Anda di halaman 1dari 11

9 Jenis Hutan di Indonesia, Manfaat dan

Fungsinya

OlehMutia Azura
Kamis, 2 Maret 2023 - 13:39 WIB
Share

(Dokumentasi ilustrasi hutan di Indonesia. Sumber: Gettyimages).


Hutan biasanya digambarkan sebagai daerah di mana banyak pohon tumbuh.

Kawasan hutan merupakan salah satu ekosistem biosfer yang didominasi oleh berbagai
jenis vegetasi dan flora, sehingga tidak salah bila hutan dikatakan sebagai rumah bagi
komunitas tumbuhan hidup terbesar di dunia.

Indonesia sendiri memiliki banyak jenis hutan, terlebih karena Indonesia beriklim tropis.
Hutan-hutan yang tersebar ini pastinya memiliki perbedaan.

Perbedaan ini juga disebabkan oleh klasifikasi hutan yang berbeda.

Sistem klasifikasi hutan sering kali dibedakan menurut lokasi geografis atau
biogeografis, karakteristik musiman dari lingkungan hutan atau iklim, ketinggian tempat,
tanah, dan spesies pohon yang dominan.
Lantas ada berapa jenis hutan yang terdapat di Indonesia? Mari simak penjelasannya
berikut ini.

Jenis Hutan di Indonesia beserta Manfaat dan Fungsinya


1. Hutan Hujan Tropis
Melansir dari LindungiHutan.com, hutan hujan tropis merupakan jenis hutan dengan
kelembaban tinggi karena curah hujan tahunannya lebih dari 2000 mm/tahun.

Hutan hujan tropis biasanya berada di daerah dengan suhu rata-rata 20-30 derajat
Celcius.

Karena penyinaran matahari yang cukup, jenis hutan ini memiliki keanekaragaman
vegetasi. Meski begitu, sinar matahari tetap tidak dapat menembus lantai hutan.

Keistimewaan hutan hujan tropis adalah wilayahnya yang terbelah oleh garis
khatulistiwa.

Fakta menarik tentang hutan hujan tropis, bahwa sebagian besar kehidupan hutan
ditemukan di pepohonan dan bukan di lantai hutan.

Adanya kanopi atau tumbuhan besar yang melindungi tumbuhan kecil di bawahnya
merupakan tempat bagi hewan untuk menghabiskan waktunya beradaptasi di siang
hari.

Seperti melalui kebisingan untuk berkomunikasi akibat rimbunnya daun sehingga


menyulitkan hewan untuk berpindah tempat.
Hutan Hujan Tropis. Sumber: iStock

Penyebaran hutan hujan tropis di Indonesia terdapat pada pulau-pulau besar seperti
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Keunggulan hutan hujan tropis adalah menyimpan jutaan ton karbon karena
keanekaragaman vegetasi yang tumbuh di hutan jenis ini, melindungi dari banjir dan
kekeringan karena banyaknya pohon, dan memfasilitasi penyerapan air hujan.

Hutan hujan tropis juga kerap menjadi sarana bagi masyarakat yang tinggal di sekitar
hutan untuk bertahan hidup.

2. Hutan Musim
Hutan musim adalah hutan yang dipengaruhi oleh perubahan musim.

Tentu saja tumbuhan yang tumbuh di hutan jenis ini berbeda-beda menurut musimnya
dan kebanyakan hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan saja.

Dengan demikian, vegetasi hutan musim tidak beragam atau homogen.

Jarak antar pohon relatif jauh dan tinggi pohon bisa mencapai kurang lebih 12 - 13
meter.
Selama musim hujan, tumbuhan baru di hutan musim tumbuh dengan subur di atas
daun-daun hijau dan tumbuh dengan rapat.

Pada musim kemarau, daun rontok sebagai adaptasi diri.

Hutan musiman sering dinamai menurut jenis tanaman atau pohon yang terutama
tumbuh di dalamnya, misalnya jati, sengon, ketapang, cendana dan lainnya.

Hutan musim di Indonesia tersebar di beberapa wilayah pulau Jawa yaitu Jawa Tengah,
Jawa Timur dan juga terdapat di Nusa Tenggara Barat.

Manfaat hutan musim yaitu sebagai pengatur tata air, habitat dan sumber makanan
bagi flora dan fauna.

Selain itu juga sumber obat-obatan alami, dan pengatur iklim. Hutan musim sering
dijadikan hutan produksi karena homogenitas varietas tanaman yang tumbuh di
dalamnya.

3. Hutan Stepa
Jenis hutan selanjutnya yang bisa ditemukan di Indonesia adalah hutan stepa. Hutan
stepa mirip dengan hutan sabana.

Namun yang membedakan antara hutan stepa dan sabana adalah komposisi
vegetasinya.

Jenis hutan stepa didominasi oleh vegetasi jenis rumput dan tidak terdapat pohon atau
semak besar di datarannya.

Pohon tidak dapat tumbuh di wilayah stepa karena curah hujan yang rendah dan tidak
merata. Hutan stepa bisa ditemukan pada wilayah beriklim tropis dan subtropis.

Ciri utama hutan stepa adalah suhu 19-30 derajat Celcius di musim panas dan 12-20
derajat Celcius di musim dingin, curah hujan hanya 250-500 mm/tahun, kelembaban
sangat rendah dan dominasi vegetasi rumput yang tersebar luas.

Hutan stepa terdapat di Indonesia bagian timur, seperti pulau Timor dan Nusa
Tenggara, karena kondisi iklim yang gersang dan curah hujannya minim.

Keunggulan dari hutan aromatik yaitu sebagai ekosistem bagi banyak satwa khususnya
hewan ternak.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:

5 Museum Gratis di Jakarta yang Punya Cerita Seru!

Selain itu dapat dijadikan padang penggembalaan bagi peternak sapi, dan kondisi alam
yang menarik dapat dijadikan sebagai objek wisata sehingga memberikan dampak
ekonomis bagi masyarakat sekitar.

4. Hutan Sabana
Hutan sabana merupakan kawasan hutan dengan padang rumput yang dikelilingi
pepohonan atau semak belukar seperti pohon palem dan akasia.

Hutan sabana biasanya terdapat di daerah yang tropis dan subtropis.

Sabana merupakan ekosistem yang dapat ditemukan di dataran tinggi ataupun dataran
rendah dan persebaran pohon tidak merata, serta rerumputan yang mendominasi
seluruh lahan hutan sabana.
Ciri-ciri sabana dari segi fauna hidup adalah hewan yang dapat hidup di daerah
gersang seperti badak, burung unta, macan tutul, singa, kuda nil, jerapah, rusa, gajah,
zebra, unta, rubah, bison, babon dan lainnya.

Persebaran hutan sabana Indonesia dapat ditemukan di hutan sabana Kepulauan


Komodo, NTT dengan faunanya yaitu komodo.

Ada juga hutan sabana Sumba Timur yang memiliki padang rumput terluas di
Indonesia.

Lalu ada hutan sabana Tanjung Ringgit di Lombok, dengan keindahan rerumputan dan
ilalang serta pemandangan pantainya.

S
abana di Sumba Timur. Sumber: iStock

Dari pulau Jawa ada hutan sabana Baluran di Jawa Timur, yang berisi berbagai flora,
termasuk padang rumput yang luas, dan merupakan rumah bagi hewan jelajah bebas
seperti rusa, macan tutul, dan bison liar.

Sabana Gunung Bromo di Jawa Timur, sabana Cidao di Taman Nasional Ujung Kulon
dan terakhir sabana Gunung Merbabu di Taman Nasional Gunung Merbabu.

Manfaat dari hutan sabana antara lain sebagai habitat dan sumber makanan bagi flora
dan fauna, tempat menyimpan air tanah karena luasnya area rerumputan, menjaga
keseimbangan alam, area peternakan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar.
5. Hutan Rawa
Hutan rawa adalah hutan dengan vegetasi yang tumbuh dan berkembang di daerah
yang tergenang air tawar.

Jenis hutan ini biasanya terdapat di daerah dekat sungai yang tergenang saat luapan
air sungai meningkat pada musim hujan, sehingga terbentuklah hutan rawa.

Komposisi hutan rawa ini vertikal dan berlapis-lapis, termasuk lapisan-lapisan


sederhana seperti pohon palem dan sagu.

Ciri utama hutan rawa jenis ini, selain selalu tergenang air, adalah lantai hutan yang
terdiri dari lapisan gambut.

Sehingga lapisan gambut membentuk tanah yang sifatnya tidak terlalu keras atau
becek.

Spesies tanaman termasuk pakis, jamur atau lumut, eceng gondok, rumput, shamrock,
dan tanaman air lainnya.

Daya cengkeram akar pohon atau tanaman di hutan rawa tidak sekuat tanaman di
tanah padat.

Beberapa jenis hutan rawa adalah:

 Hutan rawa atau hutan dengan bahan organik tanah yang sangat tinggi akibat
pembusukan sisa-sisa hewan dan tumbuhan.
 Hutan rawa air tawar merupakan hutan rawa dengan vegetasi yang cukup rapat dan
tertutup tanah yang kaya akan mineral.
 Rawa tanpa hutan atau rawa yang hanya memiliki tanaman kecil seperti semak dan
rerumputan air.

Sebaran hutan rawa di Indonesia berada di dataran rendah dengan sungai-sungai


besar seperti Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Ketiga kawasan ini memiliki hutan rawa yang luasnya mencapai 95 persen dari total
luas hutan rawa Indonesia.

Manfaat hutan rawa antara lain sebagai sumber makanan bagi flora dan fauna yang
hidup di kawasan hutan rawa, sumber cadangan air, pencegahan intrusi air laut atau
intrusi air tanah dan air sungai yang merupakan sumber alam, dan pengendalian
banjir.

6. Hutan Lumut
Lumut adalah tumbuhan kecil yang belum memiliki akar dan daun sejati, tetapi mampu
melakukan fotosintesis.
Hidupnya berkoloni dan dapat tumbuh di lingkungan yang ekstrim. Menghuni berbagai
media seperti batu, tanah, batang kayu, bahkan menumpang pada organisme lain.

h
utan lumut. Sumber: iStock

Lumut menyukai kelembapan dan suhu rendah. Seperti namanya, jenis hutan lumut ini
didominasi oleh vegetasi lumut.

Ciri utama hutan lumut adalah terletak di daerah yang sering hujan, sehingga
kelembabannya tinggi dan berembun.

Spesies hutan berlumut tersebar di banyak wilayah Indonesia. Salah satunya terletak di
Gunung Lumut, memiliki ciri lumut yang tumbuh di akar pohon, batang dan bebatuan.

Hutan lumut Gunung Singgalang, lumut tumbuh dan menempel pada pohon-pohon
besar dan akar hingga dahan.

Dan hutan lumut terakhir di Pegunungan Argopuro, Jawa Timur lebih tepatnya terletak
di kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang.

Kelebihan hutan lumut, memberikan ruang interaksi antar komponen, sebagai habitat
flora dan fauna, terutama yang hanya dapat hidup di daerah dengan kelembaban
tinggi.

Sebagai sumber makanan, dan membantu kamuflase fauna tertentu dari pemangsa.
7. Hutan Bakau
Baca Juga:

10 Kota Tergelap di Dunia, Yakin Mau Ke Sini?

Hutan bakau sering disamakan dengan hutan mangrove, namun keduanya memiliki
perbedaan.

Bakau atau tumbuhan dengan nama latin Rhizophora sp. merupakan salah satu
spesies dari area hutan mangrove.

Bakau merupakan genus yang dominan dalam membangun ekosistem mangrove.

Tumbuhan ini biasanya ditemukan di pesisir pantai yang cenderung lebih dekat ke air
atau laut daripada di darat.

Oleh karena itu bakau memiliki tipe akar yaitu tunjang sebagai bentuk adaptasinya dari
habitat yang kerap terkena pasang surut air laut sehingga menyebabkan fluktuasi
genangan.

Hutan bakau di Indonesia tersebar di pesisir timur pulau Sumatera, pesisir barat dan
selatan pulau Kalimantan, pesisir utara pulau Jawa, dan pesisir barat daya Papua.

Beberapa tempat dimana bakau tumbuh dan berkembang dengan baik adalah
Dangkalan Sunda dan Sahul.

Kondisi pasang surut di dua area ini relatif tenang, dan menjadikan ekosistem yang
menguntungkan bagi pertumbuhan bakau.

Di wilayah Papua, diperkirakan hutan bakau tumbuh di area seluas sekitar 1,3 juta
hektar, atau sepertiga dari seluruh hutan bakau di Indonesia.

Salah satu keunggulan hutan bakau adalah menjadi habitat berbagai satwa seperti
biawak, kepiting bakau, udang lumpur, aneka siput dan banyak lagi.

Habitat hutan bakau menjadi tempat yang ideal untuk berkembangnya rantai makanan,
sebagai penghasil ikan kecil dan kepiting, karena ikan banyak memakan daun tanaman
bakau untuk bertahan hidup.

Hutan bakau dapat melindungi pantai dari gelombang yang dapat menyebabkan abrasi
dan tsunami.

Manfaat lainnya adalah dapat menjaga kualitas air di wilayah pesisir, menjaga
kepadatan tanah lapisan atas, dan memiliki dampak ekonomi yang luas bagi
masyarakat dan pemanfaatannya untuk pariwisata, perkebunan, atau tambak.

8. Hutan Mangrove
Hutan Mangrove. Sumber: iStock

Mangrove adalah varietas komunitas yang ditemukan di pantai tropis dan subtropis
sebagai pohon atau semak yang tumbuh di area pasang surut air laut.

Komposisi tipe hutan mangrove tidak homogen, tetapi semua pohon dan semak yang
ada di kawasan tersebut dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan membentuk suatu
komunitas, oleh karena itu disebut hutan mangrove.

Apabila vegetasi hutan pantai didominasi oleh bakau (Rhizophora sp.), maka tipe hutan
tersebut disebut hutan bakau sebagaimana telah disebutkan.

Tumbuhan di hutan mangrove dicirikan oleh tumbuhan dengan akar napas yang bisa
mencegah dan mengendalikan erosi pantai.

Sebaran hutan mangrove di Indonesia berada di antara sisi barat dan timur pulau
Sumatera, dan luasnya mencapai 417.000 hektar.

Di Pulau Jawa beberapa titik ada yang luasnya mencapai 34.400 hektar, di pulau
Kalimantan luasnya mencapai 165.000 hektar, dan masih banyak lagi.

Manfaat hutan mangrove tidak jauh berbeda dengan hutan bakau antara lain

 mencegah intrusi atau perembasan air laut di daratan yang menyebabkan mata air di
daratan menjadi payau.
 Cegah abrasi air laut karena gelombang tinggi di pantai yang dapat mengikis daratan.
 dan filter alami untuk menghilangkan sampah laut yang stagnan dan mempercepat
dekomposisi sampah organik.
 Tempat berlindung dan sumber makanan berbagai hewan seperti ikan dan kepiting.
 Membantu membentuk pulau dan menstabilkan wilayah pesisir.

9. Hutan Gugur
Hutan gugur menjadi urutan terakhir dalam pembahasan ini. Hutan gugur didominasi
oleh vegetasi gugur, atau tumbuhan yang merontokkan daunnya pada waktu-waktu
tertentu.

Curah hujan di hutan gugur merata antara 750-1000 mm/tahun. Suhu rata-rata di hutan
jenis ini adalah 2-18 derajat Celcius.

Vegetasi hutan gugur biasanya dicirikan oleh daun lebar, tajuk lebat, daun hijau di
musim panas dan gugur ketika musim dingin.

Spesies floranya tidak terlalu beragam, meski tanahnya dianggap subur karena
pembusukan daun ketika musim dingin.

Di Indonesia, jenis hutan gugur ini memiliki nama lain yaitu hutan tropika atau monsoon
forest.

Jenis tumbuhan yang hidup di hutan gugur adalah tumbuhan tropofit (beradptasi
dengan musim) seperti jati, damar, rotan, cemara, pinus, palem, paku-pakuan, bambu
dan eucalyptus.

Fauna yang hidup di hutan gugur memiliki ciri-ciri seperti adaptasi migrasi (dilakukan
oleh burung) dan hibernasi (dilakukan oleh mamalia).

Beberapa hewan tersebut seperti harimau, rusa, babi hutan, tikus kayu, musang dan
beruang dan lainnya.

Hutan gugur yang tersebar di seluruh Indonesia dapat dijumpai di wilayah Wallace yaitu
Sulawesi, sebagian Maluku, Nusa Tenggara, Bali dan Jawa.

Kelebihan dari keberadaan hutan gugur adalah menjadi habitat berbagai tumbuhan dan
hewan serta sumber makanan bagi organisme yang hidup di sana.

Hutan gugur juga menghasilkan kayu seperti rotan, damar, dan jati, menghasilkan
oksigen, mengatur sistem iklim dan air tanah, serta mencegah intrusi air laut.

Anda mungkin juga menyukai