Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI DAN DESAIN PEMBELAJARAN

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN STM (SAINS


TEKNOLOGI MASYARAKAT)

OLEH:

NI PUTU SETYA WIDYASARI 1813041007

KELAS IV A PENDIDIKAN BIOLOGI

DOSEN PENGAMPU

Dr. I WAYAN SUKRA WARPALA,S.Pd.,M.Sc.

FACULTY OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCE


GANESHA UNIVERSITY OF EDUCATION
SINGARAJA
2020
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS SAINS TEKNOLOGI DAN
MASYARAKAT

1. Deskripsi Metode Pembelajaran Berbasis Sains Teknologu Dan


Masyarakat
Sains teknologi masyarakat merupakan terjemahan dari cince Technology
Society is the teaching and learning of science-technology in the context of
human experience (Poedjiadi,2010:99), atau dengan kata lain model
pembelajaran berbasis sains teknologi dan masyarakat merupakan model
pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar yang mengaitkan antara
sains- teknologi dalam kehidupan masyarakat. Cirri khas dari model
pembelajaran STM adalah :
a. Mengidentifikasi mengenai masalah-masalah yang ada di daerah /
masyarakat serta dampak yang akan ditimbulkan.
b. Menggunakan narasumber atau sumber informasi dari lingkungan sekitar
untuk memperoleh informasi untuk memecahkan masalah.
c. Penakan pada keterampilan proses sains agar dapat digunakan oleh siswa
dalam mencari solusi terhadap masalah yang dibahas.

Pembelajaran STM mengusung teori konstruktivisme merupakan cara belajar


yang menekankan peran siswa dalam membentuk pengetahuannya, dan
pengajar beperan sebagai fasiltator.

2. Hakikat Sains-Teknologi-Masyarakat (STM)


Poedjiadi dalam Fajar (2004) mengemukakan, secara etimologi, kata
teknologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu kata techne dan logos.
Techne artinya seni (art) atau keterampilan, logos artinya kata-kata yang
terorganisasi atau wacana ilmiah yang mempunyai makna.), tujuan pendidikan
sains abad 21 antara lain; harus tanggap terhadap kondisi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi masa sekarang dan masa yang akan datang dan
masalah-masalah sosial yang timbul dari isu-isu sosial. Sedangkan menurut
Hidayat (1992 dalam Fajar 2004) untuk pendidikan sains 2000 hendaknya
ditujukan pada pengembangan-pengembangan individu yang melek sains,
mengerti bahwa sains-teknologi dan masyarakat saling mempengaruhi dan
saling bergantung, mampu mempergunakan pengetahuannya dalam membuat
keputusan- keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Sains
Teknologi Masyarakat (STM) merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
“science technology society (STS)”, yaitu, suatu usaha untuk menyajikan
sains dengan mempergunakan masalah-masalah dari lingkungan masyarakat.
STM dalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan, yaitu
tujuan, topik/masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi
dan persiapan/kinerja pengajar. Dengan demikian, pembelajaran dengan
pendekatan STM dilakukan dengan cara mengintegrasikan berbagai disiplin
(ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yang terjadi di antara
sains, teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita
terhadap hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana
pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi
bagian yang penting dalam pengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
Hubungan antara sains dan teknologi adalah sains diawali dengan pertanyaan
tentang gejala alam semesta dan teknologi diawali dari masalah tentang
adaptasi manusia dengan lingkungannya. Pertanyaan dalam sains akan
terjawab dengan penggunaan teknologi yang ada sehingga menghasilkan
penjelasan fenomena-fenomena alam yang dapat didukung oleh teknologi,
sebaliknya, persoalan pada teknologi juga akan terpecahkan dengan metode
inkuiri dan dibantu dengan teknologi yang ada, jadi dalam sains manusia
berusaha memahami lingkungan dan dalam teknologi manusia berusaha
mengontrolnya. Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan STM
adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan pada
penguasaan konsep-konsep sains saja, namun juga menekankan pada peran
sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan masyarakat dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan
teknologi yang terjadi di masyarakat (Prayekti, 2002: 777).
3. Sintak Model Pembelajaran Berbasis Sains Teknologi Masyarakat
a. Pendahuluan: invitasi/ apersepsi/ eksplorasi
Tahap disaat dikemukannya isu atau masalah yang ada di masyarakat yang
dapat digali siswa, isu yang diangkat merupakan isu yang mengandung
pro dan kontra, hal ini bertujuan agar siswa dapat menganalisis
pandangannya mengenai masalah tersebut.
b. Tahap pembentukan dan pengembangan konsep
Dilakukan dengan berbagai pendekatan dan metode. Tahap pembentukan
dan pengembangan konsep bertujuan untuk membentuk konsep peserta
didik mengenai masalah yang telah diberikan atau dikemukakan, pada
akhir pembentukan konsep diharapkan siswa telah memahami analisis
mengenai masalah atau isu yang dikemukakan telah menggunakan
konsep-konsep dari ahli. Jika konsep telah terbentuk, maka akan
dilanjutkan mengenai pengembangan konsep, seberapa jauh konsep
tersebut kesesuainya dengan kenyataan.
c. Aplikasi konsep dalam kehidupan: penyelesaian masalah
Setelah memiliki konsep yang sudah sesuai maka peserta didik akan
diarahkan untuk mengaplikasikan konsep yang teklah dbentuk dan
dikembangkan pada kehidupan mereka sendiri dan lingkungannya.
d. Pemantapan konsep
Pada tahap ini pengajar akan memberikan penjelasan jika terdapat
miskonsepsi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Jika tidak ada
miskonsepsi maka pengajar akan melakukan pemantapan konsep agar
konsep yang diberikan pas dan sesuai dengan materi atau tujuan
pembelajaran.
e. Evaluasi
Pada tahap ini pengajar akan memberikan evaluasi kepada peserta didilk.
Evaluasi ini dapat berupa soal tes tertulis atau pengajar bertanya langsung.
Dari hasil evaluasi ini pengajar dapat mengetahui tingkat keberhasilan
model pembelajaran STM (sains teknologi masyarakat).
4. Metode Penilaian Dalam Model Pembelajaran Sains Teknologu Dan
Masyarakat
Dalam penilaian Sains Teknologi Masyarakar dilakukan dari berbagai aspek
mulai dari pendahuluan, pengembangan konsep, aplikasi konsep dalam
kehidupan dan pemantapan konsep. Dalam melakukan penilaian dapat
digunakan daftar atau instrument penilaian. Dalam proses penilaiannya STM
memiliki beberapa kriteria sebagai penelian :
a. Keaktifan dalam diskusi mengenai permasalahan yang diberikan.
b. Ketepatan analisis dengan masalah yang ada.
c. Kesesuaian konsep analisis dengan masalah.
d. Kesesuaian pengaplikasian konsep bagi solusi masalah yang diberikan,
e. Hasil evalusasi yang menunjukan tingkat pemahaman materi dan konsep
dari metode STM (sains teknologi masyarakat).
f. Penilain menggunakan pengembangan LKS berbasis Sains Teknologi
Masyarakat, yang akan melatih peserta didik dalam berlatih berpikir kritis.
Dan mengembangkan kompentensi kognitif, afektif dan psikomotor.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)

1. Deskripsi Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


PBL atau Project Based Learning merupakan strategi belajar dan mengajar
yang melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat
untuk menyelesaikan suatu permasalahan di lingkungan atau di masyarakat.
Selain itu model pembelajaran berbasis proyek juga diartikan sebagai model
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan pembuatan project. Pada PBL atau
Project Based Learning akan diarahkan melalui pertanyaan menuntun dan
membimbing peserta didik, dalam suatu proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai materi dalam kurikulum.
2. Hakekat/ Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning)
Diffily dan Sassman (dalam Abidin, 2014: 168) menjelaskan bahwa
model Project Based Learning memiliki tujuh karakteristik, yaitu:
a. Melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, misalnya
dalam pembuatan kerangka kerja yang akan dilakukan.
b. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata.
c. Dilaksanakan dengan berbasis penelitian.
d. Melibatkan berbagai sumber penelitian.
e. Bersatu dengan pengetahuan dan keterampilan.
f. Dilakukan dari waktu ke waktu
g. Diakhiri dengan suatu produk
3. Sintak / Tahapan Dalam PBL Atau Project Based Learning
Menurut Abidin (2014: 172), sintak dari Project Based Learning, yaitu :
a. Praproyek, marupakan tahap yang dilakukan oleh guru diluar jam
pelajaran. Praproyek digunakan untuk merancang deskripsi proyek,
menentukan langkah yang akan digunakan dan menyapkan kondisi
pembelajaran. \
b. Fase 1, yaitu mengidentifikasi masalah
Pada tahap ini siswa akan mealukan pengamatan terhadap objek tertentu.
Dari hasil pengamatan tersebut, siswa mengidentifikasi masalah dan
membuat rumusan masalah dalam pertanyaan.
c. Fase 2:Membuat disain dan jadwal pelaksanaan proyek
Pada tahap ini siswa diajak bekerja secara kolaboratif untuk merancang /
membuat kerangka proyek yang akan dilakukan dan mempersiapkan
langkah-langkah yang harus dilakukan.
d. Fase 3: melakukan penelitian
Siswa akan diarahkan untuk melakukan penelitian awal sebagai model
dasar bagi produk atau proyek yang akan dibuat atau dikerjakan.
Berdasarkan kegiatan penelitian ini siswa mengumpulkan data dan
melakukan analisis data dengan teknik analisis yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan.
e. Fase 4: menyusun draf produk
Siswa akan diajak untuk membuat produk awal sebagai rencana dan hasil
penelitian yang dilakukan.
f. Fase 5: mengukur, ,menilai, dan memperbaiki produk
Siswa akan diajak untuk meriview kembali produk yang dihasilkan pada
produk awal yang dibuat, siswa diajak menvai kelemahan dan
memperbaiki kekurangan dari produk yang dihasilkan.
g. Fase 6: finalisasi dan publikasi produk
Siswa diarahkan untuk melakukan finalisasi produk, setelah diyakini
produk telah rampung maka produk akan di publikasi.
h. Fase 7: pasca proyek
Pada fase ini guru akan menilai dan memberikan penguatan serta masukan
terhadap produk yang dihasilkan oleh siswa.
Secara umum sintak dari Project Based Learning, yaitu:
a. Penentuan pertanyaan mendasar atau esensial
Pembelajraan diawali dengan memberikan stimulus berupa pertanyaann
yang esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberikan penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Misalnya melalui
pengambilan topic yang sesuai dengan kenyataan, dan melakukan
investigasi mengenai topic tersebut agar topic yang diangkat menjadi
relevan.
b. Mendesai perencanaan proyek
Dalam menentukan desain suatu proyek siswa bekerja secara
berkelompok untuk menentukan desain proyek yang akan dikerjakan.
Guru bertugas untuk menjaga dan mengarahkan siswa agar proyek yang
direncanakan menjadi rasional dan logis, serta tidak keluar dari konteks
pembelajaran atau topic yang dibahas.
c. Menyusuun jadwal
Siswa dan guru bersama-sama menyusun jadwal aktivitas untuk
menyelesaikan proyek yang di kerjakan. Aktivitas yang dimaksud antara
lain, membuat deadline mnyelesaikan proyek, membawa peserta didik
agar merencanakan cara yng baru, membimbing peserra didik ketika
mereka membuat cara yang tidak sesuai dengan konteks pembelajaran
dan meminta peserta didik untuk penjelasan kenapa memilihan cara
tersebut,
d. Memonitoring peserta didik dan kemajuan proyek
Pengajar bertanggung jawab untuk memonitoring peserta didik selama
proses penyelesain proyek. Hal ini bertujuan untuk memantau proses
pengerjaan proyek, sehingga ketika peserta didik mengalami kesulitan
atau pada proses pengerjaanya tidak sesuai dengan rencana. Dalam
mempermudah proses monitoring maka perlu adanya rubric untuk
merekam segala aktivitas penting.
e. Menguji hasil
Menguji hasil dilakukan dengan mengukur proyek dengan ketercapain
standar, melakukan evaluasi, memberikan umpan balik kepada peserta
didik mengenai pemahaman yang telah dicapai, dan membantu pengajar
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi pengalaman
Pengajar dan peserta didik akan melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil dari proyek yang sudah dikerjakan. Pada tahap ini peserta didik akan
diberikan kesempatan untuk mengutarakan pengalamnnya, kendala dan
saran selama proyek dikerjakan hingga proyek selesai. Hal ini bertujuan
untuk ,memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga akan
ditemukan solusi untuk setiap masalah yang diajukan selama
pembelajaran.
4. Metode Penilaian Project Based Learning
Metode penilai dalam model pembelajaran project based learning dimulai dari
awal persiapan ide proyek hingga menghasilkan suatu produk. Segala aspek
haru dinilai, mulai dari siakp, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
siswa selama mengerjakan metode pembelajaran ini. Teknik atau metode yang
digunakan dalam penilaian :
a. Penilaian proyek
Penilaian proyek berarti kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam waktu atau periode tertentu. Penilaian tersebut
meliputi hasil dari investigasi dari awal perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyadian data. Penilaian proyek
digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman serta kemampuan
mengaplikasikan teori terhadap produk, kemampuan penyelidikan
mengenai proyek yang akan dibuat, pada penilain proyek terdapat 3 aspek
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
- Kemampuan pengelolaan, merupakan kemampuan peserta didik dalam
memilih topik, mencari informasi serta mengelola waktu dalam
pengumpulan data dan penulisan laporan dari proyek yang akan
dikerjakan.
- Relevansi atau kesesuaian terhadap mata pelajaran dan materi yang
sedang didiskusikan, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
- Keaslian, keaslian yang dimaksud yaitu proyek yang dikerjakana
merupakan hasil karya peserta didik sendiri dengan
mempertimbangkan kontibusi pengajar, berupa dukungan dan
pengawasan.
Teknik penilaian proyek dimulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
hingga menghasilkan suatu produk dari proyek yang dikerjakan. Tahapan-
tahapan yang secara umum dinilai oleh pngejara adalah penyusunan
desain, pengumpulan data, analisis data, menyiapkan laporan tertulis.
b. Penilaian produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk serta relenvansi produk terhadap materi pembelajaran.
Dalam pembuatan suatu produk diperlukan 3 tahapan yang memiliki
penilaian masing-masing, yaitu:
- Tahap persiapan, yaitu penilaian kemampuan peserta didik dalam
merencanakan, menggali dan mengembangkan gagasan dan medesain
suatu produk.
- Tahap pembuatan produk (proses) yaitu penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan teknik.
- Tahap penilaian produk (appraisal) yaitu peniaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.
Teknik dalam penilaian suatu produk biasanya menggunakan teknik
holistik atau analitik. Cara holistik yaitu berdasarkan total keadaan seluruh
produk. Sedangkan cara analitik berdasarkan aspek-aspek produk yang
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua proses
pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.


Bandung: Refika Aditama.
Kirsnanty.D.Y, Subiki,Handayani,D. 2016. “Model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning Model) Pada Pembelajaran Fisika Disma”. Jurnal
Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 2, hal 122 – 128
Prayekti. (2001). ”Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat tentang Konsep Pesawat
Sederhana dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 Sekolah Dasar”. Jurnal.
http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/29/editorial.htm. diakses pada 24 maret 2020
Poedjiadi, Anna. (2010). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya.
Ratri, S. Y. “Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) bagi Pengembangan
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”. dalam
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304798/penelitian/STM.pdf. diakses pada 23
maret 2020
Rusmansyah, Irhasyuarna, Y. (2001). Implementasi Pendekatan Sains-
TeknologiMasyarakat (STM) dalam Pembelajaran Kimia di SMU N Banjarmasin.
Jurnal. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/40/editorial40.htm - 34k -. diakses pada 23
maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai