Anda di halaman 1dari 2

Poin 4 : Vidya Kusherawati

Cont’d
 Redudancy test, menentukan bahwa suatu aplikasi memproses setiap catatan hanya
sekali. Termasuk meninjau catatan jumlah dan perhitungan kembali total hash dan
total kontrol keuangan
 Audit Trail Tests, memastikan bahwa aplikasi menciptakan jejak audit yang
memadai.
 rounding error test, memverifikasi kebenaran prosedur pembulatan. Kesalahan
pembulatan dapat terjadi dalam informasi akuntansi ketika tingkat ketepatan yang
digunakan dalam perhitungan lebih besar daripada yang digunakan dalam pelaporan.

Test Data Method


Data uji diidentifikasikan dengan kode-kode khusus yang harus terpisah dari keluaran
system yang umum, baik dibuat secara manual atau dengan memodifikasi atau dengan
merancang program-program aplikasi untuk menjalankan fungsi ini. Tracing Software.
Computer fround yang sering terjadi adalah menambahkan pada computer program suatu
perintah tambahan atau instruksi khusus untuk melaksanakan proses pada saat menemukan
data denga criteria tertentu. Metoda ini memungkinkan suatu specific criteria men-trigger
fraud yang mungkin tidak kita ketemukan dengan metoda uji data yang biasa. Fraund ini
hanya bisa diketemukan jika kita memeriksa logika programnya secara detil. Process tracing
software dapat menjadi suatu cara untuk identifikasi program modules froud yang tidak
tertangkap dengan motoda audit dengan tes uji data. Tangging transactions ini juga dikenal
dengan istilah “Snapshot approach”, merupakan salah satu alternative.
Dengan teknik snaphot ini computer klien deprogram untuk dimonitor kegiatan
transaksinya. Pada aplikasi yang melibatkan volume tinggi transanksi accounts, adalah lebih
efektif jika menggunakan audit software modules pada existing client application programs.
Kelemahan audit modules ini ialah logic dari auditor terkait langsung ke program klien, dan
karena itu bisa dimodifikasi oleh teknisi klien.teknik ini menggukanak modul terprogram
yang disisipkan kedalam program aplikasi untuk memantau dan menghimpun data untuk
tujuan audit. Pada saat transaksi memasuki computer, trasaksi ini diedit dan diproses dengan
program aplikasi. Pada saat yang sama transaksi dicek oleh modul audit yang terpasang di
dalam program. Jika transaksi itu benar, maka transaksi itu dipilih oleh modul bersangkutan
dan disalin pada log audit. Secara periodic, isi log itu dicetak untuk diteleti oleh auditor.
Keunggulan teknik audit ini:
 Data mengenai transaksi yang penting untuk diaudit mudah diperoleh
 Memungkinkan semua pemrosesan dipantau walaupun tidak berkaitan langsung
dengan transaksi individual
 Dapat mendeteksi dan mencatat kemungkinan penyalahgunaan wewenang mengakses
file induk.

Kelemahan teknik ini adalah :


o Memerlukan tambahan waktu untuk memproses transaksi
o Perancangan dan implementasi modul biasanya mahal
o Memerlukan pengamanan yang lebih ketat,
o Auditor harus menetapkan criteria pemilih transaksi secara seksama.

Teknik modul audit terpasang memberikan manfaat:


 Dalam pemberiatahuan real-time. Transaksi terpilih atau akses yang terdeteksi
dipergunakan pada sebuah terminal auditor pada saat ditangkap oleh audit.
 Dalam “pelabelan” modul audit “melabeli transaksi dengan petunjuk khusus, sehingga
data mengenai pemrosesan yang bisa dikumpulkan.
 Dalam “sanapshotiting” (di sebut juga record yang diperluas), modul audit
menangkap isi bidang penyimpanan primer pada titik-titik terpilih dalam pemrosesan
transaksi terpilih oleh program aplikasi bersangkutan. Snapshot membantu auditor
menemukan kesalahan dalam logika program.
 Dalam penelusuran, systems software menangkap jejak yang lengkap dari perintah
yang dilaksanakan selama perosesan transaksi terpilih. Penelusuran juga membantu
auditor menemukan kesalahan pemrograman

The Integrated Test Facility


Integrated test facility (ITF) adalah teknik yang menempatkan serangkaian kecil catatan fiktif
di file utama. Catatan tersebut dapat saja mewakili bagian, departemen, atau kantor cabang,
pelanggan, atau pemasok fiktif.Pemrosesan transaksi uji yang memperbarui catatan fiktif ini
tidak akan mempengaruhi catatan asli. Oleh karena catatan fiktif dan yang sesungguhnya
diproses bersama-sama, para pegawai perusahaan biasanya tetap tidak menyadari bahwa
pengujian tersebut berjalan. Sistem tersebut harus membedakan catatan ITF dari catatan yang
sesungguhnya, mengumpulkan informasi atas dampak transaksi uji, serta melaporkan
hasilnya. Auditor akan membandingkan pemrosesan dengan hasil yang diharapkan, untuk
memverifikasi bahwa sistem tersebut beserta pengendaliannya beroperasi dengan benar.

Parallel Simulation
Program simulasi dapat ditulis dalam bahasa pemrograman apa pun. Namun, karena sifat dari
pekerjaan ini hanya satu kali saja dilakukan, maka pekerjaan ini lebih tepat dikerjakandengan
generator bahasa generasi keempat. Langkah-langkah yang terlibat dalam melakukan
pengujian simulasi paralel diuraikan sebagai berikut:
1. Auditor harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang aplikasi yang
sedang dikaji. Dokumentasi lengkap dan terkini dari aplikasi diperlukan untuk
merekonstruksi simulasi yang akurat.
2. Auditor kemudian harus mengidentifikasi proses dan pengendalian dalam aplikasi yang
penting bagi audit. Proses-proses inilah yang akan disimulasikan.
3. Auditor membuat simulasi menggunakan 4GL atau peranti lunak audit yang digeneralisasi
(generalized audit software – GAS).
4. Auditor menjalankan program simulasi dengan menggunakan berbagai file transaksi
produksi dan file master pilihan untuk menghasilkan serangkaian hasil.
5. Terakhir, auditor mengevaluasi dan merekonsiliasi berbagai hasil uji dibandingkan dengan
hasil-hasil yang diperoleh dalam operasi sebelumnya.

Referensi :
A Hall James. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahan Dewi Fitriasari. Salemba
Empat.
Jakarta
[Online] http://fitharikhadir.blogspot.com/2016/01/audit-sistem-informasi.html, diakses pada
3 April 2020

Anda mungkin juga menyukai