Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN GARUT

1.1 Latar Belakang

Kematian bayi adalah kematian anak yang terjadi pada usia kurang dari satu tahun.
Hal ini diukur sebagai angka kematian bayi, yang merupakan jumlah kematian anak di
bawah usia satu tahun per 1000 kelahiran hidup.
Secara global, angka kematian bayi mengalami penurunan dari 63/ 1000 kelahiran
hidup pada tahun 1990 menjadi 32/ 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dengan kasus
kematian tertinggi terjadi di Benua Afrika yaitu 55/ 1000 kelahiran hidup dan terendah di
Benua Eropa yaitu 10/ 1000 kelahiran hidup. Di Indonesia, angka kematian bayi
berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 mencapai
32/ 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi Jawa Barat angka kematian bayi sebesar 5/ 1000
kelahiran hidup dengan penyebab terbanyak yaitu berat badan lahir rendah (BBLR),
asfiksia dan, sepsis. Angka ini termasuk sangat kecil jika dibandingkan dengan propinsi
lain di Indonesia. Namun jika dilihat dari jumlah kasus kematian Jawa Barat termasuk
yang tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 4837 kasus.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut di dapatkan kasus kematian
bayi sebesar 541 kasus. Di Jawa Barat sendiri, Kabupaten Garut merupakan kabupaten
tertinggi kedua setelah Kabupaten Sukabumi yaitu sebesar 712 kasus.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka ini diantaranya adalah
program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) dimana masyarakat dapat
mengakses secara online rujukan kasus kegawatdaruratan baik meternal maupun
neonatal. Namun upaya ini belum juga dapat menekan kematian bayi di Indonesia
khususnya di Jawa Barat.

1.2 Research Problem

Masih tingginya jumlah kasus kematian bayi di kabupaten Garut.

1.3 Research Question

Mengapa kasus kematian bayi di Kabupaten Garut masih tinggi?


1.4 Objective

Menganalisis penyebab kematian bayi di kabupeten Garut.

1.5 Proposisi teoritik

1.6 Metode penelitian

1.6.1 Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan sequential
exploratory mixed method, dimana penelitian ini dilakukan secara kualitatif terlebih
dahulu untuk membangun makna, hopotesis dan penyusunan instrument penelitian
selanjutnya. Setelah itu dilakukan tahapan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk
membuktikan hipotesis pada sampel yang lebih banyak. Tahapan penelitian kualitatif
akan mengekplorasi penyebab kematian bayi di Kabupaten Garut lebih dalam melalui
perspektif emik sehingga terbangunlah hipotesis. Melalui hipotesis yang didapatkan tadi
akan di uji dengan pendekatan kuantitatif dengan uji statistik.

1.6.2 Paradigma

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan paradigma konstruktivisme ,


dimana penelti memandang fenomena yang ada di masyarakat (fenomena sosial)
berada dalam bentuk konstruksi yang beragam yang bersifat lokal, spesifik dan
berdasarkan pada pengalaman sosial serta bergantung pada pihak yang melakukan.
Peneliti akan mengeksplorasi penyebab kematian bayi di kabupaten Garut sehingga
didapatkan pembuktian sementara.

1.6.3 Tekhnik

Tekhnik penelitian ini menggunakan desain sequential exploratory mixed method.


Dimana, pengumpulan dan analisis data dilakukan secara kualitatif pada tahap pertama,
kemudian dilanjutkan dengan penelitian kuantitatif pada tahap kedua.
a. Kualitatif
Data yang telah dikumpulkan dan dianalisa secara kualitatif yang pertama adalah data
sekunder yang diperoleh dari penelusuran dokumen yang terkait dengan kematian bayi
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut untuk memperoleh gambaran penyebab
kematian bayi dan data alamat tempat tinggal keluarga. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara mendalam (In Depth
Interview) dengan tenaga kesehatan yang menangani bayi sebelum meninggal, serta
keluarga bayi yang meninggal. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan
focus group discussion (FGD) dengan kepala dinas kesehatan, kepala puskesmas, serta
pemberi pelayanan terkait. Pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapatkan
perspektif emik dari partisipan terkait dengan penyebab kematian bayi. Data yang
diperoleh melalui interview akan disinkronkan dengan dokumen yang diperoleh.
b. Kuantitatif
Data yang dikumpulkan dan dianalisa secara kuantitatif adalah data primer yang
diperoleh dari kuesioner, yang diberikan kepada responden (keluarga dan tenaga
kesehatan) dan data sekunder berupa dokumen kematian bayi yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu.

1.1.1 Etik
Penelitian ini mendapatkan persetujuan dari etik, dimana aspek etik yang menjadi
pertimbangan adalah:
a. Respect for person
Dilakukan terlebih dahulu memberi penjelasan terhadap subjek penelitian mengenai
tujuan, prosedur, risiko dan manfaat penlitian berserta hak dan kewajibannya sebagai
partisipan. Informasi ini disampaikan secara lisan dan tulisan dengan bahasa yang
mudah dipahami. Persetujuan untuk mengikuti penelitian dibuktikan dengan
ditandatanganinya lembar persetujuan oleh participant.
b. Beneficence/ Non maleficence
Peneliti lebih mengutamakan manfaat dari penelitian ini. Bagi keluarga dapat menjadi
sumber informasi dan tambahan pengetahuan sehingga keluarga dapat melakukan
deteksi dini faktor resiko dan penyebab kematian pada bayi. Bagi tenaga kesehatan
baik bidan maupun dokter untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama
pada bayi dan sebagai bahan masukan bagi penentu kebijakan sehingga upaya
menurunkan kematian bayi dapat dilakukakan lebih maksimal.
c. Justice
Peneliti mempertimbangkan aspek keadilan bagi partisipan atau subjek penelitian.
Setiap partisipan yang masuk dalam kriteria inklusi mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi subjek penelitian, diberikan perlakuan yang sama sesuai dengan
etika dan hak-hak subjek penelitian.
1.1.2 Trustworthiness
Trustworthinessyang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi
kriteria sebagaimana yang diserankan oleh Guba, diantaranya:
a. Kredibilitas
Kredibilitas berkenaan dengan keakuratan data yang diperoleh dengan data
sesungguhnya yang ada dilapangan. Kredibilitas dalam penelitian ini dipertahankan
dengan:
1) Menggunakan panduan wawncara setiap akan melakukan wawancara dengan
informan.
2) Triangulasi metode penellitian (Wawancara dilakukan dengan Indepth Interview)
mulai dari pejabat fasilitas kesehatan level satu sampai pejabat fasilitas kesehatan
level 2 serta dinas kesehatan.
3) Pertanyaan berulang terhadap informasi yang mengandung infotmasi yang kurang
jelas.
4) Melakukan peer debriefing dengan rekan sejawat dan debriefing secara berkala
dengan pembimbing untuk menilai perspektif yang dimiliki oleh peneliti.
5) Random sampling pada subjek peserta sehingga dapat mengurangi bias dalam
pemilihan subjek penelitian.
b. Transferabilitas
Transferabilitas berkenaan dengan sejauh mana penlitian dapat dipakai dalam konteks
dan situasi sosial yang berbeda. Untuk itu peneliti memberikan informasi yang jelas
tentang proses penelitian seperti kriteria inklusi dan eksklusi subjek penelitian, jumlah
subjek penelitian, metode, jumlah, periode, dan durasi pengumpulan data
c. Dependabilitas
Merujuk dengan kesamaan hasil yang diperoleh jika dilakukan penelitian lain dengan
konteks, subjek, dan metode yang sama.
d. Konfirmabilitas
Menegaskan bahwa hasil penelitian merupakan temuan dilapangan dan bukan ide yang
berasal keinginan peneliti. Konfirmabilitas dipertahankan dengan melakukan
triangulasi seperti diuraikan pada sebelumnya, menuliskan asumsi yang digunakan,
menuliskan paradigm penelitian yang dalam hal ini adalah naturalistik.

1.2 Pedoman wawancara


1. Mengapa kematian bayi masih terjadi di Kabupaten Garut?
2. Bagaimana karakteristik orang tua bayi?
2.1 Bagaimana kondisi sosial dan ekonomi orang tua bayi?
2.2 Bagaimana pekerjaaan orang tua bayi?
2.3 Bagaimana pendidikan orang tua bayi?
3. Bagaimana karakteristik bayi?
3.1 Bagaimana kondisi bayi pada saat lahir?
3.2 Apa jenis kelamin bayi?
3.3 Bagaimana berat badan bayi pada saat lahir?
4. Bagaimana penyebab langsung mengakibatkan kematian bayi?
4.1 Apakah BBLR mengakibatkan kematian bayi?
4.2 Apakah Asfiksia mengakibatkan kematian bayi?
4.3 Apakah infeksi mengakibatkan kematian bayi?
4.4 Apakah diarre mengakibatkan kematian bayi?
4.5 Apakah Pneumonia mengakibatkan kematian bayi?
5. Bagaimana penyebab tidak langsung mempengaruhi kematian bayi?
5.1 Apakah masalah gizi ikut mengakibatkan kematian bayi?
5.2 Apakah sistem rujukan mengakibatkan kematian bayi?
5.3 Bagaimana akses pelayanan ikut mengakibatkan kematian bayi?
5.4 Apakah faktor sosial dan budaya mengakibatkan kematian bayi?
5.5 Apakah faktor 3 terlambat ikut berkontribusi mengakibatkan kematian bayi?

Anda mungkin juga menyukai