Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN MATERNITAS

“MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN


HIPERTENSI”

Disusun Oleh:

Asri Ilafi Millenia (1811001)


Annisa Marini (1811002)
Delvia Aisyah S. (1811004)
Eva Katrika Putri (1811007)
Fatma Susanti (1811008)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN NERS


STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN
HIPERTENSI” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas.
Makalah ini berisi tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi,
pathway, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksaan tentang Kehamilan Dengan
Hipertensi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita.

Blitar, 26 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .. .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Definisi .................................................................................................. 3
B. Etiologi .................................................................................................. 3
C. Patofisiologi ........................................................................................... 4
D. Pathway ................................................................................................. 5
E. Klasifikasi .............................................................................................. 6
F. Manifestasi Klinis .................................................................................. 7
G. Pemeriksaan Fisik .................................................................................. 7
H. Pemeriksaan Penunjang ......................................................................... 8
I. Penatalaksanaan ..................................................................................... 8
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN .............................................. 9
A. Pengkajian ............................................................................................. 9
B. Diagnosa .............................................................................................. 11
C. Intervensi ............................................................................................. 11
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 15
A. Kesimpulan .......................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi ialah tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Tekanan darah sistolik ≥ 30
mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolic ≥ 15mmHg. Hipertensi terbagi dalam
beberapa klasifikasi yaitu: Hipertensikronik, Hipertensi kronik dengan
superimposed preeklamsia, Preeklamsia-eklamsia, dan Hipertensi gestasional.
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteuinuria serta akan menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia namun tanpa disertai adanya
prouteinuria. Hipertensi gestasional juga disebut sebagai transient
hypertension.Bila hipertensi tidak diawasi dengan baik maka akan beresiko
terjadinya solusio plasenta dan superimposed preeklamsia sedangkan pada janin
beresiko terjadi pertumbuhan janin terhambat dan peningkatan persalinan preterm.

B. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Pengertian hipertensi pada kehamilan.
2. Etiologi hipertensi.
3. Manifestasi klinis menurut klasifikasi.
4. Patofisiologi.
5. Pathway.
6. Pemeriksaan penunjang.
7. Penatalaksanaan.
8. Asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi kehamilan.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI (KONSEP ASKEP)

A. Definisi
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau masa nifas.
Golongan penyakit ini di tandai dengan hipertensi dan sering disertai
proteinuria,edema,kejang,koma atau geja-gejala lainnya.
Nilai normal tekanan darah seseorang disesuaikan dengan tingkat aktifitas
dan kesehatan, secara umum 140/90 mmHg. Tetapi secara umum, angka
pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat di waktu
beraktifitas atau berolah raga.
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tention. Hiper artinya
tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi.8Hipertensi adalah suatu
kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara
kronis(dalam waktu lama) yang mengakibatkan angka suatu kondisi medis
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis(dalam
waktu lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang
dikatakan menderita tekanan darah tinggi apabila tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan diastolic >90 mmHg.
HDK cukup banyak di jumpai dan masih merupakan salah satu penyebab
kematian ibu. Rata-rata kelainan ini ditemukan sebanyak 5-10% dari seluruh
kehamilan dan salah satu dari 3 penyebab kematian ibu selain infeksi dan
pendarahan.

B. Etiologi
1. Teori genetic
Berdasarkan teori ini komplikasi hipertensi pada kehamilan dapat
diturunkan pada anak perempuan sehingga sering terjadi hipertensi
sebagai komplikasi kehamilan. sifat herediternya adalah resesif sehingga
jarang terjadi.
2. Nutrisi
Konsumsi daging yang berlebihan, protein, purine, lemak mengakibatkan
terjadinya artherosklerosis sehingga tekanan darah ibu semakin
meningkat.
3. Penyakit Ginjal dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
a. Glomerulonefritis akut dan kronik.
b. Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989).

