PENDAHULUAN
1
persalinan di Indonesia adalah sebesar 43%. Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-
20% kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8-1,2% untuk
setiap kelahiran. Dibandingkan dengan resiko-resiko lain dari ibu bersalin,
perdarahan post partum dimana retensio plasenta salah satu penyebabnya dapat
mengancam jiwa dimana ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat meninggal
jika tidak mendapat perawatan medis yang tepat (PATH, 2002).
2
1.2 Manfaat Penulisan
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
4
c) Penyebab Retensio Plasenta
i) Menurut Maryunani (2009), menyatakan bahwa penyebab retensio
plasenta antara lain:
ii) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh
lebih dalam. Menurut tingkat perlekatannya:
(1) Bila plasenta belum lepas sama sekali, tidak akan terjadi perdarahan
tetapi bila sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi
perdarahan. Ini merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.
(2) Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau
rektum penuh. Oleh karena itu keduanya harus dikosongkan.
(3) Melalui periksa dalam atau tarikan pada tali pusat dapat diketahui
apakah plasenta sudah lepas atau belum, dan bila lebih dari 30
menit maka dapat dilakukan plasenta manual.
iii) Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim, namun belum keluar
karena atoni uteri atau adanya konstriksi pada bagian bawah rahim
(akibat kesalahan penanganan kala 3) yang akan menghalangi plasenta
keluar (plasenta inkarserata).
iv) Menurut Sastrawinata (2012), menyatakan bahwa penyebab retensio
plasenta antara lain:
(1) Fungsional:
a) His kurang kuat (penyebab terpenting).
b) Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut
tuba); bentuknya (plasenta membranasea, plasenta anularis);
dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil).
c) Plasenta yang sukar lepas karena penyebab di atas disebut
plasenta adhesiva.
(2) Patologi-anatomi:
a) Plasenta akreta.
b) Plasenta inkreta.
5
c) Plasenta perkreta.
d) Jenis Retensio Plasenta
6
2.4 Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Menurut Pranoto (2014), menyatakan bahwa penatalaksanaan yang dapat
dilakukan pada kasus retensio plasenta adalah:
i) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan, jika dapat
dirasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut.
ii) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika perlu, lakukan kateterisasi
kandung kemih.
iii) Jika plasenta belum keluar, berikan oxitosin 10 unit IM.
iv) Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
v) Jika belum berhasil, cobalah melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
vi) Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji apembekuan darah sederhana.
7
v) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat
dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada
umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase
harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif
tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
vi) Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan
pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral.
vii) Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk pencegahan
infeksi sekunder.
8
menit. Jika ada keraguan tentang lengkapnya plasenta, lakukan palpasi sekunder
(Walyani, 2015).
9
BAB 3
TINJAUAN KASUS
“Quickcheck” ibu mengatakan tidak ada pusing yang hebat, pandangan mata kabur,
bengkak pada seluruh tubuh, nyeri ulu hati, pergerakan janin berkurang, perdarahan
pervaginam, dan pengeluaran air-air yang tidak bisa ditahan tidak seperti ingin BAK.
A. Subyektif
Istri Suami
Alamat : Jl. Cipinang elok 12/03 Alamat : Jl. Cipinang elok 12/03
10
1.2 Anamnesis
Ibu datang ke BPM pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 08.00 WIB. Keluhan
utama ibu mengatakan sudah merasa mulas dan keluar lendir bercampur darah
sejak pukul 01.00 WIB. Riwayat menstruasi ibu mengatakan hari pertama haid
terakhir (HPHT) pada tanggal 20 Juni 2017 dan taksiran persalinan (TP) pada
tanggal 27 Maret 2018.
No. Tgl/Thn Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Nifas Keadaan
Persalinan Persalinan Kehamilan Penolong Anak
Sekarang
Sex BB TB
(gram) (cm)
1. 2009 BPM 38 mgg Spontan Bidan Tidak Laki- 3300 47 Baik Sehat
ada laki
2. 2011 BPM 40 mgg Spontan Bidan Tidak Laki- 3200 49 Baik Sehat
ada laki
2014 BPM 37 mgg Spontan BIdan Tidak Laki- 3300 49 Baik Sehat
ada laki
2016 BPM 39 mgg Spontan Bidan Tidak Laki- 3500 50 Baik Sehat
ada laki
5. Hamil ini
Riwayat penyakit yang diderita ibu mengatakan tidak menderita penyakit darah
tinggi, gula, asma, dan ginjal. Riwayat penyakit keluarga ibu mengatakan
keluarga tidak ada yang menderita penyakit darah tinggi, gula, asma, dan ginjal.
Riwayat penyakit menular ibu mengatakan tidak mendertita penyakit hepatitis,
TBC, dan keputihan yang lama dan berbau. Riwayat keturunan kembar ibu
mengatakan tidak ada keturunan kembar dari keluarga. Riwayat operasi ibu
mengatakan tidak pernah dilakukan operasi. Kunjungan periksa kehamilan dalam
kehamilan ini ibu mengatakan teratur melakukan kunjungan periksa kehamilan
dan sudah melakukan pemeriksaan lab 2 minggu yang lalu hasilnya hb 11,5 gr%.
11
Ibu mengatakan tidur semalam terganggu karena perut ibu terasa mulas. Minum
terakhir 30 menit yang lalu dan makan terakhir pada pukul 08.00 namun hanya
sedikit karena tidak nafsu makan. BAK terakhir 1 jam yang lalu, BAB terakhir
pukul 06.00 WIB.
B. Obyektif
C. Assasment
D. Planning
12
2. Melakukan informed consent dan informed choice
3. Memberikan dukungan dan menghadirkan pendamping/ suami
4. Membantu ibu memilih posisi sesuai kenyamanan ibu
5. Memberikan pemenuhan nutrisi dan hidrasi
6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi apabila ibu masih mampu
7. Mempersiapkan alat-alat pertolongan persalinan
8. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan
9. Mencatat hasil pemantauan dalam partograf
3 jam kemudian
A. Subyektif
Ibu mengatakan mules masih tetap dan tidak bertambah sering/ lama
B. Obyektif
C. Assasment
D. Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
13
2. Memberikan support
3. Melakukan penilaian terhadap tingkat kematangan serviks
4. Melakukan penilaian denyut nadi, tekanan darah dan his, serta DJJ
5. Mencatat hasil pemeriksaan dalam partograf
6. Observasi TD, suhu dan volume urin setiap 2 jam
7. Observasi his, DJJ , nadi setiap 30 menit
8. Observasi tanda-tanda ruptur uteri
9. Anjurkan ibu untuk berkemih sesering mungkin
10. Siapkan partus set, alat-alat dan obat kegawatdaruratan serta alat resusitasi
11. Dokumentasikan hasil pemeriksaan ke dalam partograf
Tabel
Jumlah
Jam Lama Frekuensi
TGL His Kekuatan Relaksasi DJJ Keterangan
(WIB) His DJJ
(x/menit)
VT: Porsio tebal kaku,
pembukaan 6 cm,
8 ketuban positif,
februari 08.05 3x10’ 40” Sedang Ada 146 Teratur presentasi kepala,
2018 penurunan kepala Hodge
II+, penunjuk UUK,
posisi UUK kanan depan
08.35 3x10’ 40” Kuat Ada 143 Teratur -
09.05 3x10’ 40’’ Kuat Ada 138 Teratur -
09.35 3x10’ 40” Kuat Ada 140 Teratur -
10.05 3x10’ 40” Kuat Ada 142 Teratur -
10.35 4x10’ 43’’ Kuat Ada 147 Teratur -
11.05 4x10’ 45’’ Kuat Ada 150 Teratur -
11.35 4x10’ 45’’ Kuat Ada 153 Teratur -
14
12.05 5x10’ 48’’ Kuat Ada 140 Teratur
VT: Porsio tebal kaku,
pembukaan 9 cm,
ketuban utuh, presentasi
kepala, penurunan
kepala Hodge III+,
penunjuk UUK, posisi
UUK kanan depan
A. Subyektif
Ibu merasa semakin mules dan ingin mengedan seperti akan BAB
B. Obyektif
C. Assasment
15
Ibu : G5P4A0 hamil 39 minggu partus kala II
D. Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
2. Melakukan inform consent untuk pertolongan persalinan normal
3. Melakukan amniotomi (ketuban jernih, bau khas, banyaknya 50 cc, tidak ada
bagian janin yang ikut keluar)
4. Mendekatkan alat
5. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman
6. Mengobservasi DJJ saat his melemah
7. Memimpin ibu meneran saat ada his dan relaksasi saat his melemah
8. Menolong persalinan dengan 60 langkah APN (bayi lahir spontan pukul 15.35
WIB, jenis kelamin laki-laki)
9. Memberikan bayi kepada ibunya (IMD)
KALA III
SOAP KE-1
A. Subyektif
Ibu merasakan masih mules, plasenta belum lahir, ibu merasa sudah lega bayinya
sudah lahir
B. Obyektif
KU baik, kesadaran compos mentis, KE stabil, uterus teraba keras, TFU sepusat,
kontraksi uterus lembek, tidak terba janin ke-2, kandung kemih kosong, plasenta
belum lahir.
C. Assasment
16
P1A0 partus kala III
D. Planning
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan, bahwa plasenta akan dilahirkan
2. Melakukan penyuntikan oksitoksin 10 unit, IM.
3. Melakukan PTT (Penegangan Tali pusat Terkendali). Hasilnya belum terlihat
tanda tanda pelepasan plasenta.
KALA III
SOAP KE-2
A. Subyektif
B. Obyektif
KU baik, kesadaran kompos mentis, KE stabil, TFU sepusat, kontraksi uterus
lembek, kandung kemih kosong, belum ada tanda-tanda pelepasan plasenta
C. Assasment
D. Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
2. Mengobservasi kontraksi, kandung kemih
3. Memberikan injeksi oksitoksin 10 unit IM ulang ke-2
4. Melakukan penegangan tali pusat terkendali. Belum terlihat tanda tanda
pelepasan plasenta
17
KALA III
SOAP KE-3
A. Subyektif
Ibu merasa ada mules sedikit
B. Objektif
K/U baik, kesadaran komposmentis, Nadi 88 x/menit, TFU satu jari di bawah
pusat, kontraksi lembek, kandung kemih kosong, perdarahan sedikit.
C. Assasment
P5 A0 partus kala III dengan retensio plasenta
Masalah Potensial : HPP, Infeksi
D. Planning
1. Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga mengenai apa yang dialami
ibu
2. Melakukan inform consent untuk tindakan manual plasenta
3. Memasang infuse RL/ NaCl berikan 10unit oksitoksin dalam 1000 ml larutan
NaCl 0,9% / RL dengan kecepatan 40-60 tpm
4. Memberikan analgesik profenid sub
5. Melaukan antiseptik pada vulva dan pada sarung tangan panjang dari ujung
jari sampai lengan.
6. Melakukan tindakan manual plasenta dengan hati hati. Manual plasenta telah
dilakukan
7. Plasenta telah lahir lengkap pukul 15.00 WIB, terdapat 2 selaput korion dan
amnion, kotiledon lengkap, diameter 20cm, tebal 3cm, talipusat tampak segar
terdapat 2 arteri 1vena dan dilapisi selai Wharton yang tebal.
8. Melakukan massase fundus selama 15 detik. Kontraksi baik.
18
KALA IV
Pukul 15.00
A. Subyektif
B. Obyektif
C. Assasment
D. Planning
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
2. Mengobservasi TD, nadi, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan
3. Membersihkan perineum dan merapikan/memakaikan pakaian ibu
4. Menganjurkan ibu makan dan minum tanpa ada pantangan makanan
5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan bantu ibu untuk BAK
spontan
6. Biarkan ibu bersama bayinya dan anjurkan ibu tetap menyusui bayinya
7. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bagaimana caara memeriksa
kontraksi
8. Menjelaskan tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
9. Memberikan ucapan selamat pada ibu
10. Mengevaluasi keberhasilan IMD pada bayi
19
11. Mendokumentasikan semua tindakan danmelengkapi partograf
20
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Retensio plasenta adalah placenta belum lahir setengah jam setelah janin
lahir. Dari berbagai sumber yang menyebutkan beberapa penyebab dari retensio
plasenta, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab retensio plasenta
adalah sebagai berikut:
21
c. Hysterectomia
4.2 Saran
Bidan seharusnya dapat mendeteksi retensio plasenta secara dini agar dapat
menghindari komplikasi persalinan yang memperburuk prognosa.
22
DAFTAR PUSTAKA
23