Anda di halaman 1dari 8

Tugas Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan

PAPER HIDROPONIK TOMAT

Oleh

Kelompok 1
Nadia Septiana (1808104010024)
Novita Yuniar ( 1808104010036)
Salwa Caisarani K (1808104010012)
Via Anjelia (1808104010028)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebutuhan pangan dunia semakin menigkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk dunia. Hal ini akan menjadi masalah krusial apabila kebutuhan pangan
manusia ini tidak dapat terpenuhi. Disamping itu, jumlah penduduk meningkat akan
berdampak pada pengurangan lahan pertanian untuk dikonversi menjadi areal
perumahan. Hal ini menyebabkan produktivitas pertanian menurun dan dapat
dimungkinkan ketidakpemenuhan kebutuhan pangan manusia akan terjadi, termasuk
dalam kebutuhan sayuran salah satunya tomat.
Tomat termasuk sayuran buah yang paling digemari oleh setiap orang karena
rasanya enak, segar, dan sedikit asam. Selain itu, tomat setelah tua dan berwarna
merah merupkan sumber vitamin A, vitamin C, dan sedikit vitamin B. Kandungan
vitamin A-nya lebih tinggi 2-3 kali dari semangka. Tanaman tomat adalah jenis
tanaman sayuran buah yang memiliki peranan yang cukup penting dalam pemenuhan
gizi yang diperlukan manusia. Dewasa ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk
membudidayakan sayuran ini.
Salah satu cara yang dapt dilakukan adalah melakukan kegiatan budidaya
tanaman tomat yaitu budidaya tanpa menggunakan tanah atau yang biasa disebut
dengan hidroponik. Sistem budidaya tanaman hidroponik yaitu dengan memanipulasi
air dengan penambahan larutan sehingga dapat digunakan sebagai makan tanaman.
Dan fungsi tanah untuk media penyangga digantikan dengan media lain seperti
rockwool atau sekam. Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik dapat tumbuh
optimal bila didukung dengan penggunaan media tanam yang baik. Media tanam
yang baik dapat mendukung daerah perakaran untuk memperoleh nutrisi, air, dan
oksigen. Pertumbuhan tanaman yang optimal pada budidaya secara hidroponik
dipengaruhi oleh nutisi, air, dan oksigen. Paper ini akan berisikan mengenai
budidaya tanaman tomat dengan metode hidroponik.
1.2 TUJUAN
Pembuatan paper budidaya tanaman hidroponik tomat bertujuan :
1. Agar mahasiswa mengerti dan mengetahui cara penanaman atau budidaya
tanaman tomat dengan benar.
2. Agar mahasiswa dapat belajar menanggulangi permasalahan yang timbul
dalam budidaya tanaman tomat (seperti serangan hama, kekurangan unsur
hara, dll).
3. Sebagai pembelajaran bagi semua pihak yang akan mengusahakan komoditas
tanaman tomat.

1.3 MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara/praktik budidaya tanaman tomat dengan
benar agar memperoleh hasil produksi yang maksimal.
2. Mahasiswa dapat mengatasi masalah didalam usaha budidaya tanaman tomat
dengan teknik yang benar dan tepat sasaran
3. Para pengusaha tomat dapat memahami dan mengetahui cara atau tehnik
budidaya tomat yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN

Tanaman tomat termasuk tanaman sayuran yang dapat tumbuh di semua


tempat dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Keadaan syarat tumbuh tanaman
tomat membutuhkan kadar keasaman (pH) antara 5-6 serta pengairan yang teratur
dan cukup mulai tanaman mulai dapat dipanen. Suhu yang terbaik bagi pertumbuhan
tomat adalah 23⁰ C pada siang hari dan 17⁰ C pada malam hari. Selisih perbedaan
suhunya mencapai 6 C. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan penyakit daun
berkembang sedangkan pada kelembaban relatif rendah dapat mengganggu
pembentukan buah. Pembentukan buah sangat ditentukan oleh faktor suhu malam
hari. Bedasarkan penelitian di berbagai negara membuktikkan bahwa suhu yang
terlalu tinggi di waktu malam menyebabkan tanaman tomat tidak dapat membentuk
bunga sama sekali, sedangkan pada suhu kurang dari 10⁰C tepung sari menjadi
lemah tumbuhnya dan banyak tepung sari yang mati, akibat hanya sedikit saja yang
terjadi pembuahan. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh 6 faktor lingkungan,
yaitu cahaya, bantuan mekanik, suhu, udara, air, dan unsur hara. Tanaman tomat
diperbanyak dengan biji. Salah satu pendukung keberhasilan produksi tomat adalah
awal dari pertumbuhannya, yaitu biji atau benihnya. Intensitas sinar matahari yang
diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Pada fase
perkecambahan tanaman tomat memerlukan intensitas sinar matahari yang rendah
(Wasonowati,2011).
Proses awal yang dilakukan dalam budidaya tomat adalah persemaian.
Persemaian dimulai dengan merendam benih tomat dengan air panas selama
beberapa saat. Hal tersebut dilakukan agar benih kembali teraktifasi untuk tumbuh
setelah sekian lama berada dalam kemasan sampai pada akhirnya siap untuk di
semai, adapun tujuan lain adalah untuk membersihkan benih dari kotoran- kotoran
yang menempel sehingga berat jenis kotoran yang lebih ringan akan berada diatas air
dan benih akan tenggelam di dalam air hangat. Benih yang disemai dapat
menggunakan media rockwool. Benih dapat direndam menggunakan air biasa 15
sampai 20 menit untuk melihat daya berkecambah benih. Benih yang berada
terendam dapat ditanam dan benih yang terapung berarti tidak dapat digunakan.
Benih disemai menggunakan rockwool dengan 1 benih per lubang tanam.  Siram
menggunakan air bersih pada semaian dengan merata tidak kurang air dan tidak lebih
air. Benih yang telah disemai ditutup menggunakan plastik hitam atau ditempatkan
ditempat gelap 2 x 24 jam. Setelah 2 hari benih diletakkan dibawah sinar matahari
atau cahaya yang berfungsi untuk menambah tingkat perkecambahan benih. Semaian
yang diletakkan ditempat yang kurang cahaya akan menyebabkan semaian menjadi
etiolasi. Etiolasi dapat mengganggu proses pertumbuhan dan dampak terburuknyan
tanaman mengalami stres. Siram dengan air bersih setiap hari untuk menjaga
kelembaban semaian. Jaga kelembaban semaian agar tidak terjadi kekeringan
maupun busuk karena air berlebih.
Setelah penyemaian, proses pindah tanam dilakukan ketika bibit sudah
berumur 3 – 4 minggu atau sudah memiliki daun sejati. Daun sejati adalah daun yang
ketiga dari tanaman. Pindah tanam dilakukan pagi atau sore hari saat kondisi redup
dan sejuk. Bibit dipindah tanam pada instalasi dengan menambahkan media pecahan
genteng rumah. Media pecahan genteng rumah bertujuan agar tanaman lebih kuat
dan tanaman tomat memiliki jenis akar tunggang. Saat pindah tanam tidak hanya
menyiapkan instalasi saja tetapi juga mulainya tanaman diaplikasikan nutrisi. nutrisi
diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Nutrisi adalah pupuk yang menjadi kebutuhan pokok dalam berhidroponik.
Nutrisi mengandung unsur hara yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman hal ini sesuai dengan Susila (2006). Nutrisi yang digunakan
untuk tanaman tomat adalah nutrisi AB Mix khusus tomat. Nutrisi diberikan mulai
tanaman awal pindah tanam hingga panen. Nutrisi awal pindah tanam yang
aplikasikan pada tanaman toamt 1000 ppm – 1400 ppm. Selanjutnya nutrisi
ditambahkan sesuai dengan kondisi tanaman hingga 3600 ppm. Kondisi nutrisi dicek
setiap hari pagi atau sore hari untuk mengetahui kesesuaian dengan kebutuhan
tanaman.
Proses pemeliharaan dan perawatan tanaman tomat dapat dilakukan pada
setiap fase tanaman. Saat fase awal pindah tanam tanaman tomat dapat diaplikasikan
tali ajir untuk penyangga tanaman agar tidak roboh dan tetap tegak ke atas. Setelah
tanaman tomat berumur 2 – 2,5 bulan dapat dilakukan pemangkasan cabang.
Pemangkasan cabang dapat dilakukan dengan memotong batang dan daun yang
sudah tidak produktif atau dapat melakukan pemotongan pada batang dan daun yang
tidak muncul buah. Pemangkasan ini berfungsi agar nutrisi dapat terfokuskan pada
buah saja. Sehingga dapat menghasilkan buah dengan bentuk dan rasa yang
sempurna.
Tanaman tomat juga dipelihara dari hama yang biasa menyerang tanaman
tomat adalah lalat buah, kutu kebul, ulat tanah dan thrips. Sedangkan penyakit yang
sering menyerang tanaman tomat adalah layu fusarium, layu bakteri, bercak daun,
busuk buah dan mozaik. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan
melihat skala penyerangan. Skala penyerangan dapat dijadikan langkah pengendalian
yang akan dilakukan. Untuk penyerangan skala kecil dapat diambil dan dijauhkan
dari tanaman yang masih sehat atau yang tidak terserang hama dan penyakit.
Sedangkan untuk skala menengah untuk hama bisa menggunakan musuh alami,
memutus siklus hidup dan untuk penyakit dapat memutus siklus penyebaran penyakit
seperti jamur, bakteri dan virus. Penyerangan yang skala besar dapat menggunakan
pestisida organik atau nabati. Pestisida nabati terbuat dari ekstrak tanaman. Jika
masih belum terkendali barulah menggunakan pestisida anorganik atau sintesis.
Penggunaan pestisida anorganik merupakan pilihan alternatif terakhir dan harus
menggunakan tepat dosis, waktu dan jenis.
Proses pemanenan tanaman tomat dapat dilakukan sekitar 3 – 3,5 bulan
setelah pindah tanam. Ciri tanaman tomat yang siap panen memiliki warna merah
atau untuk warna sesuai dengan kebutuhan. Banyak juga petani tomat yang memanen
tomat saat masih berwarna hijau. Hal ini karena disesuaikan dengan kebutuhan jenis
tomat yang akan dipanen. Tomat dapat dipanen dengan cara dipetik secara manual
atau menggunakan gunting kebun untuk menghasilkan petikan yang rapi. Pemanenan
sebaiknya dilakukan sore hari agar kondisi buah tetap segar.

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari paper ini adalah sebagai berikut
1. Tanaman tomat termasuk ke dalam jenis tanaman sayuran buah yang
memiliki peranan yang cukup penting dalam pemenuhan gizi yang diperlukan
manusia.
2. Tanaman tomat banyak mengadung vitamin yang sangat bermanfaat bagi
kesehatan.
3. Tanaman tomat biasanya dikembangkan di areal terbuka dengan media tanah
yang subur dan memiliki pH yang optimum.
4. Ketersediaan areal terbuka saat ini sulit untuk dikembangkan karena
jumlahnya yang sedikit dan penurunan kwalitas tanah. Oleh karena itu,
dikembangkan budidaya tanaman secara hidroponik.
5. Proses budidaya hidroponik dilakukaan dengan beberapa tahapan yaitu
penyemaian bibit, Pemindahan bibit ke media tanam hidroponik, Pemberian
nutrisi, Pemeliharaan dan perawatan tanaman tomat serta panen
DAFTAR PUSTAKA

Endang W., Anas D. & Susila. (2013). Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) secara Hidroponik dengan Beberapa
Komposisi Media Tanam. Jurnal Agrohorti. 1, 104 – 112.
Karsono, S. (2008). Kajian Tentang Hubungan Pertumbuhan Vegetatif dengan
Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill ). Jurnal Ilmiah
Pertanian. 4, 1-9.
Lestari, G. (2009). Serial Rumah: Berkebun Sayuran Hidroponik. Prima Infosarana
Media. Jakarta.
Lingga, P. (1999). Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah Cet 17. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sudarmodjo. (2008). Tomat: Komoditas Andalan yang Prospektif dalam Teknologi
Produksi Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Susila, A.D. (2006). Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Sutrisna, N., Y. Surdianto. (2007). Pengaruh Bahan Organik dan Interval Serta
Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhandan Hasil Kentang di Rumah
Kaca. Jurnal Hortikultura. 17, 224- 236.
Wasonowati, C. (2011). Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat
(Lycopersicumesculentum) dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Agrovigor. Jurnal
pertanian. 4, 21-28.

Anda mungkin juga menyukai