Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BULLYING PADA REMAJA SESI 2 : PERAN ORANGTUA

Pokok bahasan/topik : Bullying Pada Remaja

Sub Pokok Pembahsan : Sesi2 : peran orang tua dalam pencegahan bullying

Waktu : 30 menit

Hari/tgl :

Tempat : Pesantren Warasatul Anbiya

Sasaran : Siswa Pesantren Waratsatul Anbiya

A. Latar Belakang

Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya sehingga

mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas sosial. Kemunduran kognitif pada

demensia biasanya diawali dengan kemunduran memori / daya ingat (pelupa) (Nugroho,

2008).

Demensia bukanlah penyakit atau gangguan spesifik, melainkan sekelompok gejala

yang merefleksikan kehilangan kemampuan untuk berfikir, menalar, atau mengingat. Pada

akhirnya, demensia akan mengganggu kemampuan seseorang untuk membina hubungan

sosial yang normal atau melakukan perawatan diri (Rosdahl & Kowalski, 2014) .

Penderita demensia merasakan degenerasi fungsi kognitif, daya ingat, kemampuan

berpikir dan berbahasa secara bertahap. Pada akhirnya, mereka tidak akan bisa mengurus

diri sendiri dan sangat tergantung kepada orang lain, berkeliaran di jalan, bingung tentang

siang dan malam hari. Orang dengan demensia berat bisa saja, tidak bisa mengalami

kesulitan untuk menelan, berjalan, atau bahkan hanya saja hanya bisa terbaring di tempat

tidur (Hospital, 2016).


Penatalaksanaan demensia dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan non

farmakologi. Intervensi farmakologi yaitu dengan memberikan obat-obatan yang dapat

memperbaiki fungsi kognitif dan intervensi non farmakologi meliputi intervensi-intervensi

yang tercakup kedalam cognitive rehabilitation therapy ( CRT ). Salah satu intervensi

dari CRT adalah terapi alternatif yaitu terapi seni ( Art Therapy ) (Kurnia, 2018).

Malchiodi ( 2013 ) menyatakan bahwa art therapy merupakan suatu bentuk

terapi yang bersifat ekspresif dengan menggunakan materi seni, seperti lukisan, kapur,

spidol, dan lainnya. Terapi seni ( art therapy ) dapat menggunakan media seni dan

proses kreatif untuk membantu mengekspresikan diri, meningkatkan keterampilan

coping individu tersebut. . Kegiatan yang diperoleh dari terapi seni salah satunya

adalah menggambar. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan

dan dapat dilakukan oleh siapapun. Proses terapeutik dalam terapi seni salah satunya

menekankan pada proses kognitif dengan harapan dapat membangitkan emosi positif

dan meningkatkan kemampuan memori pada individu. Terapi seni dapat mendorong

keluarnya ekspresi seseorang, melalui ekspresi atistik dapat memahami emosi, dan

melalui proses kreatif, sehingga dapat meningkatkan kognitif dan daya ingat pada

lansia. Adanya proses mengingat kejadian pada masa lalu sehingga mampu

merangsang kemampuan otak untuk mengingat memori masa lalu. (Turana, 2014).

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit tentang penjelasan peran

orangtua dalam mencegah bullying pada remaja diharapkan orangtua

dapatmencegah terjadinya bullying pada anaknya

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, orangtua

mampu menjelaskan kembali tentang :

a. Pengertian bullying

b. Penyebab bulyying

c. Dampak bullying

d. Pola asuh orangtua

C. Sub Pokok Bahasan

a. Pengertian bullying

b. Penyebab bulyying

c. Dampak bullying

d. Pola asuh orangtua

D. Kegiatan Penyuluhan

KEGIATAN
NO WAKTU PRESENTATOR AUDIENS

1. 5 Menit Pembukaan
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan mahasiswa dengan 2. Mendengarkan
keluarga. dan
3. Menjelaskan tujuanpenyuluhan memperhatikan
4. Membuat kontrak waktu, 3. Mendengarkan
tempat, dan bahasa dan
( waktu : jam 14.00 – selesai memperhatikan
Tempat : Pesantren Waratsatul
Anbiya 4. Menyetujui
Bahasa : minang ) kontrak

2. 20 menit Pelaksanaan
1) Pengertian Bullying
a. Menggali pengetahuan 1. Pengertian
keluarga tentang Bullying a. Menjawab
b. Memberikan reifercemen pertanyan
positif
c. Menjelaskan pengertian b. Menerima
Bullying reifercement
2) Penyebab Bullying c. Mendengarkan
a. Menggali pengetahuan dan
keluarga tentang tanda dan memperhatikan
penyebab Bullying. 2. Penyebab
b. Memberikan reifercemen
positif a. Menjawab
c. Menjelaskan penyebab pertanyan
Bullying
3) Dampak Bullying b. Menerima
a. Menggali pengetahuan reifercement
keluarga tentang dampak c. Mendengarkan
Bullyinh dan memperhatika
b. Memberikan reifercemen
positif
c. Menjelaskan dampak 3. Tanda dan gejala
Bullying a. Menjawab
4) Pola asuh orangtua pertanyan
b. Menerima
a. Menggali pengetahuan reifercement
keluarga tentang bagaimana c. Mendengarkan
pola asuh dan
b. Memberikan reifercemen memperhatikan
positif
c. Menjelaskan tentang
bagaimana pola asuh Pengertian
a. Menjawab
pertanyan
b. Menerima
reifercement
c. Mendengarkan
dan
memperhatikan

3. 5 menit Evaluasi dan penutup


1. Menyimpulkan inti penyuluhan 1. Mendengarkan,
2. Memberikan kesempatan kepada memperhatikan
keluarga untuk bertanya, jika dan ikut
masih ada pertanyaan menyimpulkan
3. Menjawab pertanyaan 2. Mengajukan
4. Membuat kontarak yang akan pertanyaan
datang
5. Mengucapkan salam penutup 3. Mendengarkan
dan
memperhatikan
4. Menyetujui
kontrak
5. Menjawab salam

E. Metode

1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media/ Alat Bantu

1. Leaflet
2. Lembar balik
G. Setting Tempat

KETERANGAN:
= PENYAJI

= KLIEN

= ORANGTUA REMAJA

H. Pengorganisasi

Penyaji : RESTI WAHYUNI PUTRI

I. Pembagian Tugas

Penyaji : Menyajikan materi penyuluhan

J. Evaluasi

1. Evaluasi struktur
a. Waktu mulai penyuluhan 14.00

b. Persiapan media/alat disiapkan beberapa hari sebelum penyuluhan

c. Persediaan media berupa leaflet dan lembar balik

2. Evaluasi proses

a. Orangtua remaja antusias terhadap materi yang disampaikan

b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai

c. Peserta mengajukan pertanyaan

3. Evaluasi hasil

a. Peserta memahami tentang pengertian bullying, penyebab, dampak dari

bullying, serta mengetahui bagaimana pola asuh selama ini

b. Peserta memahami penyebab,dampak dari bullying.

c. Peserta memahami bagaimana pola asuh selama ini


K. Lampiran materi

1. Pengertian stroke

Demensia (pikun) adalah kemunduran kognitif yang sedemikian beratnya

sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas sosial.

Kemunduran kognitif pada demensia biasanya diawali dengan kemunduran

memori / daya ingat (pelupa) (Nugroho, 2008).

Demensia merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya

ingat dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas sehari-hari.

Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh gangguan fungsi kognitif tanpa

gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia

adalah intelegensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah,

orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan

(Nasrullah, 2016).

2. Tanda dan Gejala demensia

Pada umumnya, kita percaya bahwa daya ingat menurun seiring dengan

bertambahnya usia. Oleh karena itu, demensia bisa saja tidak dikenali dengan baik

pada stadium awal penyakit.

Gejala demensia mencakup :

1. Kehilangan ingatan jangka pendek dan sering melupakan percakapan atau janji, yang

bisa mempengaruhi aktivitas atau kemampuan kerja sehari-hari.

2. Kesulitan dalam melakukan tugas biasa sehari-hari.

3. Masalah berbahasa, kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.

4. Penilaian yang buruk.

5. Disorientasi waktu dan tempat. Bingung tentang waktu, tanggal atau tempat.
6. Masalah dengan pemikiran dan perhitungan.

7. Perubahan suasana hati dan perilaku.

8. Kehilangan inisiatif.

9. Lupa tempat menaruh barang-barang.

10. Perubahan kepribadian (Hospital, 2016).

3. Penyebab demensia

Penyebab demensia masih belum diketahui secara pasti ( idiopati ), tetapi ada

beberapa teori menjelaskan kemungkinan adanya :

1. Faktor genetik.

2. Radikal bebas.

3. Toksin amiloid.

4. Pengaruh logam aluminium.

5. Akibat infeksi virus.

6. Pengaruh lingkungan lain (Nugroho, 2008).

4. Pengertian kognitif dan gangguan kognitif

Fungsi kognitif didefenisikan sebagai kemampuan mental yang terdiri dari

atensi, kemampuan berbahasa, daya ingat, kemampuan visuospasial, kemampuan

membuat konsep dan intelegensi (Nugroho, 2008). Fungsi kognitif juga

merupakan kemampuan atensi, memori, pertimbangan, pemecahan masalah, serta

kemampuan eksekutif seperti merencanakan, menilai, mengawasi, dan melakukan

evaluasi (Murtiyani, 2017).

Gangguan kognitif merupakan gangguan dan kondisi yang mempengaruhi

kemampuan berfikir seseorang. Individu dengan masalah ini akan memiliki

kesulitan dalam ingatan, persepsi dan belajar. ( Strub & Black, 2012 )

Anda mungkin juga menyukai