Disusun Oleh :
NIM : P1337425218002
Semester : IV
TAHUN 2020
Dalam pemberian obat ada beberapa hal yang harus di perhatikan demi meminimalisir kesalahan
di antaranya :
2. Benar obat
Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus di periksa
minimal 3 kali.
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati-hati dan
teliti, jika ragu perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan
ke pasien.
4. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-hati agar
tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
5. Benar waktu
Ketepatan waktu sangat pentingkhususnya bagi obat yang efektivitas tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan darah yang memadai, ada beberapa obat yang diminum
sesudah atau sebelum makan, juga dalam pemberian antibiotik tidak oleh di berikan
bersamaan dengan susu, karna susu dapat mengikat sebagian besar obat itu,sebelum dapat di
serap tubuh.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu di berikan, dan jika pasien menolak pemberian obat maka harus di
dokumentasikan juga alasan pasien menolak pemberian obat.
TUJUAN PEMBERIAN OBAT :
Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat yang di inginkan
dan bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang di
rasakan oleh seseorang.
Untuk mengetahui dengan lebih jelas, berikut adalah berbagai macam cara pemberian obat :
Gambar 1.1 gambar pemberian obat melalui oral
Gambar 1.2 gambar pemberian obat dengan usia beberapa tahun
2. Tujuan pemberian
Tujuan dari pengobatan ini yaitu agar suatu obat dapat mencapai tujuan kesembuhan,
molekul obat harus dapat diabsorpsi pada saluran pencernaan dan masuk ke dalam sistem
sirkulasi dalam jumlah yang diinginkan. Karenanya pemberian obat yang paling menyenangkan
adalah pemberian secara oral. Hal tersebut dikatakan Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara (USU) Prof. Matheus Timbul Simanjutak.
Dari berbagai hasil penelitian memperlihatkan keberhasilan strategi untuk meningkatkan
absorpsi obat dengan pemberian melalui oral dengan merancang struktur molekul berdasarkan
mekanisme transpor obat melalui membran usus halus.
3. Persiapan alat
a. Baki berisi obat
b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
c. Pemotong obat (bila diperlukan)
d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
e. Gelas pengukur (bila diperlukan)
f. Gelas dan air minum
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
4. Prosedur kerja
a. Siapkan peralatan dan cuci tangan
b. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya
program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
c. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara
pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan
laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan
dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga
kebersihan obat).
3. Pelaksanaan
Perawat cuci tangan
Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ) kalau sadar anjurkan klien untuk
mengangkat lidahnya
Meletakan obat dibawah lidah
Memberitahu klien supaya tidak menelan obatt
Perawat cuci tangan
Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat
Keuntungan :
Bisa diberikan pada klien yang tak sadar/ tak kooperatif
Bisa diberikan bila obat tidak dapat diabsorpsi melalui gastrointestinal
Obat dapat diabsorpsi lebih cepat
Kerugian:
Klien terutama anak merasa takut/ cemas
Menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit
Dapat menyebabkan infeksi, perlu teknik steril
Cara Kerja
1. Tahap orientasi
Beri salam, panggil klien
Jelaskkan tujuan,prosedur, dan pemberian obat
2. Tahap Kerja
Cuci tangan
Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
Jaga privasi klien
Pilih tempat penusukkan
Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang dipilih
Bebaskan daerah penyuntikkan dari pakaian
Desinfeksi daerah penyuntikkan
Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan tangan non dominan
Lakukan penyuntikkan dgn tangan dominan posisi jarum membentuk sudut 45 derajat,
Tarik plunger, observasi adanya darah bila tak ada masukkan obat
Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penyuntikkan
Bersihkan tempat penyuntikkan dengan kassa steril secara perlahan
Buang spuit ke bengkok
Rapikan klien
Bereskan alat
3. Tahap terminasi
Evaluasi kegiatan
Akhiri kegiatan
Cuci tangan
Dokumentasi
GEJALA
Proktitis terutama menyebabkan perdarahan yang tidak nyeri atau pengeluaran lendir
dari rektum. Jika penyebabnya gonore, herpes simpleks atau sitomegalovirus, anus dan rektum
akan terasa sangat nyeri.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan dengan proktoskop atau
sigmoidoskop dan hasil pemeriksaan dari contoh jaringan lapisan rektum.
Pemeriksaan laboratorium bisa menemukan jenis kuman, jamur atau virus yang menjadi
penyebabnya. Daerah lain dari usus juga bisa diperiksa dengan menggunakan kolonoskop atau
barium enema.
PENGOBATAN
Antibiotik merupakan pengobatan terbaik untuk proktitis yang disebabkan oleh infeksi
kuman spesifik.Jika proktitis disebabkan karena penggunaan antibiotik yang merusak flora
normal usus, bisa digunakan metronidazole atau vancomycin untuk menghancurkan kuman yang
merugikan. Bila penyebabnya adalah terapi penyinaran atau tidak diketahui, bisa diberikan
kortikosteroid (misalnya hydrocortisone dan mesalamine). Keduanya dapat diberikan sebagai
enema (cairan yang dimasukkan ke dalam usus/usus besar) atau sebagai suppositoria (obat yang
dimasukkan melalui dubur). Kortison diberikan dalam bentuk busa yang dimasukan dengan
bantuan alat khusus.Sulfasalazine atau obat serupa bisa diberikan per-oral (melalui mulut) dalam
waktu bersamaan