Anda di halaman 1dari 6

PASAR MODAL

TUGAS INDIVIDU

Nama : Putu Sinta Laksmi Fetrisia


Kelas : C13 Manajemen
NPM : 1832121628
1. Dampak dari isu virus corona terhadap perekononian dunia dan Indonesia ?

Wabah virus corona yang kemudian dinamakan covid-19 bermula dari Hubei, provinsi di
pedalaman China. Dalam waktu dua bulan, virus tersebut menyebar dengan cepat ke berbagai
penjuru, mulai dari Korea Selatan, Italia, hingga Iran. Kematian pertama akibat virus ini juga
dilaporkan di Amerika Serikat (AS). Virus corona tidak hanya menyerang manusia, tetapi
juga memberikan dampak terhadap perekonomian dunia. Awalnya virus corona menghantam
ekonomi China, salah satu kontributor paling penting dalam perekonomian global. Saat
perekonomian China melambat, dunia menjadi harap-harap cemas. Dampak virus corona
terhadap ekonomi dunia dapat mencakup resesi di AS, Eropa, dan Jepang, dan pertumbuhan
ekonomi paling lambat di China. Total jenderal, diperkirakan kegiatan ekonomi senilai
US$2,7 triliun hilang akibat efek domino virus corona

Titik awal dampak dari virus ini di China, bermula di mana penjualan mobil telah
merosot 80 persen, lalu lintas penumpang turun 85 persen dari tingkat normal, dan survei
bisnis menyentuh rekor terendah. Selanjutnya menurut Bloomberg Economics
memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB pada kuartal pertama 2020 telah melambat
menjadi 1,2 persen secara tahunan (year on year), terlemah dalam catatan.

Jika China tidak cepat bangkit pada bulan Maret, bahkan perkiraan itu justru bisa
membuktikan bahwa dunia masih optimistis. Jika China dapat dengan cepat mengendalikan
mewabahnya virus corona, dan pabrik dunia bergemuruh hidup kembali pada kuartal kedua,
dampak pada ekonomi global dapat diatasi. Menurut Bloomberg, yang juga berasumsi
bahwa Korea Selatan, Italia, Jepang, Perancis, dan Jerman terkena dampaknya. Dalam
perhitungan kami, itu membawa pertumbuhan global untuk 2020 hanya turun menjadi 2,3
persen, sedikit turun dari perkiraan konsensus sebelum virus merebak virus 3,1 persen.

Dan kembali mengalami penuruan karena 10 negara ekonomi dengan terbesar didunia
juga mengalami perlambatan saat tengah berjuang untuk menghentikan penyebaran virus
tersebut, sehingga pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2020 turun menjadi 1,2 persen.
Dan untuk wilayah Eropa dan Jepang sendiri mengalami resesi dan sementara itu AS turun
menjadi 0,5 persen.
Selain berdampak bagi dunia, isu virus corona ini juga berdampak bagi Indonesia,
dimana Indonesia terancam mengalami resesi yang menghantam seluruh sector yang ada.
Gangguan rantai suplai global, melemahnya permintaan dan layanan ekspor-impor, serta
menurunnya aktivitas bisnis di berbagai negara bisa menjadi penyulut terciptanya resesi.
Menurut Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan
mengatakan, melihat berbagai dinamika dalam perekonomian global, target pertumbuhan
ekonomi pemerintah yang sebesar 5,3% untuk tahun ini rasanya akan sulit tercapai. Jika
melihat ke belakang, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2019 lalu hanya
berada pada level 5,02%. Faktor kesehatan tentu menjadi fokus utama, namun perlu diingat
pula bahwa karakteristik masyarakat di daerah satu dan lainnya berbeda sehingga
penyesuaian kebijakan di sektor lain seperti ekonomi juga berdampak pada kemaslahatan
hidup banyak orang.. Ketegangan ini memberikan ketidakpastian pada pelaku bisnis dan
investor seperti yang terjadi di Eropa karena Brexit dan demonstrasi di Hong Kong. Koreksi
atas pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini juga dilakukan oleh negara-negara lain hingga
lembaga internasional seperti Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD). Menurut OECD, pertumbuhan ekonomi global ke level 2,4% dari yang semula di
level 2,9%. Dan menurut Ibu Sri Mulyani sendiri bahkan memprediksi bahwa pertumbuhan
global hanya akan berada pada level 1,5% saja melihat dinamika global yang terjadi saat ini
dengan kasus covid-19 yang terus bertambah setiap harinya. Negara-negara lain seperti
Singapura dan Inggris mengoreksi pertumbuhan ekonomi mereka masing-masing dari 1,5%
ke level 0,5% dan 1,0% ke level 0,8%.

2. Pergerakan saham pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.?

Menurut Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan


sebanyak 24 emiten masih mencatatkan sahamnya di pipeline initial public offering atau IPO.
Di sisi lain, ada 13 perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Sama halnya dengan rencana
penawaran saham umum perdana, posisi perusahaan yang akan menerbitkan obligasi masih
sesuai dengan jadwal semula. BEI sebelumnya mencatat indeks harga saham atau IHSG terus
melorot hingga -13,44 persen atau menjadi 5.452,704 sejak perdagangan awal tahun hingga
penutupan pada Februari 2020. Anjloknya IHSG salah satunya karena terpengaruh virus
corona.
Berdasarkan catatan BEI, penurunan perdagangan pada periode yang sama juga diikuti
oleh negara-negara lain. Selain Indonesia, beberapa negara besar yang mengalami penurunan
IHSG dengan angka minus yang cukup dalam ialah Thailand yang mencapai -15,03 persen,
Filipina -13,15 persen, dan Vietnam -8,2 persen. Selanjutnya, Malaysia -6,68 persen dan
Singapura -6,57 persen. Penurunan IHSG di dua pekan terakhir Februari tercatat menjadi
penyumbang penurunan indeks pada bursa utama dunia dan ASEAN. Pada dua pekan
terakhir bulan lalu, IHSG Indonesia turun -7,3 persen. Adapun pada perdagangan Senin, 2
Maret 2020 sesi I, IHSG belum beranjak membaik. IHSG pagi ini turun 1,02 persen atau
55,39 poin menjadi 5.397,31.

Selanjutnya IHSG terkulai lemas hingga ke posisi 4.907 atau melemah hingga 10,75
persen sepanjang minggu lalu akibat dari wabah virus corona. Langkah yang diambil oleh
Bei yaitu dengan intervensi untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah saham menurun lebih
dari 5 persen dalam sehari, BEI menghentikan pedagangan selama 30 menit (trading halt)
dalam dua hari beturut-turut. Meskipun demikian indeks sempat menyentuh level terendah di
4.639.

Karena tak juga membaik, BEI mengubah batas bawah auto rejection dari yang
sebelumnya 10 persen menjadi 7 persen. Ketentua tesebut diambil untuk mebatasi investor yang
sempat membludak. RTI Infokom mencatat, investor menjual sebesar Rp1,3 triliun pekan lalu.
Menurut Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alferd Nainggolan menilai langkah IHSG masih akan
berat. Meski membeli saham akan berat karena tekanan pasar saham sangat besar dan juga tak
menyarankan untuk membeli dalam jumlah besar, namun saham sektor farmasi dapat terus
dipantau. Pasalnya, meningkatnya permintaan kebutuhan alat kesehatan seperti masker dan hand
sanitizer yang menopang kinerja, dan termasuk saham mereka. Oleh karena itu, disarankan untuk
para investor memantau saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Kimia Farma (Persero)
Tbk (KAEF). Selain itu perusahaan seperti Telkom dan perusahaan makanan seperti PT
Indofood dan PT Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan besar.

3. Dengan adanya virus corona tersebut, apakah saudara sebagai investor akan membeli
saham pada perusahaan go public atau tidak ?
Sebagai investor, ada beberapa hal yang akan saya jadikan pertimbangan mengingat
terjadinya penuruan pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak hanya Indonesia melainkan
dunia. Namun jika dilihat dari pemaparan dan berita melalui google, saya akan membeli
saham namun tidak dalam jumlah yang besar, mengingat wabah virus corona yang masih
menyebar di seluruh wilayah dan dunai. Saya akan membeli saham pada perusahaan farmasi
dan pangan, seperti yang kita ketahui kita sangat membutuhkan sekali alat-alat kesehatan
seperti masker dan hand sanitizer yang kini mulai langka dan jua bahan makan yang juga
mulai langka akibat kepanikan yang terjadi beberapa waktu lalu.
Daftar Pustaka

Sumber untuk perekonomian dunia :


https://ekonomi.bisnis.com/read/20200307/9/1210296/virus-corona-bisa-bikin-ekonomi-dunia-
jalan-di-tempat-ini-empat-skenarionya

Sumber untuk perekonomian Indonesia : https://ekbis.sindonews.com/read/1561861/33/pandemi-


corona-indonesia-harus-waspada-ancaman-resesi-1584611947

Sumber untuk pergerakan saham : https://bisnis.tempo.co/read/1314663/ihsg-jeblok-karena-


virus-corona-24-perusahaan-belum-tunda-ipo/full&view=ok dan
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20200316065757-92-483683/mencermati-saham-perkasa-
di-tengah-wabah-virus-corona

Anda mungkin juga menyukai