Anda di halaman 1dari 6

TUGAS FISIOLOGI HEWAN OSMOREGULASI

NAMA : VIA ANJELIA


NPM : 1808104010028

1. Apa yang paling menarik dalam materi osmoregulasi dan jelaskan mengapa ?
Jawab :
Hal menarik dalam materi osmoregulasi yaitu fungsi osmoregulasi itu sendiri
yang sangat penting bagi metabolisme hewan serta pengaturan osmoregulasi nya.
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan
pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup. Pengaturan
osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan
lingkungan disekitarnya. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk
membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.  Pengaturan
tersebut sangat diperlukan karena tiap hewan memiliki batasan volume dan
pertambahan air akan melebihi kapasitas jaringan atau organ dalam menampung
pertambahan volume tersebut. Kebalikannya, apabila cairan tubuh hilang pada
kondisi tanpa adanya pengaturan maka volume tubuh akan menyusut dan pada
akhirnya akan berdampak pada fungsi fisiologi yang lain akan terpengaruh seperti
peredaran darah, respirasi dan lokomosi (Noris,2007).
Sel juga membutuhkan volume sitoplasma yang sesuai untuk mendistribusikan
ion dan nutrient, memfasilitasi pergerakan sel, dan menjaga jarak antar organel-
organel sel. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa osmoregulasi di
dalam tubuh hewan terkait dengan pengaturan volume dan konsentrasi zalir
intraseluler dan ekstraseluler. Komposisi cairan pada zalir intra seluler dan zalir
ekstraseluler berbeda-beda pada berbagai jenis hewan dan habitat. Hal tersebut sangat
berkaitan osmoregulasi seluler yang terjadi di dalam tubuh hewan tersebut
(Wilmer,2005).
Pada manusia, proses Osmoregulasi terjadi di Ginjal. Maka ginjal disebut
Osmoregulator. Osmoregulasi oleh binatang Kebanyakan invertebrata yang berhabitat
di laut tidak secara aktif mengatur sistem osmosis mereka, dan dikenal sebagai
osmoconformer. Osmoconformer merupakan kelompok hewan yang memiliki cairan
extraseluler yang isoosmotik dengan cairan di lingkungannya. Hal ini menyebabkan
hewan tersebut tidak perlu melakukan osmoregulasi. Kelompok
hewan osmoconformer didominasi oleh invertebrate dan beberapa jenis ikan
(Thimothy,2009)

