ABSTRAK
TB paru merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di
dunia bahkan pada tahun 2003 WHO mencanangkan TB sebagai global emergency. Indonesia berada
di urutan ke-3setelah Cina dan India sebagai penyumbang penderita TB di dunia dengan angka
kematian akibat TB yang amat tinggi, Asia termasuk episenter epidemi TB di dunia. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Kota Tasikmalaya mengenai tuberculosis,penularan,
factor resiko dam pencegahan tuberculosis paru. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian
kualitatif, subyek penelitian adalah masyarakat kota Tasikmalaya, data dikumpulkan dengan
menggunakan metode wawancara ethnografi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
dari 20 responden 25% menyatakan bahwa tuberculosis paru merupakan batuk berdahak bercampur
darah, 25% responden menyatakan bahwa Tuberkulosis paru disebabkan oleh kuman dan bakteri, 45%
responden menyebutkan bahwa tuberculosis dapat menular ketika percikan ludah atau dahak penderita
tuberculosis terhirup, 70% responden menyebutkan bahwa upaya terbaik untuk menghindari penularan
tuberculosis paru adalah dengan menutup mulut/hidung saat batuk/bersin dan tidak meludah
disembarang tempat . Perlu dilakukan penelitian lainnya yang berkaitan dengan sikap dan perilaku
masyarakat yang dapat mempengaruhi kejadian tuberkulosis paru serta meningkatkan upaya promosi
kesehatan.
14
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
limfokinnya. Respon ini disebut sebagai perumahan yang meliputi penyediaan air
reaksi hipersensitivitas bersih dan pengolahan limbah.Faktor
selular (lambat). 5,6 risiko dan lingkungan pada bangunan
Tuberkulosis (TB) adalah rumah yang dapat mempengaruhi kejadian
penyakit infeksi menular langsung yang penyakit maupun kecelakaan antara lain
disebabkan oleh Mycobacterium ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian,
tuberculosis. Kuman ini paling sering kelembaban ruangan, binatang penular
menyerang organ paru dengan sumber penyakit, penyediaan air bersih, limbah
penularan adalah pasien TB BTA positif.7 rumah tangga, hingga penghuni dalam
TB Paru merupakan penyakit menular rumah.12,13
yang mengancam kesehatan masyarakat di Kondisi kesehatan lingkungan
seluruh dunia, terutama di negara-negara rumah berpengaruh secara tidak langsung
yang sedang berkembang.8 TB Paru terhadap kejadian penyakit TB paru,
merupakan penyebab kematian nomor tiga karena lingkungan rumah yang kurang
terbesar setelah penyakit. 9 memenuhi syarat kesehatan akan
Indonesia dikategorikan sebagai mempengaruhi jumlah atau kepadatan
negara “berpanghasilan menengah”. kuman dalam rumah tersebut, termasuk
Dikatakan seperti itu karena penghasilan kuman Mycobacterium tuberculosis.
masyarakat Indonesia berdasarkan Gross Hubungan penyakit tuberculosis paru
national Index (GNI), yang dihitung dari dipengaruhi oleh kebersihan udara karena
nilai pasar total dari barang dan jasa yang rumah yang terlalu sempit (terlalubanyak
dihasilkan oleh suatu negara dalam penghuninnya) maka ruangan akan
periode tertentu, maka penghasilan kekurangan oksigen sehingga akan
perkapita Indonesia tahun 2007 adalah $ menyebabkan menurunnya daya tahan
1.650. Nilai ini setara dengan Rp. tubuh sehingga memudahkan terjadinya
1.250.000 per bulan. Jika dibandingkan penyakit.14
dengan negara lain, maka Indonesia Lingkungan dan rumah yang tidak
masuk urutan ke-142 dari 209 negara di sehat seperti pencahayaan rumah yang
dunia.10 kurang (terutama cahaya matahari),
Indonesia bertekad dapat kurangnya ventilasi rumah, kondisi
mencapai MDGs pada 2015. Delapan ruangan yang lembab, hunian yang terlalu
tujuan MDGs yang harus di laksanakan padat mengakibatkan kadar CO2 di rumah
oleh setiap negara yang meningkat. Peningkatan CO2, sangat
mendeklarasikannya yaitu; 1) mendukung perkembangan bakteri. Hal ini
menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, di karenakan Mycobacterium tuberculosis
2) mencapai pendidikan dasar untuk adalah aerob obligat dan mendapatkan
semua, 3) mendorong kesetaraan gender energi dari oksidasi banyak komponen
dan pemberdayaan perempuan, 4) karbon sederhana.15,16
menurunkan angka kematian anak, 5) Dua puluh tahun belakangan ini,
meningkatkan kesehatan ibu, 6) setelah WHO mendeklarasikan TB
memerangi HIV/AIDS, malaria dan sebagai masalah kesehatan masyarakat
penyakit menular lainnya, 7) memastikan yang emergensi, dan dijadikan progress
kelestarian lingkungan hidup, dan 8) mayor pada global target 2015 yang
mengembangkan kemitraan global untuk tercantum dalam tujuan pencapaian
pembangunan. Indonesia sebagai salah Millenium Development Goals (MDGs).1
satu negara yang ikut dalam Upaya pencapaian MDGs
mendeglarasikan tujuan MDGs memiliki merupakan sebuah rangkaian proses
kewajiban untuk melaksanakan upaya jangka panjang berkesinambungan. Hal ini
untuk mencapai target MDGs dan bukan merupakan hal yang mudah,
memonitor perkembangan kemajuan terutama pada saat Indonesia masih berada
pencapaian. 11 pada masa transisi memulihkan diri dari
Kondisi rumah dan lingkungan krisis multidimensional yang diawali
yang tidak memenuhi syarat kesehatan dengan krisis ekonomi-moneter pada
merupakan factor risiko sumber penularan tahun 1997, menuju pemerintahan yang
penyakit TBC. Sumber penularan penyakit lebih demokratis dan melaksanakan
ini erat kaitannya dengan kondisi sanitasi reformasi dihampir seluruh bidang
15
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
16
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
18
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
19
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 11 kegiatan dan demam lebih dari satu
responden (55%) menyebutkan bahwa bulan, 5 responden (25%)
tanda dan gejala tuberculosis paru menyebutkan bahwa tanda dan gejala
adalah batuk berdahak lebih dari 3 tuberculosis paru adalah atuk disertai
minggu, bercampur darah, sesak demam dan 4 responden (20%)
nafas, nyeri dada, badan lemas, nafsu menyebutkan bahwa tanda dan gejala
makan menurun, berat adan turun, tuberculosis paru adalah batuk dengan
berkeringat malam walaupun tanpa gatal di tenggorokan.
7) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai fungsi ventilasi dapat dilihat pada
tabel 4.7
Tabel 4.7 Pendapat Mengenai Fungsi Ventilasi
Fungsi N Persentase
Tempat masuknya udara segar 9 45%
sehingga ruangan tidak pengap 45%
Agar ruangan tidak bau 9
Sebagai hiasan 2 10%
Total 20 100%
20
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
7) Distribusi frekwensi pendapat responden mengenai manfaat sinar matahari pagi terhadap
rumah dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8 Pendapat Responden Menganai Manfaat Sinar Matahari Pagi terhadap Rumah
Manfaat N Persentase
Mematikan bakteri dan 10 50%
mikroorganisme lain yang
terdapat dilingkungan dan dapat
menghambat perkembang biakan
kuman tuberkulosis dan kuman
penyakit lainnya.
Untuk penerangan. 9 45%
Tidak ada manfaatnya. 1 5%
Total 20 100%
21
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
22
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015