Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN

KEPERAWATAN
POST-OPERASI
BY: MUGI HARTOYO

1
KEPERAWATAN POST-OPERASI
 Adalah periode akhir dari keperawatan
perioperatif.
 Selama periode ini proses keperawatan
diarahkan pada usaha menstabilkan kondisi
pasien pada keadaan keseimbangan fisiologis
pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan
komplikasi.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


2 2
KEPERAWATAN POST-OPERASI
 Pengkajian yang cermat dan intervensi
segera membantu pasien kembali pada fungsi
optimalnya dengan cepat, aman dan nyaman,
mencegah komplikasi yang memperlama
perawatan di rumah sakit atau membayakan
diri pasien.
 Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
dan mencegah masalah yang mungkin muncul
pada tahap ini.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


3 3
TAHAPAN KEPERAWATAN POST
OPERATIF:
 Pemindahan pasien dari kamar operasi ke
unit perawatan pasca anastesi (recovery
room/PACU)
 Perawatan post anastesi di ruang pemulihan
 Transportasi pasien ke ruang rawat
 Perawatan di ruang rawat.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


4 4
1. PEMINDAHAN PASIEN DARI KAMAR
OPERASI KE RUANG PEMULIHAN
 Pemindahan pasien dari kamar operasi ke RR atau
unit perawatan pasca anastesi (PACU: post anasthesia
care unit) memerlukan pertimbangan khusus yg
meliputi: letak incisi bedah, perubahan vaskuler dan
pemajanan.
 Letak incisi bedah harus selalu dipertimbangkan
setiap kali pasien pasca operatif dipindahkan. Setiap
upaya dilakukan untuk mencegah regangan sutura
lebih lanjut. Pasien diposisikan sehingga tidak
menyumbat drain dan selang drainase.
 Hipotensi arteri yang serius dapat terjadi ketika
pasien digerakkan dari satu posisi ke posisi lainnya.
Seperti posisi litotomi ke posisi horizontal atau dari
posisi lateral ke posisi terlentang.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


5 5
PEMINDAHAN PASIEN DARI KAMAR OPERASI KE
RUANG PEMULIHAN ... lanjutan
 Memindahkan pasien yang telah dianastesi ke
brankard dapat menimbulkan masalah gangguan
vaskuler.
 Setelah pasien dipindahkan ke brankard atau tempat
tidur, pakaian pasien yang basah (karena darah atau
cairan) harus segera diganti dengan yang kering untuk
menghindari kontaminasi.
 Selama transportasi pasien diselimuti dan diberikan
pengikatan diatas lutut dan siku serta side rail harus
dipasang untuk mencegah terjadi resiko injury.
 Proses transportasi ini merupakan tanggung jawab
perawat sirkuler dan perawat anastesi dengan
koordinasi dari dokter anastesi yang bertanggung
jawab.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


6 6
2. PERAWATAN POST ANASTESI DI
RUANG PEMULIHAN (RR)/pacu
 Selesai tindakan pembedahan, pasien harus dirawat
sementara di ruang pulih sadar (RR) sampai kondisi
pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi
dan memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang
perawatan.
 PACU/RR terletak dekat dengan ruang operasi. Hal
ini untuk mempermudah akses bagi pasien dari:
1. Perawat yang disiapkan dalam merawat pasca
operatif (perawat anastesi)
2. Ahli anastesi dan ahli bedah
3. Alat monitoring dan peralatan khusus penunjang
lainnya.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


7 7
PERAWATAN POST ANASTESI DI RUANG
PEMULIHAN (RR)/pacu … lanjutan
 Alat monitoring yang terdapat di RR digunakan
untuk memberikan penilaian terhadap kondisi
pasien.
 Yg terdiri dr:
1. Alat bantu pernafasan : oksigen, laringoskop, set
trakheostomi, peralatan bronkhial, kateter nasal,
ventilator mekanik dan peralatan suction.
2. Alat pemantau status hemodinamika dan alat-alat
untuk mengatasi permasalahan hemodinamika,
seperti : tekanan darah, peralatan parenteral,
plasma ekspander, set intravena, set pembuka
jahitan, defibrilator, kateter vena, torniquet.
3. Bahan-bahan balutan bedah, narkotika dan
medikasi kegawatdaruratan, set kateterisasi dan
peralatan drainase.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


