Anda di halaman 1dari 24

Visi

Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan keterampilan
keperawatan lansia berbasis IPTEK keperawatan .

KONSEP CARING

Program Studi : D III Keperawatan


Mata Kuliah : Keperawatan Dasar
Beban Studi : 5 SKS ( T 3 P 2 )
Kelas : 1 Reguler A
Anggota Kelompok :

1. M. Fahmi Idrus
(P3.73.20.1.19.019)
2. Milenia Anjarwati
(P3.73.20.1.19.021)
3. Nabiila Nur syifa
(P3.73.20.1.19.022)
4. Nafa Maulyda Turachma
(P3.73.20.1.19.023)

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah yang kami buat ini dapat terselesaikan. Dengan berbagai sumber
referensi yang didapat akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “
Konsep Caring ”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Dasar.

Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih pada teman-teman yang telah
bekerjasama dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat masih banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan
pengetahuan kami, maka kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun demi menyempurnakan makalah ini.

Bekasi, 8 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

KONSEP CARING....................................................................................................................3

2.1 Pengertian Caring........................................................................................................................3

2.2 Teori Caring Menurut Watson.....................................................................................................5

2.3 Presepsi klien tentang caring.......................................................................................................9

2.4 Komponen Caring......................................................................................................................13

2.5 Perbedaan Caring dan Curing....................................................................................................13

2.6 Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan.............................................................................16

BAB III PENUTUP..................................................................................................................19

3.1 Simpulan..............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia keperawatan, sifat care seorang perawat sangat dibutuhkan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien ataupun pasiennya khususnya dalam
memenuhi kebutuhan dasar pasien. jika seorang perawat tidak menerapkan konsep caring
kepada pasiennya, maka asuhan keperawatan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Dengan demikian akan terjadi kesenjangan antara pasien dan perawat dan proses
penyembuhanpun akan berjalan lambat.

Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa humans
cience dan human care merupakan hal utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai
human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetis,
humanities, dan kiat/art (watson, 1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya
untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan,seperti yang dikatakan
oleh (watson, 1985). “human care is the heart of nursing”.

Fungsi utama perawat adalah membantu klien (dari level individu hinggamasyarakat),
baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui layanan keperawatan. Layanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan
fisik, mental, dan keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan untuk dapat
melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri (Asmadi, 2008).

Berbagai masalah yang terjadi pada saat ini, dari masalah kesehatan yang sederhana
sampai yang sangat kompleks telah menuntut perhatian berbagai kalangan kesehatan
termasuk keperawatan. System kolaborasi yang baik dan koordinasi kegiatan yang terjadi
antar disiplin pemberi pelayanan diharapkan dapat mengantisipasi kompleksitas masalah
kesehatan yang terjadi. Oeh karena itu, kondisi ini mengharuskan profesi keperawatan untuk
menungkatkan diri agar tetap memberikan pelayanan keperawatan yang terintigrasi dan
paripurna. Sifat pelayanan kesehatan saat ini dan di masa mendatang lebih menekankan pada
upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif). (Simamora,
2009).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep caring ?
2. Bagaimana teori caring menurut jean watson?
3. Apa presepsi klien tentang caring ?
4. Apasaja komponen caring ?
5. Apa perbedaan caring dan curing ?
6. Bagaimana prilaku caring dalam praktik keperawatan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Menjelaskan dan memahami konsep caring
2. Menjelaskan dan Memaparkan teori caring menurut jean watson
3. Untuk Menjelaskan presepsi klien tentang caring
4. Menjelaskan komponen caring
5. Memaparkan perbedaan caring dan curing
6. Untuk Menjelaskan prilaku caring dalam praktik keperawatan

2
BAB II

KONSEP CARING

2.1 Pengertian Caring


Menurut istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang
berhubungan dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan
kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang
menunjukkan suatu rasa kepedulian.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan
bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah
isu besar dalam profesionalisme keperawatan (Tarida & Sauliyusta, 2011, pp. 3-4).
Banyak ahli keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain
sebagai berikut :
1. Crips dan Taylor (2001), caring merupakan fenomena universal yang
mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku
dalam hubungannya dengan orang lain.
2. Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan
ikhlas.
3. Barnum(1994), caring memiliki makna yang bersifat aktivitas, sikap
(emosional)dan kehati-hatian.
4. Delores gaut (1984), caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada
tiga makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian,
bertanggung jawab, dan ikhlas.

3
5. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan
pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan
filosofikal. caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang
memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai
tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien.
6. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua domain utama. Salah satu
konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara
konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat
melaksanakan fungsi keperawatannya. Griffin menggambarkan caring dalam
keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan
perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas
tersebut menurut griffin meliputi membantu, menolong, dan melayani orang
yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan
antara perawat dengan pasien.
7. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan
keputusan yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk meningkatkan status kesehatan.
8. Lydia hall (1969), mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya.
Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan
secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal
untuk klien. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri
seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari
kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga
kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan
terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada klien,
maka ketiga unsur ini harus dipadukan.
9. Florence Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan
pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan
lingkungan bersih, verifikasi yang baik dan tenang kepada klien.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian caring
secara umum adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu
cerminan perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain,

4
dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring
merupakan inti dari keperawatan.

2.2 Teori Caring Menurut Watson


Menurut pandangan watson (1985), caring dan cinta terdiri dari semua hal
yang penting dari kekuatan jiwa dan merupakan dasar dari sifat kemanusiaan kita.
Watson mencatat itu di seluruh sejarah keperawatan yang berbelit- belit dalam hal
caring dan benar-benar mengembangkan caring. (Delaune & Ladner, 2002. P. 36).
Watson menjelaskan bahwa konsepnya didefinisikan untuk membawa arti
baru untuk paradigma keperawatan adalah berasal dari pengalaman empiris klinis
dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat , intelektual dan experiental.
Teori jean watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah
“Human Scince And Human Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam
keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif humanistik
yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat
perlu mengembangkan filosofi humanistik dan sistem nilai, serta seni yang kuat.
Filosofi humanistik dan sistem nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu
keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi
mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir yang kritis.
Mengembangkanketerampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan,
namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit
(jukarnain, 2011, p.58)

Menurut watson ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring , ketujuh asumsi

tersebut adalah:

1. Caring akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktikkan secara


interpersonal.
2. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan
keluarga.
3. Caring merupakan respon yang di terima klien tidak saat itu saja,tapi
dapat memengaruhi keadaan klien selanjutnya.

5
4. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung
perkembangan klien.
5. Caring terdiri dari faktor kuratif yang berasal dari kepuasan dalam
membantu memnuhi kebutuhan klien.
6. Caring lebih kompleks dari pada curing, karena praktek caring
memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan
mengenai perilaku manusiayang berguna dalam meningkatkan derajat
kesehatan klien.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan.

Watson menekankan sikap caring ini harus tercemin pada sepuluh faktor
kuratif yang berasal dari perpaduan nilai nilai humanistik dengan ilmu
pengetahuan dasar. Sepuluh faktor tersebut meliputi :

1. membentuk sistem nilai humanistik-altruistik watson mengemukakan


bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan
(humanistik) dan perilaku mementingkan kepentingan orang lain diatas
kepentingan pribadi (altruistik). Hal ini dapat dikembangkan melalui
pemahaman nilai yang ada pada diri seseorang, keyakinan, interaksi,
dan kultur serta pengalaman pribadi. Semua ini dirasa perlu untuk
mematangkan pribadi perawat agar dapat bersifat altruistik terhadap
orang lain.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope)
Pemahaman ini diperlukan untuk proses carative. Selain menekankan
pentingnya obat-obatan untuk curative, perawat juga perlu memberi
tahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia (meditasi,
relaksasi, atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara
spiritual). Dengan mengembangkan hubungan perawat-klien yang
efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimis, harapan dan rasa
percaya.
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain Seorang
perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri
pribadi dan orang lain serta bersikap lebih otentik. Perawat juga perlu
memahami bahwa pikiran dan emosi seseorang merupakan jendela
jiwanya.

6
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust)
Citra hubungan helping-trust adalah harmonis, empati, dan hangat.
Hubungan yang harmonis haruslah hubungan yang dilakukan secara
jujur dan terbuka, tidak dibuat-buat. Perawat menunjukkan sikap
empati dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan
sikap hangat dengan menerima orang lain secara positif.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif
Perasaan mempengaruhi pikiran seseorang, hal ini perlu menjadi
pertimbangan dalam memelihara hubungan. Oleh sebab itu, perawat
harus menerima perasaan orang lain serta memahami perilaku mereka.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan. watson percaya bahwa tanpa metode
pemecahan masalah yang sistematis, praktik yang efektif adalah hal
yang kebetulan, sembrono, dan berbahaya. Metode pemecahan
masalah ilmiah merupakan metode yang memberi kontrol dan prediksi
serta memungkinkan koreksi diri sendiri.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar Interpersonal. Ini merupakan
faktor utama ketika seseorang berusaha mengontrol kesehatan mereka
sendiri setelah mendapatkan sejumlah informasi dan alternatif
pengobatan lain. Dalam hal ini perawat harus mampu memahami
persepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan agar proses
belajar- mengajar ini dapat berjalan lebih efektif.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan atau
memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual. Melalui pengkajian,
perawat dapat menentukan penilaian seseorang terhadapsituasi dan
dapat menanggulanginya. Perawat dapat memberi dukungan
situasional, membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih
akurat,serta memberi informasi sehingga klien dapat menanggulangi
masalahnya perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman, aman,
dan keleluasaan pribadi kepada klien.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Dalam
membantu memenuhi kebutuhan dasar klien, perawat harus
melakukannya dengan gembira. Hierarki kebutuhan dasar watson
hampir sama dengan maslow, yakni kebutuhan untuk bertahan hidup

7
(survival), kebutuhan fungsional, kebutuhan integrative, kebutuhan
untuk tumbuh, dan kebutuhan untuk mencari bantuan (seeking) ketika
individu kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
10. mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis kedua
factor ini (eksistensial-fenomenologis) membantu seseorang untuk
mengerti kehidupan dan kematian. Selain itu, keduanya dapat
membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian
untuk menghadapi kehidupan dan kematian (Asmadi, 2008, pp. 130-
132).

Pada tahun 1988 di dalam bukunya yang kedua, "nursing Human


Science and Human Care" A theory of nursing Watson mengemukakan 11
asumsi yang berhubungan dengan caring :

1. Perhatian dan kasih sayang merupakan kekuatan batin yang utama dan
universal.
2. Kasih sayang yang bermutu dan caring adalah penting bagi
kemanusiaan, tetapi sering diabaikan dalam hubungan antar sesama.
3. kemampuan untuk menyokong ideologi dan ideal caring di dalam
praktik keperawatan akan mempengaruhi perkembangan dari
peradaban dan menentukan
4. Kontribusi keperawatan pada masyarakat.
5. Caring terhadap diri sendiri adalah prasyarat bagi caring terhadap
orang lain.
6. Keperawatan selalu memegang konsep caring di dalam berhubungan
dengan orang lain dalam rentang sehat-sakit
7. Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus utama
dalam praktik keperawatan.
8. Praktik keperawatan secara signifikan telah menekankan pada human
care.
9. Fondasi caring keperawatan dipengaruhi oleh teknologi medis dan
birokrasi institusi.. 9.menyediaan dan perkembangan dari human care
menjadi isu yang hangat bagi keperawatan untuk saat ini maupun
masalah yang akan datang.

8
10. Human care hanya dapat diterapkan secara efektif melalui hubungan
interpersonal.
11. Kontribusi keperawatan kepada masyarakat terletak pada komitmen
pada Human care.

2.3 Presepsi klien tentang caring


penelitian tentang persepsi klien penting karena pelayanan kesehatan
merupakan fokus terbesar dari tingkat kepuasan klien. Jika klien merasakan
penyelenggaraan pelayanan kesaehatan bersikap sensitif, simpatik, merasa
kasihan, dan tertarik terhadap mereka sebagai individu, mereka biasanya menjadi
teman sekerja yang aktif dalam merencanakan perawatan ( Attree, 2001 ). Klien
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mereka semakin puas saat perawat
melakukan caring.
Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring
(Mayer, 1987; Wolf, Miller, dan Devine, 2003).
Pada umumnya klien measa cemas saat kontak dengan perawat, sehingga sikap
perawat yang memerhatikan, mau membantu dan menghargai klien akan
membantu mengurangi kecemasan klien. Sikap caring juga akan meningkatkan
kepercayaan klien kepada perawat (sitorus, 2009, pp. 8-9).
Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku caring yang
dimiliki perawat. Teori caring & swanson menyajikan permulaan yang baik untuk
memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori careing
swanson(1991) menjelaskan tentang proses caring yang terdiri dari bagaimana
perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara
emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan
terhadap diri sendiri,memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam
menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam
menjalani hidup. Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai
caring menegaskan apa yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian,
klien menilai efektivitas perawat dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai
pengaruh dari pelayanan keperawatan.
Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan
pertemuan yang bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana
memberikan perhatian penuh. Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi

9
yang berbeda tentang caring. Persepsi klien dapat berbeda- beda karena semua
klien memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi perawat
dalam meningkatkan kemampuan (tarida & sauliyusta, 2011, pp. 5-6).
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus
terbesar dari tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari
bagaimana klien menggunakan sistem pelayanan kesehatan. keuntungan yang
klien dapat juga sebagai indikator tingkat kepuasan klien. Jika perawat memilih
sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberikenyamanan, menunjukkan
kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan tindakan caring.
Pelayanan keperawatan yang baik terdiri dari perhatian yang penuh, hubungan
kerja yang baik, serta perilaku caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari
kepuasan pelayanan kesehatan tetapi juga kepuasan terhadap tindakan
keperawatan yang dilakukan. Kepuasan klien juga merupakan faktor penting
dalam memutuskan kembali untuk berobat atau menjalani tindakan keperawatan.
Tindakan caring membangun kepercayaan klien terhadap kemampuan perawat
dalam memberikan pelayanan. Kepercayaan pada tindakan keperawatan juga
memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan. Hal yang penting adalah
mengetahui bagaimana klien menerima caring dan pendekatan apa yang paling
baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap caring merupakan permulaan
yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan harapan khusus
klien.
Membangun suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat membantu
perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Sikap ini juga membantu
perawat mengatasi perbedaan antara persepsi perawat dan klien tentang caring.
Perawat harus mengetahui siapa klien dan mengenali klien agar suatu hubungan
yang baik terwujud dan perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan klien.

Etika pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada

10
kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien,
perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika
keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan
hanya berdasarkan prinsip intelektual atau analisis. etika keperawatan berfokus
pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap perawat terhadap orang
lain.
Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien, memecahkan
dilema etik dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas
kepada dengan keperibadian khusus.

Nurse Caring Behavior


A. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
1. .Berespon terhadap keunikan klien
2. Memahami dan mendukung perhatian klien
3. Hadir secara fisik
4. Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa
dihargai sebagai manusia
5. Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
6. Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi
klien
7. Bersuara halus dan lembut
8. Memberi perasaan nyaman

B. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )


1. Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
2. Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
3. Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
4. Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien
sebelum diminta
5. Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan
menyenangkan

11
C. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
1. Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
2. Bersikap ceria
3. Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai
masalah
4. Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
5. Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat

D. Persepsi klien dewasa yang dirawat ( Brown, 1986 )


1. Kehadirannya menentramkan hati
2. Memberikan informasi
3. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional
4. Mampu menangani nyeri atau rasa sakit
5. Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan
6. Mempromosikan otonomi
7. Mengenali kualitas dan kebutuhan individual
8. Selalu mengawasi klien

E. Persepsi dari keluarga


1. Jujur
2. Memberikan penjelasan dengan jelas
3. Selalu menginformasikan keluarga
4. Mencoba untuk membuat klien nyaman
5. Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan
6. Memberikan perawatan emergensi bila perlu
7. Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan
ikhlas
8. Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa
mungkinMengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang
lebih nyaman.

12
2.4 Komponen Caring
Menurut (Roach, 1984) menjelaskan bahwa komponen caring meliputi 5 C
yaitu :
1. Compassion (bela rasa)
Compassion memiliki kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan
2. Competence (kemampuan), memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap
profesi.
3. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence (kepercayaan diri) suatu keadaan untuk memelihara hubungan
antar manusia dengan penuh percaya diri.
4. Concience (suara hati)
Concience (suara hati) perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari
sistem nilai humanistik – altruistik yang dianut dan direfleksikan pada
tingkah lakunya.
5. Commitment
Komitmen dalam melakukan tugas secara konsekwen dan berkualitas
terhadap karier yang dipilih.

2.5 Perbedaan Caring dan Curing


Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien
yang sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup ketrampilan
intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring
(Johnson, 1989). Caring merupakan fenomena universal yang berhubungan
dengan bagaimana seseorang berpikir, berperasaan, dan bersikap terhadap orang
lain. Dalam teori caring, human care merupakan hal yang mendasar.
Human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga
atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti
dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan
Watson, 1979). Di samping itu, Watson dalam Theory of Human Care
mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan
antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien

13
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang
lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan
bersikap sebagai media pemberi asuhan (Carruth, Steele, Moffet, Rehmeyer,
Cooper & Burroughs, 1999).
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja
perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah
perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi keperawatan dan focus
sentral dalam praktik keperawatan, bersifat universal dan terdiri dari perilaku-
perilaku khusus yang ditentukan oleh dan terjadi dalam konteks budaya. Di
dalamnya memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-
hatian (Barnum, 1994).
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner
(1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan.
Diperkirakan bahwa sekitar ¾ pelayanan kesehatan merupakan caring
sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai seorang perawat, kemampuan care
dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan
keperawatan yang optimal untuk klien. Curing sendiri memiliki pengertian yaitu
upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati pasien.
Selain itu juga dapat difahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik,
mengobati berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan
cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan
asuhan keperawatan secara total kepada klien, maka kedua aspek ini harus
dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap ada perbedaan yang jelas diantara
keduanya.
Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyembuh penyakit
dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat melalui kegiatan pengobatan dan/
atau keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara
caring dan curing terdapat perbedaan.

14
Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekundernya.
Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan caring sebagai
sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam caring. Karena di
dalam caring termasuk salah satunya adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain
untuk membantu penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang
saling melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang
merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan
kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis
yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien.
Dengan kata lain dapat disebut diagnosa penyakit.
Dalam caring lebih dititik-beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk
ditanggapi dengan pemberian perawatan. Berbeda dengan curing lebih
memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan
(caring) yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis,
sosial, dan spiritual dengan tindakan keperawatan yang meliputi intervensi
keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan konseling. Sedangkan
intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan tindakan pengobatan dengan
obat (drug) dan tindakan operatif. Dari sini dapat difahami bahwa caring
memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya
sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari
aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
a. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
b. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri
memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien. Sedangkan tujuan
dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab
penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring
lebih kompleks dari pada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang

15
menyangkut seluruh kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun
spiritual. Curing hanya bagian dari caring. Sebagai seorang perawat, kita harus
mampu membedakannya dan melakukan caring dengan sebaik-baiknya.
Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan caring. Caring
tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi
keperawatan itu sendiri.

2.6 Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk


berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada
orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik
keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana
perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Dalam
keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik
keperawatan (Nanda Sartika, 2010).

Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan


emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan,
perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun
kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.

terdapat tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care
terhadap orang lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, dan aspek spiritual dalam caring
terhadap orang lain yang sakit (Fry, 1988).

a. Aspek kontrak

Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di


bawah kewajiban kontrak untuk care. Radsma (1994) mengatakan,
“perawat memiliki tugas profesional untuk memberikan care”.
Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk
bersikap care sebagai kontrak kerja kita.

16
b. Aspek etika

Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau


salah, bagaimana membuat keputusan yang tepat, bagaimana
bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan
memengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat
harus care karena hal itu merupakan suatu tindakan yang benar dan
sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat memberikan
kebahagiaan bagi orang lain.

c. Aspek spiritual

Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu


sama lain adalah ide utama. Oleh karena itu, berarti bahwa perawat
yang religious adalah orang yang care, bukan karena dia seorang
perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu agama atau
kepercayaan, perawat harus care terhadap klien.

Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan


hubungan saling percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling
percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam
keperawatan. Perawat bertindak dengan cara yang terbuka dan jujur.

Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah berarti
penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui bahasa
tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain
(Nurachmah,2001; Dwidiyanti,1998; Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey,
1994; Kozier & Erb, 1985).

Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik,


psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling
mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya. Perawat juga
harus memberikan informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab akan
kesejahteraan dan kesehatan klien.

17
Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan
seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap
sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau
pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan
caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di
masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para
pengguna jasa pelayanan kesehatan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Menurut istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain
dan perasaan cinta atau menyayangi.
Caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan keputusan yang bersifat
memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan
status kesehatan dan tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
serta caring sebagai sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. dalam keperawatan, caring merupakan
bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.

19
20
DAFTAR PUSTAKA

Muhlisin, A., & Ichsan, B. (2008). APLIKASI MODEL KONSEPTUAL CARING


DARI JEAN WATSON DALAM ASUHAN KEPERAWATAN. Berita Ilmu
Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No. 3, 147-150.
Morison, P. (2009). Caring and Communicating. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A, Anne G. Perry. 2009. Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
https://www.academia.edu/17473705/KONSEP_CARING
www.kompasiana.com/spirit-smile/550e5f0a813311c82cbc642a/makalah-konsep-
dasar-keperawatan-bab-caring.
https://www.academia.edu/28954677/Makalah_Caring.
https://rahmianaheldayanti.wordpress.com/2016/11/25/proses-caring-dalam-
keperawatan/.
http://pantiwilasa.com/majalahkasih/detailpost/caring-dalam-konteks-asuhan-
keperawatan.

21

Anda mungkin juga menyukai