Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

SIKLUS BIOGEOKIMIA

OLEH:
NI PUTU APRIANTINI 1813041001
NI PUTU SETYA WIDYASARI 1813041007
HILDA SAFIRA 1813041

KELAS:
IV A PENDIDIKAN BIOLOGI
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ni Luh Putu Manik Widianti, S.Si., M.kes

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat Beliau, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SIKLUS
BIOGEOKIMIA”. Dalam melakukan penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapat dukungan, motivasi, serta bimbingan dari banyak pihak. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Ibu Dr. Ni Luh Putu Manik Widianti, S.Si., M.kes. selaku dosen pengampu yang
telah memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk dalam menyelesaikan
makalah ini.
2. Kedua orang tua penulis, yang tiada henti telah memberikan dukungan baik
secara moral dan materi.
3. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah berperan
serta dalam membantu kelancaran pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih memerlukan
pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang
bersifat membangun, sangat penulis harapkan untuk menyempurnakannya. Akhirnya,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Singaraja, 10 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………... 2
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan……………………………………………………………… 2
1.4 Manfaat…………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Siklua Karbon ………….…………………………………………… 3
2.2 Siklus Oksigen…………………………………….…………………. 5
2.3 Siklus Nitrogen ……...…………………………….………………… 8
2.4 Siklus Sulfur..……………………………...………………………… 10
2.5 Siklus Fosfat…..……………………………………………………… 11
BAB III PENUTUP 15
3.1 Simpulan…………………………………………………………… 15
3.2 Saran……………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekosistem merupakan kesatuan dari komponen-komponen biotik dan
abiotik yang saling berinteraksi, sehingga terjadi hubungan timbal balik di
dalamnya. Setiap komponen abiotik disintesis menjadi sebuah bahan organik
di dalam tubuh komponen biotik. Materi abiotik yang merupakan unsur-unsur
penyusun bahan organik di dalam tubuh suatu komponen biotik tidak hilang
apabila komponen biotik tersebut mati, melainkan didaur-ulang kembali
melalui beberapa proses reaksi biologis dan reaksi geo-fisik-kimia secara
alamiah. Karena itulah maka proses ini disebut siklus biogeokimia atau biasa
disebut juga siklus organik-anorganik. Siklus biogeokimia yang terjadi di alam
dapat berupa silkus hidrologi/air, siklus oksigen dan karbon, siklus nitrogen,
dan siklus materi (mineral) yang berupa unsur-unsur hara.
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus,
antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Siklus biogeokimia
atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen
abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi
jugs melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga
disebut siklus biogeokimia.

Jika aliran energi merupakan arus satu arah yang diperbarui terus dari
pasokan Sinar Surya, aliran materi yang diperlukan dunia kehidupan pada
dasarnya bersifat dua arah, karena bahan-bahan kimia terbatas persediannya
hingga harus digunakan lagi melalui proses perputaran (siklus). Karena
proses siklus materi tidak hanya terjadi dalam tubuh organisme (biota) tetapi
berlangsung juga dalam lingkungan abiotik, proses ini disebut siklus
biogeokimia.

Siklus biogeokimia merupakan pergerakan memutar unsur apa pun


melalui atmosfer, samudra, kerak bumi, dan makhluk hidup. Menurut
Hutchinson (1944 , 1950) siklus biogeokimia merupakan suatu pertukaran

1
atau perubahan yang terus – menerus dari bahan-bahan antara komponen
biotik dan abiotic

