫ِن إِنَّ أَ ْم َرهُ ُكلَّ ُه لَ ُه َخ ْير‬
ِ ‫َجبا ً ألمْ ِر ْالم ُْؤم‬
َ‫خيْراً ل ُه‬

“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya seluruhnya seluruh


urusannya adalah baik dan hal itu tidak dimiliki kecuali seorang yang beriman: jika ia
mendapatkan kebaikan ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika ia mendapatkan musibah
ia bersabar dan itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)

Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan nama-namaNya yang indah dan
sifat-sifatNya yang luhur. Dan Allah yang tidak ada Illah yang berhak disembah kecuali Dia.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat dari kita dan seluruh kaum muslimin
dimanapun mereka berada segala musibah dan segala kesulitan. Dan semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala menghilangkan segala musibah dan segala bencana. Dan semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjaga kita semuanya sebagaimana Allah menjaga hamba-hambaNya
yang shalih.

Anda mungkin juga menyukai