5
C. Manifestasi Klinis Berdasarkan Klasifikasi
1. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi dapat menghilang setelah 3 bulan pasca
persalinan atau kehamilannya dengan tanda-tanda preeklamsi tetapi tanpa
protein, gejalanya adalah :
a. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg terjadi pertama kali dalam kehamilan.
b. Tidak terdapat proteinuria.
c. Tekanan darah kembali normal dalam waktu kurang dari 12 minggu
postpartum d. Diagnosa akhir hanya dapat ditegakan setelah
melahirkan.
d. Dapat disertai dengan gejala nyeri epigastrum atau trombositopenia.

2. Preeklamsia
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria.
Terbagi menjadi :
a. Ringan
1) Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.
2) Proteinuria ≥ 30 mg/24 jam.
b. Berat
1) Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.
2) Proteinuria 20 mg/24 jam.
3) Trombosit < 100.000/mm3.
4) Peningkatan alanin aminotranferase (ALT)
5) Nyeri kepala berat dan penglihatan kabur..
6) Nyeri epigastrum.

3. Eklamsia
Apabila ditemukan kejang-kejangpada penderita preeklamsi yang dapat
juga disertai koma.

4. Hipertensi kronik
Hipertensi timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan menetap
setelah 12 minggu pasca persalinan, gejalanya :
a. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak
terkait dengan penyakit tropoblas gestasional.
b. Lebih atau menetap sampai lebih dari 12 minggu pasca persalinan.

Gejala yang muncul pada ibu hamil yang mengalami hipertensi harus
diwaspadai biasanya gejalanya itu berupa : Nyeri kepala saat terjaga, kadang-
kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan intrakranium, penglihatan kabur,
ayunan langkah yang tidak mantap, nokturia oedema dependen, dan
pembengkakan.

6
D. Patofisiologi
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama
kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung
pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva
bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak
di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi
terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar
kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada
pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-
perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di
celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah,
termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-
perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya,
diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain yang
kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang berat.

7
E. Pathway

Factor emosi (Stress) dan


lingkungan (pola hidup)

Peningkatan
Konstriksi angiostensin II
vaskuler

Kontraksisel
Retensi aliran endotel
darah

Kerusakan & kebocoran sel


Hipertensi endotel

Pengendapan
konstituen darah

TD meningkat

Transport darah ke Kerusakan & kebocoran Pembuluh darah otak Pembengkakan epitel
paru menurun sel endotel pecah endotel glomerulus

Paru2 bkrja lebih kras Perubahan hemodinamik Lesi Gangguan fungsi


u/ mningkatkan laju ginjal
darah
Pembekuan darah Hipoperfusi
terganggu Gagal ginjal
Edema paru
Integritas ego
Transport nutrisi +
sesak O2 jg terganggu
ANSIETAS

POLA NAPAS TIDAK Gangguan perfusi


EFEKTIF jaringan

Pd ibu: sianosis Pd janin: kurang nutrisi

RESIKO PERFUSI PERIFER RESIKO CEDERA


TIDAK EFEKTIF PADA JANIN

8
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Uji SMAC
Asam urat meningkat pada preeklamsia, tetapi tidak pada
hipertensi kronik. Temuaan bermakna jika > 6, Peningkatan SGOT
menandakan adanya gangguan pada hati.

2. Hitung darah lengkap


a. Peningkatan hematokrit mungkin disebakana oleh hemokonsentrasi.
b. Hitung trombosit bila jumlah nya rendah dapat mengidentifikasikan
adanya gangguan vaskuler.
c. Pemeriksaan kadar protein, kreatinin, BUN, ALT, melihat adanya
kerusakan pada ginjal.

G. Penatalaksanaan
1. Deteksi Prenatal Dini : Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4
minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu
hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit : Evaluasi sistematik yang dilakukan
mencakup :
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari
temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri
epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat
b. Berat badan saat masuk
c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap
2 hari
d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali
antara tengah malam dan pagi hari
e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan
enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan
hipertensi
f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara
klinis maupun USG
g. Terminasi kehamilan: Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak
membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi
kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan
oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti
gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk
kasus-kasus yang lebih parah.
3. Terapi Obat Antihipertensi : Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya
memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada
kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan
telah lama menjadi perhatian.

9
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat : Wanita dengan hiperetensi
berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun
terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan
yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang
jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif
atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan
memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

KONSEP ASKEP

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali
lipat. Pada wanita hamil  berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi
hipertensi laten.
b. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa
seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-
kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka
terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali
dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan
analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria
(<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan
apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis,
lupus atau skleroderma,  perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis
hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas,
angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu
beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya
menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita penyakit ini.
Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti
primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
faktor predisposisi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam

10
kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat
keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai
delapan kali.
f. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana  perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya.
g. Riwayat maternal
Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.

2. Pengkajian Sistem Tubuh


a. B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau
tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan,
bunyi nafas tambahan, sianosis.
b. B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan
meningkatnya afterload  jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat
perubahan hemodinamik, perubahan volume darah  berupa
hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi
memanjang. Yang  paling khas adalah trombositopenia dan gangguan
faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar antitrombin III.
Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi
jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan
jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular,
distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
c. B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi.
Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI.
Otak dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan
EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang
yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego
meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang,
gelisah, pernafasan menghela, peningkatan  pola bicara. Neurosensori
meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital,
kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,
pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah
cerebral.
d. B4 (Bladder)
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat
diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat

11
peningkatan permeabilitas terhadap sebagian  besar protein dengan berat
molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan
pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis
kapiler glomerulus.  Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer
lobulus hepar kemungkinan besar merupakan  penyebab meningkatnya
kadar enzim hati dalam serum.
e. B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam,  protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual,
muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
f. B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit
kepala sub oksipital  berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati.
Keamanan meliputi gangguan cara berjalan,  parestesia, hipotensi
postural.

B. Diagnosa keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ditandai dengan dispnea
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
3. Resiko perfusi jaringan tidak efektif ditandai dengan hipertensi
4. Risiko cedera pada janin ditandai dengan pola makan yang tidak sehat

12
C. Intervensi

No SDKI SLKI SIKI


.
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas
efektif berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan ditandai dalam jangka waktu a. Monitor pola napas
dengan dispnea 2x24 jam Pola Napasb. Monitor bunyi napas
membaik dengan tambahan Terapeutik
kriteria: a. Posisikan semi-
a. Dyspnea menurun Fowler atau fowler
b. Penggunaan otot b. Berikan minum
bantu napas hangat
menurun c. Lakukan fisioterapi
c. Frekuensi napas dada, jika perlu
membaik Edukasi
d. Kedalaman napas a. Anjurkan asupan
membaik cairan 2000 ml/hari
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
kurang terpapar dalam jangka waktu a. Identifikasi saa
informasi ditandai 2x24 jam Tingkat tingkat ansietas
dengan merasa Ansietas menurun berubah
khawatir dengan dengan kriteria: b. Monitor tanda-tanda
akibat dari kondisi a. Perilaku gelisah ansietas
yang dihadapi menurun Terapeutik
b. Perilaku tegang a. Ciptakan suasana
menurun terapeutik unutk
c. Konsentrasi menumbuhkan
membaik kepercayaan
d. Pola tidur b. Pahami situasi yang
membaik membuat ansietas
c. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi
a. Jelaskan prosedur,

13
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
b. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
c. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
3. Resiko perfusi Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
perifer tidak efektif tindakan keperawatan Observasi
ditandai dengan dalam jangka waktu a. Periksa sirkulasi
hipertensi 2x24 jam Perfusi perifer
Perifer meningkat b. Identifikasi factor
dengan kriteria: risiko gangguan
a. Denyut nadi sirkulasi
perifer meningkat Terapeutik
b. Warna kulit pucat a. Hindari pemasangan
menurun infus atau
c. Akral membaik pengambilan darah di
d. Turgor kulit area keterbatasan
membaik perfusi
b. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
c. Hindari penekanan
dan pemasangan
tourniquet pada area
yang cedera
Edukasi
a. Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penurun kolestrol
b. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan

14
darah secara teratur

4. Risiko cedera pada Setelah dilakukan Pencegahan Cedera


janin ditandai tindakan keperawatan Observasi
dengan pola makan dalam jangka waktu a. Identifikasi area
yang tidak sehat 2x24 jam Tingkat lingkungan yang
Cedera menurun berpotensi
dengan kriteria: menyebabkan cedera
a. Toleransi makan b. Identifikasi obat yang
meningkat mnyebabkan cedera
b. Kejadian cedera Terapeutik
menurun a. Gunakan alas kaki
antislip
b. Diskusikan Bersama
anggota keluarga
pasien yang
mendampingi
Edukasi
a. Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan
keluarga
b. Anjurkan berganti
posisi secara perlahan
dan duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri

15
BAB III
KASUS SEMU

Ny. S (32 tahun) datang ke IGD Rs Abdul Hanid pada 25 maret 2020 pukul 16.22
dengan keluhan nyeri kepala disertai mual dan muntah, penglihatan kabur. Dari
hasil pemeriksan umum diperoleh hasil TD:180/90mmHg, S:36oC, N:76x/menit.
Pemeriksaan khusus:
1. Inspeksi:
a. Terlihat ada odema
b. Ayunan langkah pada ibu tidak mantap
2. Palpasi
a. Leopold 1 : teraba keras melenting kepala
b. Leopold 2 : teraba punggung kanan, dan sebelah kiri teraba ekstermitas
c. Leopold 3 : teraba bulat tidak melenting, bokong
d. Leopold 4 : -
e. TFU : 26 cm
f. BBJ : (26-12) x 155
: 2170 gram
3. Auskultasi
a. DJJ
Tempat : punggung kanan
Frekuensi : 120x/menit
4. Perkusi
a. Reflek patella : +/+

16
A. Analisa data

No Masalah Etiologi Masalah


1. DS : Hipertensi Nyeri akut
Px mengeluh nyeri di
kepala Kerusakan vascular
pembuluh darah
DO:
Px terlihat meringis Perubahan struktur
TD : 180/90mmHg
Penyumbatan pembuluh
darah

Vasokontriksi

Gangguan sirkulasi

Otak

Resistensi pembuluh
darah otak meningkat

Nyeri kepala

Nyeri akut
2. DS: Vili kholiaris Nausea
Px mengeluh mual
Px mengeluh muntah Masuk sirkulasi maternal
/ perdarahan ibu
DO:
Px terlihat pucat Perubahan metabolic
meningkat

Asam lambung
meningkat

Mual/nausea

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri di kepala
2. Nausea b.d kehamilan d.d mengeluh mual

17
C. Internvensi

SDKI SLKI SIKI


Nyeri akut Setelah dilakukan Manajeme Nyeri
tindakan keperawatan Observasi
dalam jangka waktu 1. Identifikasi lokasi,
2x24 jam tingkat nyeri karakterisitik, durasi,
menurun dengan kriteria frekuensi, kualitas,
hasil: intensitas nyeri
Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala
Meringis menurun nyeri
3. Identifikasi factor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri
Terapeutik
1. Berikan teknik non
farmakologis untuk
meredakan nyeri
2. Fasilitasi istirahat
tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Jelaskan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
Nausea Setelah dilakukan Manajemen Mual
tindakan keperawatan Observasi
dalam jangka waktu 1. Identifikasi
2x24 jam tingkat nausea pengalaman mual
menurun dengan kriteria 2. Identifikasi factor
hasil: penyebab mual
Keluhan mual menurun 3. Monitor mual
Perasaan muntah Terapeutik
menurun 1. Kendalikan factor

18
Pucat membaik lingkungan
penyebab mual
2. Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual
Edukasi
1. Anjurkan istirahat
tidur yang cukup
2. Anjurkan
penggunaan teknik
nonfarmakologis
untuk untuk
mengatasi mual
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian antiemek,
jika perlu

19
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus.(2007). Pengantar Kuliah Bstertetri. Jakarta : EGC


Purnawaningsih, Wahyu.(2010). Asuhan Keperawatan Meternitas. Jakarta : Nuha
Medika

20

Anda mungkin juga menyukai