2. Jelaskan mekanisme osmoregulasi pada ikan hiu !


Jawab :
Meskipun mayoritas elasmobranchs sebagian besar stenohaline, setidaknya 170
spesies dari 1100 diakui spesies elasmobranch mampu mentolerir lingkungan payau
atau sepenuhnya air tawar untuk waktu yang lama (Isnaeni, 2006), menunjukkan
bahwa beberapa derajat euryhalinity lebih umum dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sementara banyak yang diketahui tentang osmoregulasi elasmobranch dalam air laut
normal, lebih sedikit yang diketahui tentang tanggapan mereka terhadap perubahan
salinitas lingkungan, dan terutama yang berkaitan dengan hypersalinity (di mana
salinitas lingkungan mungkin melebihi dari air laut). Elasmobranchi adalah hewan
untuk sub kelas ikan bertulang rawan salah satuya ikan hiu.
Biasanya ikan hiu tinggal di luar salinitas laut terbuka menimbulkan ion masalah
regulasi. Biasanya, cairan dan jaringan dari hiu yang tinggal di air laut yang
hipertonik sehubungan dengan air laut sekitarnya yang memfasilitasi masuknya
sedikit osmotik air dan keuntungan difusi bersih Na+ dan ion Cl-. Gradien ini berarti
bahwa hiu di air laut umumnya tidak perlu minum, dan setiap keuntungan bersih dari
ion ditangani sebagian besar oleh kelenjar menskresi garam. Akumulasi konsentrasi
tinggi urea dalam sel dan cairan ekstraseluler menyumbang sebagian besar tekanan
osmotik internal yang tinggi dari elasmobranchi dan sementara tingkat tinggi urea
dapat mempengaruhi fungsi protein dalam organisme lain, beberapa protein
elasmobranchi unik hanya bisa berfungsi di tingkat urea yang tinggi (Lakita,2008).
Dalam lingkungan salinitas rendah, elasmobranchi euryhaline harus mengurangi
gradien osmotik yang bekerja pada hewan dan melakukannya dengan menurunkan
plasma urea dan Na + dan Cl- tingkat. Dan meskipun lebih rendah daripada di air laut
mereka dapat menyesuaikan, banyak elasmobranchi air tawar masih
mempertahankan tingkat yang relatif tinggi urea dalam darah mereka dan jaringan
yang berarti bahwa hewan harus bersaing dengan pengencer gradien substansial. Di
air tawar, kelenjar rectal sering tidak fungsional dalam hal apapun, tidak dapat
membalikkan fungsinya, sehingga insang dan ginjal mengambil peran yang lebih
besar dalam ion dan keseimbangan air dan retensi urea.
Berbeda dengan lingkungan salinitas tinggi, relatif sedikit yang diketahui tentang
tanggapan osmoregulatory dari elasmobranchi laut di lingkungan hypersaline. Dalam
air laut normal, gradien hyperosmotic sedikit antara ikan dan lingkungan berarti
bahwa hewan tidak perlu minum untuk menjaga keseimbangan air (Cramp, 2015).
Dalam lingkungan hypersaline, tantangan tetap untuk memastikan bahwa
directionality dari gradien osmotik dipertahankan; namun Hal ini mungkin berarti
bersaing dengan banyak osmolyte signifikan dan biaya energik mempertahankan
mereka. Produksi urea dan retensi adalah biaya energik signifikan untuk
elasmobranchs dan pengalihan akut elasmobranchi untuk lingkungan salinitas tinggi
dapat merangsang minum di beberapa spesies. Sebagai akibatnya, plasma Na + dan
urea telah terbukti meningkatkan dalam beberapa elasmobranchi terbiasa untuk
hypersaline (120-140%) air laut. Namun, sedikit yang diketahui tentang efek dari
aklimatisasi ke lingkungan hypersaline pada fisiologi elasmobranchi.
Tahapan proses osmoregulasi pada ikan hiu diantaranya, tahap awal penyerapan
garam-garam yang berasal dari air laut dan menghilangkan garam-garam dari darah
dengan bantuan ginjal dan mengsekresikannya melalui urin. Tapi mereka tidak
memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan osmotik air karena hiu memiliki
konsentrasi yang tinggi terhadap urea dan trithylamin (TMAO) dalam cairan
tubuhnya. Urea dan TMAO tersebut mempertahankan kondisi hiperosmotik dari total
osmolaritas di dalam cairan tubuhnya. Akibatnya, sejumlah air secara perlahan-lahan
memasuki tubuh ikan hiu tersebut. Ikan air laut salah satunya ikan hiu, terjadi
kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan mendapatkan
garam-garam dari air laut yang masuk lewat mulutnya (Campbell,2008).
3. Hitung jumlah air tubuh anda :
Dik :
 Jumlah air tubuh per bobot badan 0,6%
 Jumlah air tubuh intraselular 70%
 Jumlah air tubuh ekstraselular 30% : Plasma darah 7,14% dan cairan interstisial
21,43%
Hitung :
a. Jumlah total air tubuh Anda (liter)
Jawab :
Diketahui : Berat badan (bb) = 60 kg
Jumlah total air tubuh (liter) = jumlah air tubuh per bobot badan x bb
= 0,6% x 60 kg
= 0,6 x 60 kg
100
= 0,006 x 60 kg
= 0,36 L
b. Jumlah air tubuh intraselular (liter)
Jawab :
Diketahui : jumlah air tubuh intraselular = 70%
Jumlah air tubuh intraselular (liter)
= jumlah air tubuh intraselular x Jumlah total air tubuh
= 70% x 0,36 L
= 70 x 0,36 L
100
= 0,7 x 0,36 L
= 0,252 L
c. Jumlah air tubuh ekstraselular
Jawab :
Diketahui : Jumlah air tubuh ekstraselular 30%
= Jumlah air tubuh ekstraselular x Jumlah total air tubuh
= 30% x 0,36 L
= 30 x 0,36 L
100
= 0,3 x 0,36 L
= 0,108 L
c.1. Plasma darah (liter)
Jawab :
Diketahui : Plasma darah = 7,14%
= Plasma darah x Jumlah total air tubuh
= 7,14% x 0,36 L
= 7,14 x 0,36 L
100
= 0,0714 x 0,36 L
= 0,0256 L
c.2. Cairan interstisial (liter)
Jawab :
Diketahui : Cairan interstisial = 21,43%
= Cairan interstisial x Jumlah total air tubuh
= 21,43% x 0,36 L
= 21,43 x 0,36 L
100
= 0,2143 x 0,36 L
= 0,07712 L
d. Bobot badan tanpa tubuh
Jawab :
Diketahui : Berat badan (bb) = 60 kg
Jumlah total air tubuh = 0,36 L
= Berat badan (bb) - Jumlah total air tubuh
= 60 kg – 0,36 L
= 59,64 kg
REFERENSI

Campbell, N. A. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Erlangga, Jakarta.


Cramp, R. L., M.J. Hansen and C.E. Franklin.2015.Osmoregulation by juvenile brown-banded
bamboo sharks, Chiloscyllium punctatum, in hypo- and hyper-saline waters.
Comparative Biochemistry and Physiology, Part A 185:107–114.
Isnaeni, W. (2006). Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.
Lakitan, B. (2008). Dasar-dasar Fisiologi Hewan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Norris, D.O. 2007. Vertebrates endocrinology fourth edition. Elsevier Academic Press. London.
Timothy J. Bradley.(2009). Animal Osmoregulation. Oxford University Press Inc., New York
Willmer, P., G. Stone, I. Johnston. (2005) . Environmental Physiology of Animals Second
Edition. Blackwell Science Ltd. Oxford.

Anda mungkin juga menyukai