Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH INSTRUMEN PENELITIAN

MATAKULIAH METODELOGI PENELITIAN

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh Kelompok 1:


Ega Putri Puji.R SR1721100 Dayang Riski.R SR1721100
Megawati SR172110037 Mesy Heny.S SR1721100
Imamatulaili SR172110056 Rostina SR1721100
Fitri Handayani SR172110051 Arulia PutrI.P SR1721100
Artamevia Eka.S SR172110033 Indah Januarti SR1721100
Afrianto SR1721100
Edi Arianto SR1721100

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

MUHAMMADIYAH PONTIANAK

20
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Instrument
Penelitian”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pak Ardi Selaku dosen
mata kuliah Metodologi Penelitian yang sudah memberikan kepercayaan kepada
kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami pun menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Pontianak, maret 2020

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembuatan/pemilihan instrument merupakan bagian yang sangat vital


dalam kegiatan penelitian, karena instrument digunakan untuk mengumpulkan
data yang kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai kesimpulan hasil
penelitian. Kesalahan dalam menentukan/membuat instrument menyebabkan
data hasil penelitian tidak akurat. Instrument yang baik adalah instrument yang
mampu mendapatkan data yang akurat dan konsisten.

Penelitian adalah melakukan investigasi atau pengukuran terhadap


fenomena yang terjadi pada subjek penelitian. Fenomena yang diukur pada
subjek disebut sebagai konsep yang diteliti. Konsep inilah yang menjembatani
antara ilmu pengetahuan dengan dunia empiric, artinya teori dan konsep secara
logis dapat meramalkan apa yang terjadi dikehidupan nyata (empiric).
Sehingga pada dasarnya suatu penelitian dilakukan untuk mengukur suatu
konsep. Konsep dalam konteks penelitian disebut juga sebagai variabel
penelitian. Tujuan pengukuran adalah mendeskripsikan atau menentukan
hubungan antar beberapa variabel yang diteliti. Karena yang diukur adalah
indikator yang melekat pada variabel, maka instrument harus dikembangkan
berdasarkan variabel penelitian.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan hal tersebut pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai
hal terkait dengan instrument penelitian yang pembahasannya diawali dengan
pengertian instrument penelitian, jenis instrument penelitian dan
mengembangkan instrument penelitian .

C. Tujuan dan Manfaat

1. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :


a. Menjelaskan pengertian instrument penelitian

1
2

b. Menjelaskan jenis instrument penelitian


c. Menjelaskan pengembangan instrument penelitian
2. Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini
adalah :
a. Mahasiswa mengetahui pengertian instrument penelitian
b. Mahasiswa mengetahui jenis instrument penelitian
c. Mahasiswa mengetahui pengembangan instrument penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Intrument Penelitian

Instrument penelitian yaitu alat ukur yang digunakan dalam penelitian


(Sugiyono, 2012).
Menurut Suharsimi Arikunto (2013) adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang
diperoleh dari suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai
bukti (evidence) dari suatu penelitian. Sehingga instrument atau alat ukur
merupakan bagian yang penting dalam suatu penelitian. Kesalahan dalam
pemilihan dan pembuatan instrument menghasilkan data yang tidak
menggambarkan kondisi sebenarnya dari apa yang ingin diteliti.
Peneliti dapat memilih untuk menggunakan instrument yang telah
digunakan oleh peneliti terdahulu (instrument baku) atau mengembangkan
sendiri intstrumen berdasarkan konsep yang mendasari fenomena.
Pertimbangan untuk memilih keduanya didasarkan apakah sudah ada
instrument baku yang tersedia. Jika sudah tersedia, peneliti juga
mempertimbangkan apakah instrument tersebut sesuai diterapkan pada
populasi yang ingin diteliti ditinjau dari beberapa hal seperti Bahasa yang
digunakan, kerumitan dalam menjawab dan beberapa lama waktu yang
diperlukan untuk menjawab seluruh pertanyaan. Jika dianggap tidak
sesuai, maka peneliti dapat mengembangkan instrument baru yang lebih
ringkas, jelas dengan Bahasa yang mudah dipahami oleh responden.
Tidak mudah bagi peneliti pemula untuk mengembangkan instrument
baru yang mampu mengukur secara akurat dan memiliki konsistensi
pengukuran yang tinggi. Namun jika mengetahui metode untuk
mengembangkan suatu instrument baru. Suatu instrument baru yang lebih
singkat, pada dan jelas dapat diajukan untuk mendapatkan hak cipta

3
4

sehingga memberikan nilai tambah bagi seorang peneliti selain hasil


penelitian itu sendiri.

D. Jenis Instrument Penelitian

Berdasarkan jenisnya, instrument penelitian dibagi menjadi 4, yaitu :


1. Instrument fisiologis
Instrument fisiologis adalah instrument yang digunakan untuk mengukur
atribut fisik dengan suatu alat ukur terstandarisasi. Misalnya timbangan
untuk mengukur berat badan, sfigmomanometer untuk mengukur tekanan
darah.
2. Pedoman observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan panca
indra (melihat, mendengar, mencium, mengecap dan meraba). Instrument
yang digunakan dalam observasi adalah panduan/pedoman observasi.
Pedoman observasi merupakan panduan berupa ceklist yang digunakan
oleh peniliti untuk menilai secara langsung perilaku yang ditunjukan oleh
responden. Pedoman observasi digunakan dan diisi oleh peneliti atau
observer yang telah dilatih. Sehingga instrument jenis ini sangat tepat
digunakan untuk mengukur indicator variabel berupa keterampilan atau
perilaku. Dalam menggunakan instrument ini sebaiknya peneliti
melakukan penyamaran (masking/blinding) dengan cara melakukan
observasi tanpa sepengatahuan responden guna mendapatkan data yang
valid.
Berikut ini langkah-langkah dalam membuat pedoman observasi :
 Tentuan variabel penelitian
 Tentukan indikator-indikator dari variabel tersebut.
 Tentukan sub-sub indikator/kriteria untuk kerja standar dari
keterampilan/perilaku yang diinginkan.
 Jabarkan kriteria untuk kerja dari keterampilan/perilaku kedalam item-
item observasi secara sistematis.
5

 Meminta pendapat pakar untuk menentukan apakah item-item observasi


sudah mewakili semua unsur dimensi konsep yang sedang diteiliti
(vailiditas isi)
 Lakukan uji kappa untuk menilai reliabilitas instrument (inter-rater
reliability).
3. Pedoman wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
berinteraksi, bertanya dan mendengarkan apa yang disampaikan secara
lisan oleh partisipan. Agar wawancara lebih lebih terarah dan terstruktur
maka wawancara dilakukan dengan suatu panduan atau pedoman
wawancara. Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang dibuat
secara terstruktur berdasarkan tujuan penelitian atau variabel yang ingin
diketahui.
4. Kuesioner
Kuesinoer adalah suatu bentuk atau dokumen yang berisi beberapa item
pertanyaan atau pertanyaan atau pernyataan yang dibuat berdasarkan
indikator-indikator suatu variabel. Kuesinoner pada dasarnya diberikan
untuk mengetahui respon subjek terhadap setiap item pernyataan dengan
cara meminta subjeknmenuliskan responnya terhadap setiap pernyataan
tersebut. Kuesinoer selalu dibuat secara terstruktur berdasarkan indikator-
indikator dan dimensi dari variabel penelitian. Respon subjek terhadap
item pertanyaan/pernyataan dalan kuesioner dapat dikuantifikasi atau
dibuat skoring/penilaian. Skoring terhadap kuesioner berbeda-beda sesuai
dengan skala yang digunakan peneliti pada kuesioner. Terdapat beberapa
skala kuesioner antara lain skala Likert, skala Guttman dan visual analog
scale.
6

