Anda di halaman 1dari 6

mmHg dan Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam,

atau pemeriksaan dipstick ≥ 1 +


2. PEMBAHASAN
c.
PREEKLAMPSIA 1. Definisi
Preeklampsia adalah komplikasi b) Ditegakkan diagnosa preeklampsia
setelah kehamilan 20 minggu yang berat jika ditemukan tanda dan gejala
ditandai timbulnya hipertensi (> 140/90 sebagai berikut: Tekanan darah pasien
mmHg) yang disertai salah satu dari edema,
proteinuria atau kedua-duanya dan jika dalam keadaan istirahat: sistolik
disertai dengan kejang disebut eklampsia. ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg;
Penyakit ini hanya terjadi pada saat Proteinuria ≥ 5 gr/24 jam atau dipstick ≥
kehamilan. Di samping infeksi dan 2 +; Oligourie < 500 ml/24 jam; Serum
perdarahan, preeklampsia merupakan salah kreatinin meningkat; Oedema paru atau
satu penyebab kematian utama pada wanita cyanosis (Sibai B. M., 2003).
hamil.
c) Dan disebut impending eklampsia
Penyebab pasti dari kelainan ini
apabila pada penderita ditemukan
masih belum diketahui, namun beberapa
penelitian menyebutkan ada beberapa faktor keluhan seperti (Lipstein, 2003): Nyeri
yang dapat menunjang terjadinya
epigastrium; Nyeri kepala frontal,
preeklampsia dan eklampsia. Faktor faktor
tersebut antara lain, gizi buruk, kegemukan scotoma, dan pandangan kabur
dan gangguan aliran darah ke rahim. (gangguan susunan syaraf pusat);
Penyakit ini biasanya mengenawanita Gangguan fungsi hepar dengan
yang baru pertama kali hamil, gemuk, ada
meningkatnya alanine atau aspartate
riwayat pre-eklampsia dalam keluarga atau
amino transferase; Tanda-tanda
pernah menderita preeklampsia pada
hemolisis dan micro angiopatik;
kehamilan sebelumnya. Meski begitu, faktor
Trombositopenia < 100.000/mm3;
penyebabnya belum dapat diketahui secara
Munculnya komplikasi sindroma
pasti. Yang sudah diketahui, penyakit ini
hanya terjadi pada HELLP
wanita hamil. Banyak teori telah d) Dan disebut eklampsia jika pada
dikemukakan oleh para pakar di dunia, tapi
penderita preeklampsia berat dijumpai
masih belum memuaskan.
kejang kronik dan tonik dapat disertai
2. Klasifikasi
adanya koma.
Dalam pengelolaan klinis, preeklampsia dibagi
sebagai berikut: 3. Manifestasi Klinik
a) Disebut preeklampsia ringan jika Biasanya tanda-tanda

ditemukan: Tekanan darah ≥ 140/90 preeklampsia timbul dalam urutan :


pertambahan berat badan yang berlebihan,
mmHg, tetapi kurang dari 160/110
diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya
proteinuria. Pada preeklampsia ringan tidak bahkan dapat terjadi kematian pada janin,
ditemukan gejala – gejala subyektif. Pada ibu, atau keduanya bila pre-eklampsia tak
preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di segera diatasi dengan baik dan benar.
daerah prontal, diplopia, penglihatan kabur, Penyakit ini bisa juga terjadi sebelum
nyeri di daerah epigastrium, mual atau kehamilan 20 minggu, tapi biasanya disertai
muntah. Gejala – penyakit lain semisal mola hidatidosa (hamil
anggur) atau sudah disertai penyakit darah
gejala ini sering ditemukan pada
tinggi sebelum kehamilan.
preeklampsia yang meningkat dan
merupakan petunjuk bahwa eklampsia Teori mutakhir dikemukakan Sibai dan

akan timbul. Dekker (1998) yang menyebutkan, ada 4

Kondisi preeklampsia sangat faktor berperan penting dalam terjadinya

kompleks dan sangat besar pengaruhnya pada pre-eklampsia: Iskemia

ibu maupun janin. Gejalanya dapat dikenali plasenta (plasenta atau ari-ari kekurangan
melalui pemeriksaan kehamilan yang rutin. oksigen); kekurangan protein (kurang gizi);
maladaptasi imunologi,
Kendati tak jarang si ibu merasa
dirinya sehat-sehat saja. Preeklampsia ketidakmampuan (maladaptasi) sistem
imunitas (kekebalan tubuh) terhadap
biasanya muncul pada perubahan yang terjadi akibat proses
kehamilan; kelainan genetik (teori genetika
trimester ketiga kehamilan. Tapi bisa juga ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut
muncul pada trimester kedua. Bentuk di masa mendatang).
nonkompulsif dari gangguan ini terjadi pada
sekitar 7 persen kehamilan. Gangguan ini bisa Sampai sekarang penyebab
terjadi sangat ringan atau parah. preeklampsia dan eklampsia masih tanda
Bila pre-eklampsianya tanya, penyakit ini masih disebut disease of
theory (Chesley, 1978), beberapa faktor risiko
menjadi berat, akan terjadi gangguan pada penyakit ini antara lain adalah:
pertumbuhan pada janin (janin menjadi kecil nullipara, terutama usia ≤ 20 tahun, dan
kehamilan yang langsung terjadi
dibanding
setelah perkawinan (Robillard P. Y., 1994);
umur kehamilannya), gangguan riwayat pernah menderita preeklampsia dan
penglihatan di mana penglihatan menjadi eklampsia pada kehamilan terdahulu;
kabur, sakit kepala hebat, nyeri uluhati riwayat penderita preeklampsia dan
disertai muntah-muntah, atau tekanan darah eklampsia dalam keluarga; kehamilan ganda,
(160/110 mmhg). Penyulit lain juga bisa diabetes mellitus, hydrops foetalis, mola
terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh hidatidosa, dan anti phospolipid antibodies,
seperti gagal jantung, gagal ginjal, infeksi saluran kemih; riwayat penderita
hipertensi dan penyakit ginjal; multipara
gangguan fungsi hati, gangguan pembekuan dengan umur
darah, sindroma HELLP,
lebih dari 35 tahun.
4. Patofisiologi terjadinya kelahiran prematur dan komplikasi
lanjutan dari kelahiran prematur yaitu
Pada preeklampsia terjadi spasme keterlambatan belajar, epilepsi, sereberal
pembuluh darah disertai dengan retensi palsy, dan masalah pada pendengaran dan
garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan penglihatan.
spasme hebat arteriola glomerulus. Pada
beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian Akibat dari preeklampsia sangat besar
sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh pengaruhnya pada ibu maupun janin. Pada
satu sel darah merah. Jadi jika semua kondisi preeklampsia pada wanita hamil,
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, berkurangnya aliran darah ke plasenta dapat
maka tenanan darah akan naik sebagai usaha menyebabkan gangguan pertumbuhan janin,
untuk mengatasi tekanan perifer agar lahir prematur, atau janin meninggal dalam
oksigenasi jaringan dapat dicukupi. kandungan. Selain itu plasenta dapat lepas
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema sebelum waktunya. Yang lebih ekstrim adalah
yang disebabkan oleh penimbunan air yang terjadi eklampsia, yaitu preeklampsia yang
berlebihan dalam ruangan interstitial belum disertai kejang. Keadaan ini sangat berbahaya
diketahui sebabnya, mungkin karena dapat menimbulkan kerusakan organ
