Oleh :
Erlangga JS
1754241019
Nama : Erlangga JS
NPM : 1754241019
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca,
sehingga dapat dijadikan acuan oleh untuk pembuatan kliping lainnya. Kliping ini
penulis akui masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis berharap pada para pembaca untuk memberikan masukan yang
membangun agar penulis dapat menjadi lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................. 1
DAFATR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan
penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia,
matematika, genetika, mikrobiologi, endokrinologi, fisiologi, kesehatan hewan
dan ilmu alam. Sebagai contoh ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana mekanisme
dan fungsi zat-zat nutrisi di dalam tubuh ternak. Kerja sama antara ahli kimia,
fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada
tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi yang dapat dilakukan
dengan penambahanzat-zat nutrisi yang mungkin kurang dalam bahan
pakan/ransum yang diberikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Kerjasama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi
zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi
yang dapat dilakukan dengan penambahan zat-zat nutrisi yang mungkin kurang
dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.
Bahan pakan ternak sebagian berasal dari tanaman yang dapat berupa sisa hasil
ikutan pabrik. Setiap bahan pakan tersebut mempunyai fungsi dan kandungan zat
nutrisi yang berbeda. Zat nutrisi yang ada dalam setiap bahan pakan, ketika
dikonsumsi oleh ternak dapat diubah menjadi daging, susu, telur, wol, energi dan
lain-lain. Seorang peternak yang menginginkan produksi daging, telur, susu dan
wol yang tinggi dari usaha peternakannya, maka peternak tersebut harus
memberikan pakan/ransum ransum yang sempurna.
maka jelas bahwa nutrisi ternak pada prinsipnya berbicara tentang zat-zat yang
terkandung dalam pakan ternak. Adapun zat-zat makanan tersebut dibagi menjadi
energi, karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air.
Periode baru dari ilmu nutrisi telah dirintis oleh ahli kimia berkebangsaan
Perancis A.L. Lavoisier pada tahun 1770- an. Lavoisier adalah orang pertama
yang mengetahui bahwa panas tubuh hewan berasal dari oksidasi zat-zat tubuh. Ia
membandingkan panas hewan dengan panas lilin. Ia menemukan bahwa
pembakaran adalah suatu oksidasi dan memperlihatkan bahwa pernafasan dalam
tubuh merupakan kombinasi dari karbon dan hydrogen dengan oksigen dari udara
yang diserap dan tergantung pada jumlah makanan yang dikonsumsi serta
pekerjaan yang dilakukan. Bersama-sama Laplace ia merancang alat
kalorimeterdan dengan alat tersebut ia mendemontrasikan bahwa pernafasan
adalah sumber esensial dari panas tubuh. Bentuk umum alat yang digunakan
Lavoisier dalam penelitiannya telah dipaparkan oleh Madame Lavoisier, tetapi
metode penelitiannya tidak diketahui karena Lavoisier telah dijatuhi hukuman
mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune. Semenjak itu ilmu
pengetahuan tentang nutrisi mengalami kemunduran.
Lavoisier telah memberikan dasar bahwa ilmu kimia merupakan alat penting
dalam penelitian ilmu nutrisi. Meskipun banyak pengetahuan saat ini diperoleh
langsung dari masalah-masalah makanan dan kesehatan manusia serta hewan,
namun penemuan-penemuan penting lebih banyak berasal dari pengetahuan-
pengetahuan dasar dari bekerjanya alat-alat tubuh hewan, termasuk perubahan-
perubahan faalnya .
Babcock, seorang ahli ilmu kimia mengetahui bahwa bila sapi-sapi diberi
makanan dengan dikombinasikan dari berbagai macam makanan berasal dari
sumber yang berlainan, maka orang tidak dapat mengetahui sampai sejauh mana
setiap sumber bernilai bagi tubuh hewan. Babcock dengan rekan-rekannya
melakukan percobaan dengan menggunakan sapi dara yang berumur lima bulan.
Dalam percobaan ini empat ekor sapi dara diberi ransum berupa tumbuh-
tumbuhan wheat, empat ekor lagi diberi tumbuh-tumbuhan oat dan empat ekor
lainnya diberi jagung. Selain itu empat ekor berikutnya diberi ransum dengan
mencampurkan ketiga jenis bahan pakan tadi. Selama penelitian berlangsung
terdapat perbedaan yang mencolok antara ternak-ternak yang diberi jagung
dengan yang diberi wheat. Pada akhir tahun terdapat pertambahan bobot badan
yang sama, tetapi pada ternak yang diberi jagung mempunyai bulu mengkilat dan
kondisi badan yang baik. Pada ternak yang diberi jagung memiliki keturunan yang
sehat sedangkan pada ternak yang diberi wheat keturunannya mati sesaaat setelah
dilahirkan.
D. Klasifikasi Pakan Secara Internasional
3) Silase.
Silase merupakan hijauan segar yang disimpan dalam silo dan diawetkan dengan
cara difermentasi sehingga tahan lama, bertujuan diberikan kepada ternak pada
waktu sulit didapatkan atau sebagai cadangan pakan ternak saat musim kemarau .
4) Sumber Energi.
Bahan makanan sumber energi pada umumnya merupakan bahan pakan yang
mempunyai kadar protein sekitar 12 % dimana 75-80 % dapat dicerna. Penyusun
utama bahan makanan sumber energi adalah karbohidrat, yang masih utuh berupa
biji biasanya ¾ bagian merupakan pati yang daya cernanya sekitar 95 % serta
mempunyai kadar serat kasar yang bervariasi yang dapat mempengaruhi daya
cerna. Termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan dengan serat kasar kurang dari
18 % atau dinding sel kurang dari 35 %. Nasi aking merupakan bahan pakan
sumber energi. Penyusun utamanya adalah karbohidrat. Selain itu, nasi aking juga
mengandung protein yang baik untuk tubuh ternak. Nasi aking biasanya
digunakan sebagai pakan ternak unggas terutama bebek atau itik.
5) Sumber Protein.
Bahan pakan sumber protein terdiri dari dua sumber yaitu protein yang berasal
dari sumber hewani dan yang berasal dari sumber nabati. Sumber protein nabati
terutama dari jenis kacang-kacangan dan dari jenis leguminosa. Sumber protein
hewani diantaranya adalah BR 1, BR 5 dan pellet. Ampas kecap termasuk sumber
protein nabati karena bahan bakunya adalah biji kedelai. Ampas kecap
mengandung protein 24,9 %, 24,3 % lemak, 0,39 % kalsium dan 0,33 fosfor.
Ampas kecap bisa diberikan secara langsung (tanpa diproses lagi) sebagai pakan
ternak dengan jumlah 20 % dari ransum.
Makanan ini bentuknya seperti butiran. Bentuk makan ini pun memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihannya adalah merangsang selera makan, sebab ayam
tertarik kepada makanan yang berbentuk butiran. Sedangkan tiap pellet memiliki
kandungan gizi yang sama. Makanan pelet tak mudah melekat pada tempat makan
dan paruh, sehingga tak ada makanan yang tercecer. Selain itu, ayam juga tidak
memilih-milih makanan. Kekurangannya yaitu harganya relatif mahal.
Kemungkinan terjadi kerusakan beberapa zat makanan tertentu sewaktu terjadi
proses pembuatan. Ayam juga akan lebih banyak minum.
6) Sumber Mineral.
Mineral merupakan komponen dari pesenyawaan organik jaringan tubuh dan
persenyawaan kimiawi lainnya yang berperan dalam proses metabolisme.
Kebutuhannya sangat sedikit tetapi sangat vital, teutama pada proses tumbuh dan
bereproduksi penyusunnya yaitu kalsium dan fosfor. Apabila ternak kekurangan
bahan pakan yang mengandung mineral maka dapat menyebabkan
pertumbuhannya lambat.
7) Sumber Vitamin.
Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis oleh jaringan tubuh
dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim atau
regulator metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut
dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin
yang larut dalam lemak. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah tiamin,
ribofialin, asam nukleat, folasin, boitin dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C
tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sangat diperlukan dalam ransum.
8) Zat Aditif.
Berdasarkan komposisinya, aditif pakan (fedd suplement) dibagi menjadi tiga,
yaitu feed suplement yang mengandung multivitamin dan mineral, feed suplement
yang mengandung komposisi multivitamin dan antibiotik, dan feed suplement
yang mengandung komposisi multivitamin, mineral, dan antibiotik. Aditif pakan
meliputi bahan pewarna, antibiotik, hormon pengharum, obat-obatan dan air.
BAB III
KESIMPULAN
ilmu nutrisi ternak adalah ilmu yang mempelajari proses untuk melengkapi sel-sel
dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari luar yang telah merupakan
persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk fungsi optimum dari
banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme, termasuk proses-proses
pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis of the AOAC. AOAC Inc. Arlington.
Virginia.
McDonald, P., RA. Edwards, JFG. Greenhalgh, and CA. Morgan. 2002. Animal
Nutriotion. Prentice Hall.