8 8
PERAWATAN POST ANASTESI DI RUANG
PEMULIHAN (RR)/pacu … lanjutan
 Pasien post operasi harus ditempatkan pada
tempat tidur khusus yang nyaman dan aman
serta memudahkan akses bagi pasien, seperti
u/ pemindahan darurat.
 Tempat tidur dilengkapi dengan tiang infus,
side rail, tempat tidur beroda, dan rak
penyimpanan catatan medis dan perawatan.
 Pasien tetap berada dalam PACU sampai
pulih sepenuhnya dari pengaruh anastesi,
yaitu tekanan darah stabil, fungsi pernafasan
adekuat, saturasi oksigen minimal 95% dan
tingkat kesadaran yang baik.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


9 9
PERAWATAN POST ANASTESI DI RUANG
PEMULIHAN (RR)/pacu … lanjutan
 Kriteria penilaian untuk menentukan
kesiapan pasien keluar dari PACU adalah :
1. Fungsi pulmonal tidak terganggu
2. Hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi
oksigen yang adekuat (minimal 95%).
3. Tanda-tanda vital stabil, termasuk tekanan
darah
4. Orientasi pasien terhadap tempat, waktu
dan orang
5. Haluaran urine tidak kurang dari 30 ml/jam
6. Mual dan muntah terkontrol
7. Nyeri minimal

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


10 10
form pengkajian post anasteshia
 Nama : Nilai Akhir :
Ruangan : Ahli bedah/Anasteshia :
Tanggal : Perawat R.R :
Area pengkajian Score Saat penerimaan
Setelah
1 jam —–2 jam —–3 jam

Respirasi :
 2 :Kemampuan nafas dalam dan batuk
 1 :Upaya bernafas terbatas (dispneu)
 0 :Tidak ada upaya nafas spontan
ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5
11 11
form pengkajian post anasteshia …
lanjutan
 Sirkulasi (tekanan sistolik) :
80 % dari pre anastesi  2
50 % dari pre anastesi  1
< 50 % dari pre anastesi  0
 Tingkat Kesadaran :
Orientasi baik dan respon verbal positif  2
Terbangun ketika dipanggil namanya  1
Tidak ada respon  0
 Warna kulit :
Warna dan penampilan kulit normal  2
 Pucat, agak kehitaman, keputihan,ikterik
1
Sianosis  0

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


12
form pengkajian post anasteshia …
lanjutan
 Aktivitas :
Mampu menggerakkan semua ekstrimitas 
2
Mampu menggerakkan hanya 2 ekstrimitas 
1
Tak mampu mengontrol ektrimitas  0

Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan


dari ruang PACU/RR jika nilai pengkajian
post anastesi > 7-8

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


13
Tujuan Perawatan Pasien Di Pacu adalah :
 Mempertahankan jalan nafas
Dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo/gudel.
 Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
Ventilasi dan oksigenasi dapat dipertahankan dengan pemberian bantuan nafas
melalui ventilaot mekanik atau nasal kanul.
 Mempertahakan sirkulasi darah
Mempertahankan sirkulasi darah dapat dilakukan dengan pemberian cairan
plasma ekspander.
 Observasi keadaan umum, observasi vomitus dan drainase
Keadaan umum dari pasien harus diobservasi untuk mengetahui keadaan
pasien, seperti kesadaran dan sebagainya
 Balance cairan
Harus diperhatikan untuk mengetahui input dan output caiaran klien.
 Mempertahanakn kenyamanan dan mencegah resiko injuri
Pasien post anastesi biasanya akan mengalami kecemasan, disorientasi dan
beresiko untuk jatuh. Nyeri biasanya sangat dirasakan pasien, diperlukan
intervensi keperawatan yang tepat juga kolaborasi dengan medis terkait
dengan agen nyeri.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


14
Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat
anastesi di ruang PACU adalah :
 Jenis pembedahan
Jenis pembedahan yang berbeda akan berakibat pada jenis perawatan post
anastesi .
 Jenis anastesi
Perlu diperhatikan tentang jenis anastesi yang diberikan, karena hal ini
penting untuk pemberian posisi kepada pasien post operasi. Pada pasien
dengan anastesi spinal maka posisi kepala harus agak ditinggikan untuk
mencegah depresi otot-otot pernafasan oleh obat-obatan anastesi, sedangkan
untuk pasien dengan anastesi umum, maka pasien diposisika supine dengan
posisi kepala sejajar dengan tubuh.
 Kondisi patologis klien
Kondisi patologis klien sebelum operasi harus diperhatikan dengan baik untuk
memberikan informasi awal terkait dengan perawatan post anastesi.
 Jumlah perdarahan intra operatif
Penting bagi perawat RR untuk mengetahui apa yang terjadi selama operasi
(dengan melihat laporan operasi) terutama jumlah perdarahan yang
terjadiuntuk mengetahui jumlah perdarahan akan menentukan transfusi yang
diberikan.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


15 15
Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat
anastesi di ruang PACU adalah :
 Pemberian tranfusi selama operasi
Apakah selama operasi pasien telah diberikan
transfusi atau belum, jumlahnya berapa dan
sebagainya. Hal ini diperlukan untuk menentukan
apakah pasien masih layak untuk diberikan transfusi
ulangan atau tidak.
 Jumlah dan jenis terapi cairan selama operasi
Jumlah dan jenis cairan operasi harus diperhatikan
dan dihitung dibandingkan dengan keluarannya.
Keluaran urine yang terbatas < 30 ml/jam
kemungkinan menunjukkan gangguan pada fungsi
ginjalnya.
 Komplikasi selama pembedahan
Komplikasi yang paling sering muncul adalah
hipotensi, hipotermi dan hipertermi malignan.
Apakah ada faktor penyulit dan sebagainya.
ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5
16
3. TRANSPORTASI PASIEN KE
RUANG RAWAT
 Transportasi pasien bertujuan untuk
mentransfer pasien menuju ruang rawat
dengan mempertahankan kondisi tetap
stabil.
 Jika anda dapat tugas mentransfer pasien,
pastikan score post anastesi 7 atau 8 yang
menunjukkan kondisi pasien sudah cukup
stabil.
 Waspadai hal-hal berikut : henti nafas,
vomitus, aspirasi selama transportasi.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


17
3. TRANSPORTASI PASIEN KE RUANG RAWAT ...
lanjutan
 Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada saat transportasi klien :
1. Perencanaan
Pemindahan klien merupakan prosedur yang dipersiapkan semuanya dari
sumber daya manusia sampai dengan peralatannya.
2. Sumber daya manusia (ketenagaan)
Orang yang boleh melakukan proses transfer pasien adalah orang yang bisa
menangani keadaan kegawatdaruratan yang mungkin terjadi selama
transportasi.
3. Equipment (peralatan)
Peralatan yang dipersiapkan untuk keadaan darurat, misal : tabung oksigen,
sampai selimut tambahan untuk mencegah hipotermi dalam kondisi siap
pakai.
4. Prosedur
Untuk beberapa pasien setelah operasi harus ke bagian radiologi dulu dan
sebagainya. Prosedur-prosedur pemindahan pasien dan posisioning pasien
harus benar-benar diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan pasien.
5. Passage (jalur lintasan)
Hendaknya memilih jalan yang aman, nyaman dan yang paling singkat.
Ekstra waspada terhadap kejadian lift yang macet dan sebagainya.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


18
4. PERAWATAN DI RUANG RAWAT
 Ketika pasien sudah mencapai bangsal, maka hal yang harus kita lakukan,
yaitu :
1. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, tube/selang,
dan komplikasi.
2. Manajemen Luka
Amati kondisi luka operasi dan jahitannya, pastikan luka tidak mengalami
perdarahan abnormal. Manajemen luka meliputi perawatan luka sampai
dengan pengangkatan jahitan.
3. Mobilisasi dini
Yg dapat dilakukan meliputi ROM, nafas dalam dan juga batuk efektif yang
penting untuk mengaktifkan kembali fungsi neuromuskuler dan
mengeluarkan sekret dan lendir.
4. Rehabilitasi
Rehabilitasi dapat berupa berbagai macam latihan spesifik yang diperlukan
untuk memaksimalkan kondisi pasien seperti sedia kala.
5. Discharge Planning
6. Merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada
klien dan keluarga tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubungan dengan kondisi/penyakitnya post operasi.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


19
Ada 2 macam discharge planning :
 Untuk perawat : berisi poin-poin discharge
planing yang diberikan kepada klien (sebagai
dokumentasi)
 Untuk pasien : dengan bahasa yang bisa
dimengerti pasien dan lebih detail.

Contoh nota discharge planning pada pasien


post tracheostomy :
1. Untuk perawat : pecegahan infeksi pada
area stoma
2. Untuk klien : tutup lubang operasi di leher
dengan kassa steril (sudah disiapkan)

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


20
Dalam merencanakan kepulangan pasien,
harus mempertimbangkan 4 hal berikut:
1. Home care preparation
Memodifikasi lingkungan rumah sehingga tidak mengganggu kondisi
klien. Contoh : klien harus di atas kursi roda/pakai alat bantu jalan,
lantai rumah tidak licin. Kita harus juga memastikan ada yang
merawat klien di rumah.
2. Client/family education
Berikan edukasi tentang kondisi klien. Cara merawat luka dan hal-hal
yang harus dilakukan atau dihindari kepada keluarga klien, terutama
orang yang merawat klien.
3. Psychososial preparation
Tujuan dari persiapan ini adalah untuk memastikan hubungan
interpersonal sosial dan aspek psikososial klien tetap terjaga.
4. Health care resources
Pastikan bahwa klien atau keluarga mengetahui adanya pusat layanan
kesehatan yang terdekat dari rumah klien, seperti rumah sakit,
puskesmas dan lain-lain. Jadi jika dalam keadaan darurat bisa segera
ada pertolongan.
ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5
21
KOMPLIKASI POST OPERASI
 Syok
Syok yang terjadi pada pasien bedah biasanya berupa syok hipovolemik, syok
neurogenik jarang terjadi.
 Tanda-tanda syok secara klasik adalah sebagai berikut :
• Pucat
• Kulit dingin, basah
• Pernafasan cepat
• Sianosis pada bibir, gusi dan lidah
• Nadi cepat, lemah dan bergetar
• Penurunan tekanan darah
• Urine pekat
 Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter
terkait dengan pengobatan yang dilakukan seperti terapi obat, penggantian
cairan per IV dan juga terapi pernafasan. Terapi obat yang diberikan meliputi
obat-obatan kardiotonik (natrium sitroprusid), diuretik, vasodilator dan
steroid. Cairan yang digunakan adalah cairan kristaloid sperti ringer laktat
dan koloid seperti terapi komponen darah, albumin, plasma. Terapi
pernafasan dilakukan dengan memantau gas darah arteri, fungsi pulmonal dan
juga pemberian oksigen melalui intubasi atau nasal kanul.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


22
KOMPLIKASI POST OPERASI
 Syok
 Intervensi mandiri keperawatan meliputi :
Dukungan psikologis,
Pembatasan penggunaan energi,
Pemantauan reaksi pasien terhadap pengobatan
Peningkatan periode istirahat.
Pencegahan hipotermi dengan menjaga tubuh
pasien agar tetap hangat karena hipotermi
mengurangi oksigenasi jaringan
Melakukan perubahan posisi pasien tiap 2 jam
dan mendorong pasien untuk melakukan nafas
dalam untuk meningkatkan fungsi optimal paru
Pencegahan komplikasi dengan memonitor
pasien secara ketat selama 24 jam. Seperti
edema perifer dan edema pulmonal.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


23
KOMPLIKASI POST OPERASI …
lanjutan
 Perdarahan
Penatalaksanaan perdarahan seperti halnya
pada pasien syok. Pasien diberikan posisi
terlentang dengan posisi tungkai kaki
membentuk sudut 20 derajat dari tempat
tidur sementara lutut harus dijag tetap lurus.
Penyebab perdarahan harus dikaji dan diatasi.
Luka bedah harus selalu diinspeksi terhadap
perdarahan. Jika perdarahan terjadi, kassa
steril dan balutan yang kuat dipasangkan dan
tempat perdarahan ditinggikan pada posisi
ketinggian jantung. Pergantian cairan koloid
disesuaikan dengan kondisi pasien.
ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5
24
KOMPLIKASI POST OPERASI …
lanjutan
 Trombosis vena profunda
Trombosis vena profunda adalah trombosis yang
terjadi pada pembuluh darah vena bagian dalam.
Komplikasi serius yang bisa ditimbulkan adalah
embolisme pulmonari dan sindrom pasca flebitis.
 Retensi urin
Retensi urine paling sering terjadi pada kasus-kasus
pembedahan rektum, anus dan vagina. Atau juga
setelah herniofari dan pembedahan pada daerah
abdomen bawah. Penyebabnya adalah adanya spasme
spinkter kandung kemih.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah
pemasangan kateter untuk membatu mengeluarkan
urine dari kandung kemih.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


25
KOMPLIKASI POST OPERASI …
lanjutan
 Infeksi luka operasi (dehisiensi, evicerasi, fistula,
nekrose, abses)
Infeksi luka psot operasi seperti dehiseinsi dan
sebaginya dapat terjadi karena adanya kontaminasi
luka operasi pada saat operasi maupun pada saat
perawatan di ruang perawatan. Pencegahan infeksi
penting dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai
indikasi dan juga perawatan luka dengan prinsip
steril.
 Sepsis
Sepsis merupakan komplikasi serius akibat infeksi
dimana kuman berkembang biak. Sepsis dapat
menyebabkan kematian bagi pasien karena dapat
menyebabkan kegagalan multi organ.
ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5
26
KOMPLIKASI POST OPERASI …
lanjutan
 Embolisme Pulmonal
Embolsime dapat terjadi karena benda asing (bekuan
darah, udara dan lemak) yang terlepas dari tempat
asalnya terbawa di sepanjang aliran darah. Embolus ini
bisa menyumbat arteri pulmonal yang akan
mengakibatkan pasien merasa nyeri seperti ditusuk-
tusuk dan sesak nafas, cemas dan sianosis. Intervensi
keperawatan seperti ambulatori pasca operatif dini
dapat mengurangi resiko embolus pulmonal.
 Komplikasi Gastrointestinal
Komplikasi pada gastrointestinal paling sering terjadi
pada pasien yang mengalami pembedahan abdomen dan
pelvis. Komplikasinya meliputi obstruksi intestinal, nyeri
dan juga distensi abdomen.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


27
Masalah Keperawatan Yang Lazim
Muncul
 Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan efek samping dari anaesthesi.
 Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan luka post operasi.
 Nyeri akut berhubungan dengan proses
pembedahan.
 Resiko injury berhubungan dengan
kelemahan fisik, efek anaesthesi, obat-
obatan (penenang, analgesik) dan imobil
terlalu lama.
 Kerusakan mobilitas fisik
 Defisit perawatan diri: toileting, bathing,
dressing

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


28
Diagnosa Tambahan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan peningkatan produksi sekret.
 Resiko retensi urine berhubungan dengan anaesthesi,
bedah pelvis, dan kurang gerak.
 Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah
memahami informasi.
 Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang prosedur pembedahan.
 Nausea berhubungan dengan efek anaesthesi,
narkotika, ketidaseimbangan elektrolit.
 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan anoreksoia, lemah, nyeri, mual.
 Konstipasi berhubungan dengan efek anaesthesi.

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


29
SELAMAT BELAJAR

ASKEP POST-OPERATIVE 20/5/5


30

Anda mungkin juga menyukai