Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN PALIATIF MENJELANG AJAL

PERSPEKTIF KEPERAWATAN PALIATIF

Fasilitator :

Nanik Handayani, S.kep.Ns.,M.Kes

Di Susun Oleh Kelompok 01/5A:

1. Nanda Nia Agustin (1130017023)


2. Tiya Listiyowati (1130017030)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-
Nya dan Kemurahannya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Tujuan kami membuat tugas ini untuk menyelesaikan tugas yaitu perspektif
keperawatan paliatif pada matakuliah Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua teman - teman yang
membacanya untuk mengetahui tentang perspektif keperawatan paliatif. Kami mohon
maaf apabila ada kata atau pun kalimat yang salah digunakan dalam makalah ini.
Karena manusia tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu kami berharap bagi
pembaca/teman-teman yang membaca makalah ini dapat memberi saran dan kritik
bagi kami.

Surabaya, 19 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Sejarah Perkembangan Keperawatan Paliatif Di Dunia dan Di Indonesia ........... 4


2.2 Definisi Perawatan Paliatif.................................................................................... 5
2.3 Tujuan Perawatan Paliatif...................................................................................... 5
2.4 Peran Perawat diperawatan Paliatif ...................................................................... 6
2.5 Perawatan Hospice dalam Perawatan Paliatif........................................................ 7
2.6 Prinsip Dasar Pemberian Perawatan Paliatif......................................................... 8
2.7 Pedoman Praktik Klinis untuk Perawatan Paliatif Berkualitas.............................. 8
2.8 Tujuan Pedoman Pelaksana Praktik Klinis untuk Perawatan Paliatif Berkualitas10
2.9 Tempat-Tempat Pelayanan Paliatif...................................................................... 11
2.10Langkah-Langkah dalam Pelayanan Paliatif...................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12


3.2 Saran ................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan paliatif dan program perawatan hospice telah berkembang dalam
beberapa tahun ini sebagai respons dari perkembangan populasi penyakit kronis,
kelemahan dan penyakit yang mengancam nyawa serta ketertarikan klinisi melalui
pendekatan efektif untuk merawat pasien-pasien tersebut. Perawatan paliatif
merupakan pelayanan medis yang didukung oleh tim interdisiplin, mencakup profesi
dokter, perawat, pekerja sosial, pendeta, konseling, asisten perawat, dan profesi
pelayanan kesehatan lainnya, berfokus mengurangi penderitaan dan mungkin
memberikan bantuan terbaik demi kualitas kehidupan pasien beserta keluarganya
dalam menghadapi penyakit berat yang mengancam nyawa. Perawatan paliatif
bertujuan untuk mengidentifikasi dan menangani kesakitan fisik, psikologis, spiritual,
serta beban penyakit.(Margaret L, Campbell.2013)
Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan
baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit
paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, gagal jantung, penyakit
genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/ AIDS memerlukan perawatan paliatif,
disamping kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pada stadium lanjut,
pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti
nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami
gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan
keluarganya(Aldridge et al., 2015)(Ni Ketut Putri, dr. 2018)

1
Masyarakat menganggap perawatan paliatif hanya untuk pasien dalam kondisi
terminal yang akan segera meninggal. Konsep baru perawatan paliatif menekankan
pentingnya integrasi perawatan paliatif lebih dini agar masalah fisik, psikososial dan
spiritual dapat diatasi dengan lebih baik. Perawatan paliatif dan hospis merupakan
pelayanan kesehatan yang bersifat holistik dan terintegrasi dengan melibatkan
berbagai profesi dengan dasar falsafah bahwa setiap pasien berhak mendapatkan
perawatan terbaik sampai akhir hayatnya (Rochmawati, Wiechula and Rn, 2016)(Ni
Ketut Putri, dr. 2018)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Keperawatan Paliatif Di Dunia dan Di
Indonesia ?
2. Apa definisi perawatan paliatif ?
3. Apa tujuan perawatan paliatif ?
4. Bagaimana peran perawat diperawatan paliatif ?
5. Bagaimana perawatan hospice dalam perawatan paliatif ?
6. Bagaiamana prinsip dasar pemberian perawatan paliatif ?
7. Bagaimana pedoman praktik klinis untuk perawatan paliatif berkualitas ?
8. Apa tujuan pedoman pelaksana praktik klinis untuk perawatan paliatif
berkualitas ?
9. Bagaimana tempat-tempat pelayanan paliatif ?
10. Bagaimana langkah-langkah dalam pelayanan paliatif ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mempelajari dan memahami perspektif keperawatan
paliatif.
1.3.2 Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum dapat dibuat tujuan khusus sebagai berikut :
a. Mahasiswa mampu memahami Sejarah Perkembangan Keperawatan
Paliatif Di Dunia dan Di Indonesia.
b. Mahasiswa mampu memahami definisi perawatan paliatif.

2
c. Mahasiswa mampu memahami tujuan perawatan paliatif.
d. Mahasiswa mampu memahami peran perawat diperawatan paliatif.
e. Mahasiswa mampu memahami perawatan hospice dalam perawatan
paliatif.
f. Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar pemberian perawatan
paliatif.
g. Mahasiswa mampu memahami pedoman praktik klinis untuk
perawatan paliatif berkualitas.
h. Mahasiswa mampu memahami tujuan pedoman pelaksana praktik
klinis untuk perawatan paliatif berkualitas.
i. Mahasiswa mampu memahami tempat-tempat pelayanan paliatif.
j. Mahasiswa mampu memahami langkah-langkah dalam pelayanan
paliatif.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis atau Mahasiswa
Penulisdapat mencari dan memahami tentang perspektif keperawatan
paliatifserta Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan
membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti
membaca relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
1.4.2 Bagi Pembaca
Manfaat penulisan karya ilmiah bagi pembaca yaitu menjadi sumber
referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini supaya
mengetahui dan lebih mendalami perspektif keperawatan paliatif
1.4.3 Bagi Institusi Keperawatan
Dapat digunakan sebagai informasi dan pembelajaran bagi institusi
untuk pengembangan mutu dimasa yang akan datang.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Sejarah Perkembangan Keperawatan Paliatif Di Dunia dan Di Indonesia


Munculnya keperawatan paliatif di dunia dimulai dari sebuah gerakan rumah
sakit pada awal abad ke 19, kaum beragama menciptakan hospice yang
memberikan perawatan untuk orang sakit dan terminal di London dan irlandia.
Dalam beberapa tahun terakhir, perawatan paliatif telah menjadi suatu pergerakan
yang besar, yang mempengaruhi banyak penduduk. Pergerakan ini dimulai sebagai
sebuah gerakan yang dipimpin relawaan di negara-negara amerika dan telah
berkembang menjadi bagian penting dari sistem perawatan di kesehatan.

Keperawatan paliatif dan hospice telah berkembang pesat sejak tahun 1960-an.
Cicely Saunders seorang pekerja yang merintis perawatan ini di mana sangat
memiliki peran penting dalam menarik perhatian pasien pada akhir kehidupan saat
mengidap penyakit ganas stadium lanjut. Keperawatan paliatif mulai didefinisikan
sebagai subyek kegiatan di tahun 1970 dan datang untuk menjadi sinonim dengan
dukungan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual pasien dengan penyakit yang
membatasi hidup, di sampaikan oleh tim Multidisipliner.Standar perawatan
pertama kali diperkenalkan pada 1997 di jepang. Pendidikan keperawatan paliatif
masuk dalam kurikulum sekolah–sekolah kedokteran dan semua sekolah
keperawatan. Dua puluh layanan yang terkait dengan keperawatan paliatif. Modul
keperawatan paliatif ditambahkan kekurikulum sekolah kedokteran. Pemerintah
mulai menerapkan di setiap kabupaten dan rumah sakit umum untuk
memperkenalkan suatu keperawatan paliatif telah diterapkan untuk asisten
keperawatan di selandia baru. Empat puluh satu pelayanan keperawatan paliatif ini
sudah tersebar di seluruh negeri dan mulai tahun 2005 keperawatan paliatif di akui
sebagai spesialis medis di Australia.

Sejarah dan perkembangan keperawatan paliatif di Indonesia bermula dari


adanya perubahan yang terus menerus setiap rapat kerja untuk membahas sistem

4
penanggulangan penyakit kanker pada tahun 1989. Penanggulangan penyakit
kanker ini harus dilaksanakan secara paripurna dengan mengerjakan berbagai
intervensi mulai dari pencegahan, deteksi dini, terapi, dan perawatan paliatif.

Departemen kesehatan republik Indonesia menerbitkan surat keputusan


menteri kesehatan RI nomor : 812/Menkes/SK/VII/2007 pada tanggal 19 juli 2007
yang berisi keputusan Menkes Kebijakan keperawatan paliatif. Dengan terbitnya
surat keputusan tersebut diharapkan bisa menjadi pedoman-pedoman pelaksanaan
keperawatan paliatif di seluruh Indonesia serta mendorong lajunya pengembangan
keperawatan paliatif secara kualitas maupun kuantitas.

2.2 Definisi Perawatan Paliatif


Kata “palliative” berasal dari bahasa latin yaitu “pallium” yang artinya adalah
menutupi atau menyembunyikan. Perawatan paliatif ditujukan untuk menutupi
atau menyembunyikan keluhan pasien dan memberikan kenyamanan ketika tujuan
penatalaksanaan tidak mungkin disembuhkan.
Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan
orang lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosis
ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan
atau berduka serta bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa.
Perawatan paliatif adalah setiap bentuk perawatan medis atau perawatan medis
atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit,
dari pada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau menghambat
perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan.(Zahroh,
Chilyatiz. 2015)
2.3 Tujuan Perawatan Paliatif
Tujuan dari perawatan paliatif adalah mencegah dan mengurangi penderitaan
serta memberikan bantuan untuk memperoleh kualitas hidup terbaik bagi pasien

5
dan keluarga, tanpa memperhatikan stadium penyakit dan kebutuhan penyakit
lainnya.(Margaret L, Campbell.2013)
Tujuan utama dari perawatan paliatif adalah untuk membantu klien dan
keluarga mencapai kualitas hidup terbaik, menganggap kematian sebagai proses
normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, menghilangkan nyeri dan
keluhan lain yang mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dna spiritual,
mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan membantu
mengatasi suasana duka cita pada keluarga.
2.4 Peran Perawat diperawatan Paliatif
Dalam menjalankan peran dan fungsi perawat dalam palliative care, perawat
harus menghargai hak-hak pasien dalam menentukan pilihan, memberikan
kenyamanan pasien dan pasien merasa bermartabat yang sudah tercermin didalam
rencana asuhan keperawatan. Perawat memiliki tanggung jawab mendasar untuk
mengontrol gejala dengan mengurangi penderitaan dan support yang efektif sesuai
kebutuhan pasien. Peran perawat sebagai pemberi layanan palliative care harus
didasarkan pada kompetensi perawat yang sesuai kode etik keperawatan. Hal-hal
yang berkaitan dengan pasien harus dikomunikasikan oleh perawat kepada pasien
dan keluarga yang merupakan standar asuhan keperawatan yang profesional.
Menurut American Nurse Association Scope And Standart Practice dalam
(Margaret, 2013) perawat yang terintegrasi harus mampu berkomunikasi dengan
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya mengenai perawatan pasien dan ikut
berperan serta dalam penyediaan perawatan tersebut dengan berkolaborasi dalam
membuat rencana yang berfokus pada hasil dan keputusan yang berhubungan
dengan perawatan dan pelayanan, mengindikasikan komunikasi dengan pasien,
keluarga dan yang lainnya.
Perawat yang menangani klien dengan penyakit menahun akan dipastikan
menjadi saksi bahwa tidak hanya gejala tetapi juga tahap akhir dari kehidupan
yang merupakan proses kematian biasanya disertai dengan berbagai kebutuhan
psikososial, spiritual, dan fisik dimana perawat harus memiliki pengetahuan
tentang hal tersebut dan mampu untuk memenuhi kebutuhan yang dimaksud.

6
kontrol untuk gejala terkait, terutama nyeri, dan bekerja didalam tim interdisiplin
untuk memberikan dukungan optimal dan manajemen gejala pada klien serta
keluarga merupakan aspek mayor yang dilakukan perawat dalam perawatan
paliatif.
Perawat menghabiskan lebih banyak waktu dengan klien dan keluarganya
dibandingkan dengan tenaga kesehatan professional lainnya serta berada dalam
posisi yang paling memungkinkan untuk memberikan perawatan, kenyamanan,
dan konseling pada akhir masa kehidupan, ketika keputusan kritis harus dibuat
serta perawatan yang menyeluruh dan berkualitas harus diberikan. Diharapkan
perubahan yang tidak terlalu besar dalam keputusan perawatan paliatif dilakukan
diawal perawatan klien sehimgga klien mendapatkan kesempatan untuk menerima
keuntungan dari standar kenyamanan, sepanjang perawatan dan terutama ]diakhir
masa kehidupannya. Perawat berada diposisi yang tidak hanya memberikan
perawatan namun juga mengidentifikasi apakah klien dapat menjadi kandidat
untuk perawatan kenyamanan yang disediakan oleh perawatan hospice atau
paliatif (Black, Joyce M & Jane Hokanson Hawks. 2014).
2.5 Perawatan Hospice
Perawatan hospice bagi pasien yang sakit atau dalam keadaan terminal
memiliki filosofi yang sama dengan perawatan paliatif. Namun tidak semua
perawatan paliatif merupakan perawatan hospice. Perawatan paliatif sebaiknya
ditawarkan kepada pasien yang membutuhkan beberapa pelayanan, tetapi
perawatan hospice diatur dan seorang pasien harus memiliki harapan hidup
setidaknya paling sedikit enam bulan untuk mendapatkan perawatan hospice
dibawah tanggungan asuransi. Seperti perawatan paliatif, perawatan hospice juga
menggunakan model tim interdisipliner yang biasanya dilakukan dirumah pasien
atau tempat lain seperti sebuah tempat tinggal dengan fasilitas kesehatan bagi
lansia. Dibeberapa komunitas, fasilitas perawatan dirumah yang mandiri
menyediakan beberapa pilihan penatalaksanaan. Beberapa rumah sakit memiliki
persetujuan untuk berkolaborasi dalam menyediakan perawatan rumah sakit bagi
pasien yang dirawat dirumah ketika manajemen gejala diperlukan secara cepat,

7
atau ketika pasien meninggal, atau ketika berhenti atas keinginan keluarga.
Perawat dapat mempelajari lebih lanjut mengenai perawatan dirumah bagi pasien
yang sakit atau dalam keadaan terminal dari National Hospice and Paliative Care
Organization.
2.6 Prinsip Dasar Pemberian Perawatan Paliatif

Perawatan paliatif mengutamakan pendekatan yang bertujuan memperbaiki


kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan
dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan
mengurangi penderitaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual .
Adapun prinsip dalam perawatan paliatif yaitu :

1. Menghargai setiap kehidupan.

2. Menganggap kematian sebagai proses yang normal.

3. Tidak mempercepat atau menunda kematian.

4. Menghargai keinginan pasien dalam mengambil keputusan.

5. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.

6. Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial, dan spiritual dalam perawatan


pasien dan keluarga.

7. Menghindari tindakan medis yang sia-sia.

8. Memberikan dukungan yang diperlukan agar pasien tetap aktif sesuai dengan
kondisinya sampai akhir hayat.

9. Memberikan dukungan kepada keluarga dalam masa duka cita.


2.7 Pedoman Praktik Klinis untuk Perawatan Paliatif Berkualitas
Pedoman ini termasuk dalam proses fundamental dan meliputi pengkajian,
berbagai informasi, pembuat keputusan, rencana perawatan, dan perawatan. Setiap
bagian di ikuti oleh pedoman praktik klinis yang spesifik mengenai perilaku

8
profesional dan pelayanan rujukan. Ini di ikuti oleh keadilan, dukungan, dan
pernyataan yang jelas serta kriteria untuk menaksir harapan yang telah ditemukan.
a. Rencana perawatan berdasarkan pengkajian interdisiplin yang komprehensif
pada pasien dan keluarga.
Kriteria :
a. Pengkajian dan dokumentasi yang terkoordinasi serta interdisiplin
b. Pengkajian awal dan selanjutnya melalui wawancara dengan pasien dan
keluarga, rekam medis, berdiskusi dengan tenaga kesehata lainnya
c. Pemeriksaan evaluasi berkala
b. Rencana perawatan berdasarkan nilai yang dianut, tujuan, kebutuhan pasien
dan keluarga, serta dikembangkan dengan petunjuk dan bantuan profesional
dalam membuat keputusan.
Kriteria :
a. Rencana perawatan berdasarkan pemerikasaaan, penentuan tujuan oleh
pasien dan keluarga, serta dengan pertimbangan keuntungan dan kerugian
pemeriksaan selama menderita penyakit.
b. Perubahan rencana perawatan berdasarka kebutuhan dan pilihan pasien
dan keluarga sepanjang waktu, serta mengenali prioritas yang kompleks,
bersaing, dan berubah dalam tujuan perawatan.
c. Rencana perawatan harus di dokumentasikan secara jelas setiap waktu.
c. Sebuah tim interdisiplin menyediakan perawatan ke pasien dan keluarga, yang
sesuai dengan rencana perawatan.
Kriteria :
a. Perawatan paliatif level spesialis di hasilkan oleh tim interdisiplin.
b. Tempat istirahat tersedia bagi keluarga dan pelaku rawat anak atau dewasa
dengan penyakit yang mengancam nyawa.
c. Kebijakan untuk memprioritaskan dan merespon rujukan dalam waktu
yang tepat telah di dokumentasikan.
d. Tim interdisiplin dapat mencakup tenaga kerja sukarela yang sesuai dan yang
di awasi.

9
Kriteria :
a. Jika tenaga kerja suka rela berpartisipasi, kebijakan dan prosedur untuk
menyakinkan pendidikan yang cukup, dan untuk memandu, penyaringan,
pelatihan, praktik kerja untuk menjelaskan tanggung jawab program
tenaga kerja sukarela.
b. Tenaga kerja sukarela di edukasi, di koordinasikan oleh anggota tim
profesional yang memiliki pendidikan cukup dan berpengalaman.
e. Dukungan untuk pendidikan dan pelatihan tersedia bagi tim interdisiplin.
Kriteria :
a. Sumber pendidikan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan
berfokus pada bagian perawatan paliatif yang di sediakan untuk staf dan
partisipasinya harus di dokumentasikan.
f. Program perawatan paliatif dibuat untuk meningkatkan kualitas dalam praktik
klinis dan manajemen praktik.
Kriteria :
a. Program perawatan paliatif dibuat untuk meningkatkan kebijakan dan
prosedur yang berkualitas.
b. Praktik klinis dari program perawatan paliatif yang menggambarkan
integrasi dan penelitian dan bukti untuk meningkatkan kualitas.
2.8 Tujuan Pedoman Pelaksana Praktik Klinis untuk Perawatan Paliatif
Berkualitas
Tujuan dari pedoman praktik klinis untuk perawatan paliatif berkualitas
adalah sebagai berikut:
a. Memfasilitasi perkembangan dan kelanjutan program perawatan paliatif yang
menyediakan perawatan bagi pasien dan keluarga dengan penyakit yang
mengancam nyawa dan lemah.
b. Membuat satu kesepakatan definisi dari bagian perawatan paliatif yang
mempromosikan kualitas, konsistensi, dan kepercayaan dari layanan ini.
c. Membuat tujuan nasional untuk mengakses perawatan paliatif yang
berkualitas.

10
d. Membantu perkembangan pengkajian pelaksanaan dan peningkatan kualitas
dalam pelayanan kesehatan.
e. Membantu perkembangan layanan perawatan paliatif ( rumah, kediaman
perawatan, rumah sakit, pelayanan hospice).
2.9 Tempat-Tempat Pelayanan Paliatif
Tempat-tempat pelayanan paliatif yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Rumah Sakit : untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang
memerlukanpengawawasan ketat, tindakan khusus atau perawalatan khusus.
b. Puskesmas : untuk pasien yang memerlukan perawatan rawat jalan.
c. Rumah singgah atau panti (hospice) : untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khsus tetapi belum dapat
dirawat dirumah karena memerlukan pengawasan.
d. Rumah pasien : untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat
tindakan khsusus atau peralatan khusus atau keterampilan perawatan yang
tidak mungkin dilakukan oleh keluarga.
2.10 Langkah- Langkah dalam Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif yang dilaksanakan memiliki langkah-langkah umum yang
menjadi dasar dalam melakukan pelayanan. Adapun langkah-langkah dari
pelayanan paliatif adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan perawatan dan harapan pasien
b. Membantu pasien dalam membuat advance care planning(wasiat atau
keingingan terakhir)
c. Pengobatan penyakit penyerta dari aspek sosial yang muncul
d. Informasi dan edukasi perawatan pasien
e. Respon pada fase terminal: memberikan tindakan sesuai wasiat atau
keputusan keluarga bila wasiat belum dibuat, misalnya: penghentian atau
tidak memberikan pengobatan yang memperpanjang proses menuju
kematian (resusitasi, ventilator, cairan, dll)

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan
lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosa
ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka. Palliative care ini bertujuan mengurangi rasa sakit dan gejala
tidak nyaman lainnya, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan pengaruh
positif selama sakit, membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai saat
meninggalnya, menjawab kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk dukungan
disaat-saat sedih dan kehilangan, dan membantu keluarga agar tabah selama
pasien sakit serta disaat sedih. Klasifikasi palliative ada beberapa macam yaitu
religious, music, kemoterapi, hipnoterapi, dan lain-lain.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah kami susun ini,
dan dapat menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan perawatan paliatif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Jane Hokanson Hawks. 2014. KEPERAWATAN MEDIKAL


BEDAH Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan Edisi 8 Buku 1.
Singapore : Elsevier

Margaret L, Campbell. 2013. Nurse to Nurse: Perawatan Paliatif. Jakarta : Salemba


Medika

Zahroh, Chilyatiz dkk. 2015. MODEL TEORI MATA KULIAH KEPERAWATAN


PALIATIF. Surabaya : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Suhamdani, H. 2018. BAB II TINJAUAN


TEORI.http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/22345/BAB
%20II.pdf?sequence=5&isAllowed=y Diakses pada tanggal 18 September 2019
jam 17.00 WIB

Ni Ketut Putri, dr. 2018.RUMAH SINGGAH DALAM PERAWATAN


PALIATIF.https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_
1_dir/248bdfcdb51ab22ebd6b82572c13f876.pdf&ved=2ahUKEwj4kaKI5dvkAh
VKfH0KHSecDAQQFjACegQIARAB&usg=AOvVaw1W8yqQxm8kFac9AEpp
mUJA Diakses pada tanggal 19 September 2019 jam 08.58 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai