Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BAKTERIOLOGI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas kelompok Mata Kuliah

Bakteriologi

Oleh :

Kelompok 4

Kelas 2A

Mellania effany P17334118007

Imelia Mustikasari P17334118009

Ajeng Ayu Nurfaizah P17334118015

Mila Fadlia P17334118019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

CIMAHI

2020
Kasus :

Seorang anak perempuan berusia 6 tahun, BB 23 kg di bawa orang tuanya berobat ke


Praktek Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin pada tanggal 14 November 2008 dengan keluhan
timbul keputihan sejak 5 hari yang lalu. Empat hari sebelum keputihan pasien mengalami
sexual abuse yang dilakukan oleh pemuda tetangga pasien dan dilaporkan ke orang tuanya.
Keluhan gatal dan nyeri tidak ada. Pada pemeriksaan terlihat cairan berwarna krem
menempel pada celana dalam, cukup banyak. Terlihat sedikit kemerahan pada vulva dan
sedikit duh genital. Pada pemeriksaan laboratorium dari sediaan langsung sekret vagina
ditemukan diplococcus Gram negatif dan sedikit leukosit PMN. Hasil kultur ditemukan
Neisseria gonorrhoeae dan Staphylococcus epidermidis. Pada pasien ini juga dilakukan uji
sensitivitas, Kuman sangat sensitive (++) terhadap chloramphenicol dan ciprofloxacin,
sensitive (+) terhadap amoxicillin, tetracycline, cefotaxim, ceftriaxon, gentamycin dan
cefaperazon. Pada pasien ini diberikan ceftriaxon 125 mg i.m yang merupakan drug of choice
untuk infeksi Neisseria gonorrhoeae pada anak. Satu minggu setelah pengobatan, dari hasil
follow up klinis tidak ada keluhan keputihan dan dari hasil pemeriksaan sediaan langsung
diplococcus Gram negatif, Tricho-mona vaginalis tidak ditemukan dan sedikit leukosit PMN.
Pada pemeriksaan serlogis sifilis hasil negatif. Pasien ini selanjutkan dikonsultasikan ke
dokter spesialis psikiatri anak dan remaja untuk diagnosis dan pena-talaksanaan lebih lanjut
dampak psikologis pada anak.

Pembahasan :

Allo anamnesis pada pasien ini, adanya sexual abuse 1 minggu sebelum timbul
keputihan. Hal ini didapatkan dari pengaduan pasien kepada orang tuanya, dan pelaku
mungkin sudah di proses secara hukum. Pada pasien ini sumber infeksi mudah diketahui,
karena anak cukup terbuka pada orang tuanya. Pada berbagai kasus, sebagian besar sumber
penularan infeksi tidak diketahui karena anak takut melaporkan kepada orangtua, dan infeksi
sering kali bersifat asimptomatik sehingga anak menderita infeksi selama bertahun-tahun.
Dari pemeriksaan didapatkan duh genital berwarna krem menempel cukup banyak di celana
dalam anak. Pada vulva terlihat sedikit eritem dan ada duh genital muko-purulen.

Hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan diplokokkus Gram negatif, dilanjutkan


kultur didapatkan Neisseria gonorrhoeae. Neisseria gonorrhoeae merupakan bakteri kokus
Gram negatif yang bersifat aerob, non motil, tidak membentuk spora, bentuknya seperti biji
kopi berpasangan (diplokokus) dengan sisi yang rata. Masing-masing kokus bentuknya
menyerupai ginjal dan ketika bakteri ini berpasangan maka sisi yang cekung akan berdekatan.
Bakteri ini mempunyai diameter mendekati 0,8 µm. Pertumbuhan bakteri akan optimal bila
berada pada suhu 35-37OC dengan suasana kadar CO2 5%, kondisi lembab dan pH 6,5-7,5.
Diagnosis infeksi bakteri Neisseria gonorrhoeae dapat dilakukan dari hasil anamnesis,
pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium. Infeksi gonore umumnya tidak bergejala
sehingga diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk penegakkan diagnosis. Teknik
laboratorium sederhana dapat dilakukan dengan pewarnaan Gram untuk melihat adanya
diplokokus Gram negatif intraseluler leukosit polimorfonuklear (PMN). Teknik ini masih
banyak digunakan di banyak fasilitas laboratorium mikrobilogi karena watu pemeriksaan
yang singkat dengan prosedur yang sederhana.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan pewarnaan Gram terdiri
dari spekulum, sikat pembersih, ember, tempat sampah infeksius, rak tabung, mikropipet 500
μL, pipet tetes, slide, dan bunsen. Bahan yang digunakan meliputi air hangat, kapas lidi steril,
kertas pH, hipklorit 1%, sarung tangan, kain sarung, kertas tisu, podophilin tincture 10%,
vaselin album, ungu kristal karbol, cairan gram iodine, etil alkohol 9%, dan safranin.
Alat yang digunakan untuk melakukan kultur terdiri dari media Thayer Martin dan
sampel pemeriksaan
Prosedur
Pewarnaan Gram dilakukan secara langsung di laboratorium lapangan. Pada kaca
objek dibuat sediaan dan dibiarkan kering di udara dari sampel duh vagina kemudian
dilewatkan di atas api untuk merekatkan sediaan tersebut. Ungu kristal karbol/ gentian violet
dituangkan di atas sediaan dan dibiarkan selama 1 menit. Setelah dicuci dengan air kemudian
dituangkan Gram’s iodine/ lugol dan dibiarkan selama 45-60 detik. Setelah dicuci kembali
dengan air, selanjutnya dicelupkan ke dalam bejana yang mengandung alkohol 95% dan
digoyanggoyang selama 30 detik atau sampai tidak tersisa warna ungu dari sediaan. Setelah
dicuci lagi dengan air, sediaan diwarnai dengan safranian selama 45 detik.
Setelah pewarnaan gram lalu dilakukan kultur pada media Thayer Martin, dan
diinkubasi pada suhu 37oC. Pada media pertumbuhan tersebut koloni bakteri Neisseria
gonorrhoeae akan berbentuk cembung, mengkilap, dan mukoid dengan diameter 1–5 mm.
Bakteri ini memiliki sifat pertumbuhan yang lambat pada kultur primer.
Hasil :

Gambar 1. Gambar 2.
Gambar 1. Neisseria gonorrhoeae
Gambar 2. Neisseria gonorrhoeae tampak sebagai diplococcus yang intraseluler
(1000x)

Gambar 3. Neisseria gonorrhoeae tampak sebagai diplococcus Intraseluler dan


Ekstraseluler (1000x)

Gambar 4. Morfologi kolonial Neisseria gonorrhoeae dalam medium


Thayer Martin. 
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan laboratorium pada pasien ini
diagnosis pasti dapat ditegakkan. Pasien ini diberikan terapi ceftriaxone 125 mg i.m, dosis
tunggal dan memberikan kesembuhan, dimana tidak ditemukan lagi duh genital baik di
celana dalam anak maupun di genitalia, juga tidak eritema pada vulva serta tidak ditemukan
diplokokkus Gram negatif dan Neisseria gonorrhoae, Chlamydia trachomatis. Pada pasien
ini juga dilakukan pemeriksaan serologis untuk sifilis dan hasilnya negatif untuk
menyingkirkan kemungkinan coinfection dengan IMS lainnya.

Daftar Pustaka :

Khariri dan Sariadji, Kambang. 2018. Penerapan Teknik Laboratorium Sederhana Dengan
Pewarnaam Gram Untuk Deteksi Cepat Infeksi Neisseria Gonorhoeae Pada Wanita
Penjaja Seks (WPS). Litbankes Kemenkes RI.

Yenny, Setya Wydya. 2008. Infeksi Neisseria Gonorhoeae Akibat Sexual Abuse Pada
Seorang Anak Perempuan. Majalah Kedokteran Andalas No.2 Vol. 32.

Anda mungkin juga menyukai