Anda di halaman 1dari 5

Laju reaksi kimia adalah seberapa cepat reaktan berubah menjadi produk.

Sebagian reaksi terjadi


dengan sangat cepat, seperti ketika bubuk mesium meledak dengan cepat.Reaksi lainnya terjadi
dengan lambat, seperti patung tembaga mengalamikorosi selama bertahun-tahun. Laju reaksi
tergantung pada bagaimana reaktan saling melakukan kontak.

Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk.
Satuan konsemtrasi yang digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol.L -1). Satuan
waktu yang digunakan biasanya detik (dt). Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter
per detik (mol.L-1.dt-1. atau M.dt-1).

Perhatikan reaksi dibawah ini :

A B

Pada awal reaksi, hasil reaksi (B) belum ada dalam campuran. Setelah reaksi makin berjalan
konsentrasi B semakin bertambah, sedangkan konsentrasi A semakin berkurang

Kecepatan reaksi dat kita ukur dengan menghitung pertambahan konsentrasi B tiap satuan waktu
tertentu, atau boleh juga dengan menghitung pengurangan konsentrasi A tiap satuan waktu
tertentu.

V=+ [B] V=

t
Dimana V : laju reaksi

[A] : konsentrasi A (mol/liter)

[B] : konsentrasi B (mol/liter)

t : waktu

Tahap Penentu laju reaksi

Suatu reaksi yang terjadi melalui beberapa tahap reaksi. Setiap tahap terjadi karena
adanya suatu tabrakan (tumbukkan) antar atom atau antar molekul. Tahap reaksi juga
dapat terjadi dengan ppengurangan suatu molekul. Tahap-tahap reaksi dengan
kemampuan berinteraksi yang berbeda- beda sehingga menghasilkan tahap cepat dan
tahap lambat. Dalam suatu reaksi kimia tahap-tahap reaksinya bias lebih dari satu
tahapan, hanya saja sebagai penentu kecepatan reaksi keseluruhan adalah tahap reaksi
zat yang paling lambat . Tahap paling lambat disini terjadi pada tumbukan pertama.

Hal ini dapat kalian pahami, misalkan ada 10 buah kendaraan yang sedang pawai, satu
sama lain tidak boleh saling mendahului dan 10 buah kendaraan tersebut mempunyai
kemampuan bergerak yang berbeda-beda. Nah, agar 10 kendaraan tersebut tidak ada yang
ketinggalan, maka yang ditempatkan pertama harus kendaraan yang paling lambat
kemampuan bergeraknya, dan kendaraan ini penentu kecepatan keseluruhan kendaraan.

Hukum Laju Reaksi dan Konstanta Laju

Laju reaksi terukur sering kali sebanding dengan konsentrasi reaktan suatu pangkat.
Contohnya mungkin saja laju itu sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B
sehingga

V = K [A] [B]

Koefisien K disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi
bergantung pada temperature). Persamaan sejenis ini, yang ditentukan secara eksperimen
disebut hokum laju reaksi. Secara formal, hokum laju adalah persamaan yang
menyatakan laju reaksi V sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada,
termasuk produknya.

Hukum laju mempunyai 2 penerapan utama. Penerapan praktisnya: setelah kita


mengetahui hukum laju dan konstanta laju, kita dapat meramalkan laju reaksi dari
komposisi campuran. Penerapan teoritis hokum laju rekasi : hokum laju merupakan
pemandu untuk mekanisme reaksi.

Orde reaksi

Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari konsentrasi komponen itu,
dalam hukum laju. Contohnya rekasi dengan hukum laju dalam persamaan 2 merupakan
orde pertama dalam A dan juga orde pertama dalam B. orde keseluruhan reaksi
merupakan penjumlahan orde semua komponenya. Jadi, secara keseluruhan hokum laju
dalam persamaan 2 adalah orde kedua.

