Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI MASALAH PERKEMBANGAN NUTRISI

( Laporan Ildex Metode Ilmiah )

Oleh :

Erlangga JS
1754241019

PRODI NUTRISI DAN TEKNOLOGI MAKANAN TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Identifikasi Masalah Perkembangan Nutrisi

Nama : Erlangga JS

NPM : 1754241019

Mata Kuliah : Metode Ilmiah

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Lampung

Bandar Lampung, 9 November 2018


Mengetahui
Dosen

Etha’ Azizah Hasib


NIP.
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan


Maha Penyayang, yang telah memberikan saya nikmat sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengidentifikasi Masalah Perkembangan
Nutrisi” dengan tepat watu walaupun dalam bentuk dan isi yang sederhana.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca,
sehingga dapat dijadikan acuan oleh untuk pembuatan kliping lainnya. Kliping ini
penulis akui masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis berharap pada para pembaca untuk memberikan masukan yang
membangun agar penulis dapat menjadi lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 22 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................. 1

BAB II. ISI.................................................................................................. 2

BAB III. KESIMPULAN............................................................................ 8

DAFATR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu nutrisi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan baru yang merupakan
penerapan dari beberapa cabang ilmu pengetahuan yang lain, seperti ilmu kimia,
matematika, genetika, mikrobiologi, endokrinologi, fisiologi, kesehatan hewan
dan ilmu alam. Sebagai contoh ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana mekanisme
dan  fungsi zat-zat nutrisi di dalam tubuh ternak. Kerja sama antara ahli kimia,
fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada
tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi yang dapat dilakukan
dengan penambahanzat-zat nutrisi yang mungkin kurang dalam bahan
pakan/ransum yang diberikan.

menurut Scott (1976) ilmu nutrisi ternak adalah ilmu yang mempelajari proses


untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari luar
yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk
fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme,
termasuk proses-proses pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan
reproduksi.

B. Rumusan Masalah

Ada pun rumusan masalah penulisan makalah ini sebagai berikut :


1) Bagaimana sejarah ilmu nutrisi ?
2)  Bagaimana perkembangan ilmu nutrisi ?

C. Tujuan

Ada pun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :


1) Untuk mengetahui sejarah ilmu nutrisi
2) Untuk mengetahui perkembangan ilmu nutrisi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Nutrisi

Ilmu nutrisi(Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses


dimana suatu organisme mulai mengambil/mengasimilasikan pangan untuk
keperluan pertumbuhan sel-sel tubuhnya dan mengganti sel-sel yang telah rusak
dan mati. Dalam istilah ini tercakup pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu
pengetahuan yang menerangkan tentang adanya hubungan antara organisme
dengan lingkungannya Hubungan tersebut dimulai sejak organisme mengambil
atau memakan makanan, membebaskan dan menggunakan energi yang berasal
dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan membentuk zat-zat
makanan di dalam tubuh.

Kerjasama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi
zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi
yang dapat dilakukan dengan penambahan zat-zat nutrisi yang mungkin kurang
dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.

Bahan pakan ternak sebagian berasal dari tanaman yang dapat berupa sisa hasil
ikutan pabrik. Setiap bahan pakan tersebut mempunyai fungsi dan kandungan zat
nutrisi yang berbeda. Zat nutrisi yang ada dalam setiap bahan pakan, ketika
dikonsumsi oleh ternak dapat diubah menjadi daging, susu, telur, wol, energi dan
lain-lain. Seorang peternak yang menginginkan produksi daging, telur, susu dan
wol yang tinggi dari usaha peternakannya, maka peternak tersebut harus
memberikan pakan/ransum ransum yang sempurna.

B. Pengertian Ilmu Nutrisi Ternak

menurut Scott (1976) ilmu nutrisi ternak adalah ilmu yang mempelajari proses


untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari luar
yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk
fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme,
termasuk proses-proses pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan
reproduksi.

maka jelas bahwa nutrisi ternak pada prinsipnya berbicara tentang zat-zat yang
terkandung dalam pakan ternak.  Adapun zat-zat makanan tersebut dibagi menjadi
energi, karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan  air.

C. Sejarah Perkembangan Ilmu Nutrisi

Crampton (1959) mengemukakan bahwa nutrisi pada mulanya hanyalah sebuah


seni, yaitu suatu pemikiran yang berdasarkan naluri, kebiasaan. Naluri disini
mengacu pada atribut-atribut keturunan yang berbeda dengan kebiasaan yang
nantinya akan bereaksi dengan lingkungannya dengan cara tertentu tanpa didasari
pengetahuan.

Perkembangan ilmu nutrisi sejajar dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam.


Pada abad ke-19 telah dikenal ilmu makanan klasik sederhana yang mengutarakan
bahwa semua bahan makanan dapat dikembalikan menjadi 4 bagian dasar yaitu
protein, lemak, karbohidrat dan zat-zat mineral. Beberapa abad sebelumnya
berbagai pengamatan menyarankan bahwa zat-zat organic lainnya adalah esensial
terhadap pengendalian kesehatan yang baik.

Periode baru dari ilmu nutrisi telah dirintis oleh ahli kimia berkebangsaan
Perancis A.L. Lavoisier pada tahun 1770- an. Lavoisier adalah orang pertama
yang mengetahui bahwa panas tubuh hewan berasal dari oksidasi zat-zat tubuh. Ia
membandingkan panas hewan dengan panas lilin. Ia menemukan bahwa
pembakaran adalah suatu oksidasi dan memperlihatkan bahwa pernafasan dalam
tubuh merupakan kombinasi dari karbon dan hydrogen dengan oksigen dari udara
yang diserap dan tergantung pada jumlah makanan yang dikonsumsi serta
pekerjaan yang dilakukan. Bersama-sama Laplace ia merancang alat
kalorimeterdan dengan alat tersebut ia mendemontrasikan bahwa pernafasan
adalah sumber esensial dari panas tubuh. Bentuk umum alat yang digunakan
Lavoisier dalam penelitiannya telah dipaparkan oleh Madame Lavoisier, tetapi
metode penelitiannya tidak diketahui karena Lavoisier telah dijatuhi hukuman
mati pada tanggal 8 Mei 1794 oleh Paris Commune. Semenjak itu ilmu
pengetahuan tentang nutrisi mengalami kemunduran.

Lavoisier telah memberikan dasar bahwa ilmu kimia merupakan alat penting
dalam penelitian ilmu nutrisi. Meskipun banyak pengetahuan saat ini diperoleh
langsung dari masalah-masalah makanan dan kesehatan manusia serta hewan,
namun penemuan-penemuan penting lebih banyak berasal dari pengetahuan-
pengetahuan dasar dari bekerjanya alat-alat tubuh hewan, termasuk perubahan-
perubahan faalnya .

Babcock, seorang ahli ilmu kimia mengetahui bahwa bila sapi-sapi diberi
makanan dengan dikombinasikan dari berbagai macam makanan berasal dari
sumber yang berlainan, maka orang tidak dapat mengetahui sampai sejauh mana
setiap sumber bernilai bagi tubuh hewan. Babcock dengan rekan-rekannya
melakukan percobaan dengan menggunakan sapi dara yang berumur lima bulan.
Dalam percobaan ini empat ekor sapi dara diberi ransum berupa tumbuh-
tumbuhan wheat, empat ekor lagi diberi tumbuh-tumbuhan oat dan empat ekor
lainnya diberi jagung. Selain itu empat ekor berikutnya diberi ransum dengan
mencampurkan ketiga jenis bahan pakan tadi. Selama penelitian berlangsung
terdapat perbedaan yang mencolok antara ternak-ternak yang diberi jagung
dengan yang diberi wheat. Pada akhir tahun terdapat pertambahan bobot badan
yang sama, tetapi pada ternak yang diberi jagung mempunyai bulu mengkilat dan
kondisi badan yang baik. Pada ternak yang diberi jagung memiliki keturunan yang
sehat sedangkan pada ternak yang diberi wheat keturunannya mati sesaaat setelah
dilahirkan.

Percobaan-percobaan tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan-perbedaan yang


terlihat dalam nilai nutrisi yang tidak dapat diketahui secara ilmu kimia pada
waktu itu dan ilmu pengetahuan pada waktu itu untuk menyusun ransum adalah
belum sempurna Kemajuan yang pesat telah terjadi pada tahun-tahun terakhir ini
dalam menentukan kebutuhan zat-zat makanan beserta jumlah dan mutunya bagi
hewan. Sehingga atas kerjasama dari beberapa ahli ilmu pengetahuan, telah
ditemukan atau diketahui 25 macam karbohidrat, 15 jenis lemak, 20 jenis asam
amino, 18 unsur hara dan 16 jenis vitamin seperti yang kita kenal sekarang.

D. Klasifikasi Pakan Secara Internasional

1) Hijauan Kering dan Jerami.


Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja
dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai
cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Kelas hijauan
kering dan jerami mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan
dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10 % serat kasar dan mengandung
lebih dari 35 % dinding sel. Beberapa bahan pakan yang termasuk hijauan kering
dan jerami adalah jerami amoniasi, jerami kacang tanah, klobot jagung dan kulit
nanas.
2) Pastura dan Hijauan Segar.
Pastura dan hijauan segar merupakan bahan pakan dalam bentuk daun-daunan,
dan kadang masih bercampur dengan ranting dan bunganya. Kadar airnya berkisar
antara 70-80 % dan sisanya adalah bahan kering dan sangat baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan ternak.

3) Silase.
Silase merupakan hijauan segar yang disimpan dalam silo dan diawetkan dengan
cara difermentasi sehingga tahan lama, bertujuan diberikan kepada ternak pada
waktu sulit didapatkan atau sebagai cadangan pakan ternak saat musim kemarau .

4) Sumber Energi.
Bahan makanan sumber energi pada umumnya merupakan bahan pakan yang
mempunyai kadar protein sekitar 12 % dimana 75-80 % dapat dicerna. Penyusun
utama bahan makanan sumber energi adalah karbohidrat, yang masih utuh berupa
biji biasanya ¾ bagian merupakan pati yang daya cernanya sekitar 95 % serta
mempunyai kadar serat kasar yang bervariasi yang dapat mempengaruhi daya
cerna. Termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan dengan serat kasar kurang dari
18 % atau dinding sel kurang dari 35 %. Nasi aking merupakan bahan pakan
sumber energi. Penyusun utamanya adalah karbohidrat. Selain itu, nasi aking juga
mengandung protein yang baik untuk tubuh ternak. Nasi aking biasanya
digunakan sebagai pakan ternak unggas terutama bebek atau itik.

5) Sumber Protein.
Bahan pakan sumber protein terdiri dari dua sumber yaitu protein yang berasal
dari sumber hewani dan yang berasal dari sumber nabati. Sumber protein nabati
terutama dari jenis kacang-kacangan dan dari jenis leguminosa. Sumber protein
hewani diantaranya adalah BR 1, BR 5 dan pellet. Ampas kecap termasuk sumber
protein nabati karena bahan bakunya adalah biji kedelai. Ampas kecap
mengandung protein 24,9 %, 24,3 % lemak, 0,39 % kalsium dan 0,33 fosfor.
Ampas kecap bisa diberikan secara langsung (tanpa diproses lagi) sebagai pakan
ternak dengan jumlah 20 % dari ransum.

Makanan ini bentuknya seperti butiran. Bentuk makan ini pun memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihannya adalah merangsang selera makan, sebab ayam
tertarik kepada makanan yang berbentuk butiran. Sedangkan tiap pellet memiliki
kandungan gizi yang sama. Makanan pelet tak mudah melekat pada tempat makan
dan paruh, sehingga tak ada makanan yang tercecer. Selain itu, ayam juga tidak
memilih-milih makanan. Kekurangannya yaitu harganya relatif mahal.
Kemungkinan terjadi kerusakan beberapa zat makanan tertentu sewaktu terjadi
proses pembuatan. Ayam juga akan lebih banyak minum.

6) Sumber Mineral.
Mineral merupakan komponen dari pesenyawaan organik jaringan tubuh dan
persenyawaan kimiawi lainnya yang berperan dalam proses metabolisme.
Kebutuhannya sangat sedikit tetapi sangat vital, teutama pada proses tumbuh dan
bereproduksi penyusunnya yaitu kalsium dan fosfor. Apabila ternak kekurangan
bahan pakan yang mengandung mineral maka dapat menyebabkan
pertumbuhannya lambat.

7) Sumber Vitamin.
Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis oleh jaringan tubuh
dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim atau
regulator metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut
dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin
yang larut dalam lemak. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah tiamin,
ribofialin, asam nukleat, folasin, boitin dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C
tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sangat diperlukan dalam ransum.

8) Zat Aditif.
Berdasarkan komposisinya, aditif pakan (fedd suplement) dibagi menjadi tiga,
yaitu feed suplement yang mengandung multivitamin dan mineral, feed suplement
yang mengandung komposisi multivitamin dan antibiotik, dan feed suplement
yang mengandung komposisi multivitamin, mineral, dan antibiotik. Aditif pakan
meliputi bahan pewarna, antibiotik, hormon pengharum, obat-obatan dan air.
  
BAB III
KESIMPULAN

Ilmu nutrisi (Nutruence Science) adalah ilmu yang mempelajari serangkaian


proses dimana suatu organisme mulai mengambil/ mengasimilasikan pangan
untuk keperluan pertumbuhan sel-sel yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini
tercakup dan mati. pengermengambil/mengasimilasikan pangan untuk keperluan
pertumbuhan sel-sel tubuhnya dan mengganti sel-sel yang telah rusak dan mati.
Dalam istilah ini tercakup pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu pengetahuan yang
menerangkan tentang adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya
Hubungan tersebut dimulai sejak organisme mengambil atau memakan makanan,
membebaskan dan menggunakan energi yang berasal dari makanan,
mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan membentuk zat-zat makanan di
dalam tubuh.

ilmu nutrisi ternak adalah ilmu yang mempelajari proses untuk melengkapi sel-sel
dalam tubuh ternak dengan bagian yang berasal dari luar yang telah merupakan
persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan untuk fungsi optimum dari
banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme, termasuk proses-proses
pertumbuhan, hidup pokok, kerja, produksi dan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

AOAC. 1990. Official Methods of Analysis of the AOAC. AOAC Inc. Arlington.
Virginia.

Cheeke, PR. 2005. Applied Animal Nutritition;Feeds and Feeding. Pearson


Education, Inc., Upper Sadle River. New Jersey.

Manalu W. 1999. Pengantar Ilmu Nutrisi Hewan. Bagian Fisiologi dan


Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. (Tidak dipublikasi)

McDonald, P., RA. Edwards, JFG. Greenhalgh, and CA. Morgan. 2002. Animal
Nutriotion. Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai