Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Risalah Kajian HAM,

Supremasi Hukum, Demokrasi, dan


Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu :
Prof.Dr.Drs. Iriyanto Widisuseno, M.Hum.

Disusun oleh:
Nama : Rizki Fajar Agung
NIM : 13020219130048

BAHASA DAN KEBUDAYAAN JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020

1
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia dan HAM adalah dua kata yang sulit untuk dipisahkan. Sejak
kelahirannya di bumi manusia lahir dengan membawa hak-hak kodrat yang
melekat integral dalam hidupnya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk
bebas. Kebebasan merupakan tuntutan manusia sebagai makhluk individu.
Di sisi lain manusia adalah makhluk soaial. Manusia tidak dapat hidup
sendiri, dia selalu hidup di tengah-tengah sosialitasnya, baik itu kelompok
kecil masyarakat, suku, bangsa atau negara. Dalam kedudukan manusia
sebagai makhluk sosial inilah masalah HAM menjadi sangat kompleks.
Banyak benturan manusia yang satu dengan manusia yang lain, kelompok
yang satu dengan kelompok yang lain. Hak dan kebebasan secara alamiah
dimiliki setiap manusia.
Dalam hidup berkelompok hak ini diambil atau didelegasikan kepada
kelompoknya untuk pengaturan hidup bersama. Dalam perkembangannya
kelompok masyarakat menjadi semakin kuat, sehingga manusia hanya
sebagai sub ordinasi dari tata kehidupan yang berlaku. Hidup dan kebebasan
manusia diabaikan untuk kelompok. Saat itulah hak yang melekat pada
manusia sudah terampas.

2
BAB II PEMBAHASAN

HAM

Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrat
melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat dan bersifat
tetap. Sebagai warga negara yang baik tentunya haruslah saling
menghormati satu sama lain dengan tidak membedakan ras, agama,
golongan, jabatan ataupun status sosial.

Sejarah HAM

Hak Asasi Manusia adalah masalah yang mendasar dan universal, masalah ini ada
sejak beribu-ribu tahun yang lalu. Perjuangan melawan perbudakan kaum Yahudi
di Mesir pada zaman nabi Musa pada hakekatnya didorong oleh kesadaran untuk
membela keadilan dalam rangka menegakkan HAM.
1. Socrates – Plato – Aristoteles
Socrates, Plato dan Aristoteles mengemukakan pemikirannya tentang hak asasi
manusia dalam kaitannya dengan kewajiban atau tugas negara. Socarates
banyak mengkritik praktek demokrasi pada masa itu. Ia mengajarkan HAM,
kebijaksanaan, keutamaan, keadilan. Lebih jauh ditekankan agar warga berani
mengkritik pemerintah yang tidak mengindahkan keadilan dan kebebasan
manusia. Ajaran ini dipandang sangat berbahaya bagi penguasa, sehingga ia
dihukum mati dengan cara minum racun. Plato dalam dialognya Nomoi
mengusulkan suatu sistem pemerintahan dimana petugas atau pejabat dipilih
oleh rakyat tetapi dengan persyaratan kemampuan dan kecakapan. Plato
berkandaskan pada sistem demikrasi langsung ala Perikles dimana demokrasi
yang berjalan justru meminggirkan hak-hak warga.
Sementara menurut Aristoteles, suatu negara disebut baik apabila mengabdikan
kekuasaan untuk kepentingan umum. Ia menawarkan pemerintahan atau Negara
Politeia, yaitu demokrasi yang berdasarkan undang-undang. Dalam sistem ini
seluruh rakyat ambil bagian dalam pemerintahan baik yang kaya maupun yang
miskin, yang berpendidikan atau tidak berpendidikan. Secara implisit ia
menganjurkan adanya persamaan bagi warga negara tanpa adanya diskriminasi.

2. Magna Charta (15 Juli 1215)


Kesewenang-wenangan raja Inggris mendorong para bangsawan
mengadakan perlawanan. Raja dipaksa menanda tangani piagam besar
(magna Charta) yang berisi 63 pasal. Tujuan piagam ini adalah membela
keadilan dan hak-hak para bangsawan. Dalam perkembangannya

3
kekuatan yang ada pada piagam ini berlaku untuk seluruh warga. Esensi
Magna Charta ini adalah supremasi hukum diatas kekuasaan. Piagam ini
menjadi landasan terbentuknya pemerintahan monarki konstisusional.
Prinsip-prinsip dalam piagam ini, pertama kekuasaan raja harus dibatasi,
kedua HAM lebih penting daripada kedaulatan atau kekuasaan raja,
ketiga dalam masalah kenegaraan yang penting temasuk pajak harus
mendapatkan persetujuaan bangsawan, keempat tidak seoran pun dari
warga negara merdeka dapat ditahan, dirampas harta kekayaannya,
diperkosa hak-haknya, diasingkan kecuali berdasarkan pertimbangan
hukum.

Sejarah HAM Di Indonesia

Konsep tentang HAM bangsa Indonesia dapat diruntut sejak Proklamasi


Kemerdekaan:
1. Proklamasi
Sebagai pernyataan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia berimplikasi kebebasan
bagi rakyatnya. Kemerdekaan dan kebebasan inilah merupakan unsur dasar
HAM.

2. Pembukaan UUD 1945


Pada alenia pertama dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Menurut Prof. Notonagoro setiap bangsa sebagai kesatuan golongan manusia
merupakan diri pribadi mempunyai hak kodrat dan hak moril untuk berdiri
sebagai pribadi atau hidup bebas. Jika ada bangsa yang tidak merdeka hal ini
bertentangan dengan kodrat manusia. Lebih jauh lagi dijelaskan dalam alinea ke
empat, dimana terdapat Pancasila sebagai fundamen moral negara. Sila
kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung ajaran tentang kemanusiaan
dan keadilan yang merupakan unsur-unsur HAM.

3. Pancasila
Konsep HAM dalam Pancasila bertumpu pada ajaran sila kedua Kemanusiaan
yang adil dan beradab dalam kesatuan dengan sila-sila yang lain. Konsep HAM
dalam Pancasila ini lebih mendasar jika dijelaskan dalam tatanan filosofis.
Pemahaman Pancasila sebgai filsafat bertitik tolak dari hakekat sifat kodrat
manusia sebagai manusia individu dan soaial. Konsep HAM dalam Pancasila
tidak hanya bedasarkan pada kebebasan individu namun juga mempertahankan
kewajiban sosial dalam masyarakat. Kebebasan dalam Pancasila adalah
kebebasan dalam keseimbangan antara hak dan kewajiban antara manusia

4
sebagai individu dan sosial, manusia sebagai makhluk mandiri dan makhluk
Tuhan, serta keseimbangan jiwa dan raga.

Rule of Law

Rule of law merupakan suatu doktrin dalam hukum yang mulai muncul
pada abad ke 19 bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan
demokrasi, kehadirannya boleh disebut dengan reaksi dan koreksi
terhadap negara absolut. Rule of law lahir dengan semangat yang tinggi,
bersama-sama dengan demokrasi, parlemen dan lain-lain, kemudian
mengambil alih dominasi dari golongan-golongan gereja, ningrat, prajurit
dan kerajaan. Rule of law adalah prinsip hukum yang menyatakan
bahwa hukum harus memerintah sebuah negara dan bukan keputusan
pejabat-pejabat secara individual. Prinsip tersebut biasanya merujuk
kepada pengaruh dan otoritas hukum dalam masyarakat, terutama sebagai
pengatur perilaku, termasuk perilaku para pejabat pemerintah.

Supremasi Hukum

Supremasi Hukum adalah upaya untuk memberikan jaminan terciptanya


keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan yang sama tanpa terkecuali.
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu
termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi
manusia. Supremasi hukum merupakan prasyarat mutlak bagi
penyelenggaraan kehidupan kenegaraan berdasarkan kedaulatan rakyat.
Dengan demikian wewenang berfungsi mendasari pelaksanaan kekuasaan
yang sah. Berdasarkan asas negara hukum asas demokrasi dan asas
instrumental. Supremasi hukum tidak boleh mengabaikan 3 ide dasar
hukum yaitu keadilan, kemanfaatan, dan kepastian.

Demokrasi

Demokrasi diartikan pemerintahan rakyat ataupun yang lebih sering


dikenal dengan istilah dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Dalam
pemerintahan rakyat sangat memegang peranan dan lebih berfungsi
sebagai subjek pemerintahan. Secara singkat demokrasi disimpulkan
sebagai seperangkat gagasan dan prinsip kebebasan. Atau dapat juga

5
dimaknakan sebagai penghargaan terhadap harkat martabat manusia dan
bertujuan untuk memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai
manusia yang mandiri dan dengan ketentuan tertentu menyampaikan
pendapatnya secara bermartabat pula. Demokrasi mengandung nilai-nilai
antara lain :

1. Pengakuan adanya perbedaan-perbedaan di masyarakat baik dalam


hal kenyataan obyektif pendapat maupun kepentingan.

2. Adanya cara penyelsaian terhadap kepentingan yang berbeda


tersebut dengan cara damai, tertib, adil dan beradab.

Di dalam prakteknya diharapkan jiwa demokrasi akan dapat


dilaksanakan selaras dengan jiwa falsafah dan cita-cita nasional bangsa
Indonesia. Oleh karenanya konsepsi demokrasi di Indonesia sering
disebut dengan Demokrasi Pancasila. Yaitu wajah demokrasi
sebagaimana yang secara umum dipahami tetapi dalam pelaksanaanya
tetap dalam kerangka nilai-nilai falsafah bangsa. Jika demokrasi
ditegakkan, maka kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, dengan
demikian semua aspirasi masyarakat akan diterima oleh pemerintah,
sehingga tidak akan ada lagi istilah rakyat yang tertindas.

Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup adalah semua kondisi yang ada disekitar manusia,


hewan maupun tumbuhan dan benda lainnya. Lingkungan hidup
merupakan suatu ekosistem yang saling berhubungan. Bila terjadi
ketidakberesan diantara unsur penyusun ekosistem tersebut maka tidak
seimbamg akan terjadi yang selanjutnya akan berakibat terganggunya
unsur ekosistem yang lain. Kegiatan yang dilakukan manusia dapat
menyebabkan kerusakan dan penurunan kualitas dan kuantitas
lingkungan hidup. Misalnya pengerusakan lingkungan karena nafsu
manusia untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis. Oleh karena
itu, penataan terhadap kegiatan yang berakibat pada rusaknya
lingkungan harus dilakukan. Pembangunan yang berkelanjutan
menjadi istilah dan semboyan yang berisi tekad bangsa-bangsa didunia
untuk memerangi kerusakan lingkungan.

6
7
BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada


hakekat dan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi
oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orangdemi kohormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Rule of law merupakan suatu doktrin dalam hukum yang mulai
muncul pada abad ke 19 bersamaan dengan kelahiran negara
konstitusi dan demokrasi, kehadirannya boleh disebut dengan reaksi
dan koreksi terhadap negara absolut. Rule of law lahir dengan
semangat yang tinggi, bersama-sama dengan demokrasi, parlemen dan
lain-lain, kemudian mengambil alih dominasi dari golongan-golongan
gereja, ningrat, prajurit dan kerajaan.

Permasalahan HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup sangat


mempengaruhi upaya bangsa Indonesia dalam membina dan
mengembangkan ketahanan nasional. Permasalahan tersebut
merupakan suatu isu global sehingga semua negara termasuk negara
Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari persoalan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sri Rahayu Wilujeng. ”Hak Asasi Manusia : Tinjauan dari Aspek Historis dan
Yuridis”. Diakses pada 20 Maret 2020 melalui
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/download/5951/5103

8
Lia Ramadani. (2018 Desember 6). “Supremasi Hukum di Indonesia”. Diakses pada
20 Maret 2020 melalui
https://www.kompasiana.com/liaaa/5c08e99cbde5756349774302/supremasi-
hukum-di-indonesia

Wikipedia “Hak Asasi Manusia”. Diakses pada 21 Maret 2020 melalui

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
Wikipedia “Rule of Law”. Diakses pada 21 Maret 2020 melalui

https://id.wikipedia.org/wiki/Rule_of_law
Wikipedia “Lingkungan Hidup”. Diakses pada 21 Maret 2020 melalui

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup

Anda mungkin juga menyukai