Disusun Oleh:
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
judul “ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN DENGAN
HIPERTENSI” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas.
Makalah ini berisi tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi,
pathway, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksaan tentang Kehamilan Dengan
Hipertensi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi ialah tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Tekanan darah sistolik ≥ 30
mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolic ≥ 15mmHg. Hipertensi terbagi dalam
beberapa klasifikasi yaitu: Hipertensikronik, Hipertensi kronik dengan
superimposed preeklamsia, Preeklamsia-eklamsia, dan Hipertensi gestasional.
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteuinuria serta akan menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia namun tanpa disertai adanya
prouteinuria. Hipertensi gestasional juga disebut sebagai transient
hypertension.Bila hipertensi tidak diawasi dengan baik maka akan beresiko
terjadinya solusio plasenta dan superimposed preeklamsia sedangkan pada janin
beresiko terjadi pertumbuhan janin terhambat dan peningkatan persalinan preterm.
B. Tujuan
Untuk mengetahui :
1. Pengertian hipertensi pada kehamilan.
2. Etiologi hipertensi.
3. Manifestasi klinis menurut klasifikasi.
4. Patofisiologi.
5. Pathway.
6. Pemeriksaan penunjang.
7. Penatalaksanaan.
8. Asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi kehamilan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI (KONSEP ASKEP)
A. Definisi
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau masa nifas.
Golongan penyakit ini di tandai dengan hipertensi dan sering disertai
proteinuria,edema,kejang,koma atau geja-gejala lainnya.
Nilai normal tekanan darah seseorang disesuaikan dengan tingkat aktifitas
dan kesehatan, secara umum 140/90 mmHg. Tetapi secara umum, angka
pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat di waktu
beraktifitas atau berolah raga.
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tention. Hiper artinya
tekanan yang berlebihan dan tension artinya tensi.8Hipertensi adalah suatu
kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara
kronis(dalam waktu lama) yang mengakibatkan angka suatu kondisi medis
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis(dalam
waktu lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang
dikatakan menderita tekanan darah tinggi apabila tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan diastolic >90 mmHg.
HDK cukup banyak di jumpai dan masih merupakan salah satu penyebab
kematian ibu. Rata-rata kelainan ini ditemukan sebanyak 5-10% dari seluruh
kehamilan dan salah satu dari 3 penyebab kematian ibu selain infeksi dan
pendarahan.
B. Etiologi
1. Teori genetic
Berdasarkan teori ini komplikasi hipertensi pada kehamilan dapat
diturunkan pada anak perempuan sehingga sering terjadi hipertensi
sebagai komplikasi kehamilan. sifat herediternya adalah resesif sehingga
jarang terjadi.
2. Nutrisi
Konsumsi daging yang berlebihan, protein, purine, lemak mengakibatkan
terjadinya artherosklerosis sehingga tekanan darah ibu semakin
meningkat.
3. Penyakit Ginjal dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
a. Glomerulonefritis akut dan kronik.
b. Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989).
5
C. Manifestasi Klinis Berdasarkan Klasifikasi
1. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi dapat menghilang setelah 3 bulan pasca
persalinan atau kehamilannya dengan tanda-tanda preeklamsi tetapi tanpa
protein, gejalanya adalah :
a. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg terjadi pertama kali dalam kehamilan.
b. Tidak terdapat proteinuria.
c. Tekanan darah kembali normal dalam waktu kurang dari 12 minggu
postpartum d. Diagnosa akhir hanya dapat ditegakan setelah
melahirkan.
d. Dapat disertai dengan gejala nyeri epigastrum atau trombositopenia.
2. Preeklamsia
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria.
Terbagi menjadi :
a. Ringan
1) Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.
2) Proteinuria ≥ 30 mg/24 jam.
b. Berat
1) Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu.
2) Proteinuria 20 mg/24 jam.
3) Trombosit < 100.000/mm3.
4) Peningkatan alanin aminotranferase (ALT)
5) Nyeri kepala berat dan penglihatan kabur..
6) Nyeri epigastrum.
3. Eklamsia
Apabila ditemukan kejang-kejangpada penderita preeklamsi yang dapat
juga disertai koma.
4. Hipertensi kronik
Hipertensi timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan menetap
setelah 12 minggu pasca persalinan, gejalanya :
a. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak
terkait dengan penyakit tropoblas gestasional.
b. Lebih atau menetap sampai lebih dari 12 minggu pasca persalinan.
Gejala yang muncul pada ibu hamil yang mengalami hipertensi harus
diwaspadai biasanya gejalanya itu berupa : Nyeri kepala saat terjaga, kadang-
kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan intrakranium, penglihatan kabur,
ayunan langkah yang tidak mantap, nokturia oedema dependen, dan
pembengkakan.
6
D. Patofisiologi
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama
kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung
pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva
bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak
di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi
terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar
kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada
pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-
perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di
celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah,
termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-
perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya,
diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain yang
kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang berat.
7
E. Pathway
Peningkatan
Konstriksi angiostensin II
vaskuler
Kontraksisel
Retensi aliran endotel
darah
Pengendapan
konstituen darah
TD meningkat
Transport darah ke Kerusakan & kebocoran Pembuluh darah otak Pembengkakan epitel
paru menurun sel endotel pecah endotel glomerulus
8
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Uji SMAC
Asam urat meningkat pada preeklamsia, tetapi tidak pada
hipertensi kronik. Temuaan bermakna jika > 6, Peningkatan SGOT
menandakan adanya gangguan pada hati.
G. Penatalaksanaan
1. Deteksi Prenatal Dini : Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4
minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu
hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit : Evaluasi sistematik yang dilakukan
mencakup :
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari
temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri
epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat
b. Berat badan saat masuk
c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap
2 hari
d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali
antara tengah malam dan pagi hari
e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan
enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan
hipertensi
f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara
klinis maupun USG
g. Terminasi kehamilan: Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak
membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi
kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan
oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti
gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan seksio sesaria untuk
kasus-kasus yang lebih parah.
3. Terapi Obat Antihipertensi : Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya
memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada
kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan
telah lama menjadi perhatian.
9
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat : Wanita dengan hiperetensi
berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun
terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan
yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang
jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif
atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan
memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali
lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi
hipertensi laten.
b. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa
seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-
kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka
terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali
dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan
analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria
(<400 ml/ 24 jam)serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan
apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis,
lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau
menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
d. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis
hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas,
angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu
beresiko dua kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya
menjadi bapak dari satu kehamilan yang menderita penyakit ini.
Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti
primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
faktor predisposisi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung hipertensi dalam
10
kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat
keluarga ibu atau saudara perempuan meningkatkan resiko empat sampai
delapan kali.
f. Riwayat psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya.
g. Riwayat maternal
Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.
11
peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat
molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan
pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis
kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer
lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya
kadar enzim hati dalam serum.
e. B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang
mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual,
muntah, perubahan berat badan, adanya edema.
f. B6 (Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit
kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati.
Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi
postural.
B. Diagnosa keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ditandai dengan dispnea
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
3. Resiko perfusi jaringan tidak efektif ditandai dengan hipertensi
4. Risiko cedera pada janin ditandai dengan pola makan yang tidak sehat
12
C. Intervensi
13
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
b. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
c. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
3. Resiko perfusi Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi
perifer tidak efektif tindakan keperawatan Observasi
ditandai dengan dalam jangka waktu a. Periksa sirkulasi
hipertensi 2x24 jam Perfusi perifer
Perifer meningkat b. Identifikasi factor
dengan kriteria: risiko gangguan
a. Denyut nadi sirkulasi
perifer meningkat Terapeutik
b. Warna kulit pucat a. Hindari pemasangan
menurun infus atau
c. Akral membaik pengambilan darah di
d. Turgor kulit area keterbatasan
membaik perfusi
b. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
c. Hindari penekanan
dan pemasangan
tourniquet pada area
yang cedera
Edukasi
a. Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah, antikoagulan,
dan penurun kolestrol
b. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan
14
darah secara teratur
15
BAB III
KASUS SEMU
Ny. S (32 tahun) datang ke IGD Rs Abdul Hanid pada 25 maret 2020 pukul 16.22
dengan keluhan nyeri kepala disertai mual dan muntah, penglihatan kabur. Dari
hasil pemeriksan umum diperoleh hasil TD:180/90mmHg, S:36oC, N:76x/menit.
Pemeriksaan khusus:
1. Inspeksi:
a. Terlihat ada odema
b. Ayunan langkah pada ibu tidak mantap
2. Palpasi
a. Leopold 1 : teraba keras melenting kepala
b. Leopold 2 : teraba punggung kanan, dan sebelah kiri teraba ekstermitas
c. Leopold 3 : teraba bulat tidak melenting, bokong
d. Leopold 4 : -
e. TFU : 26 cm
f. BBJ : (26-12) x 155
: 2170 gram
3. Auskultasi
a. DJJ
Tempat : punggung kanan
Frekuensi : 120x/menit
4. Perkusi
a. Reflek patella : +/+
16
A. Analisa data
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Otak
Resistensi pembuluh
darah otak meningkat
Nyeri kepala
Nyeri akut
2. DS: Vili kholiaris Nausea
Px mengeluh mual
Px mengeluh muntah Masuk sirkulasi maternal
/ perdarahan ibu
DO:
Px terlihat pucat Perubahan metabolic
meningkat
Asam lambung
meningkat
Mual/nausea
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri di kepala
2. Nausea b.d kehamilan d.d mengeluh mual
17
C. Internvensi
18
Pucat membaik lingkungan
penyebab mual
2. Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual
Edukasi
1. Anjurkan istirahat
tidur yang cukup
2. Anjurkan
penggunaan teknik
nonfarmakologis
untuk untuk
mengatasi mual
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian antiemek,
jika perlu
19
DAFTAR PUSTAKA
20