Faktor – faktor yang mempercepat reaksi

Suatu reaksi akan berlangsung dengan cepat, jika tabrakan molekul-molekul dari zat-zat
yang bereaksi banyak dan sering terjadi. Factor-faktor yang mempengaruhi jumlah dan
kekerapan tabrakan itu adalah :

A, luas permukaam zat

Suatu zat berbentuk serbuk mempunyai permukaan yang lebih luas jika dibandingkan
dengan zat tersebut dalam bentuk kepingan atau bungkah besar. Jika zat itu direaksikan
dengan zat lain, maka bentuk serbuk akan memiliki bidang sentuhan yang luas untuk
bertabrakan dengan zat lain itu. Akibatnya, reaksi serbuk akan lebih cepat dari reaksi
kepingan yang besar.

Misalkan. Reaksi logam seng dengan larutan HCI, menurut persamaan

Zn + 2 HCl ZnCl2 + H2
Pada reaksi ini, kecepatan reaksi diukur dengan menghitung waktu munculnya
gelembung-gelembung gas hydrogen.

Jika kita menggunakan kepingan seng sudah tentu molekul sel dibagian dalam kepingan
itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat bertemu (bertabrakan) dengan
molekul HCl akan tetapi jika seng yang kita reaksikan itu berbentuk serbuk,maka banyak
molekul seng yang bertabakan dengan molekul HCl dalam waktu yang bersamaan.

b. Konsentrasi

Suatu larutan zat pekat( konsentrasi tinggi atau besar ) sudah tentu mengandung molekul-
molekul yang lebih rapat dari larutan yang encer (konsentrasi rendah atau kecil). Molekul
yang rapat (letaknya berdekatan) tentu lebih mudah dan lebih sering bertabrakan daripada
molekul yang agak berjauhan. Itulah sebabnya, makin besar konsentrasi larutan yang kita
reaksikan, makin besar pula kecepatan reaksi.

c. suhu

menaikkan suhu berarti menambah energy, sehingga energy kinetic molekul-molekul


akan membesar. Akibatnya meolekul-molekul yang bereaksi menjadi lebih aktif
mengadakan tabrakan-tabrakan. Hal ini berati bahwa memperbesar suhu akan
mengakibatkan reaksi berlangsung lebih cepat.

d. penambahan katalis

katalis adalah zat yang dapat mempercepat suatu reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
Misalnya, jika kedalam campuran hydrogen dan oksigen itu kita tambahkan serbuk
platina sebagai katalis, maka air akan segera terbentuk melalui reaksi yang sangat
eksplosif.

Konsentrasi dan Kecepatan Reaksi


Makin besar konsentrasi zat yang kita reaksiakan, maka cepat pula reaksinya. Akan
tetapi, hubungan Antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi zat dapat bermacam-
macam.

Bilangan pangkat yang menyatakan hubungan konsentrasi zat dengan kecepatan reaksi
disebut orde reaksi atau tingkat reaksi. Harga orde reaksi hanya dapat ditentukan melalui
eksperimen atau percobaan.

Untuk reaksi umum A+B hasil reaksi, maka kecepatan reaski ditentukan oleh
konsentrasi A dan konsentrasi B. Persamaan reaksinya secara umum dapat kita tuliskan
sebagai berikut :

V = K [A]m [B]n

Dimana

V= kecepatan reaksi

k = tetapan kecepatan

[A] = konsentrasi zat A

[B]= konsentrasi zat B

m = orde reaksi terhadap A

n = orde reaksi terhadap B

orde rekasi total dari reaksi keseluruhan adalah m+n

harga orde reaksi bisa 0,1,2,3, bahkan bisa juga berharga pecahan yang sederhana.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Data eksperiman harus pada suhu tetap, untuk mendapatkan harga k yang tetap
2. Metode mencari orde reaksi dengan cara membandingkan persamaan kecepatan
reaksi

Anda mungkin juga menyukai