Anda di halaman 1dari 16

Pendekatan Berpusat pada Klien dan Pendekatan Edukasi

Oleh : Kelompok 2
1. Andini (PO.71.24.1.18.002)
2. Azalia Meinatasha (PO.71.24.1.18.006)
3. Dahliah (PO.71.24.1.18.008)
4. Desti Trinanda (PO.71.24.1.18.010)
5. Devisca Vita Novalanda (PO.71.24.1.18.011)
6. Elis Safitri (PO.71.24.1.18.014)
7. Hafifa Asiah Nur Annisa (PO.71.24.1.18.017)
8. Irma Diana Agustanti (PO.71.24.1.18.020)
9. Khofifah (PO.71.24.1.18.021)
10. Nora Centika (PO.71.24.1.18.027)
11. Salsana Rohmia (PO.71.24.1.18.032)
12. Shella Aurellia (PO.71.24.1.18.034)
13. Wulandari (PO.71.24.1.18.038)

Kelas : 1 Reguler A

Dosen Pengampuh : Rina Nursanti, SKM, M.Kes.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

2020
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillaah penyusun ucapkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dengan kekuatan pikiran dan
keterbukaan hati, penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai promosi
kesehatan dengan judul “Pendekatan Berpusat pada Klien dan Pendekatan
Edukasi” guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan Program Studi
DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang

Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan banyak terima kasih


kepada dosen pengampuh mata kuliah promosi kesehatan dan teman- teman
kelompok 2 yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu masih


jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang sifatnya membangun untuk kelengkapan tulisan ini ke depan agar
dapat berguna bagi kita semua.

Palembang, Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Promosi Kesehatan ............................................................ 6
B. Pendekatan Promosi Kesehatan
- Strategi Pendekatan Global ............................................................... 6
- Strategi Berdasarkan Otawa Chapter ................................................ 8
- Metode Pendekatan Promosi Kesehatan ........................................... 11
C. Promosi Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan .................................. 12
D. Contoh Kasus ...................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya pelayanan


kesehatan yang berorientasi pada penyampaian informasi tentang kesehatan
guna penanaman pengetahuan tentang kesehatan sehingga tumbuh kesadaran
untuk hidup sehat. Penerapan promosi kesehatan di lapangan biasanya melalui
pendidikan kesehatan dan penyuluhan kesehatan.

Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu


kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari
sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan
penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap
program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit
menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi
lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan
lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi
kesehatan.

Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau


pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi
dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?

2. Bagaimana pendekatan promosi kesehatan

3. Apa itu pendekatan yang berpusat pada klien?

4. Apa itu pendekatan edukasi?

4
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian promosi kesehatan

2. Mengetahui pendekatan promosi kesehatan

3. Mengetahui apa itu pendekatan yang berpusat pada klien

4. Mengetahui apa itu pendekatan edukasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan adalah merupakan revitalisasi dari pendidikan


kesehatan pada masa yang lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan tidak
hanya merupakan proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan
peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga sebagai
upaya yang mampu menjembatani perubahan prilaku, baik di dalam
masyarakat maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Perubahan
lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi kesehatan meliputi,
lingkungan fisik-non fisik, sosial budaya, ekonomi, dan politik. Promosi
kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam dukungan baik pendidikan,
organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan
lingkungan (Mubarak dkk., 2007)

Menurut WHO (Fitriani,2011) Promosi kesehatan sebagai “The process


of enabling individuals and communities increases control over the
determinants of health and there by improve their health” (Proses yang
mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
mereka mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya).

B. Pendekatan Promosi Kesehatan


1. Strategi Pendekatan Global
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara
global ini terdiri dari 3 hal, yaitu:
a. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar
orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang
diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah
pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di

6
berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut
mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari
para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara
formal inaupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau
presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin
dimintakan dukun~an dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi
secara informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan
program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik
dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas
lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah
para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan
sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran tertier)

b. Dukungan Sosial (Social support)


Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh
masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah
agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan
sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima
program) kesehatan.
Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada
dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar
masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program
kesehatan tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan
sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif
terliadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain:
pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, bimbingan kepada
toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan

7
sasial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat
(sasaran sekunder).

