Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Manajemen Penghimpunan Dana Bank Syariah


Diajukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Dana Bank Syariah
Oleh Dosen Pengampu : Angrum Pratiwi, M.E.I

Disusun Oleh :
Karlena (1831811020)
Resa Pahlifi (1831811006)
Maharani Khaliqa (1831811026)
Shindy Safira Puteri (1831811036)

PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa Allah karuniakan
atas penutup dan Nabi paling mulia, Muhammad SAW juga atas segenap
keluarganya, para shahabat, para Tabi’in dan Tabi’in-tabiin serta para pengikut setia
Nya hingga akhir zaman.

Makalah yang berjudul “Manajemen Penghimpunan Dana Bank Syariah” ini, kami
susun unuk memenuhi tugas yang diamanahkan kepada kami pada mata kuliah
Manajemen Dana Bank Syariah serta sebagai wasilah untuk memperdalam tentang
Ekonomi Islam dan pihak lain yang berkenan membacanya, makalah ini fokus pada
pokok bahasan sehingga mudah dipahami dan memiliki ruang lingkup yang terbatas
pada judul diatas. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah menyempatkan kami menyelesaikan tugas ini.


2. Ibu Angrum Pratiwi, M.E.I Selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah
Manajemen Dana Bank Syariah
Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah mendatang. Untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Samarinda, Februari 2020

Penyusun
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………1
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
A. PengertianManajamen Dana Bank Syariah……………………….3
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dana pada Bank Syariah……3
C. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah ……………………………..5
D. Penggunaan Dana Bank Syariah …………………………………8
E. Sumber dan Alokasi Dana Bank Syariah…………………………9

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dua fungsi utama dari perbankan adalah pengumpulan dana dan
penyaluran dana. Penyaluran dana yang terdapat di bank konvensional dengan
yang terdapat di bank syariah mempunyai perbedaan yang esensial, baik
dalam hal nama, akad, maupun transaksinya. Dalam perbankan konvensional
penyaluran dana ini dikenal dengan nama kredit sedangkan diperbankan
syariah adalah pembiayaan.
Berbeda dengan pengertian kredit yang
mengharuskan debitur mengembalikan pinjaman dengan pemberian bunga
kepada bank, maka pembiayaan berdasarkan prinsip syariah pengembalian
pinjaman dengan bagi hasil berdasarkan kesepakatan antara bank dan debitur.
Misalnya, pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk membeli
barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapat
jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna
mendapatkan barang dan jasa sekaligus.
Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena dengan
pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang
kelangsungan usaha bank. Sebaliknya, bila pengelolaannya tidak baik akan
menimbulkan permasalahan dan berhentinya usaha bank.
Oleh Karena itu diperlukan adanya suatu manajemen dana syariah yang baik
sehingga penyaluran dan atau dalam hal ini pembiayaan kepada nasabah bisa
efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dari perusahaan maupun syariat Islam
itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. PengertianManajamen Dana Bank Syariah
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dana pada Bank Syariah
3. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah
4. Penggunaan Dana Bank Syariah

1
5. Sumber dan Alokasi Dana Bank Syariah

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami Pengertian Manajamen Dana Bank
Syariah
2. Mengetahui dan memahami Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dana
pada Bank Syariah
3. Mengetahui dan memahami Sumber-Sumber Dana Bank Syariah
4. Mengetahui dan memahami Penggunaan Dana Bank Syariah
5. Mengetahui dan memahami Sumber dan Alokasi Dana Bank Syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PengertianManajamen Dana Bank Syariah


Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki fungsi menghimpun
dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun kemudian disalurkan kembali
kepada masyarakat. Kegiatan bank mengumpulkan dana disebut dengan kegiatan
funding. Sementara kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat oleh bank
disebut dengan kegiatan financing atau lending. Dalam menjalankan dua aktivitas
tersebut, bank syariah harus menjalankan sesuai dengan kaidah-kaidah perbankan
yang berlaku.
Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga
bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari
aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan
bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitasnya.
Dilihat dari sisi fungsi bank syariah mengumpulkan dana dan menyalurkan
dana kembali kepada masyarakat, maka bank syariah berfungsi sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak surplus kepada pihak minus.1

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dana pada Bank Syariah


Manajemen dana bank merupakan metode/cara untuk mencapai tujuan
bank, yang tetntunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik bersumber dari intern
bank itu sendiri ataupun dari eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen dana bank dapat dikelompokkan menjadi 5 antara lain:2

1. Kebijakan-kebijakan moneter

1
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Depok: PT RajaGrafindoPersada, 2015)
h. 108-109.
2
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 44-48

3
Setiap muncul kebijaksanaan moneter yang baru harus mengambil
langkah-langkah penyesuaian agar tidak melanggar peraturan atau ketinggalan di
dalam percaturan keuangan dan perekonomian pada umumnya.kebijaksanaan
moneter penting karena setiap kebijakan mempunyai unsur-unsur yang perlu
dipahami oleh bank, yaitu:

a. Tujuan dan sasaran kebijaksanaan moneter


b. Pengendalian moneter
c. Kebijakan di bidang perkreditan
d. Kebijakan dalam penghimpunan dana
e. Kebijaksanaan moneter dalam menunjang keseimbangan neraca
pembayaran
f. Pengembangan perbankan dalam menunjang kebijaksanaan
moneter
2. Lingkungan perbankan

Lingkungan internal maupun eksternal akan mempengaruhi gaya


manajemen dana suatu bank. Lingkungan internal bank mencakup unsur-unsur:

a. Struktur organisasi
b. Filosofi dan gaya manajemen
c. Proses perencanaan
3. Mobilisasi dana

Dana yang ada di dalam masyarakat sifatnya relatif terbatas yang


diperebutkan oleh perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Oleh
karena itu berlaku hukum permintaan dan penawaran.

4. Pasar modal.

Pasar modal adalah alternatif lain bagi masyarakat untuk pemanfaatan


untuk pemanfaatan dananya selain menyimpannya di bank. Pasar modal juga
menjadi alternatif lain bagi perusahaan untuk memperoleh dana selain meminjam

4
dari bank. Dengan demikian pasar modal dapat dilihat sebagai saingan bagi bank
baik dalam rangka pengerahan dana atau penanaman dana.

5. Hubungan peminjam dengan pemodal

Bank pada dasarnya adalah penghubung atau mediator antara pemodal


dengan peminjam berperan besar dalam hal menghubungkan dua kepentingan ini
agar kedua pihak ini mencapai tujuan atas kebutuhan dan kepentingan masing-
masing.

C. Sumber-Sumber Dana Bank Syariah


Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam
bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uangtunai. Uang
tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik
bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain
atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik
kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.
Berdasarkan prinsip, bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau
masyarakat dalam bentuk :
1. Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya
tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.
2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko untuk investasi umum
(mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan
secara proporsional dengan portofolio yang didanai dengan modal
tersebut.
3. Investasi khusus (mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak
sebagaimana berinvestasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut
berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko atas
investasi itu.
Dengan demikian, sumber dana bank syariah terdiri dari:

5
a. Modal Inti
Modal inti adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari
para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya modal
inti terdiri dari:
1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham; sumber utama
dari modal perusahaan adalah saham. Sumber dana ini hanya
akan timbul apabila pemilik menyertakan dananya pada bank
melalui pembelian saham, dan untuk penambahan dana
berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan
menjual tambahan saham baru.
2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang
disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di
kemudian hari.
3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan
kepada para pemegang saham, tetapi oleh pemegang saham
sendiri diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. Laba
ditahan ini juga merupakan cara untuk menambah dan modal
lebih lanjut.
b. Kuasi Ekuitas ( Mudhrabah Account)
Bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar prinsip
mudhrabah, yaitu akad kerjasama antara pemilik dana dengan
pengusaha untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana
tidak boleh mencampuri pengeloaan bisnis sehari-hari. Keuntungan
yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah)
yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian financial menjadi beban
pemilik dana sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas
usaha yang dilakukan.
Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai mudharib,
bank menyediakan jasa bagi para investor berupa :

6
1) Rekening investasi umum, di mana bank menerima simpanan
dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana
mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah
mutlaqah. Simpanan diperjanjikan untuk jangka waktu tertentu.
Bank dapat menerima simpanan tersebut untuk jangka waktu
1,3,6,12,24 bulan dan seterusnya.
2) Rekening investasi khusus, di mana bank bertindak sebagaimana
berinvestasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga
keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan
dana mereka pada unit-unit usaha atau proyek-proyek tertentu
yang mereka setujui atau mereka kehendaki. Rekening ini
dioperasikan berdasarkan prinsip mudharabah muqayyadah.
3) Rekening tabunga mudharabah, prinsip mudharabah juga
digunakan untuk jasa pengelolaan rekening tabungan. Salah satu
syarat mudharabah adalah bahwa dana harus dalam bentuk
uang, dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib.
c. Dana Titipan
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititpkan pada bank,
yang umumnya berupa giro atau tabungan. Menurut Zainul Arifin, dana
titipan wadiah ini dikembangkan dalam bentuk rekening giro wadiah dan
rekening tabungan wadiah.
1) Rekening giro wadiah, mempunyai ciri-ciri yaitu:
a) Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan
rekeningnya.
b) Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi nasabah
lain atau pejabat bank, dan menyetor sejumlah dana minimum
sebagai setoran awal.
c) Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam
Bank Indonesia.
d) Penarikan dapat dilakukan setiap waktu dengan cara
menyerahkan cek atau instruksi tertulis lainnya.

7
2) Rekening tabungan wadiah, mempunyai ciri-ciri:
 menggunakan buku atau kartu ATM
 besarnya setoran pertama dan saldo minimum harus mengendap,
tergantung pada kebijakan masing-masing bank.
 Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja.
 Pembayaran bonus (hibah) dilakukan dengan cara mengkredit
rekening tabungan.

D. Penggunaan Dana Bank Syariah


Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam
dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu:
1. Earning Assets (aktiva yang menghasilkan)
2. Non Earning Assets (aktiva yang tidak menghasilkan).
Aktiva yang dapat menghasilkan atau earnoing assets adalah asset bank
yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Asset ini disalurkan dalam
bentuk investasi yang terdiri atas:
1). Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)
2). Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah)
3). Pembiyaan berdasarkan prinsip jual beli (Al Bai’)
4). Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah Iqtina/IMBT)
5). Surat-surat berharga syariah investasilainnya.
Asset bank yang lain adalah aset yang tergolong tidak memberikan
penghasilan atau disebut Non Earning Assets. Pada Non Earning Assets terdiri
dari:
1). Aktiva dalam bentuk tunai/ Cash Assets terdiri dari uang tunai dalam vault,
cadangan likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral,
giro pada bank dan item-item tunai lain yang masih dalam proses penagihan
(collections).
2). Pinjaman/Qard al hasan adalah salah satu kegiatan bank syariah dalam
mewujudkan tanggungjawab sosialnya sesuai dengan ajaran islam. Untuk kegiatan

8
ini bank tidak memperoleh penghasilan karena bank dilarang untuk meminta
imbalan apapun dari penerima qard.
3). Penanaman Dana dalam Aktiva Tetap dan Investasi/Premises and Equipment
ini tidak mengahasilkan pendapatan bagi bank, tetapi merupakan kebutuhan bank
untuk memfasilitasi pelaksanaan fungsi kegiatannya. Fasilitas itu terdiri dari
bangunan gedung, kendaraan dan peralatan lainnya yang dipakai oleh bank dalam
rangka penyediaan layanan kepada nasabahnya.3

E. Sumber dan Alokasi Dana Bank Syariah


Dana yang telah diperoleh bank akan dialokasikan untuk menghasilkan
pendapatan. Dari pendapatan tersebut, kemudian didistribusikan kepada para
nasabah penyimpan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan sumber-sumber
pendapatan yang diperoleh bank syariah.
1. Sumber Pendapatan Bank Syariah
Sesuai dengan akad-akad penyaluran pembiayaan di bank syariah, maka
hasil penyaluran dana tersebut dapat memberikan pendapatan bank. Hal ini
dikatakan sebagai sumber-sumber pendapatan bank syariah. Dengan
demikian, sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari:
a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah
b. Keuntungan atas kontrak jual beli
c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina dan
d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
2. Pembagian Keuntungan
Pendapatan-pendapatan yang dihasilkan dari kontrak pembiayaan, setelah
dikurangi dengan biaya-biaya operasional, harus dibagi atau didistribusikan antara
bank dengan para penyandang dana, yaitu nasabah investasi, para penabung dan
para pemegang saham sesuai dengan nisbah bagi hasil yang diperjanjikan. Dalam
hal ini bank dapat menegosiasikan nisbah bagi hasil atau investasi mudharabah
sesuai dengan tipe yang ada, baik sifatnya maupun jangka waktunya. Bank juga
3
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Depok: PT RajaGrafindoPersada, 2015)
h. 114-126.

9
dapat menentukan nisbah bagi hasil yang sama atas semua tipe, tetapi menetapkan
bobot yang berbeda-beda atas setiap tipe investasi yang dipilih oleh nasabah.
Berdasarkan kesepakatan mengenai nisbah bagi hasil antara bank dengan para
nasabah tersebut, bank akan mengalokasikan penghasilannya dengan tahap-tahap
sebagai bertikut:
a. Tahap pertama bank menetapkan jumlah relative masing-masing dana
simpanan yang berhak atas bagi hasil usaha bank menurut tipenya, dengan
cara membagi setiap tipe dana-dana dengan seluruh jumlah dana-dana
yang ada pada bank dikalikan 100%.
b. Tahap kedua bank menetapkan jumlah pendapatan bagi hasil bagi
masingmasing tipe dengan cara mengalikan presentase (jumlah relatif) dari
masingmasing dana simpanan pada huruf a dengan jumlah pendapatan
bank.
c. Tahap ketiga bank menetapkan porsi bagi hasil untuk masing-masing tipe
dana simpanan sesuai dengan nisbah yang diperjanjikan.
d. Tahap keempat bank harus menghitung jumlah relative biaya operasional
terhadap volume dana, kemudian mendistribusikan beban tersebut sesuai
dengan porsi dana dari masing-masing tipe simpanan.
e. Tahap kelima bank mendistribusikan bagi hasil untuk setiap pemegang
rekening menurut tipe simpanannya sebanding dengan jumlah
simpanannya4

4
Wening Purbatin Palupi Soenjoto, Analisa Manajemen Dana Bank Syariah Dalam
Konsep Pemasaran Konvensional, dalam jurnal Istiqro : Jurnal Hukum Islam, Ekonomi, dan
Bisnis, Vol.IV No.1, Tahun 2018, h. 15-16

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga
bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari
aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan
bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitasnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen dana bank dapat
dikelompokkan menjadi 5 antara lain:
1. Kebijakan Moneter
2. Linkungan Perbankan
3. Mobilisasi Dana
4. Pasar Modal
5. Hubungan Peminjam dengan Pemodal.
Sumber dana bank syariah terdiri dari:
1. Modal Inti
2. Kuasi Ekuitas
3. Dana Titipan
Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam
dua bagian penting dari aktiva bank, yaitu:
1. Earning Assets (aktiva yang menghasilkan)
2. Non Earning Assets (aktiva yang tidak menghasilkan).

Pendapatan-pendapatan yang dihasilkan dari kontrak pembiayaan, setelah


dikurangi dengan biaya-biaya operasional, harus dibagi atau didistribusikan antara
bank dengan para penyandang dana, yaitu nasabah investasi, para penabung dan
para pemegang saham sesuai dengan nisbah bagi hasil yang diperjanjikan. Dalam
hal ini bank dapat menegosiasikan nisbah bagi hasil atau investasi mudharabah
sesuai dengan tipe yang ada, baik sifatnya maupun jangka waktunya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah (Depok: PT RajaGrafindoPersada,


2015)

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004)

Wening Purbatin Palupi Soenjoto, Analisa Manajemen Dana Bank Syariah Dalam
Konsep Pemasaran Konvensional, dalam jurnal Istiqro : Jurnal Hukum Islam,
Ekonomi, dan Bisnis, Vol.IV No.1, Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai