TPK adalah singkatan dari Tim Pelaksana Kegiatan/Tim Pengelola Kegiatan. TPK adalah tim
yang membantu Kasi/Kaur dalam melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang
karena sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh Kasi/Kaur.
Sebutan lain dari TPK adalah TPBJ (kepanjangan dari Tim Pengadaan Barang/Jasa).
Penyebutan-penyebutan tersebut bagi Kami sah-sah saja. Artinya secara substansi, mau
pakai istilah TPK atau TPBJ sama saja karena merujuk pada pihak yang sama, yakni Tim
yang membantu pelaksanaan tugas dari Kasi (Kepala Seksi) dan Kaur (Kepala Urusan).
Lalu...
Pasal 7 Ayat (1) Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
menyatakan :
Kaur dan Kasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4)
dapat dibantu oleh Tim yang melaksanakan kegiatan pengadaan
barang/jasa yang karena sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri.
Pasal diatas adalah pasal yang menjadi dasar mengenai tim yang membantu Kasi dan Kaur
dalam proses pengadaan barang/jasa di desa, baik sistem padat karya tunai maupun tidak.
Pertanyaan Kami, tunjukkan pada Kami dalam pasal tersebut, mana kalimat yang
menyebut "Tim Pengadaan Barang Dan Jasa (TPBJ)" atau "Tim Pengelola
Kegiatan(TPK)"?
Di Pasal 7 ayat (1) Permendagri No. 20 tahun 2018 itu hanya menyebut "Tim", kemudian
ditambahkan dengan kata keterangan atau predikat "yang melaksanakan kegiatan
pengadaan barang/jasa".
Dengan kata lain, dalam Pasal tersebut tidak menyebut secara tegas apa nama atau apa
istilah untuk Tim yang melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa di
desa?
Lalu mengapa ada sebagian mengatakan harus pakai istilah TPBJ atau harus pakai TPK ?
Bertolak dari analisa diatas, Kami ingin menegaskan bahwa tidak ada keharusan untuk
menggunakan istilah TPBJ, Begitu pun dengan TPK. Kecuali jika regulasi daerah
(Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Walikota) sudah mempertegas apa nama
atau apa istilah untuk Tim yang melaksanakan kegiatan pengadaan
barang/jasa di desa sesuai ketentuan Pasal 7 ayat (1) Permendagri Nomor 18/2018
tersebut.
1. Ketua;
2. Sekretaris; dan
3. Anggota.
Keanggotaan TPK berasal dari 3 unsur, yakni:
Ketentuan berapa batasan jumlah maksimal keanggotaan TPK nya ini menurut Kami dapat
diatur melalui Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati masing-masing sesuai kemampuan
keuangan desa.
Siapa Unsur Perangkat Desa yang masuk dalam keanggotaan TPK/TPBJ?
Sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (3) Permendagri nomor 20 tahun 2018 menerangkan
bahwa :
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu Pelaksana Kewilayahan.
Siapa yang dimaksud dengan Pelaksana Kewilayahan dalam keanggotaan
TPK/TPBJ ?
Tentu saja, Kepala Dusun (Kadus).
Siapa saja unsur lembaga kemasyarakatan desa dalam keanggotaan TPK/TPBJ?
Lembaga Kemasyarakatan Desa meliputi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
(LPMD), Karang Taruna, Lembaga Adat, organisasi perempuan atau PKK (pembinaan
kesejahteraan keluarga), dan lain-lain.
Siapa saja unsur masyarakat dalam keanggotaan TPK/TPBJ?
Kalau yang ini, kami pikir sudah jelas masyarakat desa.
Tiga (3) unsur diatas lah yang menjadi keanggotaan atau masuk struktur TPK/TPBJ. Namun
begitu tentu saja dalam penentuan siapa TPK, selain berdasarkan unsur-unsur tersebut, juga
kita harus mengutamakan keahlian sesuai bidang masing-masing. Jangan sampai TPK diisi
oleh mereka yang tidak cakap dalam bidangnya.
Besaran honorarium TPK Desa memperhatikan kemampuan keuangan Desa. (Lihat Pasal 11
ayat 7, Perka LKPP Nomor 12 Tahun 2019).
Selain itu standar honor TPK juga dapat diatur melalui regulasi daerah (Peraturan
Daerah/PeraturanBupati).
Itu artinya boleh jadi masing-masing daerah berbeda-beda besaran honor ketua TPK,
sekretaris TPK, maupun anggota TPK.
Aturan TPK
Apa Dasar Hukum (legal basis/legal standing) dari Keputusan Kepala Desa tentang
Penunjukan TPK/TPBJ Di Desa?
Atau apa aturan yang mengatur tentang TPK (Tim Pelaksana Kegiatan)?
Berikut ini aturan terkait TPK, diantaranya:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara tahun Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539),
sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2091);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2094);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611)
;
7. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa
di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1455);
8. Peraturan Bupati .................... Nomor …. Tahun 2019 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten ................. Tahun 2019 Nomor ….);
9. Peraturan Bupati ... Nomor ... Tahun 2019 tentang Pengadaan Barang/Jasa di Desa
(Berita Daerah Kabupaten ... Tahun 2019 Nomor ...);
10. Peraturan Desa ................ Nomor ....... Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RKP Desa) Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Desa ............. Tahun 2019 Nomor
.....);
11. Peraturan Desa ......... Nomor .... Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes) Tahun Anggaran 2020 (Lembaran Desa ........ Tahun 2019 Nomor ....);
Keterangan: Aturan khusus mengenai TPK diatur dalam Permendagri 20/2018 dan Perka
LKPP 12/2019, dan Perda/Perbup di Daerah Anda masing-masing.
Apa Pertimbangan sehingga TPK ditunjuk atau dibentuk melalui SK Kepala Desa?
• bahwa demi kelancaran pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa yang karena
sifatnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh Kasi dan Kaur selaku Pelaksana Kegiatan
Anggaran (PKA);
• bahwa dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Kasi dan Kaur, maka Kepala Desa
perlu menunjuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK).
• bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu menetapkan Keputusan Kepala
Desa tentang Penunjukkan/Pengangkatan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK);