Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

PERSESPSI MASYARAKAT KOTA TASIKMALAYA


TENTANG PENYEBAB DAN PENCEGAHAN
PENYAKIT TUBERKULOSIS

Chita Widia, SPd., SKep., MKM

Program Studi D-III Keperawatan


STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya
Juni 2014

ABSTRAK

TB paru merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di
dunia bahkan pada tahun 2003 WHO mencanangkan TB sebagai global emergency. Indonesia berada
di urutan ke-3setelah Cina dan India sebagai penyumbang penderita TB di dunia dengan angka
kematian akibat TB yang amat tinggi, Asia termasuk episenter epidemi TB di dunia. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Kota Tasikmalaya mengenai tuberculosis,penularan,
factor resiko dam pencegahan tuberculosis paru. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian
kualitatif, subyek penelitian adalah masyarakat kota Tasikmalaya, data dikumpulkan dengan
menggunakan metode wawancara ethnografi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
dari 20 responden 25% menyatakan bahwa tuberculosis paru merupakan batuk berdahak bercampur
darah, 25% responden menyatakan bahwa Tuberkulosis paru disebabkan oleh kuman dan bakteri, 45%
responden menyebutkan bahwa tuberculosis dapat menular ketika percikan ludah atau dahak penderita
tuberculosis terhirup, 70% responden menyebutkan bahwa upaya terbaik untuk menghindari penularan
tuberculosis paru adalah dengan menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dan tidak meludah
disembarang tempat . Perlu dilakukan penelitian lainnya yang berkaitan dengan sikap dan perilaku
masyarakat yang dapat mempengaruhi kejadian tuberkulosis paru serta meningkatkan upaya promosi
kesehatan.

Kata Kunci: Pengertian,Penyebab, Pencegahan Tuberkulosis Paru

PENDAHULUAN countries terhadap TB termasuk


Tuberkulosis (TB) merupakan Indonesia.2,3
masalah kesehatan global. Pada tahun Menurut laporan WHO, estimasi
2012, diperkirakan 8.6 juta orang incidencerate TB Indonesia mengalami
terjangkit TB dan 1.3 juta orang peningkatan, padatahun 2003 berdasarkan
meninggal (termasuk 320 000 kematian pemeriksaan sputum (basiltahan asam /
pada individu dengan HIV-positif).1 BTA) adalah sebesar 128 per
TB paru merupakan salah satu 100.000.Sedangkan pada tahun 2005
penyakit infeksi yang menjadi masalah estimasi incidence rateTB adalah
utama kesehatan masyarakat di dunia sebanyak 675 per 100.000 dan estimasi
bahkan pada tahun 2003 WHO incidende rate TB 2012 adalah Incidence
mencanangkan TB sebagai global (includes HIV+TB) 460 (380–540) 185
emergency. Indonesia berada di urutan ke- (153–220) dan Incidence (includes
3setelah Cina dan India sebagai HIV+TB) 460 (380–540) 185 (153–220)
penyumbang penderita TB di dunia dan Incidence (HIV+TB only) 7.5 (5.6–
dengan angka kematian akibat TB yang 9.7) 3.1 (2.3–3.9) per 1000 .3,4
amat tinggi, Asia termasuk episenter Tuberkulosis paru adalah penyakit
epidemi TB di dunia. 2 yang dikendalikan oleh respon imunitas
Tuberkulosis merupakan penyebab yang diperantarai sel. Sel efektor adalah
kematian nomor dua setelah penyakit makrofag, dan limfosit (biasanya limfosit
jantung pembuluh darah. WHO dalam T) ini merupakan sel imunoresponsif. Tipe
anual report on global TB control 2003 imunitas seperti ini biasanya lokaldan
menyatakan terdapat 22 negara melibatkan makrofag yang diaktifkan di
dikategorikan sebagai high burden tempat infeksi oleh limfosit dan

14
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

limfokinnya. Respon ini disebut sebagai perumahan yang meliputi penyediaan air
reaksi hipersensitivitas bersih dan pengolahan limbah.Faktor
selular (lambat). 5,6 risiko dan lingkungan pada bangunan
Tuberkulosis (TB) adalah rumah yang dapat mempengaruhi kejadian
penyakit infeksi menular langsung yang penyakit maupun kecelakaan antara lain
disebabkan oleh Mycobacterium ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian,
tuberculosis. Kuman ini paling sering kelembaban ruangan, binatang penular
menyerang organ paru dengan sumber penyakit, penyediaan air bersih, limbah
penularan adalah pasien TB BTA positif.7 rumah tangga, hingga penghuni dalam
TB Paru merupakan penyakit menular rumah.12,13
yang mengancam kesehatan masyarakat di Kondisi kesehatan lingkungan
seluruh dunia, terutama di negara-negara rumah berpengaruh secara tidak langsung
yang sedang berkembang.8 TB Paru terhadap kejadian penyakit TB paru,
merupakan penyebab kematian nomor tiga karena lingkungan rumah yang kurang
terbesar setelah penyakit. 9 memenuhi syarat kesehatan akan
Indonesia dikategorikan sebagai mempengaruhi jumlah atau kepadatan
negara “berpanghasilan menengah”. kuman dalam rumah tersebut, termasuk
Dikatakan seperti itu karena penghasilan kuman Mycobacterium tuberculosis.
masyarakat Indonesia berdasarkan Gross Hubungan penyakit tuberculosis paru
national Index (GNI), yang dihitung dari dipengaruhi oleh kebersihan udara karena
nilai pasar total dari barang dan jasa yang rumah yang terlalu sempit (terlalubanyak
dihasilkan oleh suatu negara dalam penghuninnya) maka ruangan akan
periode tertentu, maka penghasilan kekurangan oksigen sehingga akan
perkapita Indonesia tahun 2007 adalah $ menyebabkan menurunnya daya tahan
1.650. Nilai ini setara dengan Rp. tubuh sehingga memudahkan terjadinya
1.250.000 per bulan. Jika dibandingkan penyakit.14
dengan negara lain, maka Indonesia Lingkungan dan rumah yang tidak
masuk urutan ke-142 dari 209 negara di sehat seperti pencahayaan rumah yang
dunia.10 kurang (terutama cahaya matahari),
Indonesia bertekad dapat kurangnya ventilasi rumah, kondisi
mencapai MDGs pada 2015. Delapan ruangan yang lembab, hunian yang terlalu
tujuan MDGs yang harus di laksanakan padat mengakibatkan kadar CO2 di rumah
oleh setiap negara yang meningkat. Peningkatan CO2, sangat
mendeklarasikannya yaitu; 1) mendukung perkembangan bakteri. Hal ini
menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, di karenakan Mycobacterium tuberculosis
2) mencapai pendidikan dasar untuk adalah aerob obligat dan mendapatkan
semua, 3) mendorong kesetaraan gender energi dari oksidasi banyak komponen
dan pemberdayaan perempuan, 4) karbon sederhana.15,16
menurunkan angka kematian anak, 5) Dua puluh tahun belakangan ini,
meningkatkan kesehatan ibu, 6) setelah WHO mendeklarasikan TB
memerangi HIV/AIDS, malaria dan sebagai masalah kesehatan masyarakat
penyakit menular lainnya, 7) memastikan yang emergensi, dan dijadikan progress
kelestarian lingkungan hidup, dan 8) mayor pada global target 2015 yang
mengembangkan kemitraan global untuk tercantum dalam tujuan pencapaian
pembangunan. Indonesia sebagai salah Millenium Development Goals (MDGs).1
satu negara yang ikut dalam Upaya pencapaian MDGs
mendeglarasikan tujuan MDGs memiliki merupakan sebuah rangkaian proses
kewajiban untuk melaksanakan upaya jangka panjang berkesinambungan. Hal ini
untuk mencapai target MDGs dan bukan merupakan hal yang mudah,
memonitor perkembangan kemajuan terutama pada saat Indonesia masih berada
pencapaian. 11 pada masa transisi memulihkan diri dari
Kondisi rumah dan lingkungan krisis multidimensional yang diawali
yang tidak memenuhi syarat kesehatan dengan krisis ekonomi-moneter pada
merupakan factor risiko sumber penularan tahun 1997, menuju pemerintahan yang
penyakit TBC. Sumber penularan penyakit lebih demokratis dan melaksanakan
ini erat kaitannya dengan kondisi sanitasi reformasi dihampir seluruh bidang
15
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

kehidupan. Hal ini membutuhkan Hasil penelitian ini digunakan sebagai


kerjasama dari semua lapisan masyarakat pedoman untuk memberikan fokus
mulai dari pemerintah, masyarakat, dunia penyuluhan terbaik yang akan
usaha, dunia politik, dan institusi diberikan kepada masyarakat dalam
akademis.12 rangka pencegahan tuberkulosis.
Serangan penyakit Tuberculosis-
Multidrug Resistant Tuberculosis 1.4.2 Manfaat Praktis
(TBMDR) yang kebal dari pengobatan, a. Bagi Pemerintah
mengalami kenaikan di Kota Tasikmalaya. Sebagai masukan bagi pemerintah
Pada awal tahun 2012 hanya tercatat Kota Tasikmalaya untuk
empat orang. Hingga Mei 2013, jumlah mengevaluasi kegiatan pelaksanaan
penderita TBMDR di Tasikmalaya promosi kesehatan bagi
melonjak menjadi 10 orang, satu di masyarakatnya sebagai upaya untuk
antaranya meninggal. Data yang dihimpun mengurangi jumlah penderita TB.
dari kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) b. Bagi Peneliti
Kota Tasikmalaya, Selasa (21/5/2013), Untuk memperluas wawasan tentang
menyebutkan sejauh ini ada sekitar 115 strategi pemerintah dalam
warga Kota Tasimalaya yang suspect mengentaskan dan mengurangi jumlah
TBMDR. Setelah dilakukan pemeriksaan penderita TB di Kota Tasikmalaya,
di Balai Laborarotium Kesehatan Dinkes dan sebagai bentuk pelaksanaan tri
Jabar, jumlah yang positif TBMDR dharma perguruan tinggi yaitu
tercatat hanya 10 orang. penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah c. Bagi STIKes Bakti Tunas Husada
Dari latar belakang di atas, selanjutnya Tasikmalaya
rumusan masalah yang akan diteliti Untuk menambah koleksi hasil-hasil
adalah: penelitian, khususnya yang
1. Bagaimana persepsi masyarakat kota menyangkut keperawatan komunitas
Tasikmalaya mengenai tuberkulosis? yang berkaitan dengan penyakit yang
2. Bagaimana persepsi masyarakat kota menjadi trend topik.
Tasikmalaya mengenai penularan
tuberkulosis? SUBJEK DAN METODA
3. Bagaimana persepsi masyarakat kota PENELITIAN
Tasikmalaya mengenai faktor resiko 3.1 Subyek Penelitian
yang dapat menyebabkan Untuk menentukan subyek
tuberkulosis? penelitian supaya dapat menjaring
4. Bagaimana persepsi masyarakat kota informasi yang memadai agar dapat
Tasikmalaya mengenai pencegahan menemukan suatu model persepsi
tuberkulosis? masyarakat, maka semua informasi akan
digali langsung dari masyarakat kota
1.3 Tujuan Penelitian Tasikmalaya, dengan menggunakan
1. Mengetahui persepsi masyarakat Kota metode wawancara ethnografi. Dengan
Tasikmalaya mengenai tuberkulosis cara sebagai berikut: setelah syarat
2. Mengetahui persepsi masyarakat administrative terpenuhi untuk melakukan
Kota Tasikmalaya mengenai penelitian, peneliti akan menghubungi
penularan tuberkulosis informan untuk menggali data. Perubahan
3. Mengetahui persepsi masyarakat Kota selama ada di lapangan sangat
Tasikmalaya mengenai faktor resiko dimungkinkan selaras dengan
yang dapat menyebabkan tuberkulosis perkembangan permasalahan yang terjadi.
4. Mengetahui persepsi masyarakat Kota
Tasikmalaya mengenai pencegahan 3.2 Metoda Penelitian
tuberkulosis 3.2.1 Rancangan Penelitian
Untuk memudahkan memasuki
1.4 Manfaat Penelitian setting penelitian, maka peneliti mula-
1.4.1 Manfaat Teoretis mula akan berkenalan secara umum
selanjutnya kepada calon subyek

16
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

penelitian akan diadakan pendekatan (2) Pengambilan sampel mudah,


secara pribadi melalui. Setelah kehadiran (3) Jarak terjangkau.
peneliti dirasa telah diterima dengan baik, 4) Jadwal Penelitian
barulah akan memulai mengumpulkan Jadwal penelitian dimulai sejak dimulai
data yang diperlukan,tentunya dengan sejak dibuat draft usulan penelitian
tetap membina hubungan baik yang telah hingga sidang akhir terlampir pada
terjalin. lampiran 1.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam 3.3 Implikasi/Aspek Etik Penelitian
mengumpulkan data pada penelitian ini Penelitian ini adalah penelitian
adalah: teknik utama digunakan indeph deskriptif observasional, peneliti
interview, sebagai pendukung digunakan melakukan identifikasi dan menganalisis
observasi dan analisis dokumen. variabel. Pengidentifikasian yang
Pengumpulan data dilakuan pada bulan dilakukan bukan tindakan invasive dan
Maret sampai dengan April 2014. tidak menimbulkan risiko fisik terhadap
informan. Adanya ketidaknyamanan
3.2.3 Analisis Data informan mungkin dapat disebabkan
Pola analisis data yang akan peengisian kuesioner dan wawancara.
digunakan adalah etnografik, yaitu dari Pertanyaan dalam kuesioner dan
catatan lapangan (field note) kemudian wawancara dimungkinkan ada yang dapat
akan dilakukan pengkodean, kategorisasi menyinggung responden.
atau klasifikasi kemudian disusun secara Beberapa aspek yang dipenuhi adalah:
sistematis dan selanjutnya akan disusun 1) Respect for Person (menghormati
tema-tema berdasarkan hasil analisis data harkat dan martabat manusia).
tersebut. Sebagai bahan pijakan sekaligus Penelitian dimulai dengan menjelaskan
pisau analisis bila perlu digunakan teori- tentang tujuan penelitian, alasan subjek
teori yang relevan dan hasil penelitian terpilih dalam penelitian, tatacara
terdahulu yang mendukung. penelitian, ketidaknyamanan, manfaat,
kerahasiaan data, kesukarelaan subjek
3.2.4 Keabsahan Data dan persetujuan subjek dalam
Untuk menghindari kesalahan data penelitian ini tanpa paksaan. Subjek
yang akan di analisis, maka keabsahan dapat mengundurkan diri setiap saat
data perlu diuji dengan beberapa cara apabila tidak berkenan melanjutkan
sebagai berikut: keterlibatannya dalam penelitian ini.
1. Pengumpulan data secara terus menerus 2) Beneficence and non maleficence
pada subyek penelitian yang sama. (memenuhi persyaratan ilmiah,
2. Triangulasi pada sumber lain yang bermanfaat dan tidak merugikan).
dapat dipertanggungjawabkan, dan bila Mengidentifikasi beragam persepsi
perlu masyarakat Kota Tasikmalaya
3. Pengecekan oleh subyek penelitian. mengenai penyakit TB, penularan dan
cara pencegahannya sehingga dapat
3.2.5 Tempat dan Waktu Penelitian menemukan metoda yang lebih efektif
Tempat dan waktu penelitian dilaksanakan untuk melakukan promosi kesehatan
sebagai berikut: yang berkaitan dengan TB yang pada
1) Lokasi penelitian: Wilayah Kota akhirnya diharapkan dapat mengurangi
Tasikmalaya. jumlah penderita TB di Kota
2) Bulan Maret sampai dengan bulan Mei Tasikmalaya sebagai bentuk
2014. tercapainya Millenium Development
3) Alasan pemilihan tempat penelitian: Goals 2015.
(1) Merupakan tempat penulis bekerja, 3) Justice (keadilan). Subjek penelitian
tidak semua ruangan memiliki diperlakukan sama dalam penelitian
fasilitas yang memberikan ini, dari mulai pemberian informasi dan
kenyamanan pada saat bekerja. pengamatan. Sebelum melakukan
Kondisi ini akan mengakibatkan penelitian responden terlebih dahulu
berbagai keluhan ketidaknyamanan memberikan persetujuan atas
dari karyawan. keterlibatannya dalam penelitian ini
17
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

dalam bentuk informed consent yang Tasikmalaya berubah statusnya menjadi


ditandangani oleh responden. Kelurahan, oleh karena itu maka jumlah
Responden berhak untuk ikut atau kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan,
menolak penelitian ini. sedangkan kedelapan kecamatan tersebut
antara lain :
4.1 Hasil Penelitian a. Kecamatan Tawang
4.1.1 Lokasi dan Subjek Penelitian b. Kecamatan Cihideung
1) Lokasi Penelitian c. Kecamatan Cipedes
Undang-undang Nomor 10 Tahun d. Kecamatan Indihiang
2001 tentang Pembentukan Kota e. Kecamatan Kawalu
Tasikmalaya, telah mengantarkan f. Kecamatan Cibeureum
Pemerintah Kota Administratif g. Kecamatan Mangkubumi
Tasikmalaya melewati pintu gerbang h. Kecamatan Tamansari
Daerah Otonomi Kota Tasikmalaya untuk Visi Kota Tasikmalaya adalah dengan
menjadi daerah yang mempunyai berlandaskan Iman dan Taqwa, Kota
kewenangan untuk mengatur rumah Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan
tangga sendiri. 17 Oktober 2001 melalui dan industri termaju di Priangan Timur
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001, tahun 2012
Kota Tasikmalaya diresmikan oleh Misi Kota Tasikmalaya adalah
Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya
RI di Jakarta Manusia yang beriman dan bertaqwa
Pembentukan Pemerintah Kota 2. Meningkatkan kesadaran hukum dan
Tasikmalaya tak lepas dari peran serta menegakkan supremasi hokum
semua pihak maupun berbagai steakholder 3. Menumbuhkan kekuatan ekonomi
di daerah Kota Tasikmalaya yang kota
mendukung pembentukan tersebut. 4. Mengembangkan partisipasi
Pembentukan Kota Tasikmalaya harus masyarakat dalam pembangunan kota
ditindak lanjuti dengan menyediakan 5. Mengelola Sumber Daya Alam dan
berbagai prasarana maupun sarana guna Lingkungan Hidup secara
menunjang penyelenggaraan Pemerintah berkelanjutan
Kota Tasikmalaya. 6. Mengoptimalkan dan membangun
Wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 sarana dan prasarana kota
Kecamatan dengan jumlah Kelurahan 2) Subjek Penelitian
sebanyak 15 dan Desa sebanyak 54, tetapi Subjek pada penelitian ini adalah 20
dalam perjalanannya melalui Perda No. 30 orang warga Kota Tasikmalaya berusia
Tahun 2003 tentang perubahan status 30-45 tahun berpendidikan SMA dan
Desa menjadi Kelurahan, desa-desa Sarjana Strata 1.
dilingkungan Pemerintah Kota

4.1.2 Analisis Hasil Penelitian


1) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai pengertian tuberculosis paru, dapat
dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Maksud Tuberkulosis paru menurut 20 responden


Pengertian N Persentase
Batuk berdahak bercampur 5 25%
darah
Penyakit batuk akibat merokok 12 60%
Batuk dengan gatal di 3 15%
tenggorokan
Total 20 100%

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa darah, responden sebanyak 12 orang


responden sebanyak 5 orang (25%) (60%) menyatakan bahwa tuberculosis
menyatakan bahwa tuberculosis paru paru merupakan penyakit akibat
merupakan batuk berdahak bercampur merokok dan responden sebanyak 3

18
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

orang (15%) menyatakan bahwa batuk dengan gatal di tenggorokan.


tuberculosis paru merupakan penyakit
2) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai penyebab tuberkulosis paru, dapat
dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Pendapat Mengenai Penyebab Tuberkulosis Paru


Penyebab N Persentase
Kuman dan Bakteri 5 25%
Debu,asap dan udara kotor 14 70%
Guna-guna 1 5%
Total 20 100%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa menyatakan bahwa Tuberkulosis paru


seluruh responden sebanyak 5 orang disebabkan oleh debu,asap dan udara
(25%) menyatakan bahwa kotor serta 1 orang (25%) menyatakan
Tuberkulosis paru disebabkan oleh bahwa Tuberkulosis paru disebabkan
kuman dan bakteri, 15 orang (70%) oleh guna-guna.

3) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai cara penularan tuberculosis paru


dapat dilihat pada table 4.3

Tabel 4.3 Cara penularan tuberculosis paru


Cara N Persentase
Percikan ludah atau dahak 9 45%
penderita tuberculosis terhirup
Bicara berhadap-hadapan dengan 9 45%
penderita tuberculosis
Sudah ada sejak dalam 2 10%
kandungan
Total 20 100%

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa 9 tuberculosis dapat menular ketika


(45%) responden menyebutkan bahwa Bicara berhadap-hadapan dengan
tuberculosis dapat menular ketika penderita tuberkulosis dan 2 (10%)
Percikan ludah atau dahak penderita responden menyebutkan bahwa
tuberculosis terhirup, 9 (45%) tuberculosis paru sudah didapat ketika
responden menyebutkan bahwa masih berada dalam kandungan.

4) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai media penularan tuberculosis paru


dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Media penularan tuberculosis paru


Media N Persentase
Udara 14 70%
Pakaian 1 5%
Makanan/minuman 5 25%
Total 20 100%

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa 14 ditularkan melalui pakaian dan 5


responden (70%) menyebutkan bahwa (25%) responden menyebutkan bahwa
tuberculosis paru ditularkan melalui tuberculosis paru ditularkan melalui
udara, 1 (25%) responden makanan/minuman.
menyebutkan bahwa tuberculosis paru

5) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai media tanda dan gejala


tuberculosis paru dapat dilihat pada tabel 4.5

19
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Tabel 4.5 Tanda dan Gejala Tuberculosis Paru


Tanda dan Gejala N Persentase
Batuk berdahak lebih dari 3 11 55%
minggu, bercampur darah, sesak
nafas, nyeri dada, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat adan
turun, berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan dan
demam lebih dari satu bulan 25%
Batuk disertai demam 5
Batuk dengan gatal di 4 20%
tenggorokan
Total 20 100%

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 11 kegiatan dan demam lebih dari satu
responden (55%) menyebutkan bahwa bulan, 5 responden (25%)
tanda dan gejala tuberculosis paru menyebutkan bahwa tanda dan gejala
adalah batuk berdahak lebih dari 3 tuberculosis paru adalah atuk disertai
minggu, bercampur darah, sesak demam dan 4 responden (20%)
nafas, nyeri dada, badan lemas, nafsu menyebutkan bahwa tanda dan gejala
makan menurun, berat adan turun, tuberculosis paru adalah batuk dengan
berkeringat malam walaupun tanpa gatal di tenggorokan.

6) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai upaya terbaik menghindari penularan


tuberculosis paru dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Upaya Terbaik Menghindari Penularan Tuberculosis Paru
Upaya N Persentase
Menutup mulut/hidung saat 14 70%
batuk/bersin dan tidak meludah
disembarang tempat.
Tidak meludah di sembarang 5 25%
tempat
Tidak menutup mulut/hidung saat 1 5%
batuk/bersin dan meludah
disembarang tempat.
Total 20 100%

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa 14 tuberculosis paru adalah dengan tidak


responden (70%) menyebutkan bahwa meludah sembarangan dan 1
upaya terbaik untuk menghindari responden (5%) menyebutkan bahwa
penularan tuberculosis paru ditularkan upaya terbaik untuk menghindari
adalah dengan menutup mulut/hidung penularan tuberculosis paru adalah
saat batuk/bersin dan tidak meludah dengan tidak menutup mulut/hidung
disembarang tempat , 5 responden saat batuk/bersin dan meludah
(25%) menyebutkan bahwa upaya disembarang tempat.
terbaik untuk menghindari penularan

7) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai fungsi ventilasi dapat dilihat pada
tabel 4.7
Tabel 4.7 Pendapat Mengenai Fungsi Ventilasi
Fungsi N Persentase
Tempat masuknya udara segar 9 45%
sehingga ruangan tidak pengap 45%
Agar ruangan tidak bau 9
Sebagai hiasan 2 10%
Total 20 100%

20
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa 9 menyebutkan bahwa ventilasi


responden (45%) menyebutkan bahwa berfungsi agar ruangan tidak bau, 2
ventilasi berfungsi untuk masuknya responden (10%) menyebutkan bahwa
udara segar sehingga ruangan tidak ventilasi berfungsi sebagai hiasan.
pengap, 9 responden (45%)

7) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai manfaat sinar matahari pagi terhadap
rumah dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Pendapat Responden Menganai Manfaat Sinar Matahari Pagi terhadap Rumah
Manfaat N Persentase
Mematikan bakteri dan 10 50%
mikroorganisme lain yang
terdapat dilingkungan dan dapat
menghambat perkembang biakan
kuman tuberkulosis dan kuman
penyakit lainnya.
Untuk penerangan. 9 45%
Tidak ada manfaatnya. 1 5%
Total 20 100%

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa 10 lainnya, 9 responden (45%)


responden (50%) menyebutkan bahwa menyebutkan bahwa manfaat sinar
manfaat sinar matahari pagi terhadap matahari terhadap rumah adalah untuk
rumah adalah mematikan bakteri dan penerangan, 1 responden (5%)
mikroorganisme lain yang terdapat menyebutkan bahwa manfaat sinar
dilingkungan dan dapat menghambat matahari terhadap rumah adalah tidak
perkembang biakan kuman ada manfaatnya.
tuberkulosis dan kuman penyakit

8) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai imunisasi untuk pencegahan


tuberkulosis paru dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Upaya Terbaik Menghindari Penularan Tuberculosis Paru
Jenis Imunisasi N Persentase
BCG 12 60%
Imunisasi apa saja 6 30%
Tidak bisa dicegah dengan 2 10%
imunisasi
Total 20 100%

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa 12 tuberculosis paru dapat dicegah


responden (60%) menyebutkan dengan imunisasi apa saja dan 2
bahwa tuberculosis paru dapat dicegah responden (10%) menyebutkan bahwa
dengan imunisasi BCG, 6 responden tuberculosis paru tidak dapat dicegah
(30%) menyebutkan bahwa dengan imunisasi.

9) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai upaya penyembuhan tuberculosis


paru dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Pendapat Upaya Penyembuhan Tuberkulosis Paru
Upaya N Persentase
Pengobatan teratur disertai 15 75%
dengan perbaikan lingkungan dan
perubahan perilaku
Berobat kalau ada waktu 3 15%
Dibiarkan saja 2 20%
Total 20 100%

21
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 15 (15%) menyebutkan bahwa


responden (75%) menyebutkan bahwa tuberculosis paru dapat disembuhkan
tuberculosis paru dapat disembuhkan apabila berobat kalau ada waktu dan
melalui Pengobatan teratur disertai 2 responden (20%) menyebutkan
dengan perbaikan lingkungan dan bahwa tuberculosis paru dapat
perubahan perilaku, 3 responden disembuhkan apabila dibiarkan saja.

4.2 Keterbatasan Penelitian darah, sesak nafas, nyeri dada, badan


Penelitian ini mempunyai lemas, nafsu makan menurun, berat badan
keterbatasan-keterbatasan yang mungkin turun, berkeringat malam walaupun tanpa
dapat mempengaruhi hasil penelitian, kegiatan dan demam lebih dari satu bulan,
diantaranya adalah : 25% menyebutkan bahwa tanda dan
1) Penelitian ini hanya meneliti persepsi gejala tuberculosis paru adalah batuk
masyarakat mengenai tuberculosis disertai demam dan 20% menyebutkan
paru, sehingga perlu diteliti lebih bahwa tanda dan gejala tuberculosis paru
lanjut hal yang berkaitan dengan sikap adalah batuk dengan gatal di tenggorokan.
dan perilaku yang dapat menyebabkan 70% responden menyebutkan bahwa
meningkatnya jumlah penderita upaya terbaik untuk menghindari
tuberkulosis paru di Kota penularan tuberculosis paru ditularkan
Tasikmalaya. adalah dengan menutup mulut/hidung saat
2) Penelitian ini hanya dilakukan pada 20 batuk/bersin dan tidak meludah
orang responden saja sehingga belum disembarang tempat , 25% menyebutkan
dapat mewakili seluruh warga Kota bahwa upaya terbaik untuk menghindari
Tasikmalaya. penularan tuberculosis paru adalah dengan
tidak meludah sembarangan dan 5%
SIMPULAN DAN SARAN menyebutkan bahwa upaya terbaik untuk
5.1 Simpulan menghindari penularan tuberculosis paru
Berdasarkan hasil penelitian dapat adalah dengan tidak menutup
disimpulkan bahwa dari 20 responden mulut/hidung saat batuk/bersin dan
25% menyatakan bahwa tuberculosis paru meludah disembarang tempat.
merupakan batuk berdahak bercampur
darah, 60% menyatakan bahwa 5.2 Saran
tuberculosis paru merupakan penyakit Dengan adanya penelitian ini diharapkan:
akibat merokok dan 15% menyatakan 1. Dilakukan penelitian lanjutan untuk
bahwa tuberculosis paru merupakan meneliti variabel lain yang berkaitan
penyakit batuk dengan gatal di dengan tuberkulosis paru.
tenggorokan. 2. Dilakukan penelitian lainnya yang
25% responden menyatakan bahwa berkaitan dengan sikap dan perilaku
Tuberkulosis paru disebabkan oleh kuman masyarakat yang dapat mempengaruhi
dan bakteri, 70% menyatakan bahwa kejadian tuberkulosis paru.
Tuberkulosis paru disebabkan oleh 3. Meningkatkan upaya promosi
debu,asap dan udara kotor serta 25% kesehatan dalam memberikan
menyatakan bahwa Tuberkulosis paru pendidikan kesehatan kepada
disebabkan oleh guna-guna. masyarakat seagai upaya peningkatan
45% responden menyebutkan bahwa pengetahuan dan perbaikan kesehatan.
tuberculosis dapat menular ketika percikan
ludah atau dahak penderita tuberculosis DAFTAR PUSTAKA
terhirup, 45% menyebutkan bahwa 1. WHO. Eksecutif Summary
tuberculosis dapat menular ketika bicara GLOBAL TUBERCULOSIS
berhadap-hadapan dengan penderita REPORT 2013.
tuberkulosis dan 10% menyebutkan bahwa WHO/HTM/T/2013
tuberculosis paru sudah didapat ketika 2. Mangunnegoro,Hadiarto.2001.Res
masih berada dalam kandungan. pirologi Masa Kini dan Masa
55% responden menyebutkan bahwa tanda Mendatang, dalamTemu Ilmiah
dan gejala tuberculosis paru adalah batuk Respirologi. Solo, FKUNS.
berdahak lebih dari 3 minggu, bercampur

22
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

3. Who. Indonesia Report TB 2012 Penyehatan Perumahan. Jakarta :


Data: www.who.int/tb/data Departemen Kesehatan RI –
4. Firdiana P. 2008. Hubungan Direktorat Jendral PPM&PL.
antara luas ventilasi dan 14. Notoatmojo S. 2007. Ilmu
pencahayaan rumah dengan Kesehatan Masyarakat Prinsip-
kejadian tuberculosis paru anak Prinsip Dasar. Jakarta PT Rineka
di wilayah kerja puskesmas Cipta.
Kedungmundu Kecamatan 15. Entjang, I. 2003. Mikrobiologi
Tembalang Semarang tahun 2007. dan Parasitologi untuk Akademi
Jurnal kesehatan masyarakat Keperawatan dan Sekolah Tenaga
volume 3/ no 2/ januari – juni Kesehatan yangSederajat.
2008. CitraAditya Bakti. Bandung”
5. Price, et al. 2006. Patofisiologi 16. Widoyono. 2005. Penyakit Tropi
Konsep Klinis Proses-Proses Epidemiologi, Penularan,
Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: Pencegahan dan
EGC, Pemberantasannya. Jakarta :
6. Jewets. , Melnick., & Alberg. Erlangga.
2004. Mikrobiologi Kedokteran. 17. Suzzane C smeltzer 2002, Buku
Jakarta : Penerbit Buku Ajar Keperawatan Medikal
Kedokteran EGC. Bedahh Brunner & suddart vol 1
7. Lismarmi. TB Paru (online). 2004 edisi 8, Jakarta:EGC
[updated 2004; cited 2012 22 18. Direktorat Jenderal Pengendalian
Maret]; Available from: Penyakit dan Penyehatan
http://www.adln.lib.unair.ac.id/go. Lingkungan, 2012, Petunjuk
php?id=gdlhub-gdl-s1-2008- Teknis Tata Laksana Klinis Ko-
rahdumiokt- Infeksi TB-HIV: Kementrian
7068&PHPSESSID=19ae0830dae Kesehatan Republik Indonesia
0b9858e02dd754109bf78. 19. Id.wikipedia.org/wiki/Kota
8. Depkes RI. Pedoman Nasional Tasikmalaya, diunduh 31 Januari
Penanggulangan Tuberculosis. In: 2014
Depkes RI, editor. Jakarta: 20. tasikmalayakota.go.id/.../BAB4A
Depkes RI; 2008. p. 1-72. NALISISISU%STRATEGIS. Pdf
9. WHO. Global Tuberculosis ANALISIS ISU-ISU
Control. 2011 [updated 2011; STRATEGIS
cited 2012 22 Maret]; Available 21. www.tribunnews.com › Regional ›
from: Jawa & Bali 23 Mei 2013
http://whqlibdoc.who.int/publicati 22. Ahmad Watik Pratiknya. Dasar-
ons/2010/9789241564069_eng.pd Dasar Metodologi Penelitian
f Kedokteran dan Kesehatan.
10. WHO. Global Tuberculosis Jakarta: Rajawali; 1986.
Control page 16 (online). 2011 23. Ibnu Fajar. Statistika Untuk
[updated 2011; cited 2012 22 Praktisi Kesehatan , Yogyakarta:
Maret]; 16]. Available from Graha Ilmu; 2009.
Http://www.who.int/tb/publication 24. Sutanto Priyo Hastono. Analisis
s/global_report/2011/gtbr11_full.p Data, Depok: Fakultas Kesehatan
df Masyarakat Universitas
11. UNDP,2008 Indicators table Indonesia;2001
2008, Human Development 25. John W Creswell. Research
Indices http://hdr.Undp. org/en/ Design: Qualitative, Quantitative
Statistics/ data/hdi/2008 and Mixed Methods Approaches:
12. Afrina Sari. TRATEGI DAN 3 rd edition. Los Angeles: Sage;
INOVASI PENCAPAIAN MDGs 2009
2015 DI INDONESIA . dari : 26. jabarprov.go.id/index.php/pages/i
fisip201236 d/1065: Kota Tasikmalaya,
13. Departeman Kesehatan Republik diunduh 13 Mei 2014.
Indonesia. 2005. Pedoman Teknik
23

Anda mungkin juga menyukai