Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

CAN DO HANDS
DI RUANG DELIMA RSUD dr. HARJONO PONOROGO

OLEH KELOMPOK 3:
1. UMI KASANAH
2. NURDIAN INDAH PERTIWI
3. ARIS NUGRAHENI
4. MIRANDIKA MAYA AGADILOFA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
A. LATAR BELAKANG
Anak sakit yang dirawat di Rumah Sakit umumnya mengalami krisis oleh
karena seorang anak akan mengalami stress akibat terjadi perubahan lingkungan
serta anak mengalami keterbatasan untuk mengatasi stress. Krisis ini
dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu usia perkembangan anak, pengalaman masa
lalu tentang penyakit, perpisahan atau perawatan di rumah sakit, support system
serta keseriusan penyakit dan ancaman perawatan.
Stress yang dialami seorang anak saat dirawat di Rumah Sakit perlu
mendapatkan perhatian dan pemecahannya agar saat di rawat seorang anak
mengetahui dan kooperatif dalam menghadapi permasalahan yang terjadi saat di
rawat. Salah satu cara untuk menghadapi permasalahan terutama mengurangi
rasa perlukaan dan rasa sakit akibat tindakan invasif yang harus dilakukannya
adalah bermain.
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi waktu,
tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta
kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk
kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam
mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan
kesenangan yang diekspresikan melalui psikososio yang berhubungan dengan
lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya.
Can Do Hands merupakan suatu bentuk terapi bermain dimana anak bisa
menggambarkan kelima jarinya kemudian menuliskan kata di setiap jari sesuai
keinginannya. Setelah itu menggambarkan leher, kaki, dan kepala untuk
membentuk gambar burung. Tujuan dari terapi yang dilakukan di Rumah Sakit
adalah memberi kesenangan dan kepuasan anak, sebagai hubungan interpersonal
yang dinamis antara anak dengan terapis dalam prosedur terapi bermain yang
menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi perkembangan
suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya mengekspresikan dan
eksplorasi dirinya (perasaan, pikiran, pengalaman, dan perilakunya melalui
media bermain.
Ruang Delima RSUD Dr Harjono Ponorogo merupakan bangsal
perawatan anak, dimana pasien yang dirawat merupakan pasien pada usia anak
yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Sebagian besar anak
yang dirawat mengalami tingkat kecemasan yang tinggi akibat tindakan medis
yang dilakukan dan lingkungan baru yang belum dikenal, sehingga anak
menangis atau menolak terhadap tindakan medis. Dalam kondisi seperti ini anak
membutuhkan suatu hiburan dalam bentuk permainan dimana anak bisa
menggambarkan setiap jarinya dan memberikan nama sesuai keinginan setelah
itu menggambarkan leher, kaki, dan kepala untuk membentuk gambar burung
(Can Do Hands) yang bermanfaat bagi anak selama hospitalisasi di Rumah
Sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi dan mengisi waktu
luang.
2. Tujuan Khusus
1. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
2. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak.
3. Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat.
4. Meningkatkan kreatifitas bermain.
5. Meningkatkan perilaku yang baik
C. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari.(wholey and Wong,1991).
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan.(Foster,1989)
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock)
Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
D. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contoh : bermain sepak bola.
2. Bermain pasif
Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya
melihat)
Contoh : memberikan support.
E. CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
F. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
- Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu
dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai
sepeda.
G. MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
- Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah
Adolesen
H. FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensori Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri(Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
I. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit → perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan → lokasi, negara, kultur.
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status social ekonomi
J. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Tahap eksplorasi
Merupkan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3. Tahap bermin sungguhan
Anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

K. KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

PADA ANAK USIA SEKOLAH

Mainan untuk Usia Sekolah


6-8 TAHUN
 Kartu,boneka,robot,buku,alat olah raga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda.
8-12 TAHUN
 Buku,mengumpulkan perangko,uang logam,pekerjaan tangan, kartu, olah
raga bersama, sepeda, sepatu roda.

L. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN


1. Lakukan saat tindakan keperawatan
2. Sengaja mencari kesempatan khusus

M. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


1. Alat bermain
2. Tempat bermain

N. PELAKSANAAN BERMAIN DI RUMAH SAKIT DIPENGARUHI


OLEH:
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat,fasilitas kebijakan RS,kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain.
Permainan ini dilakukan pada anak usia (5-10 tahun). Dengan rasio pasien :
perawat adalah........lama waktunya 30 menit.
O. MEDIA
 Kertas gambar
 Pensil warna

P. METODE
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang
dilakukan oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan.
Langkah – langkah :
1. Membagikan kertas pada setiap anak 1 lembar dan memastikan tangan
anak kering.
2. Memberikan instruksi kepada anak untuk mencontoh jarinya di kertas.
3. Mendiskusikan kepada anak-anak tentang apa yang bisa dilakukan
terhadap gambar tangan tersebut.
4. Menuliskan kata pada setiap jari kegiatan yang disukai anak.
5. Menggambarkan leher, kaki, dan kepala untuk membentuk gambar
burung.

Q. PESERTA
Kegiatan Bermain ini diikuti peserta dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi:
a. Anak usia 5-10 tahun
b. Anak tidak mengalami peningkatan suhu tubuh
c. Tidak terpasang alat-alat invasif (NGT, Kateter)
d. Tidak Bedrest
e. Tidak Infeksi
Nama Peserta Usia
R. SETTING TEMPAT

Tikar

Keterangan:

: Pasien

: Fasilitator

: Observer

: Leader

a. Hari/ Tanggal : Kamis, 19 Desember 2019


b. Waktu : 10.00 WIB
c. Tempat : Ruang Terapi Bermain Anak
d. Leader : Umi kasanah
e. Fasilitator : 1. Aris Nugraheni, 2. Mirandika Maya
f. Observer : Nurdian Indah Pertiwi
S. PENGORGANISASIAN
1. Melakukan kontrak dengan anak dan orang tua
2. Mengunpulkan anak pada ruangan terapi bermain
3. Menyiapkan alat yang diperlukan
4. Kegiatan dipimpin oleh Leader dibantu dengan fasilitator dan observer
5. Mengobservasi kondisi pasien selama terapi bermain berlangsung
 Leader: Umi kasanah
Tugas:
1. Membuka Acara
2. Membaca peraturan bermain
3. Memimpin Jalannya permainan
4. Memberi semangat kepada peserta
5. Menciptakan suasana menjadi meriah
6. Mengambil Keputusan
7. Memberikan Reward
 Fasilitator: Aris Nugraheni dan Mirandika Maya
Tugas:
1. Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung
2. Mendampingi anak selama bermainan
3. Memberikan semangat dan motivasi
 Observer: Nurdian Indah Pertiwi
Tugas:
1. Mengamati dan mengevaluasi permainan
2. Mengamati tingkah laku anak
3. Memberikan kritik dan saran
T. RENCANA PELAKSANAAN
No Kegiatan Waktu Respon
1 Persiapan:
- Menyiapkan ruangan 5 menit
- Menyiapkan Alat
- Menyiapkan anak dengan
keluarga
2 Proses:
- Membuka proses terapi bermain 5 menit Menjawab salam
dengan mengucap salam, do’a, Memperkenalkan diri
memperkenalkan diri, Kontrak
waktu
- Menjelaskan kepada anak dan 5 menit Memperkenalkan
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain
- Menjelaskan cara bermain 10 menit
- Memberi kesempatan untuk
bertanya/klarifikasi
3 - Mengajak anak bermain 20 menit Anak mau bermain
- Mengevaluasi respon anak dan 5 menit dengan antusias
keluarga (perasaan) bersama teman-
- Menyimpulkan 5menit temanny
(reward/reinforcement positif)
- do’a Memperhatikan
Penutup: Menjawab salam
- Menyimpulkan
- Mengucapkan salam

U. KRITERIA EVALUASI
a. Anak bersedia mengikuti terapi bermain
b. Anak mengikuti kegiatan sampai selesai
c. Anak dapat mengikuti dan melakukan apa yang diharapkan dari leader
d. Kebutuhan anak terpenuhi
e. Anak bersosialisasi dengan temannya
f. Anak mengikuti instruksi yang diberikan
g. Anak berperan aktif dalam permainan
h. Anak bisa melakukan permainan dengan mandiri
i. Anak dapat menyelesaikan permainan sampai selesai
j. Anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain yang dirawat di ruang
kenanga
k. Anak merasa senang mengikuti terapi bermain
DAFTAR PUSTAKA

Anggani, Sudono, Sumber Belajar Dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini.
2004. Grafindo: Jakarta

Nelson, Ilmu Kesehatan Anak. 1999. EGC: Jakarta

Donna L. Wong, Pedoman Klinis Keperawatan Anak. 2004. EGC: Jakarta

Widyasari. 2009
Http:// www. Terapibermain.wordpress.com

Suswati, Alifatin. 2003


Http://www. Pengaruh bermain terhadap pemasangan infus pada anak. Wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai