Oleh : Kelompok 2
1. Andini (PO.71.24.1.18.002)
2. Azalia Meinatasha (PO.71.24.1.18.006)
3. Dahliah (PO.71.24.1.18.008)
4. Desti Trinanda (PO.71.24.1.18.010)
5. Devisca Vita Novalanda (PO.71.24.1.18.011)
6. Elis Safitri (PO.71.24.1.18.014)
7. Hafifa Asiah Nur Annisa (PO.71.24.1.18.017)
8. Irma Diana Agustanti (PO.71.24.1.18.020)
9. Khofifah (PO.71.24.1.18.021)
10. Nora Centika (PO.71.24.1.18.027)
11. Salsana Rohmia (PO.71.24.1.18.032)
12. Shella Aurellia (PO.71.24.1.18.034)
13. Wulandari (PO.71.24.1.18.038)
Kelas : 1 Reguler A
2020
Kata Pengantar
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut
mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari
para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara
formal inaupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau
presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin
dimintakan dukun~an dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi
secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan
program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik
dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas
lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah
para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan
sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier)
7
sasial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat
(sasaran sekunder).
8
undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk
mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).
9
mereorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat
penting.
10
3. Metode Pendekatan Promosi Kesehatan
b. Pendekatan Edukasional
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan
memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan
membuat keputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada.
Informasi tentang kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali
nilai dan sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri.
Bantuan dalam melaksanakan keputusan-keputusan itu dan
mengadopsi praktek kesehatan baru dapat pula ditawarkan, program
pendidikan kesehatan sekolah, misalnya menekankan membantu murid
mempelajari ketrampilan hidup sehat, tidak hanya memperoleh
pengetahuannya. orang-orang yang mendukung pendekatan ini akan
memberi arti tinggi bagi proses pendidikan, akan menghargai hal
individu untuk memilih perilaku mereka sendiri, dan akan melihatnya
sebagai tanggung jawab mereka mengangkat bersama persoalan-
persoalan kesehatan yang mereka anggap menjadi hal yang paling baik
bagi klien mereka.
11
C. Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
Hal ini bukan hal umum untuk promosi kesehatan dikelirukan dengan
pendidikan kesehatan. Istilah ini tidak seharusnya digunakan dengan dapat
dipertukarkan. Promosi kesehatan mencakup seluruh aktivitas yang bertujuan
untuk mempromosikan gaya hidup sehat; pendidikan kesehatan merupakan
bagian integral dari prosesnya. Dines dan Crib (1993) menggambarkan promosi
kesehatan sebagai istilah cakupan luas dibandingkan pendidikan kesehatan dan
menunjuk kepada’pendidikan kesehatan plus’.
Pendekatan ini dimulai sejak abad ke-19 di mana masyarakat diajari dan
meningkat kegelisahannya dipandu ke gaya hidup sehat untuk mencegah
penyakit. Sasaran dari pendidikan kesehatan modern adalah bekerja dengan
pendekatan individual sebuah tingkat atau bagian dari kesehatan melalui
strategi kemungkinan. Hal ini menggunakan dasar yang terfasilitasi.
Pengenalan pendekatan membujuk dan peningkatan kegelisahan diproduktifkan
untuk hal pokok da penghargaan kesehatan. Landasan dari pendidikan
kesehatan modern adalah pemberdayaan(Tones 1992). Pendidikan kesehatan
modern dilihat sebagai elemen penting dalam promosi kesehatan. Bidan secara
aktif termasuk ke dalam bagian antara promosi kesehatan dan pendidikan
kesehatan dan memiliki relasi yang unik dengan perempuan dan keluarganya
untuk mempengaruhi penggunaan gaya hidup sehat.
12
D. Contoh Kasus
13
Siapa saja Orang-orang yang melakukan isolasi diri: Seseorang yang
sakit, namun tidak memiliki risiko penyakit penyerta lainnya. Orang Dalam
Pemantauan (ODP) yang memiliki gejala demam/gejala pernapasan dengan
riwayat dari negara/area transmisi lokal. Orang yang tidak menunjukkan gejala
tapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19. Lama waktu isolasi
diri selama 14 hari hingga hasil pemeriksaan sampel di laboratorium diketahui.
Hal-hal yang dilakukan selama isolasi diri: Tinggal di rumah, jangan
pergi bekerja dan ke ruang publik. Gunakan kamar terpisah di rumah dari
anggota keluarga lainnya. Jika memungkinkan, upayakan menjaga jarak
setidaknya 1 meter dari anggota keluarga lain. Gunakan selalu masker selama
masa isolasi diri. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis
seperti batuk atau kesulitan bernapas. Hindari pemakaian bersama peralatan
makan (piring, sendok, garpu, gelas) dan peralatan mandi (handuk, sikat gigi,
gayung), dan sprei. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
mengonsumsi makanan bergizi, membersihkan tangan secara rutin, mencuci
tangan dengan sabun serta air mengalir, dan lakukan etika batuk/bersin. Berada
di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi. Jaga
kebersihan rumah dengan cairan desinfektan. Segera hubungi fasilitas
pelayanan kesehatan jika sakit memburuk (seperti sesak napas) untuk dirawat
lebih lanjut.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) didefinisikan ketika seseorang tidak
menunjukkan gejala, tetapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif
Covid-19 dan/atau orang dengan gemam/gejala pernapasan dengan riwayat dari
negara/area transmisi lokal. Pemantauan diri sendiri Hal-hal yang dilakukan
saat pemantauan diri sendiri: Lakukan observasi/pemantauan diri sendiri di
rumah. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti
batuk dan sulit bernapas. Jika ada gejala, laporkan ke petugas di fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat. Jika hasil pemeriksaan sampel dinyatakan
positif, maka lakukan isolasi diri sendiri. Apabila memiliki penyakit bawaan
berdasarkan rekomendasi petugas kesehatan, maka dilakukan perawatan di
rumah sakit.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/17/173000165/berikut-protokol-isolasi-diri-
ala-kemenkes-terkait-penanganan-virus-corona.
14
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Sari Hardiyanto
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan
kegiatan terdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan
lainnya. Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya
kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan
sehingga masyarkat dapat menerima dan meneruskan kegiatan dengan
sumberdaya yang dimiliki
Pendekatan yang biasa digunakan oleh tenaga kesehatan bisa
menghasilkan efek negatif atau positif pada kebiasaan seseorang. Pemilihan
pendekatan merupakan faktor terbesar oleh interpretasi personal dan
pemahaman kesehatan dan promosi kesehatan. Pada pendekatan yang terpusat
pada klien memerlukan kerja sama antara promotor dan klien. Klien dihargai
sama yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
berkontribusi dan siapa yang mempunyai hak absolute untuk mengontrol
tujuan kesehatan mereka sendiri. Sedangkan pada pendekatan edukasi
promotor memberikan pengetahuan dan informasi kepada klien yang
mengharapkan klien mengerti dan merubah prilaku serta berprilaku seperti
yang telah diinformasikan.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Sofyan,Asep.2009.PromosiKesehatan.http://bermenschool.wordpress.com/2009/0
1/04/promosi-kesehatan/. Diakses pada tanggal 17 Maret 2020.
16