id
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
a. Data Subyektif
badan lahir 3300 gram dan panjang badan 50 cm. Orangtua bayi
fungsi hati, dan obstruksi saluran pencernaan. Bayi Ny. T lahir secara
sectio caesaria atas indikasi riwayat sectio caesaria ibu pada anak
pertama.
b. Data Obyektif
Pemeriksaan umum pada bayi setelah lahir normal yaitu nilai apgar
score pada menit pertama 7, suhu bayi 36,3 oC, pernapasan 46 kali per
menit, dan nadi 144 kali per menit. Pemeriksaan fisik pada bayi Ny. T
terlihat ikterik pada daerah kepala, leher, badan, lengan dan kaki
bagian bawah sampai jari tangan dan kaki bayi. Reflek morro, rooting,
40
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
antropometri bayi normal, yaitu berat badan 3600 gram, panjang badan
50 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm, dan LLA bayi 11,5
cm. Bayi Ny. T sudah BAK dan BAB dengan konsistensi semi padat
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar :
1) Data Subyektif
kuning.
2) Data Objektif
yaitu suhu 36,3 oC, pernapasan 46 kali per menit, dan nadi 144 kali
badan bayi 3600 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 34 cm,
dan lingkar dada 33 cm. Pada pemeriksaan fisik terdapat ikterik pada
daerah kepala, leher, badan, lengan dan kaki bagian bawah sampai
Hematokrit 45 % 47-75
b. Masalah
Dasar :
lemah.
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
c. Kebutuhan
Dasar : Inspeksi daerah kepala, leher, badan, lengan, dan kaki bagian
bawah bayi sampai jari tangan dan kaki bayi berwarna kuning
berupa fototerapi
bilirubin
Ku : sedang
R : 46 kali / menit
Bagian kepala, leher, badan, lengan dan kaki bawah, serta jari tangan
dan kaki bayi bewarna kuning. Bayi sedang menderita ikterus yaitu
seluruh tubuh bayi bewarna kuning, hal ini dapat sembuh jika
2. Merawat tali pusat bayi dengan mengganti kassa tali pusat yang kotor
DTT.
7. Evaluasi
1. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan, yaitu keadaan umum
bayi sedang dengan tanda-tanda vital normal, suhu 36,5 oC, nadi 138 kali per
menit, dan pernapasan 48 kali per menit. Bayi terlihat kuning pada daerah
kepala, leher, badan, lengan dan kaki bawah, serta jari tangan dan
kaki.
3. Bayi hanya memakai diapers dan penutup mata, dan diletakkan dalam
bayi
8. Catatan Perkembangan
keadaan umum bayi Ny. T masih sedang, vital sign dalam batas normal
yaitu nadi 136 kali/menit, pernapasan 44 kali/menit, suhu 36,3 oC, reflek
rooting dan sucking baik, inspeksi muka, leher, lengan, dada, perut dan
kaki bagian bawah ikterik. Bayi Ny. T umur 4 hari dengan ikterus
masalah dan diagnosis potensial yaitu kern ikterus tidak ditemukan pada
bayi. Bayi telah mendapatkan ASI secara on demand dengan disusui oleh
ibunya, tali pusat bayi telah terbungkus kassa steril, bayi telah
mendapatkan fototerapi selama 17 jam yaitu dari pukul 16.00 WIB tanggal
1 April 2014 sampai pukul 09.00 WIB tanggal 2 April 2014. Bayi
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
diletakkan dalam box dibawah terapi sinar dengan memakai diapers dan
penutup mata.
umum baik, vital sign bayi pada pernapasan 52 kali/menit, nadi 145
kali/menit, suhu 36,4 oC. Reflek rooting dan sucking bayi baik, inspeksi
muka, leher, lengan, dada, dan sebagian perut bayi ikterik. Bayi Ny. T
perawatan hari ke-3. Tidak ada masalah yang ditemukan pada bayi dan
berada dalam box bayi di bawah terapi sinar dengan memakai diapers dan
selama 48 yaitu pukul 17.00 WIB. Bayi pulang pukul 18.00 WIB dalam
keadaan masih terlihat ikterik pada daerah muka, leher, dan sebagian dada.
kontrol di Poli Anak tanggal 7 April 2014. Bayi Ny. T dalam keadaan
baik, vital sign bayi dalam batas normal yaitu nadi 135 kali/menit,
pernapasan 45 kali/menit, suhu 36,6 oC, reflek rooting dan sucking baik,
berat badan bayi 3600 gram. Bayi Ny. T umur 9 hari dengan riwayat
dijemur pagi pada pukul 07.00-09.00 WIB dan diberikan ASI secara on
demand.
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
B. PEMBAHASAN
baru lahir pada bayi Ny. T dengan ikterus neonatorum patologis derajat V di
bagaimana kesesuaian antara teori dengan fakta di lapangan. Dalam kasus bayi
Data subjektif dari bayi Ny. T dengan gejala kulit bayi berwarna
rumah sakit adalah bayi berwarna kuning , malas minum, dan letargi
(lemas).
Data objektif pada bayi Ny. T didapatkan bahwa daerah kepala, leher,
kuning (ikterus). Hal ini sesuai dengan pernyataan Marmi (2012) bahwa
lengan, kaki bagian bawah serta ekstremitas bayi. Reflek morro, babynsky,
Hasan dan Alatas (2007) yaitu reflek babynsky, tonicneck, rooting, dan
103/ul, leukosit 28,9 103/ul, dan gula darah sewaktu 48 mg/dl. Hasil
yaitu bayi berwarna kuning, aktivitas lemah, dan malas minum. Sedangkan
data objektif yaitu ikterus pada kepala, leher, badan, lengan, kaki bagian
bawah serta ekstremitas bayi, reflek menghisap dan reflek menelan lemah.
Hal ini telah sesuai dengan rumus Kramer dari Saifuddin (2009) , yaitu
ikterus derajat V pada bayi, bayi akan terlihat kuning pada bagian daerah
kepala, leher, badan, lengan, kaki bagian bawah sampai ekstremitas bayi.
Masalah yang muncul dari diagnosa kebidanan ini yaitu bayi lemah
dan malas minum. Dasar dari masalah ini yaitu keadaan umum bayi
sedang dan reflek morro, rooting, sucking, tonicneck, dan babynski lemah,
hal ini sesuai dengan pernyataan Ngastiyah (2005) bahwa masalah pada
bayi baru lahir dengan ikterus adalah kurangnya masukan dan nutrisi
karena bayi malas minum. Dari masalah tersebut muncul kebutuhan yaitu
pemberian asupan nutrisi yang adekuat dengan pemberian ASI. Hal ini
telah sesuai dengan pernyataan Green (2012) yaitu kebutuhan bayi baru
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
lahir dengan ikterus adalah memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi dengan
Penanganannya
Tahap antisipasi tindakan segera bidan pada kasus bayi Ny. T yaitu
ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yang dikaji.
konsultasi terhadap tim kesehatan lain. Sehingga pada tahap ini penulis
umum, tanda vital setiap 4-6 jam, pemberian nutrisi berupa ASI/PASI,
jaga kebersihan dan kehangatan bayi, observasi keadaan ikterus pada kulit
bayi, kolaborasi dengan dokter Sp.A untuk pemberian terapi dan tindakan
Rukiyah dan Yulianti (2010) yaitu perencanaan yang dapat dilakukan pada
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang
dikaji.
sign bayi tiap 6 jam sekali, hal ini sesuai dengan pernyataan Kosim (2012)
dan Ngastiyah (2005) yaitu observasi suhu dilakukan setiap 4-6 jam sekali.
Memberikan nutrisi yang adekuat telah diberikan pada bayi Ny. T yaitu
ASI secara on demand, hal ini sesuai pernyataan Dewi (2010) yaitu
penutup mata.
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
dan membersihkan area genitalia dengan air DTT, hal ini sesuai dengan
mengganti popok dan selimut bayi tetap bersih dan kering. Fototerapi
dilakukan selama 48 jam dengan kedua mata bayi ditutup dengan penutup
bilirubin seperti warna kuning pada kulit bayi, reflek bayi, dan keadaan
total 15,70 mg/dl, bilirubin direk 0,74 mg/dl, dan bilirubin indirek 14,96
mg/dl di atas nilai rujukan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Eugene
dilakukan secara klinis menggunakan rumus Kramer. Hal ini tidak sesuai
klinis saja, warna kulit tidak dapat digunakan sebagai petunjuk untuk
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
7. Evaluasi
RSUD Sukoharjo pada bayi Ny. T keadaan umum bayi baik, hasil
pemeriksaan vital sign pada bayi, suhu 36,4 oC, nadi 145 kali/menit,
daerah muka, leher, dan sebagian dada, kebutuhan nutrisi terpenuhi lewat
ASI on demand dan bayi menyusu dengan kuat. Berat badan bayi
mengalami kenaikan 400 gram dari berat bayi lahir yaitu 3300 gram. Bayi
selama 48 jam.
Sukoharjo tanggal 7 April 2014 dalam keadaan baik, vital sign bayi normal
yaitu nadi 135 kali/menit, pernapasan 45 kali/menit, suhu 36,6 oC, reflek
menghisap kuat, terlihat kuning pada sebagian muka, berat badan bayi
lahir dengan ikterus yaitu tidak terjadi kern ikterus pada bayi, tanda vital
dan suhu tubuh bayi stabil, integritas kulit baik atau utuh, bayi
bayi dan orang tua. Sehingga pada tahap ini penulis tidak menemukan