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)


Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan).
Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai
kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-
pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income
gener¬ating skill). Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga
akan berdampak terhadap kemampuan dalam peme¬liharan kesehatan
mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa,
berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan semacam ini di
masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk kesehatan. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan
masyarakat adalah masyarakat (sasaran primer).

2. Strategi Berdasarkan Otawa Chapter


Konferensi lnternasional Promosi Kesehatan di Ottawa¬ Canada pada
tahun 1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Di dalam Piagam
Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang
mencakup 5 butir, yaitu:
a. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Healthy Public Policy)
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para
penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-
kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan
perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan,
perundangan, surat-surat keputusan, dan sebagainya, selalu berwawasan atau
berorientasi kepada kesehatan publik. Misalnya, ada paraturan atau undang-

8
undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk
mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).

b. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)


Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk
pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana¬prasarana atau fasilitas
yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-
kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang
mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara lain: tersedianya
temp at sampah, tersedianya temp at buang air besar/kecil, tersedianya air
bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya.
Dengan perkataan lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar,
terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall, dan sebagainya, harus
menyedia¬kan sarana-prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi
pengunjungnya.

c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)


Sudah nienjadi pemahaman masyarakat pada umumnya, bahwa dalam
pelayanan kesehatan itu ada "provider" dan "con¬sumer". Penyelenggara
(penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta dan
masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan.
Pemahaman semacam ini harus diubah, harus direorientasi lagi, bahwa
masyarakat bukan hanya sekadar pengguna atau penerima pelayanan
kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara juga, dalam batas¬-
batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini adalah, para
penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus
melibatkan, bahkan member¬dayakan masyarakat agar mereka juga dapat
berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga
seka¬ligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan masayarakat. Dalam

9
mereorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat
penting.

d. Keterampilan individu (Personnel Skill)


Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang rerdiri dari
individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab, itu, kesehatan
masyarakat akan terwujud apabila kesehatan individu-individu, keluarga-
keluarga, dan kelompok¬kelompok terse but terwujud. Oleh sebab itu,
strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnel skill)
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting.
Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan
meningkatan kesehatan mereka ini adalah mem¬berikan pemahaman-
pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara
kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke
fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya.
Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual
daripada massa.

e. Gerakan Masyarakat (Community Action)


Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi
promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada
gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu, promosi
kesehatan harus men¬dorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat
dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masya¬rakat
di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kon¬dusif untuk
kesehatan, atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatan mereka.

10
3. Metode Pendekatan Promosi Kesehatan

a. Pendekatan Berpusat Pada Klien


Pendekatan ini berdasar pada hubungan seimbang antara profesi
kesehatan dengan klien. Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan
klien agar dapat membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka
ketahui dan lakukan, dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri
sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka. Peran promotor kesehatan
adalah bertindak sebagai fasilitator, membantu orang mengidentifikasi
kepedulian-kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan serta
ketrampilan yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan.
Pemberdayaan diri sendiri klien dilihat sebagai central dari tujuan ini. Klien
dihargai sama yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
berkontribusi dan siapa yang mempunyai hak absolute untuk mengontrol
tujuan kesehatan mereka sendiri.

b. Pendekatan Edukasional
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan
memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan
membuat keputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada.
Informasi tentang kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali
nilai dan sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri.
Bantuan dalam melaksanakan keputusan-keputusan itu dan
mengadopsi praktek kesehatan baru dapat pula ditawarkan, program
pendidikan kesehatan sekolah, misalnya menekankan membantu murid
mempelajari ketrampilan hidup sehat, tidak hanya memperoleh
pengetahuannya. orang-orang yang mendukung pendekatan ini akan
memberi arti tinggi bagi proses pendidikan, akan menghargai hal
individu untuk memilih perilaku mereka sendiri, dan akan melihatnya
sebagai tanggung jawab mereka mengangkat bersama persoalan-
persoalan kesehatan yang mereka anggap menjadi hal yang paling baik
bagi klien mereka.

11
C. Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan

Hal ini bukan hal umum untuk promosi kesehatan dikelirukan dengan
pendidikan kesehatan. Istilah ini tidak seharusnya digunakan dengan dapat
dipertukarkan. Promosi kesehatan mencakup seluruh aktivitas yang bertujuan
untuk mempromosikan gaya hidup sehat; pendidikan kesehatan merupakan
bagian integral dari prosesnya. Dines dan Crib (1993) menggambarkan promosi
kesehatan sebagai istilah cakupan luas dibandingkan pendidikan kesehatan dan
menunjuk kepada’pendidikan kesehatan plus’.

Penjelasan ini menyediakan sedikit kejelasan untuk cakupan promosi


kesehatan. Aktivitas promosi kesehatan yang termasuk, contohnya,
pengembangan komunitas kerja dan aksi politik menyimpang di luar jangkauan
promosi kesehatan dan dicakup dalam didiplin promosi kesehatan yang lebih
luas. Pendekatan tradisional ke dalam pendidikan kesehatan ditujukan untuk
mencegah penyakit, dalam meningkatkan gaya hidup sehat.

Pendekatan ini dimulai sejak abad ke-19 di mana masyarakat diajari dan
meningkat kegelisahannya dipandu ke gaya hidup sehat untuk mencegah
penyakit. Sasaran dari pendidikan kesehatan modern adalah bekerja dengan
pendekatan individual sebuah tingkat atau bagian dari kesehatan melalui
strategi kemungkinan. Hal ini menggunakan dasar yang terfasilitasi.
Pengenalan pendekatan membujuk dan peningkatan kegelisahan diproduktifkan
untuk hal pokok da penghargaan kesehatan. Landasan dari pendidikan
kesehatan modern adalah pemberdayaan(Tones 1992). Pendidikan kesehatan
modern dilihat sebagai elemen penting dalam promosi kesehatan. Bidan secara
aktif termasuk ke dalam bagian antara promosi kesehatan dan pendidikan
kesehatan dan memiliki relasi yang unik dengan perempuan dan keluarganya
untuk mempengaruhi penggunaan gaya hidup sehat.

12
D. Contoh Kasus

Data Terbaru Virus Corona : Total Kasus Positif Melonjak Jadi


172, Pemerintah Protokol Isolasi Diri
Tim kompas.com – kompasnews
Selasa, 17 maret 2020 15:49 WIB
Jakarta - Total kasus positif virus Corona (COVID-19) melonjak
menjadi 172 orang. Untuk kasus yang meninggal dunia disebutkan masih sama,
yaitu 5 orang. "Terkait dengan data terakhir yang kita rilis adalah 134 orang
confirmed positif dengan angka kematian 5 orang," kata juru bicara pemerintah
untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers
yang disiarkan langsung melalui akun YouTube, Selasa (17/3/2020).
Lantas, menurut Yuri ada penambahan kasus pada 15 Maret 2020
sebanyak 12 kasus. Data itu kembali diperbarui dan bertambah menjadi total
172 kasus positif. "Tadi malam sudah saya cek lagi, ada penambahan kasus di
data sore sampai dengan malam hari sebanyak 12 kasus sehingga sampai
dengan tanggal 15 (Maret) menjadi 146 kasus," kata Yuri.
"Kemudian tanggal 15 kita sudah himpun datanya dari pagi sampai
dengan malam ada penambahan kasus baru lagi sebanyak 20 orang dari
pemeriksaan spesimen yang dilaksanakan Badan Litbang Kesehatan dan
ditambah lagi 6 orang dari spesimen yang diperiksa oleh Universitas Airlangga
sehingga total saat ini 172 kasus di mana kasus meninggal tetap 5," imbuhnya.
Kementerian Kesehatan sendiri telah mengeluarkan protokol isolasi diri
sendiri dalam penanganan virus corona pada Selasa (17/3/2020). Protokol
tersebut ada dalam Surat Edaran HK.02.01/MENKES/202/2020 tentang
Protokol Isolasi diri sendiri dalam penanganan coronavirus disease. Jika sakit,
tetap di rumah. Hal-hal yang harus dilakukan: Jangan pergi bekerja, sekolah,
atau pergi ke ruang publik. Hal ini untuk menghindari penularan Covid-19 ke
orang lain. Harus mengisolasi diri dan memantau diri sendiri untuk
menghindari kemungkinan penularan kepada orang-orang di sekitar, termasuk
keluarga. Melaporkan kepada fasilitas kesehatan terdekat tentang kondisi
kesehatan, riwayat kontak dengan pasien Covid-19, atau riwayat perjalanan
dari negara/area transmisi lokal.

13
Siapa saja Orang-orang yang melakukan isolasi diri: Seseorang yang
sakit, namun tidak memiliki risiko penyakit penyerta lainnya. Orang Dalam
Pemantauan (ODP) yang memiliki gejala demam/gejala pernapasan dengan
riwayat dari negara/area transmisi lokal. Orang yang tidak menunjukkan gejala
tapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19. Lama waktu isolasi
diri selama 14 hari hingga hasil pemeriksaan sampel di laboratorium diketahui.
Hal-hal yang dilakukan selama isolasi diri: Tinggal di rumah, jangan
pergi bekerja dan ke ruang publik. Gunakan kamar terpisah di rumah dari
anggota keluarga lainnya. Jika memungkinkan, upayakan menjaga jarak
setidaknya 1 meter dari anggota keluarga lain. Gunakan selalu masker selama
masa isolasi diri. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis
seperti batuk atau kesulitan bernapas. Hindari pemakaian bersama peralatan
makan (piring, sendok, garpu, gelas) dan peralatan mandi (handuk, sikat gigi,
gayung), dan sprei. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
mengonsumsi makanan bergizi, membersihkan tangan secara rutin, mencuci
tangan dengan sabun serta air mengalir, dan lakukan etika batuk/bersin. Berada
di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi. Jaga
kebersihan rumah dengan cairan desinfektan. Segera hubungi fasilitas
pelayanan kesehatan jika sakit memburuk (seperti sesak napas) untuk dirawat
lebih lanjut.
Orang Dalam Pemantauan (ODP) didefinisikan ketika seseorang tidak
menunjukkan gejala, tetapi pernah memiliki kontak erat dengan pasien positif
Covid-19 dan/atau orang dengan gemam/gejala pernapasan dengan riwayat dari
negara/area transmisi lokal. Pemantauan diri sendiri Hal-hal yang dilakukan
saat pemantauan diri sendiri: Lakukan observasi/pemantauan diri sendiri di
rumah. Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti
batuk dan sulit bernapas. Jika ada gejala, laporkan ke petugas di fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat. Jika hasil pemeriksaan sampel dinyatakan
positif, maka lakukan isolasi diri sendiri. Apabila memiliki penyakit bawaan
berdasarkan rekomendasi petugas kesehatan, maka dilakukan perawatan di
rumah sakit.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/17/173000165/berikut-protokol-isolasi-diri-
ala-kemenkes-terkait-penanganan-virus-corona.

14
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Sari Hardiyanto
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan
kegiatan terdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan
lainnya. Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya
kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan
sehingga masyarkat dapat menerima dan meneruskan kegiatan dengan
sumberdaya yang dimiliki
Pendekatan yang biasa digunakan oleh tenaga kesehatan bisa
menghasilkan efek negatif atau positif pada kebiasaan seseorang. Pemilihan
pendekatan merupakan faktor terbesar oleh interpretasi personal dan
pemahaman kesehatan dan promosi kesehatan. Pada pendekatan yang terpusat
pada klien memerlukan kerja sama antara promotor dan klien. Klien dihargai
sama yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
berkontribusi dan siapa yang mempunyai hak absolute untuk mengontrol
tujuan kesehatan mereka sendiri. Sedangkan pada pendekatan edukasi
promotor memberikan pengetahuan dan informasi kepada klien yang
mengharapkan klien mengerti dan merubah prilaku serta berprilaku seperti
yang telah diinformasikan.

B. Saran

Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja


sama dengan pihak-pihak yang berpengaruh dalam upaya peningkatan
kesehatan masyarakat. Dan melaksanakan evaluasi dan audit yang
jugamerupakan mekanisme untuk menentukan kebutuhan kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2009. Komunikasi dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan.


http://driyamedia.co.cc/metodologi/devcommkombang/komunikasi-dalam-
pendidikan-dan-promosi-kesehatan.html. Diakses pada tanggal 17 Maret
2020.

Nurmala, Ina dkk. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya : Airlangga University


Press

Sofyan,Asep.2009.PromosiKesehatan.http://bermenschool.wordpress.com/2009/0
1/04/promosi-kesehatan/. Diakses pada tanggal 17 Maret 2020.

Tim Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan. 2007. Sejarah Promosi Kesehatan.


http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=225&pg=4. Diakses
pada tanggal 17 Maret 2020.

16

Anda mungkin juga menyukai