Aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk mempertahankan kondisi fisik lansia,
menurunkan resiko jatuh dan menjadi jalan hidup untuk mandiri. Manfaat melakukan aktivitas
fisik yang teratur antara lain dapat meningkatkan massa otot, menurunkan resiko osteoporosis,
menjadikan tulang menjadi kuat, mempertahankan fungsi fisik, kognitif dan kemandirian dalam
kehidupan sehari-hari (Nurhidayah, 2017). Selain itu menurut Predersen dalam Khomarun
(2014), menyatakan bahwa exercise therapy dalam bentuk latihan fisik telah banyak
diintegrasikan dalam penatalaksanaan penyakit kronis yang bertujuan untuk meminimalkan efek
fisiologis yang merugikan dari bed rest maupun gaya hidup akibat penyakit kronis,
mengoptimalkan kapasitas fungsional penderita penyakit kronis sebagai salah satu parameter
keberhasilan program terapi, dan mengoptimalkan kerja terapi farmakologi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khomarun (2014), yang berjudul pengaruh
aktivitas fisik jalan pagi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
stadium I di Posyandu Lansia Desa Makahaji. Didapatkan hasil bahwa aktivitas fisik berjalan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistol. Hal ini didukung
oleh penelitian Arief (2019) tentang efektifitas senam lansia terhadap penurunan tekanan darah
kepada lansia yang mengalami hipertensi di Puskesmas Pancur Batu Deli Serdang. Didapatkan
hasil bahwa semua responden mengalami penurunan tekanan darah dikarenakan mereka aktif
mengikuti gerakan senam dan mengikuti prosedur senam yang benar secara berkontinuitas yaitu
melakukan latihan pemanasan, latihan inti serta latihan pendinginan atau latihan penutup.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astari (2012), yang
menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara senam lansia dengan penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik pada lansia hipertensi. Senam lansia yang dilakukan berulang-ulang
(frekuensi tinggi), maka lama-kelamaan penurunan tekanan darah akan berlangsung lama. Itulah
sebabnya latihan aktivitas fisik senam yang dilakukan secara teratur bisa menurunkan tekanan
darah. Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah adalah senam lansia dengan
intensitas sedang. Frekuensi latihan 3-5 kali seminggu dengan lama latihan 20-60 menit sekali
latihan (Rigaud dalam Arief. 2019).
Aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif lansia seperti pada penelitian
yang dilakukan oleh Sauliyusta (2016), yang berjudul aktifitas fisik mempengaruhi fungsi
kognitif lansia didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi
kognitif lansia. Dalam penelitian didapatkan lansia dengan tingkat aktivitas fisik yang tinggi
memiliki fungsi kognitif yang normal. Hal ini sejalan dengan penelitian Muzamil (2014), yang
mengatakan tingkat aktivitas fisik yang tinggi dan rutin mempunyai hubungan dengan tingginya
skor fungsi kognitif. Sedangkan lansia yang memiliki tingkat aktivitas rendah atau sedang
berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif, khususnya memori dan fungsi bahasa
(Makizako, et al., 2014).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumowardani (2017) tentang pengaruh
latihan fisik terhadap kemampuan kognitif lansia di Desa Ngesrep Kecamatan Ngemplak
Kabupaten Boyolali didapatkan hasil bahwa latihan fisik memberikan pengaruh positif terhadap
kemampuan kognitif lansia sehingga perlu dilakukan secara rutin. Aktivitas dan latihan fisik
dapat mempertahankan aliran darah yang optimal dan juga meningkatkan penghantaran nutrisi
ke otak. Selain itu, aktivitas fisik juga memfasilitasi metabolisme neurotransmiter, menghasilkan
faktor tropik yang merangsang proses neurogenesis, meningkatkan stimulasi aktivitas molekuler,
dan selular di otak yang nantinya mendukung dan menjaga plastisitas otak. Proses-proses ini
penting untuk menghambat hipertrofi jaringaan otak yang dapat menyebabkan degenerasi
neuronal yang berdampak terhadap fungsi kognitif (Muzamil, 2014).
Selain itu, aktvitas fisik juga dapat mempengaruhi kejadian resiko jatuh pada lansia.
Berdasarkan penelitian Ninik (2017), frekuensi minimal latihan 3 kali seminggu selama kurang
lebih 4 minggu dengan durasi 20-30 menit lansia dalam mengikuti aktivitas senam dan aerobik
mempengaruhi resiko jatuh. Melakukan aktivitas fisik secara regular akan berdampak positif
pada kesehatan lansia. Latihan fisik yang dilakukan secara rutin oleh lansia memberikan manfaat
pada berbagai hal seperti: mengurangi resiko hilangnya tulang dan osteoporosis dan latihan
dengan fokus pada keseimbangan distribusi beban tubuh dapat membantu tulang menjadi lebih
kuat dan sehat, Mengurangi resiko injuri karena jatuh.
The American Guidelines dalam Wan & Wong (2014) merekomendasikan latihan fisik
yang baik jika dilakukan 75-150 menit untuk gerakan aerobik dengan intensitas sedang dalam
satu kali seminggu. Hal ini sejalan dengan penelitian Hasanah, (2015). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa latihan fisik berhubungan dengan resiko jatuh, dapat disimpulkan bahwa
pada 91 responden yang melakukan senam, jalan sehat dan TAK secara teratur dapat mengurangi
risiko jatuh. Diperkuat juga oleh penelitian Matoka, Huriah & Sutantri (2014), menyatakan
bahwa senam dapat meningkatkan kekuatan otot lansia. Senam yang dilakukan secara teratur
dengan gerakan sesuai pedoman dapat meningkatkan otot tubuh. Gerakan senam dilakukan pada
semua otot tubuh dan dilakukan secara seimbang sehingga bila kualitas dan kuantitas senam
yang dilakukan lansia baik, maka kekuatan otot akan meningkat.
Didukung oleh jurnal Jamini (2019) tentang pengaruh trunk stability exercise terhadap
keseimbangan tubuh lanjut usia di PSTW Jakarta Timur didapatkan hasil bahwa terdapat
pengaruh Trunk Stability exercise terhadap keseimbangan tubuh pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol. Trunk balance exercise adalah suatu latihan khusus yang dilakukan untuk
membantu meningkatkan kekuatan otot pada trunk dan anggota bawah (kaki) dengan
meningkatkan keseimbangan dari trunk dan mengaktifkan otot-otot stabilitas postural untuk
menimbulkan respon otot-otot yang sinergis, sehingga terjadi stabilisasi dari otot-otot trunk. Saat
melakukan stabilisasi, biasanya dengan kontraksi otot static (isometrik). Dalam peran untuk
menahan segmen tubuh tidak bergerak.
Didukung oleh jurnal Patti, Antonino, dkk. (2016) yang berjudul The effects of physical
training without equipment on pain perception and balance in the elderly: A randomized
controlled trial, menunjukkan bahwa program olahraga standar selama 13 minggu efektif dalam
peningkatan keseimbangan dan menurunkan persepsi nyeri pada lansia. Hal ini sejalan dengan
penelitian Kiik, Stefanus. dkk. (2018) yang berjudul peningkatan kualitas hidup lanjut usia
(Lansia) di Kota Depok Dengan Latihan Keseimbangan dengan hasil bahwa adanya peningkatan
kualitas hidup pada lansia sesudah diberikan latihan keseimbangan. Kualitas hidup lansia
meningkat karena latihan keseimbangan memiliki pengaruh terhadap fungsi fisik, psikologik,
hubungan sosial dan lingkungan lansia.
Berdasarkan beberapa jurnal penelitian diatas aktivitas fisik sangat penting bagi
kesehatan lansia. Dalam pelaksanaannya lansia membutuhkan dukungan dari dari pihak-pihak
lain misalnya dukungan sosial. Dukungan sosial datang dari sumber-sumber yang berbeda,
seperti dari pasangan atau orang yang dicintai, seperti keluarga. Dengan adanya dukungan sosial
dari berbagai sumber, individu akan merasa yakin bahwa dirinya dicintai, disayangi, dihargai,
bernilai, dan menjadi bagian dari jaringan sosial (Purba, Yualianto, dan Widyanti 2007).
Dukungan keluarga memiliki peran yang besar dalam kehidupan lansia. Hurlock dalam Mangasi
(2013) menyebutkan bahwa kebutuhan psikologis dalam pola hidup lansia akan terpenuhi
apabila mereka didekatkan dengan kerabat, keluarga dan teman-teman sehingga memungkinkan
mereka sering berkomunikasi. Dukungan keluarga juga menjadi unsur penting dalam membantu
individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan
dapat memotivasi lansia dalam menjaga kesehatannya melalui aktivitas fisik (Stuart & Sundeen
dalam Mangasi, 2013).
Selain dukungan dari keluarga, lansia juga memerlukan dukungan dari petugas pelayanan
kesehatan setempat atau kader posbindu dalam pelaksanaan aktivitas fisik ini agar lebih
terpantau. Mengingat pentingnya manfaat aktivitas fisik pada lansia diharapkan kegiatan ini
dilakukan sebagai agenda rutin dalam kegiatan Posyandu Lansia (Kusumowardani. A. 2017).
Aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk mempertahankan kondisi fisik lansia,
menurunkan resiko jatuh, menurunkan tekanan darah pada lansia, meningkatkan fungsi kognitif,
meningkatkan keseimbangan, menurunkan persepsi nyeri, dan meningkatkan kekuatan otot.
Jadi aktivitas fisik sangat penting bagi kesehatan lansia apabila dilakukan dengan baik
dan teratur. Selain itu juga dukungan sosial pada lansia di butuhkan misalnya dukungan dari
pasangan atau orang yang dicintai, seperti keluarga, suami atau istri, dan anak-anaknya.
C. Diagnose 3: Perilaku kesehatan cendrung beresiko b.d dukungan sosial yang tidak
memadai
1. Data
• Sebanyak 61,19% warga RW 12 dan sebanyak 46 % warga RW 14 memiliki
tempat pembuangan sampah sementara.
• Sebanyak 53,73 % warga RW 12 dan sebanyak 43% warga RW 14 membuang
sampah dengan cara di bakar.
• Sebagian besar (89,55%) warga RW 12 dan sebagian besar (80%) warga RW 14
memiliki tempat penampungan sampah dalam keadaan terbuka.
• Sebanyak 70,12% warga RW 12 dan hampir seluruhnya (90%) warga RW 14
warga membuang air limbah di got.
• Lebih dari setengahnya (67,16%) jarak penampungan sampah di RW 12 lebih dari
5 meter.
• Sebanyak 71% Terdapat vektor nyamuk.
• Sebanyak 72% warga di RW 12 memiliki kandang ternak di dalam rumah.
• Sebanyak 94% kandang tidak dirawat di RW 12
2. Intervensi prioritas :
Collaboration
• Melakukan kerjasama dengan kelompok Hayo Hejo dalam pengolahan limbah
rumah tangga
• Bekerja sama dengan kader dan masyarakat dalam membuat tempat sampah dari
bahan bekas kemudian dibuat berwarna dan dilakukan di RW 12 dan RW 14
3. Evidance Based Practice
a. Scooping
No Judul Tujuan Metode dan desain Hasil
1 Analisis Pengolahan Menganalisis perilaku pengolahan Penelitian ini 1. Sikap masyarakat Kota Payahkumbuh tidak
Sampah Reduce, Reuse, sampah 3R Masyarakat di Kota menggunakan desain melakukan pemilahan sampah berdasarkan
Recycle (3r) Pada Payakumbuh. penelitian deskriptif jenis sampah, sehingga tidak mendukung
Masyarakat Di Kota analitik dengan desain pelaksanaan pengolahan sampah 3R
Payakumbuh cross sectional yang (Reduce, Reuse, Recycle) sehingga belum
dilaksanakan di Kota terlaksana secara maksimal.
Ediana, Dina dkk. 2018. Payahkumbuh pada 2017 2. Pengetahuan dan status pekerjaan responden
dengan menggunakan uji tidak memiliki hubungan yang signifikan
bivariat. dengan pengolahan sampah 3R
2 Pengelolaan Sampah Mengidentifikasi mengenai Penelitian ini 1. Berdasarkan hasil penelitian Timbunan
Rumah Tangga Di pengelolaan sampah rumah menggunakan desain sampah rata-rata tiap rumah tangga sebesar
Kecamatan Daha Selatan. tangga analitik observasional. 1,46 liter/orang/hari atau 0,38 kg/orang/hari.
Analisis data dilakukan 2. Komposisi sampah terdiri dari 47% sampah
Sunoko, 2011 dengan uji korelasi organik, 15% kertas dan 22% lastik, 16%
Spearman yang logam. Pengetahuan dan penerapan konsep
bertujuan untuk 3 R( Reduce,Reuse dan Recyle) secara
mengetahui faktor-faktor sedehana dilakukan oleh 35% rumah tangga,
mana saja yang misalnya menggunakan produk isi ulang,
berkorelasi dengan menggunakan kembali kantong plastik
cara pengelolaan tempat berbelanja, dan membuat vas bunga
sampah rumah dari plastik.
tangga. 3. Berdasarkan jumlah sampah yang
dimanfaatkan maka dapat dihitung nilai
ekonomis dari setiap rumah tangga yang
enerapkan prinsip 3R terhadap sampahnya.
Berat timbunan sampah rata-rata sekitar
0,38 kg/orang/hari. Jika rumah tangga terdiri
dari 4 orang maka berat sampahnya
mencapai 1,52 kg/rumah/hari. Dikurangi
dengan residu maka sampah yang dapat
dimanfaatkan sekitar 91,2% atau 1,39
kg/rumah/hari.
3 Partisipasi asyarakat dalam Mendeskripsikan bentuk Metode yang digunakan 1. Adanya partisipasi tenaga masyarakat dalam
pengelolaan sampah di partisipasi masyarakat di dalam penulisan karya mengumpulkan, mengambil sampah hingga
Lingkungan Margaluyu Lingkungan Margaluyu tulis ilmiah ini adalah mengelola sampah ( anorganik dan non-
Kelurahan Cicurug. Kelurahan Cicurug terkait metode penelitian organik).
pengelolaan sampah. deskriptif.Metode yang 2. Partisipasi masyarakat pada tahap
Nur Rahmawati dkk. 2015. digunakan untuk perencanaan kegiatan pengelolaan sampah
mengumpulkan data di Lingkungan Margaluyu Kelurahan
adalah metode studi Cicurug adalah cukup baik, hal ini ditandai
pustaka yang terdiri atas dengan adanya berbagai gagasan dan ide
pencarian data dan dari warga dalam penentuan keputusan
informasi melalui kebijakan yang akan diambil demi
dokumen-dokumen mewujudkan kesejahteraan hidup
pendukung berupa data lingkungannya.
dari buku, jurnal ilmiah, 3. Partisipasi masyarakat pada tahap
dan dokumen elektronik pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah di
dari internet. Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug
adalah baik, hal ini dapat dilihat dari
kesadaran warga untuk melaksanakan usaha
pemilahan sampah dan daur ulang sampah.
Disamping itu berkembangnya swadaya
masyarakat yang cukup berhasil untuk
mengelola sampah di lingkungannya.
4 Efektivitas Pengelolaan Mengetahui bagaimana Teknik analisis data yang 1.Mengenai pengurangan sampah Dalam
Sampah di Kota Denpasar memisahkan sampah berdasarkan digunakan adalah UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008
(Suatu Penelitian di Dinas jenisnya dan memasukkannya deskriptif kualitatif, tentang Pengelolaan Sampah, terdapat 3 cara
Lingkungan Hidup dan kembali ke barang-barang bernilai dimana jenis data ini atau metode yang digunakan untuk
Kebersihan Kota ekonomis. biasanya berbentuk tulisan melakukan pengurangan sampah
Denpasar) dan bukan angka. berwawasan lingkungan metode tersebut
adalah 3R, yaitu pembatasan timbulan
Winarsih, Ni Wayan Eni, sampah (reduce), penggunaan kembali
dkk, 2019 sampah (reuse) dan pendaur ulangan
(recycle).
2.Penanganan Sampah, Dalam Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, terdapat 5 cara atau metode yang
digunakan untuk melakukan penanganan
sampah berwawasan lingkungan yaitu
pemilihan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pemrosesan akhir.
5 Pengaruh Implementasi Menganalisis pengaruh penerapan Pendekatan penelitian Hasil menujukan Pengaruh Partisipasi
Kebijakan Pengelolaan kebijakan pengelolaan sampah yang digunakan dalam Masyarakat terhadap Efektivitas Pengelolaan
Sampah Terhadap terhadap partisipasi masyarakat penelitian ini adalah Sampah adalah positif (R2 = 0.627) dan
Partisipasi Masyarakat dan efektivitas pengelolaan korelasional dengan signifikan (t = 4.852 > 2.042, p value 0.000 <
Dan Efektivitas sampah di Kecamatan Murung pendekatan kuantitatif 0.05 yang berarti ada pengaruh yang positif dan
Pengelolaan Sampah Di Pudak Kecamatan Tabalong, baik signifikan partisipasi masyarakat terhadap
Kecamatan Murung Pudak langsung maupun tidak langsung. efektifitas pengelolaan sampah di Kecamatan
Kabupaten Tabalong. Murung Pudak Kabupaten Tabalong.
Nurmalasyah, 2018
b. Pembahasan
Diagnosa keperawatan ketiga adalah perilaku kesehatan cenderung beresiko
berhubungan dengan dukungan sosial yang tidak memadai. Diagnosa keperawatan
tersebut diangkat berdasarkan temuan masalah yang ada di RW 12 dan 14. Masalah
tersebut yaitu perilaku masyarakat yang kurang tepat dalam mengelola sampah.
Berdasarkan data, didapatkan sebanyak 53,73% warga RW 12 dan 43% warga RW 12
membuang sampah dengan cara dibakar.
Kelompok telah membuat beberapa intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan
diagnosa keperawatan yang diangkat. Terdapat beberapa intervensi yang dapat
dilaksanakan, namun kelompok telah memilih intervensi yang menjadi prioritas untuk
diaplikasikan berdasarkan hasil penelitian atau jurnal-jurnal yang mendukung
intervensi tersebut.
Berdasarkan penelitian Nurlela (2017), menyatakan bahwa pengelolaan sampah
telah menjadi agenda permasalahan utama yang dihadapi oleh hampir seluruh
perkotaan dan pedesaan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan dilakukannya
pengelolaan sampah. Konsep pengelolaan sampah terpadu dengan prinsip 3R (reduce,
reuse, dan recycle) merupakan cara terbaik untuk mengolah sampah. Reduce yaitu
mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah di lingkungan, reuse
yaitu menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah, dan
recycle yaitu mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain
setelah melalui proses pengelolaan. Hasil penelitian Nurlela (2017) menyatakan bahwa
terdapat dampak positif dari pengelolaan sampah dengan prinsip 3R. Dampak positif
yang dihasilkan adalah lingkungan menjadi bersih dan nyaman, meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan peduli terhadap lingkungan, serta
mendapatkan manfaatnya seperti dapat dipergunakan untuk pupuk sebagai penyubur
tanaman. Didukung oleh hasil penelitian Sunoko (2011), menyatakan sampah dapat
dimanfaatkan dan menghasilkan nilai ekonomis dari setiap rumah tangga yang
menerapkan prinsip 3R terhadap sampahnya.
Pelaksanaan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R harus diawali dengan
mengubah perilaku “membuang” sampah menjadi perilaku “mengelola” sampah.
Dengan menerapkan kosep 3R dapat mengurangi sampah, mengurangi pencemaran
lingkungan akibat sampah yang tidak diolah atau dilakukan dengan cara yang salah
deperti dibakar. Didukung oleh Winarsih (2019), menyatakan bahwa efektivitas
pengolahan sampah di Kota Denpasar salah satunya dengan cara pengurangan sampah.
Kota Denpasar menerapkan 3 metode untuk pengurangan sampah yaitu reduce, reuse,
recycle.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini harus disertai dengan partisipasi
masyarakat, karena timbulnya permasalahan pada pengelolaan sampah tidak akan
pernah dapat diselesaikan jika hanya bertumpu pada pemerintah saja tanpa ada
keterlibatan dari masyarakat sebagai sumber penghasil sampah itu sendiri
(Puspitawati, 2012). Didukung oleh hasil penelitian Nurmalasyia dan Suryani (2018)
menujukan pengaruh partisipasi masyarakat terhadap efektivitas pengelolaan sampah
adalah positif (R2 = 0.627) dan signifikan (t = 4.852 > 2.042, p value 0.000 < 0.05
yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan partisipasi masyarakat terhadap
efektifitas pengelolaan sampah di Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.
Sejalan dengan hasil penelitian Rahmawati (2015) menunjukkan adanya partisipasi
masyarakat di Lingkungan Margaluyu Kelurahan Cicurug membuat tahap kegiatan
perencanaan sampai ke tahap pelaksanaan kegiatan pengelolaan sampah berjalan
lancar dan masih dilaksanakan sampai saat ini. Sejalan degan hasil penelitian
Martinawati (2016) menunjukan tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Sukarmi
tergolong tinggi (rata-rata skor 73,46%) dan termasuk kategori baik dalam pengelolaan
sampahnya. Didukung oleh penelitian Dina (2018), didapatkan nilai p value 0,028 <
0,05 yang artinya ada hubungan sikap dengan pengolahan sampah 3R pada masyarakat
di Kota Paykumbuh.
Berdasarkan pemaparan diatas, intervensi yang kelompok jadikan prioritas untuk
dilaksanakan pada warga RW 12 dan 14 adalah modifikasi perilaku. Modifikasi
perilaku adalah mengubah perilaku atau kebiasaan masyarakat yang kurang baik
menjadi lebih baik. Aplikasi modifikasi perilaku yang disarankan kelompok adalah
partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R
(Reduce, Reuse, Recycle).
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M & Susilawati, E. (2019). “Efektivitas Senam Lansia Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Kepada Lansia Yang Mengalami Hipertensi di Puskesmas Pancur Batu Deli
Serdang”
Astari, dkk. (2012). “Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi
pada Kelompok Senam Lansia di Banjar Kaja Sesatan Denpasar Selatan”.
Baga, Hezron D S, dkk. (2017). “Perspektif Lansia Terhadap Aktivitas Fisik Dan Kesejahteraan
Jasmani Di Desa Margosari Salatiga.
Ediana, Dina dkk. 2018. Analisis Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (3R)
pada Masyarakat di Konta Payahkumbuh. Payakumbuh: Jurnlal Endurance 3(2) Juni
2018 (238-246)
Hasanah, Uswatun & Wati, Dwi, NK. (2015). “Peningkatan Latihan Fisik Menurunkan Risiko
Jatuh Pada Lansia Di Panti. Depok”. Fakultas Ilmu Keprawatan Universitas Indonesia.
Jamini, Theresia. (2019). Pengaruh Trunk Stability Exercise Terhadap Keseimbangan Tubuh
Lanjut Usia Di PSTW Jakarta Timur. Caring Nursing Journal.
KEMENKES RI. (2018). “Aktivitas Fisik Untuk Lansia. Direktorat Promosi Kesehatan dan
pemberdayaan Masyarakat”. http://promkes.kemkes.go.id/?p=8816.
Khomarun, Maharso A.N,dan Endang Sri W. (2014). “Pengaruh Aktivitas Fisik Jalan Pagi
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hipertensi Stadium I di
Posyandu Lansia Desa Makahaji”.
Kiik, Stefanus M, dkk. (2018). “Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia) di Kota Depok
Dengan Latihan Keseimbangan”.
Kusumowardani. A & Endang Sri W. (2017). “Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Kemampuan
Kognitif Lansia Di Desa Ngesrep Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali”.
Makizako, H., Shimada, H., Doi, T., Park, H., Tsutsumimoto, K. Suzuki, T. (2014). “Moderate-
intensity physical activity, cognition and apoe genotype in older adults with mild cognitive
impairment”.
Mangasi, A (2013). “Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Lansia Dalam
Mempertahankan Kualitas Hidup Lansia Di Rw 05 Kelurahan Paseban Kecamatan Senen
Jakarta Pusat”. Jakarta: STIK Saint Carolus.
Matoka, Y M., Huriah, T., & Sutantri. (2014). “Pengaruh Terapi Aktivitas Senam Ergonomis
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Lanjut Usia di Wilayah Puskesmas Kasihan II
Bantul Yogyakarta”. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Muzamil, M.S, Afriwadi, & Martini, R.D. (2014). “Hubungan antara aktivitas fisik dengan
fungsi kognitif pada usila di kelurahan jati kecamatan padang timur”.
Nurhidayah, Ninik. (2017). “Pengaruh Senam dan Aerobik Terhadap Resiko Jatuh Pada Lansia
di Desa Sobokerto Kecamatan Ngemplak” Boyolali Jawa Tengah.
Nurmalasyia dan Lilis Suryani. 2018. Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengelolaan
Sampah Terhadap Partisipasi Masyarakat Dan Efektivitas Pengelolaan Sampah Di
Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong (Perda Nomor 14 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Sampah). Jurnal Ilmu Administrasi Publik & Bisnis Vol. 2,
No. 1, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi pada tanggal 1 April 2020 pukul 18.00
dari http Tabalong.
Diakses://jurnal.stiatabalong.ac.id/index.php/PubBis/article/view/3 6.
Patti, Antonino, dkk. (2016). “The Effects Of Physical Training Without Equipment On Pain
Perception And Balance In The Elderly: A Randomized Controlled Trial”.
Purba, J. Y. “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Burnout Pada Guru”. Jurnal Psikologi.
Puspitawati, Yuni. 2012. Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dengan
Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon. Jurnal
Pembangunan Wilayah dan Kota
Rahmawati, Nur (2015). Partisipasi asyarakat dalam pengelolaan sampah di Lingkungan
Margaluyu Kelurahan Cicurug. Diakses 1 April 2020 ( 16:55).
Sauliyusta, Mersiliyana dan Etty Rekawati.(2016). “Aktifitas Fisik Mempengaruhi Fungsi
Kognitif Lansia”.
Sunoko, Henna . 2011. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Daha
Selatan. Jurnal ilmu lingkungan (diakses 1 april 2020).
Wan, M, Wong, RY. (2014). “Benefits of Excercise in the Elderly”. GCS Journal of CME.
Winarsih, Ni Wayan Eni, dkk. 2019. Efektivitas Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar
(Suatu Penelitian di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar).
Sintesa: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 10, Nomor 2, pp. 74–77.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali,
Indonesia. Diakses pada tanggal 1 April 2020 pukul 18.05 dari
https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/sintesa/article/downlo d/1536/118