OLEH KELOMPOK E :
Indra Riko, S.Kep
Septia Rahmad M, S.Kep
Tri Setya Ningsih, S.Kep
Deasy Nilam Sari, S.Kep
Dara Pijar, S.Kep
Velga Yazia , S.Kep
Coyza Udhe Yuanda S.Kep
Dia Oktarina, S.Kep
Weny Amelia, S.Kep
Windy Aquarisa, S.Kep
Rizka Sari, S.Kep
Diana Astarina, S.Kep
A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan tumor ganas ginekologi menurut Hidayati (2001)
yang disadur oleh Ariyanti (2004). Berdasarkan data World Health Organization
(WHO), jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar 7 juta. Survey
terakhir di dunia menunjukkan tiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara
dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat kanker
payudara. Sementara di Indonesia, rata-rata penderita kanker payudara adalah 10
dari 100 ribu wanita (www.suaramerdeka.com,2005).
Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua
setelah kanker leher rahim. Penderitanya pun ada yang baru berusia 18 tahun.
Padahal di negara-negara lain, Eropa atau Amerika misalnya, jumlah penderita
kanker payudara tidak begitu banyak dibanding dengan jumlah penderita kanker
jenis lain. Mengapa demikian?
Hal ini disebabkan di negara-negara tersebut kesadaran untuk melakukan
deteksi dini sudah berkembang baik. Kebanyakan kanker payudara ditemukan
pada stadium awal, sehingga segera dapat diobati dan disembuhkan. Sedang di
negara kita, kebanyakan kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, ketika
penyembuhan sudah sulit dilakukan.
Padahal, mendeteksi kanker payudara stadium dini sangat mudah, dan bisa
dilakukan sendiri di rumah. Cukup beberapa menit, sebulan sekali, dengan
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari/Sarari).
Memang, tidak ada wanita yang ingin melakukan Sadari/Sarari. Karena bisa
jadi muncul bayangan menakutkan: “bagaimana kalau saya benar-benar
menemukan benjolan?”. Atau mungkin menemukan “sesuatu” yang tidak
dimengerti apa maknanya.
Tetapi, semakin sering kita memeriksa payudara, kita akan semakin
mengenalnya, dan semakin mudah menemukan sesuatu yang tidak beres, jika ada.
Bagaimanapun Sadari/Sarari adalah bagian penting dari perawatan kesehatan,
yang dapat melindungi kita dari resiko kanker payudara.
Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali
kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut
mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006). Kanker
payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI,
pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan
angka kematian sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2009).
Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara
dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak
dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa
payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10
setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya
pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih.
Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara
sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap tahunnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui
dan memahami tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan audiens mampu :
a. Menyebutkan Pengertian dari SADARI
b. Menyebutkan tujuan dan manfaat pemeriksaan payudara sendiri
c. Menyebutkan langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri
C. Kegiatan Penyuluhan
1. Topik : Pemeriksaan Payudara sendiri
2. Sasaran dan target : Ibu – ibu yang berkunjung ke puskesmas Nanggalo
Sebanyak 7 orang.
3. Metode : Ceramah
Demonstrasi
Tanya jawab
4. Media : Wireless
Laptop
LCD
5. Waktu dan tempat
a. Waktu : Kamis, 5 Januari 2012
b. Jam ` : 10.00 wib – selesai
c. Kegiatan : penyuluhan tentang pemeriksaan payudara sendiri
d. Tempat : di ruang pertemuan puskesmas Nanggalo Padang
6. Pengorganisasian
a. Setting tempat
Keteranga : : Moderator
: Pembimbing
: Presenter
: Fasilitator
: Masyarakat
: Observer
b. Susunan acara
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Kegiatan
& Waktu
Mengucapkan salam
Pembukaan Menjawab salam
Membuat kontrak waktu
( 5 menit ) Menyetujui kontrak
Menjelaskan tujuan penyuluhan
waktu
yang akan dicapai
Mendengarkan dan
memperhatikan
Pelaksanaan Moderator :
( 35 menit ) Memberi kesempatan pada
presenter untuk menjelaskan
materi
c. Uraian Tugas
1) Leader :
a) Membuka dan menutup acara
b) Membuat tata tertib acara
c) Mengingatkan Co. Leader tentang waktu kegiatan
d) Mengatur kelancaran acara
2) Co. Leader :
a) Menyampaikan materi
b) Bekerja sama dengan Leader dalam kelancaran acara
c) Menjawab pertanyaan
3) Observer :
a) Mengamati kegiatan
b) Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta
c) Membuat laporan penyuluhan
4) Fasilitator
a) Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
b) Membagikan leaflet
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. 80% dari peserta menghadiri kegiatan
b. Alat dan media sesuai dengan perencanaan
c. Tugas dan fungsi masing-masing peserta sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan
b. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
c. Peserta dapat berperan aktif dalam kegiatan
3. Evaluasi akhir
Setelah pelaksanaan kegiatan peserta dapat :
a. Menyebutkan Pengertian SADARI
b. Menyebutkan tujusn dan manfaat SADARI
c. Menyebutkan langkah-langkah SADARI
Materi
A. Pengertian
Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk mengetahui kemungkinan
adanya kanker payudara / benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara.
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan
setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk
mengetahui lesi payudara (Varney, 2007).
Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali
kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut
mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006). Kanker
payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan
klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian
sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2009).
salah satu pembunuh terbesar wanita di dunia adalah kanker payudara. Para
wanita bisa mencegah terjadi penyakit berbahaya itu dengan mengadakan deteksi
awal. Para wanita bisa melakukan pencegahan dengan cara SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri) atau dalam bahasa Inggris disebut breast self-exam (BSE). Ini
penting, karena, 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri
Pada wanita normal, American Cancer Society menganjurkan wanita yang berusia
diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tiga bulan. Usia 35-40 tahun
melakukan mammografi, di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli, lebih
dari 50 tahun check-up rutin dan mammografi setiap tahun. Saat terbaik melakukan
mammografi adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya dengan meletakkan
payudara secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian dibuat foto roentgen
dari atas ke bawah, lalu kiri ke kanan
B. Tujuan dan manfaat
Tujuan dan manfaat SADARI adalah
1. Menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi
lebih baik karena bentuk payudara biasanya berubah-ubah. Sebelum memasuki
masa menstruasi, biasanya payudara terasa membesar, lunak, atau ada
benjolan dan kembali normal ketika masa mentruasi selesai.
2. Yang terpenting adalah mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan
mana yang tidak. Pastikan Anda mengetahui mana yang normal untuk Anda.
C. Lima Langkah Periksa Payudara Sendiri (Sadari)
a. Payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.
b. Payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan
pembengkakan.
Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke dokter untuk
berkonsultasi :
2. Langkah 2: Sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada perubahan-
perubahan yang telah disebut pada langkah pertama.
3. Langkah 3: Saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar
dari kedua putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau
bercampur darah).
Pijat seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari
tulang pundak sampai bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan
payudara.
Buatlah pola memutar untuk memastikan anda sudah memijat seluruh
payudara anda. Mulai dari putting, buat gerakan memutar semakin lama
semakin besar sampai anda mencapai bagian tepi payudara.
Anda juga dapat membuat gerak naik turun. Gerakan ini bagi sebagian
besar wanita diangap lebih efektif. Pastikan anda merakan seluruh jaringan
payudaradari depan (puting) sampai bagian belakang. Gunakan pijatan ringan
untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian
tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam. Saat anda
mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.
5. Langkah 5: Terakhir, rasakan payudara anda saat anda berdiri atau duduk.
Atau saat anda mandi karena bagi sebagian wanita, mereka merasa lebih
mudah memijat saat kulit payudara dalam keadaan basah dan licin. Lakukan
dengan gerakan yang sama seperti dijelaskan dalam langkah 4.