E. Mengembangkan instrument penelitian (kontruksi alat ukur)

Terdapat beberapa tahapan untuk mengembangkan instrument sebagai alat


pengumpul data dalam penelitian. Tahapan dimulai dengan menentukan jenis
instrument yang akan digunakan, kemudian memastikan apakah instrument
untuk mengukur variabel penelitian telah tersedia dan pernah digunakan oleh
peneliti terdahulu, jika sudah maka peneliti dapat menggunakan instrument ini
dengan terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitasnya. Jika belum
terdapat instrument yang baku, maka peneliti harus membuat dan
mengembangkan suatu instrument dengan mengacu pada variabel, dimensi dan
indikator-indikator dari variabel tersebut. Sebelum digunakan untuk
pengukuran, maka selalu pastikan bahwa instrument yang digunakan telah
teruji validitas dan reliabilitasnya.
Sering kita temukan suatu instrument yang disebut sebagai gold standard
dan telah digunakan oleh banyak peneliti, misalnya instrument yang digunakan
oleh psikolog untuk mengukur tingkat intelegensia (IQ), kuesioner untuk
mengukur kualitas hidup dan lain sebagainya. Untuk sampai pada level seperti
ini suatu instrument telah melalui beberapa proses pengujian dan telah terbukti
validitas dan reliabilitasnya. Namun jika digunakan pada populasi dengan
karakteristik demografi dan budaya yang jauh berbeda dari penelitian
terdahulu, maka harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan
bahwa instrument tersebut valid dan reliabilitas jika digunakan pada populasi
penelitian kita.
Tahapan berikut ini memandu peneliti membuat instrumen penelitian :

1. Mempelajari kembali konsep yang di teliti untuk memperjelas pemahaman


peneliti tentang variabel penelitian. Variabel penelitian di jelaskan secara
spesifik dalam definisi operasional.
2. Mengembangkan dimensi dan indikator dari variabel yang telah
terangkum secara eksplisit dalam definisi operasional.
3. Menentukan jenis instrumen yang akan di gunakan untuk mengumpulkan
data. Jenis instrumen tergantung dari variabel yang diteliti. Kuesiner
7

sangat cocok untuk menilai sikap, minat, motivasi atau pengetahuan.


Pedoman observasi sering di gunakan untuk menilai atribut fisik,
penampilan kerja atau perilaku responden, sedangkan pandauan
wawancara tetap jika di gunakan untuk mendapatkan informasi mendalam
tentang suatu permasalahan.
4. Membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi instrumen mencakup variabel
penelitian, dimensi atau sub variabel dan indikator/subindikator.
5. Membuat item pertanyaan sesuai dengan indikator pada kisi-kisi
instrumen.
Sebelum membuat item pertanyaan pada instrument, penelitian perlu
wawancarai beberapa orang dalam populasi yang sama. Kegiatan ini
bertujuan mengumpulkan kata-kata verbatim yang nantinya akan di
gunakan sebagai item pertanyaan didapatkan dari pertanyaan (statemen)
responden terhadap suatu indikator atau sub indikator. Hal ini dilakukan
untuk meningkatkan face validity.

6. Tentukan parameter (skala) yang digunakan untuk mengukur setiap


indicator/subindikator misalnya instrumen untuk menilai sikap
mengunakan skala likert dengan 5 atau 6 pilihan mulai dari sangat setuju
sampai dengan sangat tidak setuju.
7. konsultasikan instrumen dengan pakar dibidangnya untuk meningkatkan
validitas isi (content validity). Instrumen telah mencapuk isi yang
seharusnya dari suatu konsep yang diteliti.pakar akan menentukan
kesesuaian indikator-indikator yang terdapat dalam instrumen dengan
teori dan konsep terkait. Pakar akan pakar akan memberi Masukan berupa
sub variable dan indikator yang harus di perbaiki,dihilangkan atau
ditambahkan dalam kisi-kisi.
8. Lakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan cara menyebarkan
instrument tersebut kepada individu yang memiliki kesamaan karakteristik
dengan responden penelitian (penjelasan uji validitas dan reliabilitas dapat
dilihat pada bab 10).
8

9. perbaiki instrumen penelitian sesuai dengan hasil uji validitas dan


reliabilitas.Item pertanyaan yang tidak valid dapat dibuang atau jika
banyak yang tidak valid dapat diperbaiki kemudian dilakukan penguji
ulang.sedangkan item pertanaan yang valid dirangkai kembali menjadi
sebuah perangkai instrument untuk melihat kembali validitas isi
berdasarkan kisi-kisi.jika butir-butir yang valid tersebut dianggap valid
maka perangkat instrumen yang terakhir ini menjadi instrumen final yang
akan digunakan untuk mengukur variable penelitian.
Contoh penyusunan instrumen (konstruksi alat ukur):
Penelitian efektivitas rehabilitas Stroke dengan model keperawatan
integratif terhadap kualitas hidup pasien Paska Stroke.variabel pada
penelitian ini yaitu model keperawatan integrative (variable
independen)dan kuakitas hidup pasien paska Stroke (variabel
dependen).berdarkan variabel tersebut peneliti menyusun instrumen untuk
menilai kualitas hidup pasien paska Stroke.Berikut ini diberikan contok
tehnik penyusunan insrumen kualitas hidup pasien paska Stroke (stroke
Specific Quality of Life/SSQOL). untuk memenuhi kriteria validitas
isi,langkah awal dalam penyusunan instrumen adalah mempelajari teori
atau model kualitas hidup yang Dijadikan sebagai landasan dalam
menyusun instrumen. Model yang digunakan dalam mengembangkan
instrumen kualitas hidup pasien paska stroke (SSQOL) adalah model
health related-quality of life (HRQOL) dari Wilson dan Cleary (1995)
yang merupakan salah satu teori middle range dalam struktur ilmu
keperawatan .
Berikut dijelaskan sekilas tentang model HRQOL yang mendasari
penyusunan instrumen :
MODEL Health-Related Quality of life (HRQOL)
Model HRQOL dikembangkan oleh Wilson dan Cleary (1995). Model ini
menjelaskan tentang hubungan antara konsep-konsep dasar dari kualitas
hidup terkait kesehatan. Model ini menjelaskan 5 determinan yang disusun
sebagai suatu kontinum menyangkut aspek biologi, psikologi dan sosial.
9

Level determinan kualitas hidup ini dibuat berdasarkan toksonomi yang


terdiri dari faktor biologi/fisiologi, status gejala (symptom status), status
fungsional, persepsi kesehatan general dan kualitas hidup secara
keseluruhan (0verall quality of life) kelima determinan ini dipengaruhi
oleh karakteristik individu dan karakteristik lingkungan.

Berikut skema yang menjelaskan hubungan kausal antar determinan


kualitas hidup serta variabel karekteristik individu dan lingkungan dalam
model HRQOL :
Karakteristik individu

Persepsi Kualita
Faktor biologi/fisiologi Status gejala Status fungsional kesehatan hidup keselu
general

Karakteristik lingkungan
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang
diperoleh dari suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai
bukti (evidence) dari suatu penelitian. Sehingga instrument atau alat ukur
merupakan bagian yang penting dalam suatu penelitian.
Peneliti dapat memilih untuk menggunakan instrument yang telah
digunakan oleh peneliti terdahulu (instrument baku) atau mengembangkan
sendiri intstrumen berdasarkan konsep yang mendasari fenomena.
F. Saran

Diharapkan bagi penulis lain dapat melakukan pembuatan makalah


lanjutan yang lebih baik lagi dan membahas lebih mendalam lagi terutama
tentang instrument penelitian.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai