Anda di halaman 1dari 10

Nama : VIA ANJELIA

NIM : 1808104010028
Kelas : 02 (Genap)

EKOSISTEM HUTAN RAWA

1. Pengertian Hutan Rawa

Hutan rawa adalah hutan yang tumbuh di daerah-daerah rawa. Tanah rawa terdiri
atas tanah aluvial atau tanah gambut. Tanah aluvial terbentuk dari hasil endapan aliran
sungai. Sedangkan tanah gambut terbentuk dari hasil pembusukan tumbuh-tumbuhan
rawa yang sudah mati. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, rawa diartikan sebagai
tanah yang rendah (umumnya di daerah pantai) dan digenangi air, biasanya banyak
terdapat tumbuhan air. Penggenangan air di rawa dapat bersifat musiman ataupun
permanen. Hutan rawa memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Jenis-jenis
floranya antara lain: durian burung (Durio carinatus), ramin (Gonystylus sp), terentang
(Camnosperma sp.), kayu putih (Melaleuca sp), sagu (Metroxylon sp), rotan, pandan,
palem-paleman dan berbagai jenis lainnya. Faunanya antara lain : harimau (Panthera
tigris), Orang utan (Pongo pygmaeus), rusa (Cervus unicolor), buaya (Crocodylus
porosus), babi hutan (Sus scrofa), badak, gajah, musang air dan berbagai jenis ikan.

Rawa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rawa pasang surut dan rawa
nonpasang surut.

 Rawa pasang surut adalah rawa yang terdapat di daerah pesisir yang pada
umumnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
 Rawa nonpasang surut adalah rawa yang terdapat di daratan yang letaknya jauh
dari pantai, tetapi di dekat sungai atau lahan basah lainnya.

2. Jenis – Jenis Hutan Rawa

2.1. Hutan Rawa Gambut


Tipe hutan ini terdapat di perairan oligotrofik, yaitu perairan yang sangat rendah
kandungan zat haranya untuk kehidupan binatang dan tumbuhan. Keadaan ini
memungkinkan terbentuknya gambut. Lapisan gambut yang terbentuk dapat sangat
dalam (mencapai 20 m) dan diameternya bisa mencapai beberapa kilometer. Hutan rawa
gambut terbentuk di daerah pesisir sebagai lahan basah pesisir maupun lahan basah
daratan yang mengandung kumpulan gambut dalam jumlah yang besar/ tebal. Hutan
rawa gambut mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan jenis hutan lain.
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan rawa gambut terluas di dunia
Luas hutan rawa gambut di Indonesia antara 16,5–27 juta hektare. Hutan rawa gambut
terluas di Indonesia terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan Barat, dan Kalimantan
Selatan. Di Pulau Jawa hanya terdapat sedikit hutan rawa gambut, yaitu Rawa Danau di
Serang (Banten).
Tumbuhan yang hidup di hutan rawa gambut adalah ramin, suntai, semarum,
durian burung, terentang, dan meranti rawa. Tumbuhan tersebut memperlihatkan zonasi
yang memusat. Di Kalimantan hutan rawa gambut berpusat pada suatu pulau pasir. Di
Sumatra jenis tumbuhannya berpusat pada endapan gambut yang paling tebal. Semakin
ke pinggir, ketebalan endapan gambut semakin berkurang. Karena berkuranganya air.

2.1.1. Ciri – Ciri Hutan Rawa Gambut.


1. Mempunyai lapisan tanah gambut pada lantai hutan
Ciri khas selanjutnya yang dimiliki oleh hutan rawa gambut adalah mempunyai
lapisan tanah yang berupa tanah gambut. Hal ini sesuai dengan nama hutan
tersebut, yakni rawa gambut. Gambut merupakan salah satu jenis tanah yang
bersifat tidak keras. Tanah gambut ini berada di lantai pada hutan ini.
2. Mempunyai jenis perakaran yang khas
Ciri ketiga yang dimiliki oleh hutan rawa gambut adalah tanaman- tanamannya
memiliki jenis perakaran yang  khas. Karena jenis tanah yang dimiliki hutan ini
merupakan tanah gambut, maka cengkeraman akar tanaman pun tidak sekuat
tanaman yang hidup pada jenis tanah yang padat lainnya, terlebih bagi tanaman
yang ukurannya kecil.
3. Mempunyai pohon yang beraneka jenis
Tidak seperti jenis hutan yang dilihat dari jenis tanaman yang tumbuh, hutan
rawa gambut ini memiliki beraneka jenis tanaman. Tanaman- tanaman yang ada
di hutan rawa gambut ini terutama tanaman yang habitatnya di tanah gambut.
4. Tanahnya bersifat masam
Hutan rawa gambut merupakan salah satu jenis hutan yang mempunyai tanah
dengan tingkat keasaman yang tinggi bila dibandingkan dengan jenis tanah
lainnya.
5. Mempunyai tanah yang berjenis lumpur, becek, dan juga rendah
Tanah di hutan rawa gambut ini merupakan tanah gambut. Bila dilihat secara
kasat mata, tanah di hutan ini akan terlihat seperti jenis tanah lumpur yang becek
dan juga rendah.
6. Pepohonan yang tumbuh rata- rata tingginya mencapai lebih dari 40 meter
Hutan rawa gambut selain ditumbuhi oleh berbagai jenis pepohonan, ternyata
pepohonan yang berada di hutan ini bisa tumbuh subur dan tinggi. Bahkan tidak
jarang jenis pohon yang hidup di hutan ini tingginya bisa mencapai lebih dari 40
meter.
7. Kelangsungan hidup hutan ini tidak dipengaruhi oleh iklim
Sedikit berbeda dengan jenis tanaman- tanaman yang berada di hutan lainnya,
tanaman ataupun binatang yang hidup di hutan ini kelangsungan hidupnya tidak
dipengaruhi oleh iklim.
8. Hutan ini terlihat selalu hijau
Hutan rawa gambut ini merupakan salah satu hutan yang selalu terlihat hijau. Jika
hutan lainnya terkadang bisa berubah warna karena dipengaruhi oleh cuaca
tertentu, maka hutan rawa gambut ini akan selalu terlihat hijau dan terlihat segar.
Terlebih dipadukan dengan air rawa yang tergenang di hutan tersebut, maka akan
semakin terlihat hijau, meski berada di musim kemarau sekalipun.
9. Biasanya tumbuhan yang tumbuh memiliki jenis akar lutut dan tunasnya
terendam air
Tumbuhan yang hidup di hutan rawa gambut ini mempunyai satu keunikan, yakni
memiliki jenis akar lutut. Selain itu, tunas dari tanaman- tanaman yang tumbuh di
hutan ini terendam oleh air rawa tersebut.
10. Biasanya hutan jenis ini terdapat di belakang hutan payau
Hutan rawa gambut ini akan banyak atau mudah kita temukan di belakang hutan
payau
11. Biasanya terdapat pada tempat- tempat yang mempunyai sungai- sungai yang
berukuran besar
Hutan rawa gambut ini banyak terdapat di wilayah yang mempunyai sungai-
sungai dengan ukuran besar seperti di Kalimantan, Sumatera, dan lain
sebagainya.
12. Tanah di hutan ini mengandung bahan organik yang sangat tinggi
Tanah yang dimiliki oleh hutan rawa gambut merupakan jenis tanah yang kaya
akan bahan organik. Bahan- bahan organik di tanah tersebut biasanya diperoleh
dari sisa- sisa daun yang membusuk, sisa- sisa pohon, maupun makhluk hidup
yang mati disana.
13. Biasanya tanah hutan ini miskin akan humus
Karena tanah di hutan ini bersifat masam, maka kandungan humus yang dimiliki
tanah di hutan ini biasanya hanyalah sedikit, sehingga tidak terlalu subur.
14. Air yang ada di hutan ini berasal dari hujan
Air yang tergenang di kolam atau sekitaran hutan ntersebut banyak diperoleh dari
hujan yang turun di lokasi hutan tersebut.
15. Tanah yang berada di hutan ini umumnya berasal dari bahan kayu
Tanah di hutan rawa gambut ini mayoritas merupakan tanah yang berasal dari
bahan kayu. Bahan- bahan kayu ini diperoleh dari sisa- sisa pepohonan yang telah
mengering dan jatuh ke tanah.
16. Biasanya air sungai di hutan ini berwarna hitam atau kemerahan
Air yang berada di sekitaran hutan rawa gambut ini merupakan air yang memiliki
warna hijau ataupun kemerahan. Hal ini dikarenakan bercampur dengan sisa- sisa
makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
17. Selalu digenangi oleh air
Salah satu ciri yang menandakan hutan rawa gambut adalah adanya air yang
menggenang di sekitar hutan tersebut. Air yang menggenang ini jumlahnya
banyak hingga mampu membentuk sebuah kolam, maupun rawa. Maka dari
itulah hutan yang semacam ini dinamakan hutan rawa gambut.

2.2. Hutan Rawa Air Tawar.


Hutan rawa air tawar merupakan tipe lahan basah yang biasa ditemukan pada
tanah aluvial dataran rendah. Memiliki permukaan tanah yang kaya akan mineral.
merupakan tipe lahan basah yang ditemukan pada tanah aluvial dataran rendah. Biasanya
terletak di antara dua sungai dan jauh masuk ke pedalaman atau pada dataran luas dekat
pantai serta berada di antara hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah. Hutan ini
terletak di Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Jawa dan Nusa Tenggara. Di Papua
tumbuhannya adalah sagu. Di Kalimantan dan Sumatera tumbuhannya adalah jelutung
yang getahnya dapat diolah untuk cat dan permen karet. Di Sulawesi tumbuhannya
adalah tanaman pedu dan beberapa jenis palem. Biasanya ditumbuhi hutan lebat Adapun
ciri-ciri hutan rawa air tawar sebagai berikut :
 Terletak di antara dua sungai dan jauh masuk ke pedalaman atau pada dataran luas
dekat pantai serta berada di antara hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.
 Digenangi air secara tetap atau musiman, baik air hujan maupun limpahan air sungai.
 Lapisan gambut pada hutan air tawar hanya sedikit atau tidak mengandung gambut
sama sekali.
 Tanahnya berupa tanah aluvial yang subur dan memiliki sistem pengairan yang baik.
 Air yang menggenangi berasal dari air hujan, air sungai, dan air permukaan lainnya.
 Pohon-pohonnya memiliki garis tengah (diameter) lebih kecil jika dibandingkan
pohon-pohon pada hutan dataran rendah, tetapi lebih besar jika dibandingkan pohon-
pohon pada hutan rawa gambut
 Pada musim kering terdapat sisa-sisa atau bekas genangan air.

Sesuai dengan ciri-ciri tersebut, maka hutan rawa air tawar terdapat sangat luas di
daerah-daerah dataran rendah yang memiliki sungai-sungai yang besar, misalnya di
Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Hutan rawa air tawar di ketiga wilayah tersebut
meliputi 95% dari seluruh hutan rawa air tawar mula-mula di Indonesia. Hutan rawa air
tawar juga dapat ditemukan di Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara. Salah satu di
antaranya adalah hutan rawa air tawar yang terdapat diTaman Nasional Ujung Kulon
yang merupakan habitat terakhir badak jawa. Mula-mula hutan rawa air tawar di
Indonesia mencapai luas ±103 juta hektare. Namun, sampai dengan 2006, luas hutan
tersebut diperkirakan tinggal 23 juta hektare Diperkirakan semakin menyusut lagi karena
sebagian besar telah dialihkan sebagai lahan pertanian dan perikanan. Lahan pertanian
bekas hutan rawa air tawar mempunyai tanah yang subur. Unsur hara yang dikandungnya
juga mendukung dikembangkan sebagai perikanan.
Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air tawar,
misalnya protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung,
mammalia. Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang ke air bila mencari makanan
saja. 
Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan
yang berkadar garam rendah. Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi
daripada air, mempunyai cara beradaptasi sebagai berikut:
 Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus  melalui proses
osmosis.
 Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif
 Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan .

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak
aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem
air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.
Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat.
Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.
a. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan),
danfagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof
atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.
b. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
 Plankton;
terdiri alas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang
(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
 Nekton; 
hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
 Neuston;
organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau
bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
 Perifiton;
merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada
tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
 Bentos;
hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan.
Bentos dapatsessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan
remis
3. Manfaat Hutan Rawa.
Peran dan manfaat hutan rawa :
 Sumber cadangan air, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah
sekitarnya dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya
kering
 mencegah terjadinya banjir;
 mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai
 sumber energi
 sumber makanan nabati maupun hewani.

4. Parameter yang Mempengaruhi Hutan Rawa


 Suhu atau Temperatur Udara
Merupakan derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer, dinyatakan
dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Alat yang biasa digunakan
untuk mengukur suhu adalah Termometer. Rata- rata suhu udara pada hutan rawa adalah
28,7 0C. Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara
lain :
 Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan
arah datangnya sinar matahari.
 Lama waktu penyinaran matahari. Rata – rata radiasi penyinaran matahari pada hutan
rawa adala 102,6 Watt/m2/menit
 Keadaan muka bumi (daratan dan lautan )
 Banyak sedikitnya awan

 Kelembaban Udara.
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang tergandung di dalam
udara. Kandungan uap air akan meningkat, jika banyak air yang berubah dari bentuk cair
ke bentuk gas. Proses ini dapat terjadi jika ada masukan energi. Sumber energi utama
yang dimanfaatkan dalam proses penguapan air ini adalah radiasi matahari. Alat yang
biasa digunakan untuk mengukur kelembaban udara pada suatu daerah disebut
Hygrometer. Rata – rata kelembaban udara pada hutan rawa gambut 65,6%.
 Curah hujan ( presipitasi)
Proses jatuhnya butiran air atau kristal es disebut presipitasi. Air asal presipitasi
yang jatuh kedaratan yang tidak diuapkan kembali ke atmosfer, akan mengalir ke lautan.
Pola curah hujan untuk wilayah Indonesia dipengaruhi oleh keberadaan samudra pasifik
dan samudra indonesia. Kedua samudra ini akan merupakan sumber udara lembab yang
akan mendatangkan hujan bagi indonesia. Pola curah hujan di indonesia juga dipengaruhi
oleh keberadaan deretan pegunungan. Pegunungan merupakan penghalang fisik bagi
pergerakan angin.
 Angin
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin selalu bertiup dari tempat
dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah.Pola
arah angin di Indonesia di pengaruhi oleh keberadaan dua benua , yakni asia dan
australia, dan dua samudra yakni samudera pasifik dan indonesia. Pada musim hujan,
pada wilayah di utara garis ekuator angin bertiup dari arah samudera pasifik; sedangkan
pada wilayah selatan garis ekuator, angin bertiup dari arah samudera Indonesia.
 Cahaya / Lama Penyinaran Matahari
Lama penyiaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup, misalnya
manusia dan hewan; juga akan berpengaruh terhadap metabolisme yang berlangsung
didalam tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama
akan memberi kesempatan yang lebi besar bagi tumbuhan tersebut untuk
memanfaatkannya melalui proses fotosintesis. Selain itu, lama penyinaran juga
mempengaruhi aktivitas hormon pada tumbuhan. Rata – rata radiasi penyinaran matahari
pada hutan rawa adala 102,6 Watt/m2/menit.
 Sifat Kimia Tanah Hutan Rawa
Tipe tanah hutan rawa adalah basal. Tingkat keasaman (pH) sangat masam yaitu
3,2 – 4,2. Kadar C- organik sangat tinggi yaitu 22,26 – 45,31 %. Kadar N- total sangat
rendah yaitu 0.68-1,35 %. KTK dalam tanah sangat tinggi yaitu 68,5- 151,6 %. Kadar air
dalam tanah mencapai 127,6-336 %.
5. Referensi

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 1993. Data Ekosistem Hutan Rawa di


Indonesia. BAPPENAS; Jakarta.

Elfis. 2010. Struktur Floristik Ekosistem Hutan Rawa Gambut Propinsi Riau. [Online].
http://indoplasma. or.id/publikasi/buletin_pn/pdf/buleti n_pn13_2_2006_82-
7_Elfis.pdf. Diakses tanggal 21 September 2019.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara ; Jakarta.

Lestari, M.H. 2013. Regenerasi Alami Hutan Rawa Gambut Terbakar dan Lahan Gambut
Terbakar di Tumbang Nusa, Kalimantan Tengah dan Implikasinya Terhadap
Konservasi. [Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam]. Vol. 10. No.3.
Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi. [Online].
http://fordamof.org/files/Jurnal_HKA_10.3. 2013-7.Hesti_OK_ klm.pdf.Diakses
tanggal 21 September 2019.

Mawazin & Atok, S. 2013.Keanekaragaman dan Komposisi Jenis


PermudaanAlamHutanRawaGambut Bekas Tebangan di Riau (Species Diversity
and Compo-sition of Logged Over Peat Swamp Forest in Riau). [Forest
Rehabilition]. Vol.1. No.1. 59-73. Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi.
[Online]. http://forda-mof.org/files/05 Mawazin_Atok_ctk_OK.pdf. Diakses
tanggal 21 September 2019.

Michael. 1990. Pengantar Ekolagi. PT. Remaja Rosdakarya ; Jakarta.

Odum E.P.1994. Dasar-Dasar Ekologi.UGM ; Yogyakarta.

Soerianegara,I,.1998. Ekologi Hutan Indonesia, Insitut Pertanian Bogor ; Bogor.

Anda mungkin juga menyukai