seperti hati, ginjal, dan otak, yang berakhir
karena retensi air dan garam. Proteinuria dengan kematian. Sementara preeklampsia
dapat disebabkan oleh spasme arteriola pada wanita hamil akan menyebabkan janin
sehingga terjadi perubahan pada yang dikandung hidup dalam rahim dengan
glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman nutrisi dan oksigen di bawah normal. Keadaan
199). ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang
menyalurkan darah ke plasenta menyempit.
3. Faktor Resiko Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin
akan terhambat
Wanita hamil manapun dapat mengalami
preeklampsia. Tapi umumnya ada beberapa sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang
wanita hamil yang lebih rendah. Bisa juga janin dilahirkan kurang
bulan (prematur), biru saat
berisiko, yaitu: wanita yang hamil untuk
pertama kali; kehamilan bayi kembar; dilahirkan dan sebagainya.
penderita diabetes mellitus; wanita yang
mengidap hipertensi (tekanan darah tinggi) 4. Pencegahan
sebelum hamil; wanita yang memiliki masalah Usaha pencegahan preeklampsia dan
dengan ginjal; wanita yang hamil pertama kali eklampsia sudah lama dilakukan, telah
di usia berisiko, yakni di bawah usia 20 tahun banyak penelitian dilakukan untuk menilai
atau diatas 35 tahun. manfaat berbagai kelompok bahan-bahan
5. Efek Preeklampsia non-farmakologi dan bahan farmakologi
seperti: diet rendah garam, vitamin C,
pada Janin toxopheral (vit E), beta caroten, minyak ikan
Preeklampsia dapat menyebabkan (eicosapen tanoic acid), zink, magnesium,
gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal diuretik, antihipertensi, aspirin dosis rendah,
ini akan menyebabkan berat badan bayi yang dan kalsium untuk mencegah terjadinya
dilahirkan relatif kecil. Selain itu, preeklampsia dan eklampsia. Sayangnya
preeklampsia juga dapat menyebabkan berbagai cara tersebut belum mewujudkan
hasil yang menggembirakan (Nortwitz E. R., spesialis kebidanan. Jika umur bayi sudah
dkk., 1999). cukup, maka sebaiknya segera dilahirkan baik
secara induksi (dirangsang) atau operasi.
Belakangan juga diteliti manfaat
penggunaan anti-oxidant seperti N. Acetyl Untuk preeklampsia berat lebih baik
cystein yang diberikan bersama dengan
dilakukan perawatan intensif di rumah
vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai
mineral lainnya (Rumiris D., dkk., 2005) sakit guna menjaga kondisi ibu dan bayi yang
yang nampaknya dapat menurunkan angka ada di dalam kandungannya. 7. Pengaturan
kejadian preeklampsia pada kasus risiko
Diet pada Preeklamsi
tinggi.
Ciri khas diet preeklamsi adalah
Pada pasien dengan risiko tinggi
memperhatikan asupan garam dan protein.
terjadinya preeklampsia, pemeriksaan
Tujuan dari pengaturan diet pada
antenatal trimester II harus dilakukan secara
preeklamsi adalah :
teratur untuk menilai keadaan ibu dan
- Mencapai dan mempertahankan status
kesejahteraan janin.
gizi normal.
Masalah yang sering dihadapi pada
penderita preeklampsia dan eklampsia - Mencapai dan mempertahankan
adalah: penderita tidak melakukan tekanan darah normal.
pemeriksaan antenatal secara teratur dan
sering datang terlambat ke rumah sakit: - Mencegah dan mengurangi retensi
40% serangan kejang pada penderita garam dan air.
eklampsia biasanya terjadi sebelum
penderita masuk ke rumah sakit. - Menjaga keseimbangan nitrogen

6. Pengobatan - Menjaga agar pertambahan berat


Pengobatan preeklampsia dan badan tidak melebihi normal.
eklampsia adalah kelahiran bayi.
Mengurangi atau mencegah
Preeklampsia ringan (tekanan darah diatas timbulnya resiko lain atau penyulit baru pada
140/90 yang terjadi pada umur kehamilan 20 saat kehamilan atau persalinan. Syarat dari
minggu yang mana wanita tersebut belum pemberian diet preeklamsi adalah :
pernah mengalami hipertensi
- Energi dan semua zat gizi cukup, dalam
sebelumnya) dapat dilakukan observasi di
keadaan berat makanan
rumah atau di rumah sakit terggantung
kondisi umum pasien. Jika umur bayi masih diberikan secara berangsur sesuai dengan
prematur, maka diusahakan kemampuan pasien menerima makanan .
Penambahan energi tidak melebihi 300
keadaan umum pasien dijaga sampai bayi siap kkal dari makanan atau diet sebelum
dilahirkan. Proses kelahiran sebaiknya hamil.
dilakukan di rumah sakit dibawah
pengawasan ketat dokter - Garam diberikan rendah sesuai dengan
berat/ringannya retensi garam atau air. - Diet preeklamsi II diberikan sebagai

- Penambahan berat badan diusahakan makanan perpindahan dari diet

dibawah 3 kg / bulan atau dibawah 1 kg / preeklamsi I atau kepada pasien


minggu. preeklamsi yang keadaan penyakitnya
- Protein tinggi (1 ½ - 2 Kg BB)
tidak begitu berat.
- Lemak sedang berupa lemak tidak - Makanan berbentuk saring atau lemak
jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh diberikan sebagai diet rendah garam I.
ganda.
- Vitamin cukup, Vit C dan - Makanan ini cukup energi dan zat gizi
B6 lain.
diberikan sedikit lebih banyak. Diet Preeklamsi III.

- Mineral cukup terutama kalsium dan - Diet preeklamsi III diberikan sebagai
kalium. perpindahan dari diet preeklamsi II

- Bentuk makanan disesuaikan dengan dan I kepada pasien dengan

kemampuan makan pasien. preeklamsi ringan.

- Cairan diberikan 2500 ml sehari pada saat - Makanan ini mengandung protein
ologuria, cairan dibatasi dan disesuaikan tinggi dan garam rendah.
dengan cairan yang dibutuhkan tubuh. - Diberikan dalam bentuk lunak atau
Jenis diet biasa.
Preeklamsi:
- Makanan ini cukup semua zat gizi, jumlah
Diet Preeklamsi I.
energi harus disesuaikan dengan
Diet preeklamsi diberikan kepada pasien
dengan preeklamsi berat . kenaikan BB yang boleh lebih dari 1 Kg/

- Makanan ini diberikan dalam bentuk BB.

cair yang terdiri dari susu dan sari buah.


- Jumlah cairan diberikan paling sedikit

1500 ml sehari peroral dan


kekurangannya diberikan parenteral.

- Makanan ini kurang energi dan zat


gizi karenanya hanya diberikan selama 1-
2 hari.

Diet Preeklamsi II.


5. KESIMPULAN
Gejala klinis penderita preeklampsia bisa sangat bervariasi dari preeklampsia ringan,
preeklampsia berat, eklampsia, sindroma, dan berbagai komplikasi lainnya. Dalam penanganan

kasus, faktor risiko harus dikenali sedini


mungkin, hal ini dijadikan dasar pengawasan antenatal yang teratur dan seleksi kasus.
Pencegahan preeklampsia tampaknya belum memberikan hasil yang menggembirakan, meskipun
sudah banyak dilakukan penelitian untuk itu. Pemberian vitamin C, toxopheral (vit E),
beta caroten, minyak ikan
(Eicosapentanoic acid), zink, magnesium yang diberikan bersama anti oksidan N

acetyl cystein tampaknya dapat


menurunkan angka kejadian preeklampsia dan eklampsia pada kasus risiko tinggi.

Dalam penanganan penderita

preeklampsia,dan eklampsia, faktor ketidaktahuan, kemiskinan, dan terlambat


datang ke rumah sakit sangat mempengaruhi prognosa dan morbiditasmortalitas
penderita.

Anda mungkin juga menyukai