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas kami telah menyusun beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai batasan dalam
pembahasan bab ini antara lain:
1.2.1 Bagaimanakah siklus biogeokimia dari karbon?
1.2.2 Bagaimanakah siklus biogeokimia dari oksigen?
1.2.3 Bagaimakah siklus biogeokimia dari nitrogen?
1.2.4 Bagimanakah siklus biogeokimia dari sulfur?
1.2.5 Bagimanakah siklus biogeokimia dari fosfat?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui siklus biogeokimia dari karbon
1.3.2 Untuk mengetahui silus biogeokimia dari oksigen
1.3.3 Untuk mengetahui siklus biogeokimia dari nitrogen
1.3.4 Untuk mengetahui siklus biogeokimia dari sulfur.
1.3.5 Untuk mengetahui siklus biogeokimia dari fosfat
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan pembaca mengenai siklus biogeokimia dari
beberapa unsur dialam, seperti oksigen, karbon, nitrogen, sulfur dan
fosfat.
1.4.2 Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan pembaca mengenai siklus biogeokimia dari
unsur oksigen, karbon, nitrogen, sulfur dan fosfat. Selain itu melalui
pembuatan makalah ini penulis juga dapat menambah kemampuan
dalam menulis sebuah makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siklus karbon (C)


Di udara, konsentrasi karbon dioksida 0,03 %, akan tetapi karbon adalah
gas rumah kaca yang berperan dalam efek rumah kaca. Penambahan gas ini
dapat meningkatkan suhu udara di bumi. Sekarang ini, populasi tumbuhan
semakin berkurang (banyak hutan rusak dan lain-lain) sedangkan kedaraan
bermotor bertambah banyak. Jadi kita bisa bayangkan bahwa pelepasan CO2
ke udara tidak sebanding dengan pengubahannya oleh tumbuhan menjadi
karbohidrat. Ini akan mempengaruhi keseimbangan atmosfer dan
keseimbangan ekosistem di bumi.

a. Sumber- sumber karbon (C)


- Melalui pernafasan (respirasi) oleh mahluk hidup.
- Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan
bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati
dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau
menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
- Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang
terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti
asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri
perminyakan (petroleum), dan gas alam akan melepaskan karbon yang
sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer.
- Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau gamping atau
kalsium oksida, dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur atau batu
gamping yang akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah
yang banyak.
- Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke
atmosfer.

3
b. Proses Terjadinya Daur Karbon (C)

Gambar 01. Siklus karbon


(sumber: www.biologiedukasi.com)

Karbon di atmosfer berbentuk gas karbondioksida (CO2). Karbondioksida


dihasilkan dari berbagai proses pembakaran seperti respirasi makhluk hidup,
bahan bakar fosil, erupsi gunung, dan kebakaran hutan. Karbondioksida di
atmosfer diikat (fiksasi) oleh tumbuhan pada saat fotosintesis. CO2 menjadi
sumber karbon utama untuk menyusun bahan makanan. Bahan makanan yang
dimaksud adalah senyawa karbon organik yang disebut Glukosa (C6H12O6).
Kemudian glukosa disusun menjadi amilum (pati) dan senyawa lain seperti lemak,
protein, dan vitamin. Hasil fotosintesis tersebut disimpan di dalam tubuh
tumbuhan seperti buah, batang, akar, dan daun. Hewan memperoleh kebutuhaan
karbon dari tumbuhan melalui rantai makanan. Herbivora memakan tanaman,
kemudian karnivora memangsa herbivora, dan seterusnya.

Jasad hewan yang mati maupun urin-fesesnya hancur menjadi detritus.


Detritivor memakan detritus untuk memperoleh kebutuhan karbon. Bakteri
pengurai menguraikan karbon organik jasad mati menjadi karbon anorganik.
Karbon anorganik dikembalikan lagi ke alam. Karbon anorganik yang terurai dari
jasad mati tertimbun terus-menerus di lapisan bumi membentuk bahan bakar fosil.

4
Bahan bakar fosil digunakan sebagai sumber energi. Aktivitas industri dan
kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan CO2 ke
udara. Daur karbon juga terjadi di dalam ekosistem air. Karbon di dalam air diikat
oleh tumbuhan dan ganggang. Berbeda dengan di darat, karbon dalam air tersedia
dalam bentuk ion-ion bikarbonat(HCO3-). Bikarbonat merupakan sumber karbon
bagi yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri serta organisme
heterotroph lainnya. Ion-ion bikarbonat berasal dari penguraian asam karbonat
(H2CO3) yaitu hasil ikatan CO2 dan air (H2O). Tiap-tiap hewan air yang bernafas
menghasilkan bikarbonat.

Gambar 02. Siklus karbon di air


(sumber: www.academia.edu)

c. Fungsi Daur Karbon bagi kehidupan :


- Bahan Baku Fotosintesis
- Sebagai Komponen Penyusun Makanan (Karbohidrat, Lemak, Protein)
- Bahan Penyusun Tulang Dan Gigi.

2.2 DAUR OKSIGEN


Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan dibumi ini.
Siklus oksigen berkaitan erat dengan siklus unsur lainnya, terutama dengan
siklus karbon. Unsur oksigen menjadi yang terikat secara kimia melalui
berbagai proses yang menghasilkan energi, terutama pada perubahan dan
proses metabolik dalam organisme. Oksigen dilepaskan dari reaksi

5
fotosintesis. Unsur ini secara cepat bersenyawa membentuk oksida-oksida,
seperti dengan karbon dalam respirasi aerobik atau dengan karbon dan
hidrogen dalam perubahan bahan bakar fosil seperti dengan metana.
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Suatu aspek yang sangat penting dari siklus di stratosfer, yaitu proses
pembentukan ozon. Ozon membentuk lapisan tipis di stratosfer yang
berfungsi sebagai filter dari radiasi ultraviolet, dengan demikian dapat
menjaga kehidupan di bumi dari kerusakan/kehancuran yang disebabkan oleh
radiasi ini.
Siklus oksigen disempurnakan atau diakhiri ketika unsur oksigen masuk
kembali ke atmosfer dalam bentuk gas. Hanya satu cara yang signifikan
dimana hal tersebut terjadi yaitu melalui fotosintesis yang dilakukan
tumbuhan. Siklus hidrogen tidak dibuat tersendiri karena dialam ini hidrogen
paling bnayak terlihat dalam bentuk senyawa air, H2O.

Gambar 3. Siklus oksigem


(sumber: www.hishan.id)
Siklus ini menggambarkan pertukaran dari oksigen antara bentuk gas O 2
yang terdapat dengan jumlah besar dalam atmosfer, dan oksigen yang terikat
secara kimia dalam CO2, H2O dan bahan-bahan organik. Siklus ini berkaitan
sangat erat dengan siklus unsur lainnya,terutama dengan siklus karbon. Unsur
oksigen menjadi yang terikat secara kimia melalui berbagai proses yang
menghasilkan energi, terutama pada perubahan dan proses metabolit dalam

6
organisme. Terdapat beberapa hal yang berpran dalam berjalannya siklus
oksigen, yaitu:
a. Pada Tanaman
Tanaman menandai awal siklus oksigen. Tanaman dapat menggunakan
energi sinar matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi
karbohidrat dan oksigen dalam proses yang disebut fotosintesis. Pada
siang hari, tanaman membutuhkan juga sedikit oksigen yang dihasilkan
dalam fotosintesis dan menggunakan oksigen untuk memecah
karbohidrat. Namun, untuk mempertahankan metabolisme dan terus
respirasi pada malam hari, tanaman harus menyerap oksigen dari udara
dan melepaskan karbon dioksida seperti hewan. Meskipun tanaman
menghasilkan kira-kira sepuluh kali lebih banyak oksigen di siang hari
ketika mereka mengkonsumsi pada malam hari, konsumsi oksigen di
waktu malam oleh tanaman dapat menciptakan kondisi oksigen yang
rendah di beberapa habitat air.
b. Oksigen dalam Air
Oksigen di dalam air yang dikenal sebagai oksigen terlarut atau DO.
Oksigen terlarut ini dapat mendukung kehidupan akuatik Di alam,
oksigen masuk ke air ketika air mengalir di atas batu dan menciptakan
jumlah besar luas permukaan. Luas permukaan yang tinggi
memungkinkan untuk mentransfer oksigen dari udara ke dalam air sangat
cepat. Mikroorganisme di dalam air mulai memetabolisme (break down)
bahan organik, dan menggunakan oksigen. Oxygen uptake rate (OUR)
adalah tingkat di mana oksigen dikonsumsi oleh organisme hidup di
dalam air. Karena organisme terus-menerus menggunakan oksigen ke
dalam air dan oksigen secara konstan memasuki kembali air dari udara,
jumlah oksigen dalam air tetap relatif konstan. Pada sebuah ekosistem
yang baik, tingkatan transfer oksigen ke dalam air dan penyerapan
oksigen oleh organisme didalam air berbanding lurus atau seimbang.
c. Organisme
Terakhir adalah organisme dunia. Mereka menggunakan oksigen
dalam banyak bentuk. Organisme menggunakan oksigen dalam banyak

7
bentuk. Peran mereka dalam siklus dimulai dengan karbon dioksida di
atmosfer. Tanaman menerima bahwa karbon dioksida dan
menggabungkannya dengan air untuk membuat molekul gula dan oksigen.
Melalui proses metabolisme organisme seperti hwan atau manusia, gula
dan udara digunakan dan terurai atau dilepas menjadi karbon dioksida
kembali. Kemudian siklus dimulai lagi
2.3 SIKLUS NITROGEN

Gambar 2.1 Siklus Nitrogen


(sumber:https://rumus.co.id/siklus-nitrogen/)
Gas nitogen merupakan gas yang paling banyak terdapat di atmosfer,
yaitu 80% dari udara. Nitrogenbebas dapat ditambat atau difiksasi terutama
oleh tumbuhan yang berbintil akar. Misalnya pada tumbuhan polong-
polongan dan beberapa ganggang. Nitrogen pula bebas juga dapat bereaksi
dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat atau petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa ammonia
(NH3), ion nitrit (NO2-) dan ion nitrat (NO3-). Beberapa bakteri yang dapat
menghambat nitrogen terdapat pada akar polong-polongan dan akar
tumbuhan lain, misalnya Marsiellacrenata. Selain itu, terdapat bakteri dalama
tanah yang dapat meningkatkan nitrogen secara lansung, yakni Azotobacter
sp yang bersifat aerob dan Clostridium sp yang bersifat anaerob. Nostoc sp
dan Anabaena sp (ganggang hiaju-biru) juga mampu menghambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk anomia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amoniaini
dapat difiksasi oleh bakteri nitrit yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus
sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan

8
selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, nitrat diubah menjadi ammonia kembali
dan diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara.

Adapun beberapa tahap dalam siklus Nitrogen ( gambar 2.1)


1. Fiksasi Nitrogen
Tahap pertama dalam proses siklus nitrogen adalah fiksasi nitrogen.
Fiksasi nitrogen diawali dengan organisme prokariot yang mengikat
nitrogen bebas dalam bentuk N2, kemudian dibuah menjadi asam
amino. Asam amino sendiri merupakan senyawa penyusun protein.
Maka dari itu keberadaan organisme prokariot seperti bakteri atau alga
sangat berperan penting karena hanya organisme tersebut yang dapat
mengikat nitrogen bebas. Habitat organisme prokariot yang mengikat
nitrogen bisa saja di ekosistem darat maupun ekosistem air tergantung
jenisnya. Setelah diikat oleh organisme prokariot, nitrogen akan masuk
ke sistem metabolisme dengan hasil samping berupa amonia. Amonia
(nitrogen organik) ini nantinya akan menjadi prekursor yang pertama
kali dapat digunakan oleh tumbuhan.
2. Nitrifikasi
Proses selanjutnya adalah nitrifikasi. Nitrifikasi adalah suatu reaksi
dimana amonium (NH4) diubah menjadi nitrit (NO2) oleh bakteri
nitrosomonas atau nitrosococus. Amonia (NH3) yang dihasilkan dari
proses fiksasi nantinya akan dibebaskan di tanah kemudian akan
bereaksi dengan hidrogen dan membentuk amonium (NH4) yang bisa
digunakan langsung oleh tumbuhan. Amonia (NH3) sendiri berbentuk
gas dan bisa menguap menuju atmosfer. Amonia yang juga dapat
berikatan dengan hidrogen saat berada di atmosfer, namun akan terbawa
air hujan dan jika terakumulasi di tanah akan menyebabkan perubahan
pH.
3. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses selanjutnya dari siklus nitrogen. Pengertian
denitrifikasi sendiri adalah reaksi degradasi nitrat menjadi senyawa N2

9
ke atmosfer. Organisme yang berperan dalam proses denitrifikasi
adalah bakteri denitrifikan.
4. Asimilasi
Proses asimilasi adalah penyerapan nitrat oleh tanaman lewat organ
akar. Pengikatan nitrogen pada akar sangat dibutuhkan oleh tanaman
karena nitrogen akan diperlukan dalam metabolism khususnya
fotosintesis.
5. Amonifikasi
Amonifikasi merupakan sebuah proses degradasi nitrat yang diurai
menjadi amonium (NH4). Organisme yang berperan dalam proses
amonifikasi adalah organisme decomposer seperti bakteri dan jamur.
Nitrat yang di degradasi berasal dari makhluk hidup yang telah mati dan
proses amonifikasi berlangsung cukup lama. Dekomposer sendiri
membutuhkan nitrogen organik kompleks pada organisme mati untuk
melangsungkan metabolismenya. Kemudian akan ada hasil samping
berupa amonium yang akan masuk kembali ke proses nitrifikasi.

2.4 SIKLUS SULFUR

Gambar 2.2 Siklus Sulfur


(sumber: https://www.mikirbae.com/2016/02/macam-macam-daur-
biogeokimia.html)
Pada saat gas sulfur dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan
oksigen dan air akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan
menjadi bentuk ion-ion sulfat (SO42-). Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap
oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau

10
hewan memakan tumbuhan maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari
tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia.

Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri
dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H 2S)
yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen
sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur
oksida, dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan
senyawa sulfur oksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.

2.5 SIKLUS FOSFOR


Daur phosfor adalah suatu proses atau siklus yang melibatkan phosfor
sebagai bahan yang di proses/ mengalami daur ulang. Daur phosfor meliputi
input serta proses yang di daur hingga akhimya menjadi phosfor kembali. Di
bumi sumber phosfor di dapat dari batuan, bahan organik, tanaman, dan juga
tanah.1nput daur phosfor berupa hasil pelapukan bebatuan, sedangkan
outputnya menghasilkan flksasi mineral dan pelindikan.

Gambar 5. Siklus phosphor


(sumber: https://materi.co.id/daur-fosfor/)
Siklus fosfor dinilai sebagai daur senyawa sederhadan daripada lainya,
karena tidak melalui atomser. Fosfor mampu ditemukan dari batuan, tanah,
tanaman dan bahan organik. Daur fosfor adalah siklus yang melibatkan sumber
fosfor, proses pada fosfor, sampai menghasilkan fosfor yang bisa digunakan

11
kembali oleh makhluk hidup. Contoh hasil dari proses sederhana tersebut;
pelapukan batuan dan fiksasi mineral.
Fosfor di alam bebas ada dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat
organik (pada hewan dan tumbuhan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air
dan tanah). Fosfat organik berasal dari organisme yang mati dan diuraikan oleh
pengurai (decomposer) menjadi fosfat anorganik. Hasil senyawa fosfat
anorganik tersebut akan diserap oleh akar tumbuhan. Siklus fosfor berulang
lagi terus menerus. Siklus fosfor adalah proses perputaran Fosfor di alam yang
berjalan lambat dengan melibatkan lima tahapan. Fosfor adalah unsur yang
dapat ditemukan dalam beberapa bentuk senyawa dalam air, tanah dan
sedimen. Fosfor merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman dan juga hewan. Fosfor memiliki peran penting dalam
perkembangan sel dan merupakan komponen kunci dari molekul yang
menyimpan energi seperti Adenosine Triphosphate (ATP), Deoxyribonucleic
Acid (DNA) dan lipid. siklus fosfor secara lengkap :
- Pelapukan Batuan – Karena sumber utama fosfor ditemukan dalam batuan,
langkah pertama dari siklus fosfor melibatkan ekstraksi fosfor dari
pelapukan oleh bebatuan. Peristiwa cuaca, seperti hujan dan erosi,
mengakibatkan sebagian fosfor berpindah dan bercampur ke dalam tanah.
Batuan ketika bersentuhan dengan air hujan, akan melepaskan ion fosfat
dan mineral lainnya dari waktu ke waktu.
- Penyerapan oleh Tanaman dan Hewan – Setelah fosfat berada di tanah,
kemudian tahap selanjutnya tanaman, jamur, dan mikroorganisme disekitar
mampu menyerap fosfor kedalam tumbuh. Tanaman ini nantinya juga
memungkinkan untuk dikonsumsi oleh hewan herbivora. Beberapa hewan
herbivora kemungkinan mati dimakan oleh hewan Karnivora.
- Kembali ke Lingkungan melalui Dekomposisi yang dilakukan oleh
Dekomposer – Fosfat kemudian masuk ke dalam molekul organik seperti
DNA, dan ketika tumbuhan atau hewan mati kemudian membusuk, maka
fosfat organik akan dikembalikan ke tanah melalui dekomposisi yang
dilakukan oleh mikroba.

12
- Bakteri di dalam tanah kemudian memecah bahan organik menjadi bentuk-
bentuk fosfat yang dapat diserap oleh tanaman. Ini juga merupakan proses
yang disebut mineralisasi.
- Fosfor dalam tanah dapat berakhir di saluran air dan lautan, dan dapat
masuk ke dalam sedimen dari waktu ke waktu.
a. Peranan Siklus Fosfor
- Tanaman dan hewan membutuhkan fosfor sebagai nutrisi penting, namun
merupakan nutrisi pembatas bagi organisme akuatik.
- Beberapa molekul kehidupan terdiri atas fosfor penting
mempertahankannya.
- Sebagian besar fosfor yang digunakan untuk membuat pupuk.
- Pelapukan batuan dan mineral melepaskan fosfor ke lingkungan yang
diambil dengan tanaman dan diolah menjadi senyawa organik.
- Fosfat secara biologis penting dikarenakan merupakan komponen
nukleotida dan asam nukleat seperti DNA dan RNA.
- Merupakan bagian dari molekul penyimpanan energi meliputi ATP, ADP,
GDP, dll
- Bentuk heliks ganda DNA hanya mungkin sebab molekul fosfat
membentuk ester fosfat sebagai jembatan yang mengikat double heliks.
- Fosfor dijumpai dalam tulang dengan bentuk kalsium fosfat.
- Hal ini juga ada dalam enamel gigi mamalia, dalam eksoskeleton
serangga.
- Hal ini juga ada dalam bentuk fosfolipid yang dijumpai dalam semua
membran biologis.
- Fosfor juga berguna dalam menjaga homeostasis asam basa dalam tubuh
manusia bertindak sebagai agen penyangga.
- Penting untuk reaksi metabolisme guna membebaskan energi.
- Dibutuhkan untuk mengkodekan informasi gen.
b. Efek Samping Fosfor
Senyawa fosfor selain memiliki beragam manfaat juga berpotensi
memiliki efek samping yang merugikan. Penjelasan tentang kerugian fosfor
sebagai berikut :

13
- Penyalahgunaan fosfor bisa membuat bom dengan efek yang mengerikan.
Gas fosfor mampu menempel di usus, paru-paru, dan kulit korban
pengeboman selama bertahun-tahun. Gas tersebut terus membakar lalu
menghanguskan dan menyebabkan nyeri berkepanjangan. Korban bom ini
berkemungkinan besar tetap mengeluarkan gas fosfor sampai meninggal.
- Fosfat bisa berakibat pada pencemaran air yang masuk ke sungai secara
berlebihan

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
3.1.1 Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
diantara biosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi. Karbon dihasilan
hampir oleh seluruh aktivitas mahluk hidup di bumi. Karbon memiliki
fungai Bahan Baku Fotosintesis. Sebagai Komponen Penyusun Makanan
(Karbohidrat, Lemak, Protein). Bahan Penyusun Tulang Dan Gigi.
3.1.2 Siklus oksigen merupakan siklus yang menggambarkan pertukaran dari
oksigen antara bentuk gas O2 yang terdapat dengan jumlah besat di
atmosfer dan oksigen yang terikat secara kimia dalam CO 2, H2O dan
bahan-bahan organik.
3.1.3 Pada gas nitrogen baiasanya dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk
ammonia (NH3), ion nitrit (NO2-) dan ion nitrat (NO3-). Nitrogen
mengalami beberapa tahapan sebelum diubah menjadi senyawa-senyawa
tersebut diantaranya: fiksasi nitrogen, nitrifikasi, denitrifikasi, asimilasi
dan amonifikasi. Pada siklus ini juga dinatu oleh bakteri Azotobacter sp
yang bersifat aerob dan Clostridium sp yang bersifat anaerob. Nostoc sp
dan Anabaena sp (ganggang hiaju-biru) juga mampu menghambat
nitrogen.
3.1.4 Siklus gas sulfur diawali dengan membentuk senyawa dengan oksigen
dan air yang akan membentuk asam sulfat. Saat jatuh ke tanah maka akan
berubah menjadi ion-ion sulfat yang akan diserap oleh tumbuhan. Jika
tumbuhan dimakan oleh hewan atau manusia maka akan terjadi
perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia.
Ketika hewan mati maka jasad akan membusuk dan akan menghasilkan
hidrogen sulfida. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan bersenyawa

15
dengan oksigen membentuk sulfur oksida. Siklus itu kemudian akan
dilakukan secara berulang.
3.1.5 Fosfor merupakan unsur penting dalam  makhluk hidup. Fosfor adalah
unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Di perairan
unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen,
melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan
polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Fosfor diperoleh
melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam pembakaran
listrik. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk,
bahan korek api,  kembang api, pestisida, odol, dan deterjen. Kerugian dari
fosfor adalah merusak jaringan tubuh seperti luka bakar ketika mengenai
organ-organ tubuh pada suhu yang tinggi.

3.2 Saran

16
DAFTAR PUSTAKA
Ajim, N. 2019. Macam –macam Daur Biogeokimia. DALAM
https://www.mikirbae.com/2016/02/macam-macam-daubiogeokimia.html.
Diakes 16 Maret 2020.

Kumalasari, U. 2019. Siklus Nitrogen. https://rumus.co.id/siklus-nitrogen/.


Diakses 16 Maret 2020.

Freedman,J. 2006. Climate Change: Human Effects on the Nitrogen Cycle. New
York: Rosen Publishing Group

Guru. B. 2019. Siklus Fosfor. Dalam Materi.co.id. diakses 17 Maret 2020.


https://materi.co.id/daur-fosfor/

Jagad. 2019. Siklus Fosfor: Pengertian dan Proses. Dalam Jagad.id. diakses 17
Maret 2020. https://jagad.id/siklus-fosfor/

Riastuti, D. 2005. Daur Biogeokimia. http://www.freewebs.com/ciget/


daur%20biogeokimia.html. diakses pada 17 maret 2020.

Basukriadi, A. 2011. Populasi, Ekosistem, Biosfir. http://staff.ui.ac.id/internal/


131472297/material/EKOSISTEM.pdf[. diakses pada 17 maret 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai