KISTA OVARIUM
Disusun Oleh:
1810064
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang” Kista
Ovarium”.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Terlepas dari segala hal tersebut, skami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isi dari makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I 1
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................ii
C. TUJUAN MASALAH.............................................................................................iii
D. MANFAAT PENULISAN........................................................................................iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI.............................................................................................................
B. KLASIFIKASI........................................................................................................
C. ETIOLOGI...........................................................................................................
D. PATOFISIOLOGI ................................................................................................
E. MANIFESTASI KLINIS.........................................................................................
F. KOMPLIKASI......................................................................................................
G. DIAGNOSE........................................................................................................
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG.............................................................................
I. PENANGANAN.................................................................................................
J. CARA PENCEGAHAN........................................................................................
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN..................................................................................................
B. SARAN............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2. Manfaat Keilmuan
A. Pengembangan keperawatan
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dan menambah
wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap
pasien dengan kista ovarium.
B. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi mahasiswa lain dalam
mengembangkan penelitian baik secara jumlah responden ataupun waktu yang
dibutuhkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau
benda seperti bubur.Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan
dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi.
Kanker Indung Telur (Kanker Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium
(indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-
70 tahun dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker ovarium bisa
menyebar secara langsung ke daerah di sekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa
menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut, sedangkan melalui pembuluh darah,
kanker bisa menyebar ke hati dan paru-paru.
Tumor kistik ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang
bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi
disamping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena itu,
tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non neoplastik
(fungsional) dan neoplastik.
A. Kista Ovarium Non Neoplastik (fungsional)
Kista Folikel
Kista folikel adalah struktur normal, fisiologis, sementara dan seringkali multiple,
yang berasal dari kegagalan resorbsi cairan folikel dari yang tidak berkembang
sempurna. Paling sering terjadi pada wanita muda yang masih menstruasi dan
merupakan kista yang paling lazim dijumpai oleh ovarium normal. Diameter kista
berkisar dari ukuran mikroskopik sampai 8 cm (rata-rata 2 cm).
Kista folikel biasanya tidak bergejala dan menghilang dengan spontan dalam
waktu < 60 hari. Jika muncul gejala, biasanya menyebabkan interval antar menstruasi
yang sangat pendek atau sangat panjang. Perdarahan intraperitoneal dan torsi
merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Kista yang terus membesar dan menetap >
60 hari memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk
kista < 4 cm adalah pemeriksaan ultrasonografi awal, pemeriksaan ulang dalam waktu 6
minggu dan sekali lagi dalam waktu 8 minggu jika kista tetap ada. Pada kista folikel >
4 cm atau jika kista kecil menetap, pemberian kontrasepsi oral selama 4 - 8 minggu
akan menyebabkan kista menghilang sendiri.
Korpus luteum disebut kista korpus luteum jika berukuran > 3 cm. Kadang-
kadang diameter kista ini dapat sebesar 10 cm (rata-rata 4 cm). Penyulit proses ini dapat
terjadi akibat perdarahan atau dari kista korpus luteum.
Kista teka lutein biasanya bilateral, kecil dan lebih jarang dibanding kista folikel
atau kista korpus luteum. Kista teka lutein diisi oleh cairan berwarna kekuning-
kuningan. Berhubungan dengan penyakit trofoblastik kehamilan (misalnya mola
hidatidosa, koriokarsinoma), kehamilan ganda atau kehamilan dengan penyulit diabetes
melitus atau sensitisasi Rh, penyakit ovarium polikistik (Sindrom Stein Leventhal), dan
pemberian zat perangsang ovulasi (misalnya klomifen atau terapi HcG). Gejala-gejala
yang timbul biasanya minimal (misalnya rasa penuh atau menekan pada pelvis),
meskipun ukuran ovarium seluruhnya dapat sebesar 10 - 20 cm.
Kistoma ovarii simpleks adalah kista yang permukaannya rata dan halus,
biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis
berisi cairan jernih yang serosa dan berwana kuning.
Kista ini berasal dari teratoma. Namun, pendapat lain mengatakan kista ini
berasal dari epitel germinativum atau mempunyai asal yang sama dengan Tumor
Brenner. Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat
besar.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif
sehingga timbul perlakatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
Selain itu, bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musim yang terus
bertambah akibat pseudomiksoma peritonei.
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya unilokular, bila
multilokular perlu di curigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak
sebesar kista musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba
massa intraabdominal dapat timbul asites.
Kista Dermoid
a. Fibroma Ovarii
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat
mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi
keras, warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang
konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut fibroma durum; sebaliknya, ada
yang cukup lunak dan disebut fibroma molle. Kalau tumor dibelah, permukaannya
biasanya homogen. Akan tetapi, pada tumor yang agak besar mungkin terdapat bagian-
bagian yang menjadi cair karena nekrosis.
b. Tumor Brenner
Besar tumor ini baraneka ragam, dari yang kecil (garis tengahnya kurang dari 5
cm) sampai yang beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada
pembelahan berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista-kista kecil
(multikistik). Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom meigs.
Tumor ini sangat jarang, dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan
30 kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5 - 16 cm
diameter. Tentang asalnya ada beberapa teori, yang mendapat dukungan ialah 2 teori,
yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkhim folikel primordial,
yang lain mengatakan dari sel adrenal aktopik dalam ovarium.
2.3. Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu
yaitu :
f. Sering stress
g. Zat polutan
2. Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang
bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
2.4. Patofisiologis
Kista serosa inklusi, di dalam kortek yang dalam timbul invaginasi dari
permukaan epitelium yang berkurang. Biasanya tunggal atau multiple, berbentuk
variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis, endometri atau epitelium tuba.
Berukuran 1 cm sampai beberapa cm.
b. Kista fungsional
· Kista folikel. Kista dibentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur
atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi.
Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis. Evaluasi lebih lanjut dengan USG atau
laparaskopi. Operasi dilakukan pada wanita sebelum pubertal, setelah menopause atau
kista lebih dari 8 cm.
· Kista tuka lutein. Ditemui pada kehamilan mola, terjadi pada 50 % dari
semua kehamilan. Dibentuk sebagai hasil lamanya slimulasi ovarium dari berlebihnya
HCG. Tindakannya adalah mengangkat mola.
Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi (putaran tangkai). Di duga kista
ini adalah jenis kistadenoma serosum yang kehilangan kelenjarnya karena tekanan
cairan dalam kista. Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
Asal tumor belum diketahui secara pasti, namun diduga berasal dari teratoma
yang pertumbuhan satu elemen mengalahkan elemen yang lain, atau berasal dari epitel
germinativum.
d. Kista endometroid.
Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium.
e. Kista dermoid.
Kebayakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar
gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormone atau komplikasi
tumor tersebut.Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala
dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
1. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
2.6. Komplikasi
2. Perputaran tangkai
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah
kedalam rungan abdomen.
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
2.7. Diagnose
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan
atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,
permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis
tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah
dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian
bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya kehamilan
atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat dan disertai
pemeriksaan tambahan.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium,
maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor
nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-
gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat
peradangan tidak dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik umumnya
tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan
dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,
pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasintesis
fungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.
2.9. Penanganan
Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah
histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang
masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah,
dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengassn melakukan operasi
yang tidak seberapa radikal.
Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko Anda mengalami kanker
ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko
kanker ovarium. Perempuan yang berada pada risiko yang sangat tinggi mengalami
kanker ovarium dapat memilih untuk memiliki indung telur mereka diangkat sebagai
cara untuk mencegah penyakit. Operasi ini, dikenal sebagai profilaksis ooforektomi,
dianjurkan terutama bagi perempuan yang telah dites positif untuk mutasi gen BRCA
atau wanita yang mempunyai sejarah keluarga yang kuat payudara dan kanker ovarium,
bahkan jika tidak ada mutasi genetik yang telah diidentifikasi. Studi menunjukkan
bahwa ooforektomi profilaksis menurunkan risiko kanker ovarium hingga 95 persen,
dan mengurangi risiko kanker payudara hingga 50 persen, jika ovarium diangkat
sebelum menopause. Profilaksis ooforektomi mengurangi, tetapi tidak sepenuhnya
menghilangkan, risiko kanker ovarium. Karena kanker ovarium biasanya berkembang
di lapisan tipis rongga perut yang meliputi ovarium, wanita yang pernah diangkat
indung telur mereka masih bisa mendapatkan yang serupa, tetapi jarang bentuk kanker
yang disebut kanker peritoneal primer. Selain itu, profilaksis ooforektomi menginduksi
menopause dini, yang dengan sendirinya mungkin memiliki dampak negatif pada
kesehatan Anda, termasuk peningkatan risiko osteoporosis, penyakit jantung dan
kondisi lain. Jika Anda sedang mempertimbangkan setelah prosedur ini dilakukan,
pastikan untuk membahas pro dan kontra dengan dokter Anda.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kista ovarium paling sering berupa kista folikel atau kista korpus luteum yang
dapat menyebabkan amonorea yaitu kondisi ketiadaan menstruasi atau periode loncatan
menstruasi. Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de
graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari
epithelium ovarium.
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset Bandung.
F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko S.(et al).
2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. 2005. Tumor Jinak Pada Alat-alat Genital. In :
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan. Edisi
ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
William Helm, C.. 2005. Ovarian Cysts. American College of Obstetricians and
Gynecologists.