a. Pengertian Hipertensi
dalam arteri ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik) sama dengan atau diatas 140
mmHg dan tekanan darah saat jantung sedang berelaksasi (diastolik) sama dengan atau
diatas 90 mmHg (WHO, 2013) Hipertensi adalah salah satu faktor penting sebagai
pemicu penyakit tidak menular (Non Communicable Disease = NCD) seperti penyakit
jantung, Stroke, dan lain lain yang saat ini menjadi momok penyebab kematian nomer
b. Klasifikasi Hipertensi
menjadi:
1. Hipertensi Primer
tanpa diketahui penyebabnya dan berjumlah 90%-95% dari semua kasus hipertensi.
7
8
2. Hipertensi Sekunder
spesifik dan biasanya dapat diidentifikasi. Hipertensi sekunder diderita oleh 5%-
10% dari semua penderita hipertensi pada orang dewasa. Ignatavicius, Workman,
koartasio aorta (penyempitan pada aorta), tumor otak, ensefalitis, kehamilan, dan
simpatomimetik).
c. Etiologi Hipertensi
9
terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain - lain. Sedangkan yang termasuk
faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi, obesitas dan lain -
Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya
Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada
berbagai populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas)
Hipertensi kadang di sebut sebagai “Silent Killer” karena biasanya orang yang
menderita tidak mengetahui gejala sebelumnya dan gejalanya baru muncul setelah
sistem organ tertentu mengalami kerusakan pembuluh darah (Smeltzer dkk, 2010).
jumpa yaitu :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdenging
4. Mimisan (jarang)
10
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
8. Mudah lelah
Menurut Nurarif & Kusuma (2013) tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan
menjadi:
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
e. Penatalaksanaan Hipertensi
dengan obat-obatan. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan
garam tidak melebihi seperempat sampai Asupan garam berlebih Jumlah nefron
berkurang stres Perubahan genetis obesitas Bahan-bahan yang erasal dari endotel
Retensi natrium ginjal Penurunan permukaan filtrasi Aktivitas berlebih saraf simpatis
11
Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer setengah sendok teh atau enam
gram perhari, menrunkan berat badan yang berlebih, menghindari minuman yang
hipertensi dianjurkan berolahraga, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama
20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Cukup istirahat (6-8 jam) dan
dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah sebagai berikut: (Kemenkes RI,
2013).
1. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak, ginjal, paru,
3. Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin,
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapi atau kambing, kuning
5. Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis, korned, sayuran serta
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.
f.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
anemia.
d) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
jantung
g. Komplikasi
kerusakan serius pada kesehatan. Hal ini dapat mengeraskan arteri, mengurangi aliran
oksigen darah ke jantung yang dapat menyebabkan nyeri dada (angina), gagal
13
jantunmg ( jantung tidak dapat memompa darah dan oksigen ke orang lain ), serangan
jantung (terjadi ketika pasokan darah ke jantung tersumbat dan mneyebabkan kematian
otot jantung karena yang tidak adekuat, semakin lama aliran darah tersumbat, semakin
besar kerusakan pada jantung), dan stroke ( terjadi ketika pembuluh darah di otak
pecah dan memblock arteri yang mengalirkan darah dan oksigen ke otak).
h. Pengertian Kepatuhan
hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan (WHO 2003) dalam
perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan Lawrence
berdasarkan kepatuhan dalam meminum obat antihipertensi tetapi juga dituntut peran
aktif pasien dan kesediaanya untuk memeriksakan ke dokter sesuai dengan jadwal yang
Kepatuhan merupakan suatu perilaku dalam bentuk respon atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar organisme. Dalam memberikan respon sangat
bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain. Lawrence Green (1980) dalam
14
faktor yaitu predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Ketika faktor tersebut
dasar atau motivasi perilaku. Faktor predisposisi dalam arti umum juga dapat
dimaksud sebagai prevelensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam
melakukan suatu tindakan. Selain itu status sosial-ekonomi, umur, pekerjaan, dan
jenis kelamin juga merupakan factor predisposisi. Demikian juga tingkat pendidikan
aspirasi terlaksana. Termasuk didalamnya adalah kemampuan dan sumber daya yang
Faktor penguat merupakan faktor yang datang sesudah perilaku dalam memberikan
ganjaran atau hukuman atas perilaku dan berperan dalam menetapkan dan atau
15
lenyapnya perilaku tersebut. Termasuk dalam faktor ini adalah manfaat sosial dan
manfaat fisik serta ganjaran nyata atau tidak nyata yang pernah diterima oleh pihak
lain. Sumber dari faktor penguat dapat berasal dari tenaga kesehatan, kawan,
keluarga, atau pimpinan. Faktor penguat bisa positif dan negatif tergantung pada
kontrol diri yang baik dari penderita akan semakin meningkatkan kepatuhannya
dalam menjalani pengobatan. Kontrol diri dapat dilakukan meliputi kontrol berat
2. Meningkatkan efikasi diri. Efikasi diri dipercaya muncul sebagai prediktor yang
penting dari kepatuhan. Seseorang yang mempercayai diri mereka sendiri untuk
berkaitan dengan kepatuhan serta kemauan dari penderita untuk mencari informasi
dari berbagai sumber seperti media cetak, elektronik atau melalui program
dengan monitoring diri penderita dapat lebih mengetahui tentang keadaan dirinya
a. Kepemilikan BPJS
Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah bekerja di
Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS. Ini sesuai pasal 14
Sedangkan orang atau keluarga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib
mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada BPJS. Setiap peserta BPJS akan
ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian. Sedangkan bagi warga miskin, iuran
Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di sektor formal, namun
juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan.
Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar iuran sesuai dengan tingkatan
manfaat yang diinginkan. Jaminan kesehatan secara universal diharapkan bisa dimulai
secara bertahap pada 2014 dan pada 2019, diharapkan seluruh warga Indonesia sudah
BPJS Kesehatan akan diupayakan untuk menanggung segala jenis penyakit namun
yaitu :
a) Penerima Bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan, diantaranya: fakir miskin dan
undangan.
b. Anggota TNI
c. Anggota Polri
d. Pejabat Negara
f. Pegawai swasta
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai huruf f yang menerima upah
a. Investor
b. Pemberi Kerja
c. Penerima Pensiun
d. Veteran
18
e. Perintis Kemerdekaan
f. Bukan pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu
membayar iuran.
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya di bayarkan oleh pemerintah. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Sedangkan Menurut UU no. 24 tahun (2011) tentang BPJS pasal 7 ayat (1) dan
Ayat (2), pasal 9 ayat (1) dan UU. No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN, Pasal 1 Angka 8,
Pasal 4 Dan Pasal 5 ayat (1)) memberikan keterangan bahwa: Badan Penyeleggara
jaminan social kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah badan hukum publik yang
kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling
berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar
mendukung pencapaian Visi ini, kami juga telah menetapkan lima Misi BPJS
5) Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi. Visi dan Misi 2016-2021 ini
melalui suatu kerangka program yang sustain dan berkualitas, guna meningkatkan
mencakup:
a) Administrasi pelayanan
mencakup:
1) Administrasi pelayanan
sub spesialis
7) Rehabilitasi medis
8) Pelayanan darah
seluruh penduduk Indonesia, maka UU BPJS memberikan batasan fungsi, tugas dan
wewenang yang jelas kepada BPJS. Dengan demikian dapat diketahui secara pasti
batas-batas tanggung jawabnya dan sekaligus dapat dijadikan sarana untuk mengukur
kepada masyarakat.
b) Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
f) Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya
patuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai
jaminan sosial.
Hipertensi
Pengobatan yaitu:
1. Faktor predisposisi
2. Faktor pemungkin
3. Faktor penguat
Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi dan berhubungan dalam perilaku pengobatan
individu, begitu juga dengan perilaku kepatuhan penderita penyakit Hipertensi dalam
menjalani pengobatan.
faktor pemungkin terdapat kepemilikan asuransi yang sesuai dengan penelitian yang di
lakukan.
asuransi kesehatan adalah memperalihkan risiko biaya sakit dari tertanggung (pemilik)
kemudahan dari segi pembiayaan sehingga lebih patuh dibandingkan dengan yang
(2017) di dapatkan hasil analisis p value 0,000 yang berarti ada hubungan antara
nilai OR =3,058, artinya penderita hipertensi dengan yang memiliki BPJS kesehatan
berpeluang patuh 3,058 kali dibandingkan penderita hipertensi yang tidak memiliki
BPJS Kesehatan. Sejalan dengan dengan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi
kepatuhan pengobatan penyakit kronik yang dipaparkan oleh CDC Amerika (2013).
Faktor ekonomi yang berpengaruh pada kepatuhan pengobatan penyakit kronik adalah
Penelitian ini mengacu pada teori yang di kembangkan Lawrence Green (1980)
dalam notoatmodjo (2010) bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi seseorang daalam
Hipertensi (3) faktor penguat meliputi Tenaga kesehatan dan keluarga yang dapat
Hipertensi.
Selain faktor diatas, menurut puspita (2016) faktor utama yang mempengaruhi
kepatuhan berobat pasien hipertensi diantaranya lama menderita dan status pekerjaan
1.Faktor Predisposisi :
- Jenis kelamin
- Tingkat pendidikan
- Tingkat pengetahuan
- umur
2.Faktor Pemungkin
Patuh
- Kepemilikan Asuransi Kepatuhan Berobat
/BPJS Pasien Hipertensi
Tidak Patuh
- Jarak
- Ketersediaaan
transportasi
- Waktu pelayanan
1.Lama menderita
3.Faktor Penguat
2.Status pekerjaan
- Dukungan keluarga
- Motivasi berobat
- Peran tenaga kesehatan
Keterangan :
2.3 Hipotesis
pasien Hipertensi
Hipertensi