PANCASILA
Semester Genap 2020
MODUL 6
IMPLEMENTASI PANCASILA
DALAM PERUNDANG UNDANGAN DAN
KEBIJAKAN NEGARA
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh kelas
Studi Muka
Ekonomi Rani Purwanti
Bisnis
Manajemen 6 2A1314EL
Kemalasari,SH,MH
E – 301 - 2
Abstract Kompetensi
Dalam Bab ini akan dijelaskan Implementasi Mahasiswa Memiliki Kemampuan analisis berfikir
Pancasila dalam Perundang - Undangan serta rasional, bersikap kritis dalam mengkaji
pembuatan kebijakan negara dalam bidang Politik, Implementasi Pancasila dalam Perundang –
Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam. Undangan serta pembuatan kebijakan negara
dalam bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya
dan Hankam.
A. Pendahuluan
B. Pancasila Sebagai Dasar Negara
C. Implementasi Pancasila dalam Perundang Undangan
D. Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam
bidang politik, ekonomi, sosial – budaya dan Hamkam
1. Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam
bidang politik
2. Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam
bidang Ekonomi
3. Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam
bidang social – budaya
4. Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara dalam
bidang Hankam
E. Assesment
DAFTAR PUSTAKA
Semestinya, nilai- nilai yang terkandung di dalam Pancasila harus digali secara lebih rinci
dalam pembahasan terhadap landasan filosofis maupun sosiologis dari proses
pembentukkan peraturan perundang-undangan.
A. Pendahuluan
Negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tentunya sangat
membutuhkan pembinaan dan pengembangan sistem hukum nasional dalam rangka
mendorong dan mendukung pembangunan disegala bidang. Meminjam istilah Roscoe
Pound bahwa “as tool as social engineering”, maka sesungguhnya pembinaan dan
pengembangan hukum nasional sudah semestinya dapat memberikan arah dan jalan
bagi hukum, masyarakat dan negara untuk saling terkait satu dengan yang lainnya.
Tentunya hal itu dapat terwujud jika semangat dalam pembinaan dan pengembangan
hukum nasional itu dilandasi dengan semangat dan nilai- nilai yang dianut dalam
masyarakat dengan tidak mengenyampingkan juga nilai-nilai yang berkembang
lainnya yang sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia.
B. Pembahasan
1. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 alenia keempat terdapat rumusan Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia. Rumusan Pancasila itulah dalam hukum positif Indonesia
secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan mengikat seluruh lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara, tanpa kecuali. Rumusan
Pancasila yang terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dimana pembukaan tersebut sebagai hukum derajat
tinggi yang tidak dapat diubah secara hukum positif, maka Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia bersifat final dan mengikat bagi seluruh penyelenggara negara.
Sebagai dasar Negara (ground norm)-nya bangsa Indonesia, Pancasila telah
terbukti sebagai salah satu media pemersatu dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara di Indonesia. Melalui kelima sila yang terkandung didalam
Pancasila, menjadikan pondasi kehidupan bernegara di Indonesia menjadi kokoh
terhadap ancaman yang dating baik dari luar maupun dari dalam. Norma yang ada
dalam masyarakat atau negara selalu merupakan suatu susunan yang bertingkat,
speerti suatu piramida. Menurut Adolf Merkel dan Hans Kelsen, setiap kaidah hukum
merupakan suatu susunan daripada kaedah-kaedah (stufenbau des Recht). Dalam
“stufentheorie”- nya Hans Kelsen mengemukakan bahwa dipuncak “stufenbau”
terdapat kaedah dasar dari suatu tata hukum nasional yang merupakan suatu kaedah
fundamental. Kaedah dasar tersebut disebut “groundnorm” yang merupakan asas-asas
hukum yang bersifat abstrak, bersifat umum dan hipotetis.
Menurut Hans Nawiasky, dalam suatu negara yang merupakan kesatuan
tatanan hukum, terdapat suatu kaidah tertinggi, yang kedudukannya lebih tinggi dari
undang-undang dasar. Berdasarkan kaidah yang lebih tinggi inilah undang-undang
dasar dibentuk. Kaidah tertinggi dalam kesatuan tatanan hukum dalam negara itu
2020 4 Mata Kuliah Implementasi Pancasila dalam Perundang Undangan dan
Pendidikan Pancasila Kebijakan Negara
Rani Purwanti Kemalasari, SH,MH
disebut dengan staatsfundamentalnorm, yang untuk bangsa Indonesia berupa
Pancasila. Hakikat suatu staatsfundamentalnorm adalah syarat bagi berlakunya suatu
undang-undang dasar karena lahir terlebih dahulu dan merupakan akar langsung pada
kehendak sejarah suatu bangsa serta keputusan bersama yang diambil oleh bangsa.
Konsekuensi logis dari diletakkannya Pancasila sebagai ground norm-nya
bangsa Indonesia tentunya harus dapat diimplementasikan dalam setiap aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila harus dijadikan “way
of life” dalam diri setiap masyarakat Indonesia. Setiap aspek kehidupan baik ekonomi,
sosial, budaya, maupun hukum harus senantiasa berlandaskan kepada nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila yang ada di dalam Pancasila. Hakikat dari
pembangunan di Indonesia sesungguhnya merupakan pengejawantahan dari
semangat tujuan negara Indonesia sebagai mana termuat di dalam pembukaan
UUD 1945. Sedangkan keberlanjutan pembangunan itu sendiri hakikatnya adalah
pengamalan terhadap sila-sila didalam Pancasila. Berikut bagan implementasi
nilai-nilai Pancasila tersebut.
Terkait dengan hal ini sangat relevan dengan teori hierarchy of norms yang
menyatakan bahwa setiap norma hukum dianggap sah karena ia diciptakan/dibuat
dengan cara yang ditentukan oleh norma lain. Jadi, hubungan hirarkis norma-norma
hukum tersebut menggambarkan bahwa suatu norma hukum yang lebih tinggi menjadi
dasar keabsahan norma yang dibentuknya (norma yang lebih rendah). Hubungan antar
norma yang mengatur pembentukkan norma yang lain dapat dipersentasikan sebagai
suatu hubungan super dan subordinasi. Sebuah norma yang menentukan
pembentukkan norma yang lain adalah norma yang superior, sedangkan norma yang
diciptakan menurut hubungan ini adalah norma yang inferior. Dalam konteks ini,
materi muatan setiap peraturan perundang- undangan, peran dan aspek
filosofis, sosiologis, dan politis sangat urgen dan strategis untuk melengkapi konsep
Hans Kelsen tersebut. Sebagai negara berdasarkan atas hukum (rechstaat) yang
modern berdasarkan ketentuan dalam UUD 1945, Indonesia secara sadar
berkehendak, berusaha, dan berupaya untuk menggapai tujuan-tujuannya. Untuk itu,
perlu dilakukan modifikasi-modifikasi dalam kehidupan dan penghidupan
masyarakat serta rakyatnya. Pengubahan-pengubahan sosial itu dilakukan dengan
penyelenggaraan pembangunan, rencana-rencana, hukum yang melandasinya,
peraturan-peraturan kebijakan yang menunjang pelaksanaannya. Dalam konteks
hukum, khususnya dalam pembentukkan peraturan perundang-undangan,
Pancasila semestinya diletakkan dalam wilayah sumber hukum materiil dari
pembentukkan peraturan perundang- undangan. Hal ini diperkuat dengan amanat
dari Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukkan
Peraturan Perundang- Undangan yang menyebutkan bahwa “ Pancasila
merupakan sumber segala sumber hukum Negara”. Penempatan Pancasila
2020 6 Mata Kuliah Implementasi Pancasila dalam Perundang Undangan dan
Pendidikan Pancasila Kebijakan Negara
Rani Purwanti Kemalasari, SH,MH
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dimana Pancasila ditempatkan sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus
dasar filosofis bangsa dan negara sehingga setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai- nilai yang terkandung
dalam Pancasila. 12 Pada prinsipnya terdapat dua pandangan mengenai arti penting
penyusunan peraturan perundang-undangan, yakni:
Dengan kata lain, pembuatan kebijakan negara dalam bidang politik di Indonesia
harus memperhatikan rakyat yang merupakan pemegang kekuasaan atau kedaulatan.
Hal ini dimakudkan agar sistem politik negara dapat menjamin hak-hak asasi
manusia.
Rakyat merupakan asal mula kekuasaan, dan oleh karena itu, politik Indonesia adalah
politik yang bersumber dari rakyat, bukan dari kekuasaan perseorangan atau kelompok
dan golongan. Selain itu, sistem politik yang dikembangkan adalah sistem yang
memperhatikan Pancasila sebagai dasar-dasar moral politik. Kebijakan negara dalam
bidang politik harus mewujudkan budi pekerti kemanusiaan dan memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai sumber nilai dapat menjadi arah bagi kebijakan negara
dalam mengembangkan bidang kehidupan sosial budaya Indonesia yang beradab,
sesuai dengan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu,
pengembangan sosial budaya harus dilakukan dengan mengangkat nilai-nilai yang
dimiliki bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila. Hal ini tidak dapat dilepaskan
dari fungsi Pancasila sebagai sebuah sistem etika yang keseluruhan nilainya
bersumber dari harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.
Segala sesuatu yang terkait dengan bidang pertahanan keamanan harus diatur dengan
memperhatikan tujuan negara untuk melindungi segenap wilayah dan bangsa
Indonesia. Pertahanan dan keamanan negara diatur dan dikembangkan menurut dasar
kemanusiaan, bukan kekuasaan. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan
Indonesia harus berbasis pada moralitas kemanusiaan sehingga kebijakan yang terkait
dengannya harus terhindar dari pelanggaran Hak-Hak Asasi Manusia.
Dalam hal ini, secara sistematis, pertahanan keamanan negara harus berdasarkan
pada tujuan tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa (Sila pertama dan kedua), berdasarkan pada tujuan untuk mewujudkan
kepentingan seluruh warga sebagai warga negara (Sila ketiga), harus mampu menjamin
hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan (Sila keempat), dan
ditujukan untuk terwujudnya keadilan dalam hidup masyarakat (Sila kelima).
Semua ini dimaksudkan agar pertahanan dan keamanan dapat ditempatkan dalam
konteks negara hukum, yang menghindari kesewenang-wenangan negara dalam
melindungi dan membela wilayah negara dan bangsa, serta dalam mengayomi
masyarakat. Ketentuan mengenai empat aspek kehidupan bernegara, sebagaimana
tertuang ke dalam Pasal-Pasal UUD NRI tahun 1945 tersebut adalah bentuk nyata dari
implementasi Pancasila sebagai paradigma pembangunan atau kerangka dasar yang
2020 16 Mata Kuliah Implementasi Pancasila dalam Perundang Undangan dan
Pendidikan Pancasila Kebijakan Negara
Rani Purwanti Kemalasari, SH,MH
mengarahkan pembuatan kebijakan negara dalam pembangunan bidang politik, ekonomi,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan di Indonesia. Berdasarkan kerangka dasar
inilah, pembuatan kebijakan negara ditujukan untuk mencapai cita-cita nasional kehidupan
bernegara di Indonesia.
E. ASSESMENT
Soal 1
Hubungan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. ( Nilai 10 )
Jelaskan beberapa Sila Pancasila yang dijabarkan dalam UUD NRI Tahun 1945 kemudian
diimplementasikan dalam Kebijakan Negara ! ( Jelaskan cukup dua Sila Pancasila )
Soal 2
Implementasi nilai nilai Pancasila dalam Undang Undang : Revisi Undang Undang KUHP
dilihat dari Nilai Nilai Pancasila.
KUHP atau Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai perbuatan pidana secara materiil di Indonesia. KUHP
yang sekarang diberlakukan adalah KUHP yang bersumber dari hukum kolonial Belanda.
Pada tahun 2014, DPR memutuskan untuk membahas lebih lanjut Revisi KUHP dengan
tujuan agar pada akhirnya kita mempunyai sistem hukum pidana sendiri, sesuai dengan
kepribadian bangsa dan bebas dari nilai nilai dekolonisasi.
Namun, keputusan DPR untuk membahas lebih lanjut revisi KUHP memantik protes keras
dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Mahasiswa, Aktifis, Akademisi serta pakar
pakar hukum Lainnya. Mereka menilai ada sejumlah perubahan Pasal dalam RUU KUHP
yang multi tafsir dan kurang memenuhi unsur keadilan, terutama Untuk masyarakat.
Contohnya Pasal Penghinaan Presiden yang bertentangan dengan demokrasi dimana
kebebasan berpendapat dilindungi oleh Undang Undang, Pancasila dan UUD 1945.
Kemudian Pasal tentang Gelandangan yang dapat dipidana denda. Mereka menilai
bahwa sesuai Pancasila dan UUD 1945, fakir miskin termasuk gelandangan seharusnya
dipelihara oleh negara, bukan justru dikenakan denda. Contoh lainnya adalah banyaknya
Pasal Pasal yang menurut mereka sangat Disriminatif terhadap perempuan dan hak dan
kebebasan pribadi warga negara.
Meskipun Pasal tersebut dinilai kontradiktif, namun ada pula beberapa pihak yang menilai
Pasal Pasal tersebut sudah sesuai dengan budaya ketimuran Indonesia dan nilai nilai
Soal 3
Implementasi dan SIkap Positif Sila Keadilan Sosial Bagi Rakyat Indonesia :
Kebijakan Presiden Meresmikan BBM Satu Harga Di Papua Dan Papua Barat.
Presiden Joko Widodo menyatakan, kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di
Papua dan Papua Barat. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Harga BBM di Papua berkisar Rp 50 ribu -
sampai 100 ribu per liter. Dengan adanya kebijakan BBM satu harga, nantinya harga BBM
di daerah Papua dan Papua Barat akan sama dengan harga di Pulau Jawa, sehingga bisa
menumbuhkan ekonomi dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat Papua. Karena
jelas, dengan BBM yang lebih murah maka biaya transportasi lebih murah, biaya logistik
akan lebih murah, sehingga harga juga akan bisa diturunkan.
Dalam hitungan Pertamina, perusahaan minyak negara itu akan rugi jika di Papua
diterapkan harga yang sama dengan di wilayah Indonesia lain. Namun Presiden Jokowi
menyebut: "Ini bukan masalah untung dan rugi. Ini masalah keadilan sosial bagi
seluruh rakyat. Dalam wacana nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi
adalah kepentingan nasional, dan bukan kepentingan pribadi yakni keuntungan
pertamina semata, yang saya mau ada keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia serta
tidak ada diskriminasi dalam penentuan harga BBM” ujar Presiden Jokowi.
Pertanyaan !! ( Nilai 30)
a. Coba uraikan 3 (tiga) sikap positif Sila ke-5 Pancasila yang mencerminkan nilai keadilan bagi
masyarakat banyak !
b. Bagaimana tanggapan anda sebagai masyarakat terhadap kebijakan BBM satu harga yang
dikeluarkan bapak Jokowi tersebut ! ( Berikan jawaban saudara dengan mengacu pada teori
yang anda uraikan pada point a )
A. Literatur.
Abdullah, Rozali, 1984, Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa,CV. Rajawali, Jakarta.
Bahar, Saafroedin, Ananda B. Kusuma, dan Nannie Hudawati (peny.), 1995, Risalah
Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945,Sekretariat
Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Kusuma, A.B., 2004, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Badan Penerbit Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.
Hamzah Halim dan Kemal Redindo Syahrul Putera, Cara Praktis Menyusun &
Merancang Peraturan Daerah, Kencana, Jakarta, 2009.
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara : Kajian Teoritis dan Yuridis Terhadap
Konstitusi Indonesia, Gama Media, Yogyakarta, 1999.
Sekretariat Jenderal MPR RI, Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,
Sekjend MPR RI, Jakarta, 2012.
B. Jurnal
C. Modul Pancasila Universitas Mercubuana.
Ngadino Surip, Syahrial Syarbaini, A Rahman HI, Pancasila Dalam Makna
Dan Aktualisasi, Univeritas Mercu Buana, CV Andi Offset, Jakarta,
2016.
D. Peraturan.
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945