Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BOTANI FARMASI

“SISTEM PENDENGARAN MANUSIA”

Dosen Pengampu : Santi Dwi Astuti, MSc., Apt

Anggota :
1. Fatmawati (25195989A)
2. Farid Pinanggito (25195990A)
3. Farida Tri Wardani (25195991A)
4. Maria Monika Jelau (25195992A)
5. Intan Sri Anggarasih (25195993A)

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FAERMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2020
PENDAHULUAN
Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap dan merubah bunyi berupa
energi mekanis menjadi energi elektris secara efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari serta
dimengerti, sebagai sistem organ pendengaran, telinga dibagi menjadi sistem organ pendengaran
perifer dan sentral.1 Gangguan pendengaran mengakibatkan seseorang kesulitan mendengar
pembicaraan sehingga terjadi gangguan komunikasi yang dapat berdampak negatif terhadap
pekerjaan, pendidikan dan hubungan sosial , hal tersebut dapat menimbulkan depresi. Gangguan
pendengaran pada anak yang didapatkan sejak lahir akan menjadi penderita tuli dan bisu.
Tujuan penulisan tinjauan pustaka ini adalah untuk menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi
telinga agar mampu untuk memahami gangguan pendengaran.
A. Anatomi Telinga
Sistem organ pendengaran perifer terdiri dari struktur organ pendengaran yang berada di luar
otak dan batang otak yaitu telinga luar, telinga tengah, telinga dalam dan saraf kokhlearis
sedangkan organ pendengaran sentral adalah struktur yang berada di dalam batang otak dan otak
yaitu nukleus koklearis, nukleus olivatorius superior, lemnikus lateralis, kolikulus inferior dan
kortek serebri lobus temporalis area wernicke

1. Anatomi Telinga Luar


Telinga luar merupakan bagian telinga yang terdapat di lateral dari membran timpani, terdiri dari
aurikulum, meatus akustikus eksternus (MAE) dan membran timpani (MT)
Aurikulum merupakan tulang rawan fibro elastis yang dilapisi kulit, berbentuk pipih dan
permukaannya tidak rata. Melekat pada tulang temporal melalui otot-otot dan ligamen.
Bagiannya terdiri heliks, antiheliks, tragus, antitragus dan konka. Daun telinga yang tidak
mengandung tulang rawan ialah lobulus

Aurikulum dialiri arteri aurikularis posterior dan arteri temporalis superfisialis. Aliran vena
menuju ke gabungan vena temporalis superfisialis, vena aurikularis posterior dan vena emissary
mastoid. Inervasi oleh cabang nervus cranial V, VII, IX dan X.8 MAE merupakan tabung
berbentuk S, dimulai dari dasar konka aurikula sampai pada membran timpani dengan panjang
lebih kurang 2,5 cm dan diameter lebih kurang 0,5 cm. MAE dibagi menjadi dua bagian yaitu
pars cartilage yang berada di sepertiga lateral dan pars osseus yang berada di dua pertiganya.
Pars cartilage berjalan ke arah posterior superior , merupakan perluasan dari tulang rawan daun
telinga, tulang rawan ini melekat erat di tulang temporal, dilapisi oleh kulit yang merupakan
perluasan kulit dari daun telinga , kulit tersebut mengandung folikel rambut, kelenjar serumen
dan kelenjar sebasea. Kelenjar serumen memproduksi bahan seperli lilin berwarna coklat
merupakan pengelupasan lapisan epidermis, bahan sebaseus dan pigmen disebut serumen atau
kotoran telinga. Pars osseus berjalan ke arah antero inferior dan menyempit di bagian tengah
membentuk ismus. Kulit pada bagian ini sangat tipis dan melekat erat bersama dengan lapisan
subkutan pada tulang. Didapatkan glandula sebasea dan glandula seruminosa, tidak didapatkan
folikel rambut.
MAE dialiri arteri temporalis superfisialis dan arteri aurikularis posterior serta arteri aurikularis
profundus. Darah vena mengalir ke vena maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus venosus
pterygoid. Aliran limfe menuju ke lnn. aurikularis anterior, posterior dan inferior. Inervasi oleh
cabang aurikularis dari n. vagus dan cabang aurikulotemporalis dari n. mandibularis.8 MT
berbentuk kerucut dengan puncaknya disebut umbo , dasar MT tampak sebagai bentukan oval.
MT dibagi dua bagian yaitu pars tensa memiliki tiga lapisan yaitu lapisan skuamosa, lapisan
mukosa dan lapisan fibrosa. Lapisan ini terdiri dari serat melingkar dan radial yang membentuk
dan mempengaruhi konsistensi MT. 3 Pars flasida hanya memiliki dua lapis saja yaitu lapisan
skuamosa dan lapisan mukosa. Sifat arsitektur MT ini dapat menyebarkan energi vibrasi yang
ideal ,10 MT bagian medial disuplai cabang arteri aurikularis posterior, lateral oleh ramus
timpanikus cabang arteri aurikularis profundus. Aliran vena menuju ke vena maksilaris, jugularis
eksterna dan pleksus venosus pterygoid. Inervasi oleh nervus aurikularis cabang nervus vagus,
cabang timpanikus nervus glosofaringeus of Jacobson dan nervus aurikulotemporalis cabang
nervus mandibularis

2. Anatomi Telinga Tengah


Ruang telinga tengah disebut juga kavum tympani (KT) atau tympanic cavity. Dilapisi oleh
membran mukosa, topografinya di bagian medial dibatasi oleh promontorium, lateral oleh MT,
anterior oleh muara tuba Eustachius, posterior oleh aditus ad antrum dari mastoid, superior oleh
tegmen timpani fossa kranii, inferior oleh bulbus vena jugularis.9 Batas superior dan inferior MT
membagi KT menjadi epitimpanium atau atik, mesotimpanum dan hipotimpanum.11 Telinga
tengah terdapat tiga tulang pendengaran, susunan dari luar ke dalam yaitu maleus, incus dan
stapes yang saling berikatan dan berhubungan membentuk artikulasi.. Prosesus longus maleus
melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes.
Stapes terletak tingkap lonjong atau foramen ovale yang berhubungan dengan koklea

Telinga tengah terdapat dua buah otot yaitu m. tensor timpani dan m. stapedius. M tensor timpani
berorigo di dinding semikanal tensor timpani dan berinsersio di bagian atas tulang maleus,
inervasi oleh cabang saraf trigeminus. Otot ini menyebabkan membran timpani tertarik ke arah
dalam sehingga menjadi lebih tegang.dan meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar
suara dan melemahkan suara dengan frekuensi rendah. M. stapedius berorigo di dalam eminensia
pyramid dan berinsersio di ujung posterior kolumna stapes, hal ini menyebabkan stapes kaku,
memperlemah transmini suara dan meningkatkan resonansi tulang-tulang pendengaran. Kedua
otot ini berfungsi mempertahankan , memperkuat rantai osikula dan meredam bunyi yang terlalu
keras sehingga dapat mencegah kerusakan organ koklea.6 Telinga tengah berhubungan dengan
nasopharing melalui tuba Eustahcius.
Suplai darah untuk kavum timpani oleh arteri timpani anterior, arteri stylomastoid, arteri petrosal
superficial, arteri timpani inferior. Aliran darah vena bersama dengan aliran arteri dan berjalan
ke dalam sinus petrosal superior dan pleksus pterygoideus.
3. Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam (TD) terletak di dalam tulang temporal bagian petrosa, di dalamnya dijumpai
labirin periotik yang mengelilingi struktur TD yaitu labirin, merupakan suatu rangkaian
berkesinambungan antara tuba dan rongga TD yang dilapisi epitel.6 Labirin terdiri dari labirin
membran berisi endolim yang merupakan satu-satunya cairan ekstraselular dalam tubuh yang
tinggi kalium dan rendah natrium. Labirin membran ini di kelilingi oleh labirin tulang ,di antara
labirin tulang dan membran terisi cairan perilim dengan komposisi elektrolit tinggi natrium
rendah kalium.12 Labirin terdiri dari tiga bagian yaitu pars superior, pars inferior dan pars
intermedia. Pars superior terdiri dari utrikulus dan saluran semisirkularis, pars inferior terdiri dari
sakulus dan koklea sedangkan pars intermedia terdiri dari duktus dan sakus endolimpaticus
Fungsi TD ada dua yaitu koklea yang berperan sebagai organ auditus atau indera pendengaran
dan kanalis semisirkularis sebagai alat keseimbangan. Kedua organ tersebut saling berhubungan
sehingga apabila salah satu organ tersebut mengalami gangguan maka yang lain akan
terganggu.12 TD disuplai oleh arteri auditorius interna cabang dari arteri cerebelaris inferior.
Aliran darah vena bersama dengan aliran arteri.
B. Bagian-bagian Telinga
1. Koklea
Koklea adalah organ pendengaran berbentuk menyerupai rumah siput dengan dua dan
satu setengah putaran pada aksis memiliki panjang lebih kurang 3,5 centimeter. Sentral
aksis disebut sebagai modiolus dengan tinggi lebih kurang 5 milimeter, berisi berkas
saraf dan suplai arteri dari arteri vertebralis.12 Struktur duktus koklea dan ruang periotik
sangat kompleks membentuk suatu sistem dengan tiga ruangan yaitu skala vestibuli, skala
media dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala tympani berisi cairan perilim
sedangkan skala media berisi endolimf. Skala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh
membran reissner, skala media dan skala timpani dipisahkan oleh membran basilar

2. Organon Corti
Organon corti (OC) terletak di atas membran basilaris dari basis ke apeks, yang
mengandung organel penting untuk mekanisme saraf pendengaran perifer.1,6 terdiri bagi
tiga bagian sel utama yaitu sel penunjang, selaput gelatin penghubung dan sel-sel rambut
yang dapat membangkitkan impuls saraf sebagai respon terhadap getaran suara
OC terdiri satu baris sel rambut dalam yang berjumlah sekitar 3 000 dan tiga baris sel
rambut luar yang berjumlah sekitar 12 000.12 Rambut halus atau silia menonjol ke atas
dari sel-sel rambut menyentuh atau tertanam pada permukaan lapisan gel dari membran
tektorial. Ujung atas sel-sel rambut terfiksasi secara erat dalam struktur sangat kaku pada
lamina retikularis. Serat kaku dan pendek dekat basis koklea mempunyai kecenderungan
untuk bergetar pada frekuensi tinggi sedangkan serat panjang dan lentur dekat
helikotrema mempunyai kecenderungan untuk bergetar pada frekuensi rendah.
3. Saraf Koklearis
Sel-sel rambut di dalam OC diinervasi oleh serabut aferen dan eferen dari saraf koklearis
cabang dari nervus VIII, 88 % Serabut aferen menuju ke sel rambut bagian dalam dan 12
% sisanya menuju ke sel rabut luar.2 Serabut aferen dan eferen ini akan membentuk
ganglion spiralis yang selanjutnya menuju ke nuleus koklearis yang merupakan neuron
primer, dari nucleus koklearis neuron sekunder berjalan kontral lateral menuju lemnikus
lateralis dan ke kolikulus posterior dan korpus genikulatum medialis sebagai neuron
tersier, selanjutnya menuju ke pusat pendengaran di lobus temporalis tepatnya di girus
transversus.

C. Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea,12 Proses mendengar melalui tiga
tahapan yaitu tahap pemindahan energi fisik berupa stimulus bunyi ke organ pendengaran, tahap
konversi atau tranduksi yaitu pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan
tahap penghantaran impuls saraf ke kortek pendengaran.
1. Mekanisme Pendengaran Telinga Luar dan Tengah
Aurikula berfungsi untuk mengetahui arah dan lokasi suara dan membedakan tinggi
rendah suara. Aurikula bersama MAE dapat menaikkan tekanan akustik pada MT pada
frekuensi 1,5 – 5 kHz yaitu daerah frekuensi yang penting untuk presepsi bicara,
selanjutnya gelombang bunyi ini diarahkan ke MAE menyebabkan naiknya tekanan
akustik sebesar 10-15 dB pada MT.6 MAE adalah tabung yang terbuka pada satu sisi
tertutup pada sisi yang lain. MAE meresonansi ¼ gelombang. Frekuensi resonansi
ditentukan dari panjang tabung, lengkungan tabung tidak berpengaruh. Tabung 2,5 cm,
frekuensi resonansi kira-kira 3,5 kHz.6 Fo (frekuensi resonansi) = kecepatan suara (4 x
panjang tabung) Dimana : Kecepatan suara = 350 m/detik Misal panjang tabung = 2,5
cm, maka : Fo = 350 (4x2,5) = 3500 Hz = 3,5 kHz Gelombang suara kemudian
diteruskan ke MT dimana pars tensa MT merupakan medium yang ideal untuk transmisi
gelombang suara ke rantai osikular. Hubungan MT dan sistem osikuler menghantarkan
suara sepanjang telinga telinga tengah ke koklea. Tangkai maleus terikat erat pada pusat
membran timpani, maleus berikatan dengan inkus, inkus berikatan dengan stapes dan
basis stapes berada pada foramen ovale. Sistem tersebut sebenarnya mengurangi jarak
tetap meningkatkan tenaga pergerakan 1,3 kali, selain itu luas daerah permukaan MT 55
milimeter persegi sedangkan daerah permukaan stapes rata-rata 3,2 milimeter persegi.
Rasio perbedaan 17 kali lipat ini dibandingkan 1,3 kali dari dari sistem pengungkit ,
menyebabkan penekanan sekitar 22 kali pada cairan koklea. Hal ini diperlukan karena
cairan memiliki inersia yang jauh lebih besar dibandingkan udara, sehingga dibutuhkan
tekanan besar untuk menggetarkan cairan, selain itu didapatkan mekanisme reflek
penguatan, yaitu sebuah reflek yang timbul apabila ada suara yang keras yang
ditransmisikan melalui sistem osikuler ke dalam sistem saraf pusat, reflek ini
menyebabkan konstraksi pada otot stapedius dan otot tensor timpani. Otot tensor timpani
menarik tangkai maleus ke arah dalam sedangkan otot stapedius menarik stapes ke arah
luar. Kondisi yang berlawanan ini mengurangi konduksi osikular dari suara berfrekuensi
rendah dibawah 1 000 Hz. Fungsi dari mekanisme ini adalah untuk melindungi koklea
dari getaran merusak disebabkan oleh suara yang sangat keras , menutupi suara
berfrekuensi rendah pada lingkungan suara keras dan menurunkan sensivitas
pendengaran pada suara orang itu sendiri.
2. Mekanisme Pendengaran Telinga Dalam
Koklea mempunyai dua fungsi yaitu menerjemahkan energi suara ke suatu bentuk yang
sesuai untuk merangsang ujung saraf auditorius yang dapat memberikan kode parameter
akustik sehingga otak dapat memproses informasi dalam stimulus suara.\6 Koklea di
dalamnya terdapat proses transmisi hidrodinamik yaitu perpindahan energi bunyi dari
foramen ovale ke sel-sel bersilia dan proses transduksi yaitu pengubahan pola energi
bunyi pada OC menjadi potensial aksi dalam nervus auditorius. Mekanisme transmisi
terjadi karena stimuli bunyi menggetarkan perilim dalam skala vestibuli dan endolim
dalam skala media sehingga menggetarkan membrana basilaris. Membrana basilaris
merupakan suatu kesatuan yang berbentuk lempeng-lempeng getar sehinga bila mendapat
stimuli bunyi akan bergetar seperti gelombang disebut traveling wave. Proses transduksi
terjadi karena perubahan bentuk membran basilaris. Perubahan tersebut karena
bergesernya membrana retikularis dan membrana tektorial akibat stimulis bunyi.
Amplitudo maksimum pergeseran tersebut akan mempengaruhi sel rambut dalam dan sel
rambut luar sehinga terjadi loncatan potensial listrik. Potensial listrik ini akan diteruskan
oleh serabut saraf aferen yang berhubungan dengan sel rambut sebagai impuls saraf ke
otak untuk disadari sebagai sensasi mendengar.6 Koklea di dalamnya terdapat 4 jenis
proses bioelektrik, yaitu : potensial endokoklea (endocochlear potential) , mikrofoni
koklea (cochlear microphonic) , potensial sumasi (summating potensial), dan potensial
seluruh saraf (whole nerve potensial). Potensial endokoklea selalu ada pada saat istirahat,
sedangkan potensial lainnya hanya muncul apabila ada suara yang merangsang. Potensial
endokoklea terdapat pada skala media bersifat konstan atau direct current (DC) dengan
potensial positif sebesar 80 – 100 mV. Stria vaskularis merupakan sumber potensial
endokoklea yang sangat sensitif terhadap anoksia dan zat kimia yang berpengaruh
terhadap metabolisme oksidasi. Mikrofoni koklea adalah alternating current (AC) berada
di koklea atau juga di dekat foramen rotundum, dihasilkan area sel indera bersilia dan
membrana tektoria oleh pengaruh listrik akibat vibrasi suara pada silia atau sel inderanya.
Potensial sumasi termasuk DC tidak mengikuti rangsang suara dengan spontan, tetapi
sebanding dengan akar pangkat dua tekanan suara. Potensial sumasi dihasilkan sel-sel
indera bersilia dalam yang efektif pada intensitas suara tinggi. Sedangkan mikrofoni
koklea dihasilkan lebih banyak pada outer hair cell. Bila terdapat rangsangan diatas nilai
ambang, serabut saraf akan bereaksi menghasilkan potensial aksi. Serabut saraf
mempunyai penerimaan terhadap frekuensi optimum rangsang suara pada nilai
ambangnya, dan tidak bereaksi terhadap setiap intensitas. Potensial seluruh saraf adalah
potensial listrik yang dibangkitkan oleh serabut saraf auditori. Terekam dengan elektroda
di daerah foramen rotundum atau di daerah saraf auditori, memiliki frekuensi tinggi dan
onset yang cepat. 6 Rangsangan suara dari koklea diteruskan oleh nervus kranialis VIII
ke korteks melalui nukleus koklearis ventralis dan dorsalis. Jaras tersebut merupakan
sistem pendengaran sentral.
RINGKASAN DAN KESIMPULAN

Pendengaran merupakan salah satu organ yang penting dalam tubuh kita. Organ ini dapat
mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Proses mendengar adalah proses yang tidak
sederhana, agar dapat mendengar manusia harus memiliki organ pendengaran dan fungsi
pendengaran yang baik. Sistem organ pendengaran dibagi menjadi perifer dan sentral.
Pendengaran perifer dimulai dengan adanya sumber bunyi yang ditangkap aurikula dan
dilanjutkan ke saluran meatus akustikus eksternus kemudian terjadi getaran pada
membran timpani, membran timpani ini yang memiliki hubungan dengan tulang
pendengaran akan menggerakkan rangkaian tulang pendengaran yang terdiri dari maleus,
inkus dan stapes yang menempel pada foramen ovale. Gerakan stapes pada foramen
ovale akan menggerakkkan cairan yang ada dalam organ koklea, akibatnya terjadi
potensial listrik mengakibatkan terjadinya perubahan energi mekanik menjadi energi
listrik yang diteruskan oleh saraf auditori ke batang otak (disinilah batas sistem organ
pendengaran perifer dan sentral) kemudian energi listrik dilanjutkan ke kortek terletak
pada bagian girus temporalis superior. Kortek serebri membuat manusia mampu
mendeteksi dan menginterpretasikan pengalaman auditori, Sehingga pendengaran
merupakan salah satu indera yang sangat penting bagi manusia.
DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-thtklada99f6a28full.pdf (diakses tanggal


28 Februari 2020 pukul 21.22 WIB)

Anda mungkin juga menyukai