Akta Kelahiran adalah Bukti Sah mengenai Status dan Peristiwa Kelahiran Seseorang yang
dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.Bayi yang dilaporkan kelahirannya akan
terdaftar dalam Kartu Keluarga dan diberi Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai Dasar untuk
Memperoleh Pelayanan Masyarakat Lainnya.
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Syarat
Syarat - Syarat yang Harus Dipenuhi dalam Permohonan Pembuatan Akta Kelahiran Baru:
1. Foto copy Akta Nikah (bagi orang tua yang sudah bercerai dengan menggunakan Akta Cerai)
yang telah dilegalisir KUA *apabila tidak bisa memberikan Surat Akta Nikah atau Itsbat maka
Anak Merupakan Anak Ibu.
2. Untuk anak yang tidak diketahui asal usulnya persyaratan pembuatan akta harus dilengkapi
dengan Surat Keterangan dari Kepolisian (menjelaskan asal usul anak) dan dokter
(menjelaskan perkiraan usia anak).
3. Foto copy Kartu Keluarga yang dilegalisir.
4. Foto copy KTP Ayah dan Ibu, jika usia diatas 17 tahun menggunakan KTP Sendiri.
5. 2 Orang Saksi Pencatatan Pelaporan Kelahiran berikut foto copy KTP yang Masih Berlaku
6. Surat Keterangan Lahir dari Kepala Desa / Lurah, Dokter, Bidan, Rumah Sakit yang disahkan
di desa / kelurahan.
7. Surat Kuasa Bermaterai Rp 6.000,- apabila pencatatan dikuasakan.
8. Mengisi Formulir Permohonan Pencatatan Kelahiran bermaterai Rp 6.000,-
Prosedur
Proses Pembuatan Akta Kelahiran di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil:
Apabila syarat - syarat telah dipenuhi dengan lengkap, dapat segera mengurus pembuatan
akta kelahiran dan mendaftar ke Loket di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Selanjutnya petugas dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil akan melakukan langkah -
langkah sebagai berikut:
1. Penelitian Berkas.
2. Memasukkan Data dalam Komputer
3. Pengecekan Data dan diparaf oleh Pemeriksa Data
4. Penandatanganan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
5. Distempel atau dicap.
6. Penyerahan Akta Kelahiran pada Pemohon
Biaya (Rupiah)
Biaya Pembuatan Akta Kelahiran secara resmi gratis.
Pengurusan akta kelahiran bagi bayi yang lahir lewat dari 60 hari dikenakan denda maksimal Rp
1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) atau sesuai dengan ketentuan daerah masing - masing.
Sedangkan penyelesaian pembuatan akta kelahiran, berdasarkan UU No. 23 tahun 2006, adalah
selama 30 hari kerja.
Kontak Penyelenggara
Informasi lebih lanjut silakan menghubungi Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
masing-masing kota/kabupaten.
Percepatan Akta Kelahiran
Sebagai generasi penerus, anak-anak memiliki hak-hak tertentu yang harus dipenuhi negara. Salah
satunya adalah memiliki identitas diri atau akte kelahiran yang sangat mempengaruhi pengakuan
kewarganegaraannya.
Implementasinya, setiap kementerian akan menjalankan nota kesepahaman ini berdasarkan tugas
dan fungsinya. Kementerian Luar Negeri akan membantu supaya tidak ada anak TKI yang tak
memiliki identitas. Kementerian Kesehatan membantu agar pembuatan surat keterangan lahir
merupakan paket layanan persalinan. Kementerian Pendidikan Nasional bersama-sama dengan
Kementerian Agama akan mengintegrasikan materi akan pentingnya akte kelahiran di sekolah-
sekolah dan lembaga pendidikan.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia akan memastikan keterpaduan akte kelahiran bagi anak
dalam proses keimigrasian dan yang terkait lembaga pemasyarakatan serta rumah tahanan.
Kementerian Sosial akan memfasilitasi anak-anak di berbagai lembaga kesejahteraan social.
Kementerian Dalam Negeri sebagai penanggung jawab layanan pencatatan sipil akan mempercepat
layanannya. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak membantu untuk
melakukan sinkronisasai dan koordinasi segala hal yang terkait masalah perlindungan anak termasuk
pemenuhan akte kelahiran bagi anak tersebut. MOU berlaku selama 4 tahun, hinnga 2014.
Diharapkan seluruh balita Indonesia pada akhir 2015 memiliki akte lahir.
Surat Edaran Mendikbud no. 279/MPK/LL/2012 tentang Percepatan Kepemilikan Akte Kelahiran
Dalam Rangka Perlindungan Anak.
Nota Kesepahaman antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia, Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Sosial, Menteri Agama,
dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tentang Percepatan
Kepemilikan Akta Kelahiran Dalam Rangka Perlindungan Anak.