b.
Transformasi
Fragmen DNA bebas dapat melewati dinding sel dan kemudian bersatudalam
genom sel tersebut sehingga mengubah genotipnya. Hal ini biasanyadikerjakan di
laboratorium dalam penelitian rekayasa genetika, tapi dapat pulaterjadi secara
spontan meskipun dalam frekuensi yang kecil.
c.
Konjugasi
Transfer unilateral materi genetik antara bakteri sejenis maupun
dengan jenis lain dapat terjadi melalui proses k
onyugasi (“mating” = kawin). Hal ini
dimungkinkan karena adanya faktor F yang menentukan adanya pili seks pada
virus bakterial tertentu. Kuman yang mempunyai pili
seks disebut kuman F+, dan melalui pilinya materi genetik dari sel donor (F+) term
asuk plasmid DNA-nya dapat berpindah ke dalam sel resipien. Jadi gengen tertentu
yang membawa sifat resistensi pada obat dapat berpindah dari populasi
kuman yang resisten ke dalam kuman yangsensitif. Dengan cara inilah sebagian
besar dari sifat resisten obat tersebar dalam populasi kuman dan menimbulkan apa
yang disebut multi drug resistance.
Gambar 6.4 Mekanisme pertukaran materi gentik pada bakteri,
A) Transformasi,fragmen DNA lepas dari bakteri donor yang diterima oleh bakteri
penerima B)Transduksi perpindahan materi genetik melalui bakteriofage (virus).
C)Konyugasi perpindahan materi genetik dengan kontak langsung
melalui hubungansitoplasma (sumber: Randall K. Holmes & Michael G.
Jobling,2001)
d.
Transposisi
Transposisi adalah pemindahan rantai DNA pendek (hanya beberapa urutansaja)
antara satu plasmid ke plasmid lain, atau dari kromosom ke plasmid dalam
seltersebut
TRANSFORMASI, TRANSDUKSI, DAN KONJUGASI PADA PROKARIOTA
Author - Panji Tok Date - 8:10:00 AM bakteri biologi
Variasi genetik pada prokariota dapat terjadi melalui mutasi, namun sebagian besar terjadi melalui
proses rekombinasi genatik. Rekombinasi genatik pada prokariota merupakan perpaduan DNA awal
dengan DNA baru yang berasal dari prokariota lain. Prokariota seperti bakteri memperoleh DNA sumber
rekombinasi dengan 3 cara yaitu transformasi, transduksi, dan konjugasi. Berikut ini akan saya jelaskan
Transformasi
Transformasi merupakan peristiwa dimana bakteri memperoleh DNA dari lingkungan sekitarnya.
Permukaan sel bakteri memiliki protein yang dapat mengenali DNA dari jenis yang masih berkerabat
kemudian mentransport DNA tersebut masuk ke dalam sel. Di dalam sel, DNA asing tersebut akan
menyatu dengan DNA inang dan menyebabkan perubahan pada struktur DNA awal. Perubahan struktur
Contoh peristiwa ini adalah ketika bakteri Streptococcus pneumoniae strain yang tidak berbahaya
dibiakkan dalam medium yang di dalamnya terkandung DNA dari Streptococcus penumoniae yang
berbahaya. Bakteri strain tidak berbahaya tersebut akan menyerap DNA yang ditemukannya,
menyatukannya dengan DNA yang dimilikinya sehingga terjadi rekombinasi DNA. Setelah terjadi
rekombinasi, strain yang tadinya tidak berbahaya tadi akan berubah menjadi strain berbahaya dan dapat
Transduksi
Transduksi merupakan peristiwa dimana bakteri memperoleh DNA dari bakteriofag yang menginfeksinya.
Bakteriofag merupakan virus yang menyerang bakteri. Virus ini akan menyerang dengan cara
menyuntikkan materi genetik ke dalam sel bakteri. Dalam kasus transduksi virus menyuntikkan DNA virus
juga menyuntikkan DNA bakteri lain yang diperoleh setelah virus tersebut berkembang dalam sel bakteri
lain. DNA asing yang disuntikkan tersebut akan menyatu dengan DNA bakteri dan menyebabkan
Tidak semua bakteri yang diserang virus akan lisis dan mati. Bila virus melakukan reproduksi secara
lisogenik yang terjadi hanyalah materi genetik virus yang ikut mengganda ketika sel bakteri membelah
diri. Sehingga dalam tahap ini dapat terjadi rekombinasi DNA yang menyebabkan terjadinya variasi pada
Konjugasi
Konjugasi merupakan proses transfer DNA dari satu bakteri menuju bakteri yang lain. Jadi konsepnya
adalah satu bakteri memberikan DNA sedangkan bakteri lainnya menerima DNA tersebut. Transfer DNA
tersebut terjadi melalui terbentuknya jembatan antar 2 bakteri yang disebut pilus. DNA akan berjalan
melalui pilus tersebut sehingga bisa sampai pada bakteri penerima. Setelah sampai di bakteri penerima,
Konjugasi kadang disebut dengan perkawinan bakteri. Walaupun kelihatannya mirip dengan perkawinan
yang terjadi pada eukariota, namun pada peristiwa konjugasi hanya molekul DNA yang berpindah atau
yang ditransfer. Pilus yang menjadi jembatan perkawinan tersebut terbuat dari protein fleksibel yang
Transposisi
08MEI
7 Votes
Transposisi adalah suatu proses perpindahan elemen genetik dari satu lokus dalam suatu kromosom, plasmid, atau
genom virus, ke bagian lain kromosom yang sama, atau bahkan ke suatu lokus dalam kromosom lain (Yuwono,
2005: 245).
Kebanyakan gen terletak pada sebuah lokus atau posisi spesifik pada kromosom. Akan tetapi, sejumlah gen atau set
gen yang teratut erat bisa memerantai pergerakannya sendiri dari satu lokasi ke lokasi lain. Gen tersebut juga bisa
terdapat dalam banyak salinan (terkadang ratusan atau ribuan) yang tersebar di sepanjang genom. Unsur-unsur
tersebut telah diberi berbagai sebutan, yaitu “gen melompat”, “elemen bergerak (mobile)”, “sekuens insersi”, “kaset”,
dan “transposon” (Elrod, S. dan Stansfield, W, 2007).
Transposon merupakan elemen genetik yang berpindah dapat berupa satu gen atau beberapa gen yang bertaut
(linkage) sehingga disebut juga elemen genetik yang dapat bertransposisi (transposable genetic elements)
atau unsure transposable (Yuwono, 2005: 245). Transposon disebut juga dengan gen loncat (jumping genes),
elemen genetik bergerak (mobile genetic element), sekuensi insersi, dan kaset (Addy, 2009).
Elemen genetik yang dapat bertransposisi tersebut ditemukan baik dalam prokaryot, eukaryot, maupun dalam
bakteriofag. Semua transposon membawa kode genetik untuk satu atau lebih dari satu protein yang diperlukan untuk
transposisi. Di samping itu, beberapa transposon juga membawa gen lain yang menghasilkan fenotipe tertentu,
misalnya ketahanan terhadap antibiotik tertentu (Yuwono, 2005: 245).
Dalam beberapa hal, proses transposisi mirip dengan proses rekombinasi khusus, yaitu melibatkan proses
pemotongan untai DNA baik pada molekul DNA donor maupun DNA target pada tempat khusus. Proses tersebut
kemudian diikuti dengan penggabungan ujung-ujung transposon ke molekul DNA target yang sudah terpotong.
Walaupun demikian, ada perbedaan mendasar antara proses transposisi dengan proses rekombinasi khusus. Ciri
penting transposisi adalah proses transposisi tidak tergantung pada ada atau tidaknya hubungan antara urutan
nukleotida pada DNA donor dengan DNA target, baik hubungan fungsional maupun, misalnya, hubungan asal-usul.
Dalam proses rekombinasi khusus, pemotongan dan penyambungan molekul DNA donor dan DNA target tidak
disertai dengan sintesis molekul DNA baru. Sebaliknya, proses transposisi melibatkan sintesis molekul DNA baru
yang dikendalikan oleh sistem reparasi atau replikasi. Selain itu, selama transposisi, molekul DNA donor tidak
disusun kembali seperti bentuk tipe alami pra-transposisi (Yuwono, 2005: 247).
Transposisi dapat menyebabkan terjadinya penyusunan kembali (rearrangement) genom suatu jasad. Hal ini dapat
terjadi, misalnya karena ada dua duplikat (copy) transposon yang sama pada lokasi kromosom yang berbeda
sehingga dapat menyebabkan terjadinya rekombinasi antarduplikat transposon tersebut. Rekombinasi semacam itu
dapat membawa implikasi terjadinya delesi, penyisipan, inversi, atau translokasi. Transposisi mempunyai peranan
dalam proses evolusi beberapa plasmid bakteri. Sebagai contoh, integrasi plasmid F yang berasal dari E. coli ke
dalam kromosom bakteri seringkali terjadi melalui proses rekombinasi antara suatu transposon yang ada di dalam
plasmid dengan transposon yang homolog di dalam kromosom bakteri (Yuwono, 2005: 247).