Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENULISAN

A. Desain Penulisan
Metode penulisan Karya Tulis Ilmiah yang digunakan oleh penulis adalah
studi kasus yaitu dapat didefinisikan sebagai metode yang diterapkan untuk
memahami individu kasus secara lebih mendalam dengan dipraktekkan secara
integratif dan komprehensif. Hal tersebut dilakukan agar penulis dapat
mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai individu yang diteliti,
berikut masalah yang dihadapi supaya dapat terselesaikan dan membuat diri
individu tersebut berkembang lebih baik (Susilo Rahardjo & Gudnanto, 2011).
Karya Tulis Ilmiah ini berbentuk studi kasus yang menggambarkan
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Bayi dengan Hiperbilirubinemia meliputi
tahap pengkajian keperawatan, menentukan diagnosa keperawatan, menyusun
rencana keperawatan, implementasi keperawatan, serta evaluasi keperawatan.

B. Subjek Penulisan
Subjek dalam studi kasus ini adalah 2 klien pasien bayi baru lahir dengan
ikterus. Teknik sampling yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
adalah teknik purposive sampling, yaitu artinya penulis memilih subyek
pasien sesuai dikehendaki sesuai dengan tujuan dan masalah dalam penulisan,
dan dengan disertai dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
1. Bayi sudah ditegakkan diagnosa medis Hiperbilirubinemia.
2. Bayi dirawat dalam inkubator.
3. Mendapat terapi sinar fluorescent (sinar biru / blue light).
4. Orang tua anak yang menyetujui anaknya menjadi responden.

31
32

C. Tempat dan Waktu


Pengelolaan pasien dilakukan diruang Perinatologi RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro Semarang pada periode bulan Februari 2020 sampai dengan
bulan April 2020.

D. Definisi Operasional
Asuhan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan meliputi pemenuhan
kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang diberikan langsung
pada klien. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Bayi dengan Hiperbilirubinemia. Asuhan
keperawatan ini diberikan kepada bayi yang mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan.
Pemenuhan kebutuhan cairan adalah satu metoda keperawatan yang
memenuhi kebutuhan cairan klien dengan salah satu caranya yaitu dengan
memberikan intake kebutuhan cairan (ASI) lebih sering pada pasien bayi
dengan tanda – tanda kekurangan cairan seperti mukosa bibir kering, bibir
pecah – pecah, tidak buang air kecil selama lebih dari 6 jam dan elastisitas
kulit berkurang > dari 2 detikserta keseimbangan cairan pada bayi baru lahir
dapat diketahui dengan cara yaitu mengamati Intake dan Output cairan pada
bayi. Pemberian ASI dapat dilakukan dengan cara yaitu menetek secara
langsung apabila memungkinkan bagi ibu dan bayi, apabila tidak
memungkinkan (prematuritas ataupun sakit ) anjurkan ibu untuk memerah
ASI dan memberikannya melalui slang nasogastrik tube (NGT ). Sebagai
indikator penilaian adalah kecukupan jumlah cairan dengan berbagai cara
pemberian (ASI maupun terapi medis) dan jumlah cairan yang dikeluarkan
melalui urine, feses serta kejadiaan saat muntah.
Bayi dengan Hiperbilirubinemia adalah salah satu masalah kesehatan pada
bayi yang terjadi saat bayi baru lahir, yang dapat ditandai dengan peningkatan
kadar serum bilirubin didalam darah diatas 5 mg/dL. Hiperbilirubinemia pada
bayi digunakan untuk menggambarkan istilah pewarnaan kuning atau dapat
33

disebut dengan ikterus pada bagian tubuh bayi pada kulit, sclera, dan mukosa
bayi. Fototerapi merupakan terapi sinar biru yang dapat mengubah bentuk dan
struktur bilirubin yang kemudian akan dapat diekskresikan melalui feses,
sehingga kadar bilirubin dalam tubuh keluar melalui feses. Durasi dalam
fototerapi ditentukan oleh penurunan nilai total serum billirubin sampai
mencapai nilai yang diharapkan, namun hasil terbaik dalam penurunan kadar
bilirubin terjadi dalam 24 sampai 48 jam pertama terapi. Serta, penggunaan
fototerapi pula dapat menyebabkan peningkatan aliran empedu dan peristaltik
(proses pencernaan) yang dapat meningkatkan frekuensi defekasi sehingga
pengeluaran bilirubin yang cepat ini dapat mengakibatkan kehilangan cairan
pada tubuh sang bayi melalui evaporasi.

E. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2012 : 137) berdasarkan teknik pengumpulan data dari
penulisan dapat dilakukan dengan berbagai cara :
a. Interview (wawancara)
Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
masalah yang harus diteliti oleh penulis dan juga apabila penulis ingin
mengetahui hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
responden nya sedikit / kecil. Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur (jika penulis telah dengan pasti memperoleh apa informasi yang
akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (jika penulis tidak menggunakan
pedoman dari wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap sebagai pengumpul data yang akan diperoleh ) dan dapat juga
dilakukan wawancara secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak
langsung (melalui media seperti telepon).
Interview pada studi kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Cairan Pada Bayi dengan Hiperbilirubinemia ini dilakukan
pada orang tua bayi karena klien bayi belum bisa untuk diwawancarai dan
menanyakan beberapa pertanyaan terkait kondisi kehamilan seperti
34

keluhan pada saat kehamilan, pengaruh kehamilan serta didapatkan pula


data klien yaitu bayi lahir cukup bulan atau prematur, berat badan lahir
bayi, usia bayi dalam hitungan hari, sehat atau tidaknya bayi, kualitas dan
frekuensi pemberian ASI.
b. Observasi
Observasi merupakan teknik dari pengumpulan data penulisan
yang mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain
yaitu wawancara dan kuisioner. Karena observasi tidak selalu dengan
pandangan obyek manusia tetapi juga obyek – obyek alam yang lain.
Sutrisno Hadi, dalam sugiono (2012 : 145) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
penting adalah proses – proses pengamatan dan ingatan.
Pada bayi Hiperbilirubinemia dilakukan hasil observasi meliputi:
tanda – tanda dehidrasi, keadaan umum bayi, kemampuan menghisap,
kadar bilirubin pada bayi dan warna kuning pada bagian tubuh bayi, dan
Intake pada bayi yang berupa ASI, cairan terapi medis, maupun susu
formula serta Output pada bayi yang berupa urine, keringat, feses, dan
IWL.
c. Studi Dokumentasi
Penulis dalam memperoleh data penunjang berasal dari hasil
pemeriksaan diagnostik klien yang terbaru dan data lain yang relevan dan
mendukung.

F. Prosedur Pengumpulan Data


Prosedur yang penulis lakukan dalam pengumpulan data Karya Tulis
Ilmiah adalah sebagai berikut :
a. Penulis mengajukan berupa surat izin permohonan pengambilan kasus
kepada sekretariat Jurusan Keperawatan Semarang Poltekkes
Kemenkes Semarang
35

b. Surat permohonan serta proposal Karya Tulis Ilmiah diajukan ke


bagian diklat RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang.
c. Mendapatkan surat balasan dari bagian diklat RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro Semarang berupa surat izin pengambilan kasus.
d. Surat izin pengambilan kasus diserahkan kepada kepala ruang
perinatologi RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang.
e. Setelah menemukan pasien yang sesuai dengan tujuan, penulis
menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai tujuan dari pengelolaan
kasus yang akan dilakukan, prosedur dari pelaksanaan pengelolaan
kasus, hak – hak dari klien dan keluarga pasien serta kemungkinan dari
keuntungan dan resiko yang diterima pasien selama terlibat dalam
pengelolaan kasus (informed consect ), jika keluarga telah
menyatakan setuju terlibat dalam pengelolaan kasus, keluarga harus
menandatangai surat persetujuan (informed consent).
f. Kemudia penulis selanjutnya melakukan pengkajian melalui
wawancara (anamnesa), observasi kondisi pasien (pemeriksaan fisik)
dan melihat hasil pemeriksaan penunjang serta melihat dokumentasi
keperawatan pasien bayi dengan Hiperbilirubinemia.
g. Dari proses pengkajian yang sudah dilakukan penulis memperoleh
masalah – masalah keperawatan pasien, dari masalah tersebut penulis
menyusun diagnosa keperawatan serta intervensi keperawatan.
h. Penulis memberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
berdasarkan intervensi yang sudah ditetapkan standar. Pada klien
dengan gangguan kebutuhan cairan intervensi yang tepat dilakukan
yaitu dengan pertahankan cairan intake dan output yang merupakan
dasar untuk melakukan tindakan, kaji status hidrasi pasien, kaji
pemasukan oral, monitor TTV pasien, dan kaji hasil tes elektrolit
pasien.
i. Setelah 3 x 24 jam penulis harus mengevaluasi kondisi pasien, jika
kondisi pasien belum memenuhi kriteria hasil, maka lanjutkan asuhan
36

keperawatan selama 3 x 24 jam yang kedua namun jika kondisi sudah


memenuhi kriteria hasil maka pertahankan kondisi pasien.

G. Instrumen Penulisan
Instrumen adalah alat – alat yang dilakukan untuk pengumpulan data
(Notoatmodjo, 2010). Dimana dalam pengumpulan data, penulis
menggunakan alat sebagai berikut :
1. Format asuhan keperawatan anak
2. Alat tulis (penggaris, penghapus, pensil ballpoint, serta buku)
3. Laptop
4. Printer
5. Alat Perlindungan Diri (APD), meliputi masker dan handscoon.

H. Penyajian Data
Setelah penulis melakukan pengolahan data dan didapatkan hasil
penulisan, maka data data hasil studi kasus disajikan dalam bentuk teks
(terstruktur) atau narasi dan dapat juga disertai dengan cuplikan ungkapan
verbal dari subyek yang menjadi kelolaan yang dimana subyek tersebut
merupakan data pendukungnya. Kerahasiaan dari pasien harus dijamin dengan
cara mengaburkan identitas dari pasien.

I. Analisa Data
Analisa data merupakan tahap pertengahan dan merupakan serangkaian
proses dalam sebuah penulisan yang sangat penting. Hasil dari penulisan harus
melalui proses analisis terlebih dahulu supaya dapat dipertanggung jawabkan.
Analisa data dimulai dengan cara mengumpulkan hasil data dari wawancara
dan observasi secara langsung yaitu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
diagnostik, lalu kemudian menentukan prioritas masalah serta menentukan
diagnosa keperawatan dilanjutkan dengan menyusun rencana keperawatan
untuk mengatasi masalah pada klien. Kemudian dilakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan waktu rencana yang telah dibuat dan mengevaluasi
37

keadaan klien setelah dilakukannya tindakan keperawatan sesuai dengan


tujuan yang telah direncanakan. Kemudian data disajikan sesuai dengan
penulisan studi kasus dan ungkapan verbal dari subyek penelitian yang
merupakan data pendukung.

J. Etika Penelitan
Etika penulisan yang dimaksudkan disini adalah agar tidak terjadinya
suatu benturan antar nilai yang dianut oleh penulis dan yang diteliti atau untuk
menghindari eksploitasi dan manipulasi yang berdampak merugikan bagi
salah satu pihak (Herdiansyah, 2012). Etika penulisan yang mendasari dari
penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi klien)
Penulis memberikan lembar persetujuan kepada responden yang
terkait. Kemudian penulis memberikan informasi yang adekuat terkait
tujuan dari asuhan keperawatan ang akan dilakukan dan memberikan
sejumlah informasi terkait dengan hak dan kewajiban responden.
Dilanjutkan dengan penulis akan memberikan kesempatan kepada
responden untuk mengambil keputusan apakah bersedia atau tidaknya
responden untuk menolak maupun berpartisipasi secara sukarela.
2. Anonimity (tanpa nama)
Penulis akan dan wajib menjamin serta menjaga kerahasiaan dari
reponden dan cara mencantumkan inisial pada laporan kasus.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Penulis akan dan wajib menjamin serta menjaga kerahasiaan dari
hasil laporan kasus baik informasi maupun masalah – masalah yang
ada lainnya. Seperti data terkait informasi responden disimpan didalam
laptop pribadi milik penulis. Hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan sebagai hasil dari penulisan. Kemudian data yang
ditampilkan bersifat umum dan data akan dimusnahkan setelah satu
tahun penulisan selesai.

Anda mungkin juga menyukai