Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Kerjasama Ekonomi Korea-Indonesia

Indonesia dan korea menjalin hubungan kerja sama yang erat di bidang ekonomi, hubungan ini sangat
mengesankan karena pada tahun 2005, volume perdagangan kedua negara ini mencapai 13,2 milyar dolar
Amerika, meningkat 32% bila dibandingkan dengan volume perdagangan tahun 2004. Saat ini Korea
merupakan salah satu mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia, bersama dengan Jepang, Amerika Serikat,
China dan Singapura. Korea juga menginfestasikan dana sebesar 4,5 milyar dolar Amerika di Indonesia dan
jumlah itu mencakup 5% dari infestasi luar negeri Korea. Ini berarti bahwa Indonesia merupakan salah satu
mitra penanaman modal terbesar Korea, dan diikuti oleh Cina dan Amerika Serikat ¹).

 Hubungan Bilateral yang Saling Mengisi

Untuk menjalin sebuah hubungan internasional antara suatu negara dengan negara yang lain tidaklah
mudah, sangat banyak faktor-faktor yang harus dilalui dari masalah dalam negara ataupun dari negara yang akan
diajak untuk bekerjasama. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, salah satu faktor yang mempengaruhi dalam
hubungan antarnegara di dunia internasional adalah faktor politik dan keamanan, oleh sebab itu kedua faktor ini
merupakan salah satu penghambat kelancaran suatu negara untuk bekerjasama dengan negara yang lain. Tetapi,
pada saat ini hubungan internasional suatu negara tidak lagi dipengaruhi oleh faktor politik dan keamanan,
melainkan pada faktor ekonomi. Faktor ekonomi ini sangat memiliki pengaruh yang besar untuk menjalin
hubungan kerja sama yang baik, sehingga tata hubungan politik antarnegara pun memperoleh pengaruh yang
kuat terhadap faktor ekonomi. Dengan adanya perubahan titik berat yang seperti ini dalam hubungan
internasional, menyebabkan Korea Selatan dan Indonesia juga mengubah tata hubungannya dalam bekerjasama
agar bisa mendapatkan tujuan bersama dengan baik. Sebagai contoh dari perubahan itu misalnya, kebijakan
Korea Selatan yang utama di wilayah Asia Tenggara pada umumnya dan Indonesia pada khususnya berubah
dari upaya untuk mencari kolaborasi politik kepenguatan kerja sama ekonomi, termasuk di dalamnya upaya
memperoleh sumberdaya alam, mencari pasar baru bagi produk-produknya, dan mencari kesempatan dalam
penanaman investasi. Tanpa diduga secara langsung, upaya-upaya yang bersifat ekonomis itu ternyata juga
cenderung memperkuat hubungan bilateral antara Korea Selatan dan Indonesia sendiri, yaitu kerja sama dalam
bidang politik dan sosial-budaya. 

Hubungan Ekonomi dalam Perspektif Globalisasi

Hubungan bilateral yang saling mengisi sangat berperan penting dalm perspektif globalisasi, dengan
cara saling memperhatikan, membantu dan membimbing dari masalah yang dihadapi oleh tiap negara secara
individu

Hubungan ini juga dapat dipererat dengan hubungan bilateral melalui organisasi-organisai regional atau
internasional seperti ASEAN, ARF, ASEAN +3, APEC, ASEM, Non Blok, PBB, dan lain sebagainya.

Kadang-0kadang hubungan suatu negara dengan negara yang lainnya itu tidak berjalan mulus untuk mencapai
tujuannya bersama, tantangan ini biasayan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, politik dan pemerintahan
masing-masing negara, sehingga bisa menghambat hubungan kerjasamanya dengan negara lain dalam hal
seperti ini, indonesia dan korea pernah mengalami dalam hal proses hubungan kerjasamanya, hambatannya
adalah Korea dan Indonesia mengalami krisis ekonomi dan reformasi dibidang politik dan pemerinthan pada
saat yang hampir bersamaan, sehingga beralihnya kepemimpinan politik kedua negara ketangan sipil membuat
kedua Pemerintah sibuk untuk menatra kembali kehidupan poliutik dan ekonomi negaranya masing-masing, dan
menyebabkan ketidakjelasan pada sikap masing-masing pemimpin kedua negara terhadap satu sam lainsehingga
hubungan kedua negara makin mengalami penurunan meskipun masih tetap berada diatas rata-rata.

Dan hubungan inipun akhirnya dapat menyesuaikan diri lagi dalam hubungannya dalam perspektif
globalisasi melalui perbaikan kerjasama secara daur ulang melalui siklus tujuan bersama. Dan menjadi
lancarnya hubungan kedua negara ini, secara tidak langsung sangat menguntungkan bagi negara-negara Asia
Timur lainnya.
. KERJASAMA INDONESIA DENGAN CHINA  

Shanghai  - Sektor usaha Indonesia dan China sepaham untuk menjalin enam
kerjasama bidang energi dan pertambangan menyusul penandatanganan nota
kesepahaman sejumlah pelaku bisnis Indonesia dan China dalam forum bisnis di
Shanghai, China, Senin, dan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Keenam kerjasama bidang energi dan pertambangan itu adalah penunjukan
Shanghai Know-How Marine Equipment sebagai distributor pelumas Marine
Pertamina. Wilayah distribusi pelumas itu adalah China dengan nilai penjualan
sebesar 600 ribu dolar AS per tahun. Kedua pihak mematok target penjualan
sebesar 1.500 dolar AS pada tahun kedua. Kerjasama kedua adalah pengelolaan
proyek Madura Strait PSC, yaitu proyek blok gas yang terletak di selat Madura.
Kerjasama itu melibatkan tiga perusahaan, yaitu Samudera Energy, CNOOC
Limited, dan Husky Oil. Kemudian PT Aneka Tambang menggandeng Hangzhou
Jinjiang Group Co. Ltd untuk melakukan proyek eksplorasi, eksploitasi, dan
pengembangan bauksit. Selain itu, Jinchuan Group Ltd berniat untuk berinvestasi di
Indonesia dengan nilai mencapai dua miliar dolar AS guna membangun pabrik nikel
di Sulawesi Tenggara. Perusahaan China itu akan menggandeng PT Barong
Baragas Energy. Kerjasama berikutnya adalah pembangunan pembangkit listrik dan
eksploitasi nikel senilai 700 juta dolar AS antara PT Bumi Makmur Selaras dan
Hanking Industrial Group. Kerjasama eksploitasi nikel juga dikerjakan oleh PT
Indonesia Mitra Jaya dan Super Power International Holding Ltd. Kedua perusahaan
itu sepakat untuk mengolah nikel di daerah Pulau Seram. Menteri Perdagangan Mari
Elka Pangestu yang hadir dalam acara penandatanganan nota kesepahaman
tersebut mengatakan, kerjasama dengan China akan menguntungkan Indonesia.
Menurut dia, kerjasama dengan negeri tirai bambu itu membuka peluang bagi
Indonesia untuk melakukan transfer teknologi sekaligus meningkatkan nilai jual
produk dalam negeri. Mari Elka menegaskan, yang terpenting dalam sebuah
kerjasama adalah kesetaraan. Dengan kesetaraan, Mari yakin kedua pihak akan
sama-sama mendapat keuntungan. Panandatanganan enam nota kesepahaman
kerjasama bidang energi dan pertambangan itu adalah bagian dari
penandatanganan 27 nota kesepahaman dalam berbagai bidang antara Indonesia
dan China. Kerjasma lainnya adalah dalam bidang pertanian, seperti pengembangan
benih hibrida, bioteknologi sayuran, dan riset hortikultura. Kemudian kerjasama di
bidang infrastruktur, misalnya pembangunan jembatan dan serat optik. Selain itu,
juga ada kerjasama dalam bidang perikanan dan kebudayaan, khususnya film
animasi. Forum bisnis yang digelar di China Hall, Pudong Shangri-La Hotel,
Shanghai, itu diikuti oleh sedikitnya 500 pengusaha dari Indonesia dan China. Forum
bisnis itu terselenggara atas kerjasama Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Beijing, China, dan Dewan Promosi Perdagangan Internasional China (CCPIT)
Melawan Propaganda AS, China Terbitkan Buku Angkatan Bersenjata China
untuk Perdamaian

Untuk melawan propaganda negara barat yang menuduh Angkatan Bersenjatanya (People`s
Liberation Army/PLA) bersifat ekpansif maka Pemerintah China secara gamblang mengutarakan apa
dan bagaimana sebenarnya militer China dalam sebuah buku yang dipublikasikan untuk umum.

Dalam buku itu dijelaskan bagaimana profil, kekuatan, dan perkembangan yang dialami angkatan
perang china kepada publik. Peluncuran buku angkatan bersenjata China itu dilakukan pada
penyelenggaraan bursa ke-19 buku internasional Beijing yang berlangsung 29 Agustus hingga 2
September 2012.

Buku yang diterbitkan dalam enam bahasa tersebut berisi tentang militer China ini memiliki
beberapa seri, seri pertama terdiri atas tiga buku yakni tentang Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara China. Rangkaian seri pertama buku Angkatan Bersenjata China itu ditulis dalam
enam bahasa yang berlaku di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Geng Yansheng, Juru Bicara kementerian Pertahanan China menyatakan, "Rangkaian seri pertama
Angkatan Bersenjata China kali ini disampaikan lebih sistematik dan lengkap tentang pengembangan
sistem pertahanan dan kekuatan militer china dalam kurun waktu terakhir,".

Geng Yansheng juga menambahkan,"melalui buku tersebut para pembaca dapat mengetahui secara
jelas tentang pengembangan sistem pertahanan dan kekuatan militer China untuk mendukung
perdamaian dunia sejalan dengan kebijakan pertahanan nasional China yang defensif,".

Rencananya akan ada seri berikutnya yaitu akan lebih mengarah kepada kiprah angkatan laut China
di Teluk Alden, angkatan bersenjata China dalam pasukan perdamaian PBB dan kerja sama angkatan
bersenjata China dengan militer internasional.

Sebenarnya buku ini secara tidak langsung menyindir sikap dan kebijakan AS yang menganggap
bahwa militer China berbahaya bagi perdamaian dunia karena bersifat ekpansif, walaupun Beijing
dengan tegas menyatakan bahwa China selalu mendukung perdamaian dunia, dan berupaya untuk
menjaga stabilitas keamanan global.

Seperti yang disampaikan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei dalam
jumpa pers hari ini (1/9) mengimbau politisi Amerika Serikat melihat perkembangan China
dengan objektif dan rasional, berhenti melontarkan kecaman tak semena-mena terhadap
China dan berhenti mencampuri urusan intern China.

Hong Lei menyatakan hal itu menanggapi pertanyaan wartawan yang mengatakan bahwa
Konferensi Nasional Partai Republik Amerika Serikat dalam program baru partainya yang
diterima baik baru-baru ini telah berbicara tentang kebijakan terhadap China.
(Xinhua/CRI/Antara)

Anda mungkin juga menyukai